Pembacaan Heuristik MANTRA MELAUT SUKU BAJO:

Elo natattuppaq ri iya Mutulakabbalaqka karena Allah taala Wa balaq ana wa balagana mamaeng 1 Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik

a. Pembacaan Heuristik

Mantra xxiii ini merupakan mantra pertama yang digunakan ketika akan melaut. Mantra ini dilafazkan dalam rangka untuk meminta keselamatan ketika akan melaut. Seperti pada umumnya mantra melaut, mantra ini pun dimulai dengan basmalah. Hal ini menunjukkan bahwa segala usaha dan upaya yang dilakukan oleh pengguna mantra diserahkan sepenuhnya kepada kekuasaan Allah SWT. Larik pertama, Bismillahirrahmanirrahim berarti “dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Allah taala pukedo nyawaku terdiri dari kata Allah yang berarti Allah SWT. Allah taala adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Maha Kuasa atau Maha Perkasa. Kata Allah taala dalam bahasa Arab adalah sebutan untuk Sang Khalik atau Sang Pencipta sebagai pujian atau sembahan manusia. Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Bajo dan digunakan dalam penggunaan mantra. Dalam bahasa Inggris, kata Allah taala sepadan dengan kata god. Kata pukedo berarti “yang menggerakkan”. Kata pukedo dapat pula berarti bahwa yang menggerakkan itu memiliki kemampuan, kesanggupan, dan daya sehingga bisa melakukannya. Artinya, dari sesuatu yang awalnya tidak bergerak atau memiliki daya menjadi dapat bergerak berkat kemampuan yang dimiliki oleh yang menggerakkan. Kata nyawaku berarti “nyawaku”. Nyawa dapat pula disamakan dengan roh karena nyawa inilah yang menjadikan suatu makhluk dapat dikatakan hidup dan bernafas. Muhammad pukedo atikku artinya “Muhammad yang menggerakkan hatiku”. Larik ini terdiri dari tiga kata, yaitu Muhammad, pukedo, dan atikku yang memiliki arti masing- masing. Kata Muhammad berarti Muhammad. Kata ini merupakan sebuah nama nabi, yaitu nabi Muhammad SAW yang ditugaskan oleh Tuhan untuk menyampaikan ajaran agama Islam. Kata pukedo berarti yang menggerakkan. Kata ini juga terdapat pada larik kedua mantra ini. Kata pukedo pada larik kedua dan ketiga memiliki arti yang sama, yaitu “yang menggerakkan”. Kata atikku berarti “hatiku, merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, letaknya dekat dengan jantung. Pada larik keempat berbunyi sininna uniakengnge berarti “semua yang kuniatkan”. Kata sininna berarti “semua, segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau keseluruhan bagian”. Kata uniakengnge berarti “yang kuniatkan”, sesuatu yang menjadi keinginan dan harapan. Pasitaika karena Allah taala artinya “pertemukan saya karena Allah SWT”. Kata pasitaika artinya “pertemukan saya”. Kata pasitaika tersebut berarti pula perlihatkan padaku. Kata karena artinya “karena”. Kata ini merupakan kata untuk menyatakan alasan dan dapat disejajarkan dengan kata “sebab”. Kata Allah taala artinya Allah SWT. Arti kata ini secara harfiah telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Sininna balai artinya “semua rezeki”. Kata sininna berarti “semua” merupakan kosakata bahasa Bugis yang diserap ke dalam mantra Bajo ini. Kata semua menyangkut seluruh atau segala sesuatu yang terkait dengannya. Kata balai artinya “rezeki”. Kata balai juga dapat diartikan dengan pemberian yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Elo natattuppaq ri iya artinya “akan tertumpah padaku”. Larik ini terdiri dari empat kata, yaitu kata elo artinya “akan, mau, atau hendak”, kata natuppaq artinya “ditumpahkan”, kata ri artinya “di”, dan kata iya artinya “saya”. Mutulakabbalaqka karena Allah taala artinya “saya memohon karena Allah SWT”. Kata mutulakabbalaqka berarti “saya memohon”. Ka dalam kata mutulakabbalaqka merupakan kata ganti pertama tunggal yang artinya “saya”, sedangkan kata mutolakabbalaq artinya “memohon atau doa”. Kedua kata ini jika dirangkai berarti “saya memohon atau saya berdoa”. Kata karena artinya “karena atau sebab”. Kata Allah taala berarti “Allah SWT”. Pengertia kata karena dan Allah taala telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Wa balaq ana wa balagana mamaeng berdasarkan arti kebahasaannya dianggap tidak memiliki arti sebab hanya berupa rangkaian bunyi. Akan tetapi, kalimat ini memiliki makna sebagai penegas maksud dan tujuan dari keseluruhan isi mantra ini. Kalimat ini termasuk jenis kalimat nonsense xxiv . Kalimat ini memiliki fungsi yang serupa dengan kata kunfayakun “Jadilah maka pun jadi” atau kalimat syahadat yang terdapat pada mantra yang lain. Meskipun demikian, kata wa balaq ana jika dihubungkan dengan bahasa Arab berarti “dan sampaikanlah pada kami”.

b. Pembacaan Hermeneutik