Langkah Kerja Penelitian Pendekatan dan Langkah Kerja Penelitian .1 Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan judul usulan penelitian yakni Mantra Melaut Suku Bajo: Interpretasi Semiotik, ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada mantra melaut yang digunakan oleh masyarakat suku Bajo. Dari 58 buah mantra yang diperoleh pada penelitian sebelumnya, ditetapkan 10 buah mantra sebagai bahan analisis. Pertimbangannya didasarkan pada fungsi dan intensitas mantra yang digunakan oleh pemantra dalam hubungannya dengan kegiatan melaut. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya, diperoleh keterangan bahwa dari segi fungsi dan intensitas penggunaan mantra, sepuluh 10 mantra tersebut yang paling sering digunakan. Mantra melaut tersebut akan dianalisis untuk menemukan makna yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan pendekatan semiotik model Michael Riffaterre v . 1.4 Pendekatan dan Langkah Kerja Penelitian 1.4.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Hal itu dilakukan mengingat bahwa semiotik merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada aspek penggalian makna terhadap tanda dalam suatu karya sastra. Endraswara menyebutkan bahwa tanda sekecil apa pun dalam pandangan semiotik tetap diperhatikan 2003: 64. Pendekatan semiotik yang akan dipakai adalah semiotik model Michael Riffaterre. Pendekatan semiotik model Riffaterre dipakai berdasarkan pertimbangan bahwa semiotik Riffaterre lebih mengkhususkan pada analisis puisi. Mantra adalah salah satu jenis puisi lama, oleh karena itu pendekatan semiotik yang lebih tepat digunakan adalah pendekatan semiotik Riffaterre.

1.4.2 Langkah Kerja Penelitian

Pada dasarnya, penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan library research. Untuk itu, data yang akan dianalisis dalam penelitian merupakan data tulis. Data tulis yang dimaksud diperoleh dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Uniawati 2006 dengan judul Fungsi Mantra Melaut pada Masyarakat Suku Bajo di Sulawesi Tenggara yang sudah didokumentasikan secara tertulis dan telah diterbitkan dalam bentuk buku. Adapun cara kerja yang penulis lakukan adalah menetapkan aspek yang akan diteliti, memilih data yang akan dianalisis, melakukan interpretasi semiotik terhadap mantra melaut mengungkap makna yang terkandung pada mantra melaut suku Bajo berdasarkan pembacaan heuristik dan hermeneutik, mengungkap matriks dan model yang terdapat dalam mantra melaut suku Bajo, dan mencari hubungan intertekstual mantra melaut suku Bajo dengan teks lain, dan terakhir adalah menyimpulkan hasil penelitian. Untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam mantra melaut suku Bajo, penulis memanfaatkan data lapangan hasil penelitian tahun 2006 yang dilakukan oleh Uniawati sehingga untuk kajian ini tidak perlu melakukan penelitian lapangan lagi. Hal ini didasarkan pada suatu pertimbangan bahwa pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk mendeskripsikan penutur, bentuk, dan fungsi mantra melaut bagi masyarakat suku Bajo. Dengan demikian, kondisi sosial kemasyarakatan suku Bajo dan kode-kode budaya yang terdapat di dalamnya telah terekam dalam penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dan penelitian ini memiliki perbedaan dari segi analisis. Sebagai penelitian lanjutan, analisis yang dilakukan akan lebih terfokus pada pemaknaan tanda yang terdapat di dalam mantra melaut suku Bajo untuk mengungkap konstruksi realitas sosial budaya dalam masyarakat suku Bajo.

1.5 Landasan Teori