Epidemiologi HIVAIDS .1 Distribusi dan Frekuensi HIVAIDS Berdasarkan Orang

Universitas Sumatera Utara sequence-based amplification [NASBA] HIV-1 RNA QT assay Alam, 2012. WHO kini merekomendasikan pemeriksaan dengan rapid test dipstick sehingga hasilnya bisa segera diketahui. Menurut WHO dalam mendiagnosis AIDS, minimal dua tanda mayor yang berhubungan dengan tanda minor tanpa diketahui kasus imunosupresi lain seperti kanker dan malnutrisi berat, atau bila terdapat salah satu saja dari tanda lain Widoyono, 2008. Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tes terhadap antibodi HIV yaitu adanya masa jendela. Masa jendela adalah waktu sejak tubuh terinfeksi HIV sampai mulai timbulnya antibodi yang dapat di deteksi dengan pemeriksaan. Antibodi mulai terbentuk pada 4-8 minggu setelah infeksi. Jadi, jika pada masa ini hasil tes HIV pada seseorang yang sebenarnya sudah terinfeksi HIV dapat memberikan hasil yang negatif. Untuk itu jika kecurigaan akan adanya risiko terinfeksi cukup tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan ulangan 3 bulan kemudian Djoerban, 2010. 2.6 Epidemiologi HIVAIDS 2.6.1 Distribusi dan Frekuensi HIVAIDS

a. Berdasarkan Orang

Distribusi penderita HIVAIDS menurut umur di Amerika Serikat, Eropa, Afrika dan ASIA tidak berbeda jauh. Kelompok terbesar adalah golongan umur 30-39 tahun, disusul dengan golongan umur 40-49 tahun dan 20-29 tahun Irianto, 2014. Sedangkan distribusi penderita menurut jenis kelamin, penderita AIDS di Afrika dan Amerika SerikatEropa menunjukkan pebedaan yang jelas Universitas Sumatera Utara sesuai dengan transmisi penularan yang dominan di negara-negara tersebut. Rasio antara pria dan wanita di Afrika hampir sama 1:1, sedangkan di Amerika SerikatEropa bervariansi antara 10 sampai 25 kali lebih banyak penderita laki-laki Irianto, 2014. Berdasarkan data dari UNAIDS 2008, lebih dari 7.400 orang didiagnosa terinfeksi HIV per hari pada tahun 2008, dan 97 dari mereka yang terinfeksi tinggal di negara miskin dan berkembang. Terdapat 1.200 orang penderita berusia 15 tahun, dan juga 3.000 orang berusia 15-24 tahun. Serta 48 dari kasus baru tersebut adalah perempuan Sonenklar, 2011. Epidemi penyakit ini telah meningkat dengan menampakkan wajah perempuan. Perempuan yang berumur di atas 16 tahun berkontribuasi hampir 50 dalam populasi dengan infeksi HIV penyakit AIDS di wilayah sub- Sahara Afrika jumlahnya mendekati 60, juga menunjukkan kecenderungan meningkat pula. Kunci demografi yang lain mengarah pada kelompok umur 15-24 tahun, karena orang-orang dalam kelompok umur ini menyumbangkan hampir 13 dari jumlah seluruh penderita terinfeksi HIV Subowo, 2010. Menurut Kemenkes RI sampai Desember 2013, kasus AIDS tertinggi berada pada kelompok umur 20-29 tahun. Jika dilihat dari jenis kelamin, kasus pada laki-laki lebih tinggi dari perempuan yaitu sebesar 15.565 orang, dan faktor risiko penularan yang paling banyak adalah heteroseksual sebanyak 32.719 kasus, diikuti IDU 8.407 kasus, transmisi perinatal 1.438 kasus, homoseksual 1.274 kasus dan transfusi darah 123 kasus Kemenkes, 2014. Universitas Sumatera Utara Situasi masalah HIV-AIDS Januari-Maret tahun 2014 menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Balitbangkes Kemenkes RI kasus HIV dari bulan Januari sampai dengan Maret 2014 dilaporkan sebanyak 6.626 kasus yang terinfeksi HIV. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun 72,3, diikuti kelompok umur 20-24 tahun 15, dan kelompok umur ≥ 50 tahun 5,8. Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1. Sedangkan presentase faktor risiko tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual 55,6, LSL lelaki seks lelaki 14,7, dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun 7 Balitbangkes RI, 2014. Untuk kasus AIDS, Balitbangkes RI 2014 melaporkan bahwa persentase tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun 33,4, diikuti kelompok umur 20-29 tahun 31,2 dan kelompok umur 40-49 tahun 21,4. Rasio AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Dan Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual 88, LSL lelaki seks lelaki 5,5, dan dari ibu positif HIV ke anak 2-6 dan pengguna jarum suntik tidak steril pada penasun 1,3 Balitbangkes RI, 2014. Dinkes Sumut 2012 menyatakan berdasarkan karakteristik penderita diketahui penderita terbanyak adalah pria sekitar 75 dan wanita yaitu 25. Sumber penularan terbanyak melalui hubungan heteroseksual 65 dan pengguna jarum suntik IDU 26. Presentase penularan dari ibu ke bayi perinatal meningkat dari 0,6 pada tahun 2007 menjadi 1,6 pada tahun Universitas Sumatera Utara 2012. Berdasarkan golongan umur yaitu 84 adalah kelompok usia 20-39 tahun, dan berdasarkan kewarganegaran diketahui 99,2 adalah Warga Negara Indonesia Dinkes Sumut, 2012.

b. Berdasarkan Waktu