METODE DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE DAN ANALISIS DATA

3.1 Metode Penelitian

3.1.1. Sasaran Penelitian Sasaran penelitian ini adalah masyarakat Samin di wilayah Dusun Klopo Duwur Desa Klopo Duwur Kecamatan Banjarejo dan Dusun Ploso Wetan Desa Kediren Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah

3.1.2. Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi penelitian ditetapkan di Dusun Klopo Duwur Desa Klopo Duwur Kecamatan Banjarejo dan Dusun Ploso Wetan Desa Kediren Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Ada beberapa alasan dalam pemilihan lokasi penelitian, yaitu :

1. Di wilayah Ploso Wetan dan Klopo Duwur inilah awal mula lahirnya saminisme, karena di wilayah kecamatan ini merupakan tempat kelahiran sesepuh masyarakat Samin yaitu Ki Samin Surosentiko dan dari sinilah Ki Samin mengembangkan ajarannya.

2. Data awal yang terkumpul menunjukkan masih relatif besar jumlah pengikut ajaran Samin di wilayah kedua desa ini.

3. Data awal menunjukkan dalam sepuluh tahun terakhir ada beberapa kali tindakan anarkhisme massal yang terjadi di wilayah Randublatung. Terutama terkait dengan penjarahan hutan jati oleh penduduk.

Huzer Apriansyah

3.1.3. Fokus Penelitian Menurut Moleong (1989 : 69) dalam penelitian kualitatif ada dua maksud dari penetapan fokus penelitian. Pertama, fokus adalah upaya untuk membatasi studi. Kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi suatu informasi yang diperoleh di lapangan. Hingga dengan arahan dari fokus penelitian, seorang peneliti dapat mengetahui secara persis mana data yang relevan dengan penelitian dan mana yang tidak relevan. Kemudian fokus penelitian juga untuk memberi panduan bagi peneliti selama di lapangan, hingga peneliti tidak terlalu disulitkan dengan datum-datum yang terlalu banyak hingga akan mempersulit analisa data. Meski demikian fokus penelitian tidak mengikat secara mutlak peneliti, karena fokus penelitian bersifat tentatif atau sementara (Moleong, 1989 : 70)

Penelitian ini juga menyusun fokus penelitian, untuk mempermudah peneliti di lapangan serta untuk membatasi studi dalam penelitian ini. Adapun fokus dalam penelitian ini adalah

1. Untuk melihat tipe budaya politik masyarakat pengikut Saminisme, maka yang dijadikan ukuran adalah orientasi politik masyarakat pengikut Saminisme, yang meliputi; orientasi kognitif, orientasi afektif dan orientasi evaluatif.

2. Orientasi kognitif dalam penelitian ini dilihat dari pengetahuan dan pandangan pengikut saminisme terhadap dasar negara (pancasila),

Huzer Apriansyah

kewilayahan Indonesia dan sejarah nasional Indonesia (peristiwa sejarah) serta sistem pemilihan umum langsung.

3. Orientasi afektif dalam penelitian ini dilihat dari perasaan yang bersifat subyektif dari pengikut saminisme terhadap sistem politik yang ada saat ini, dan perasaan mereka terhadap kinerja dan juga kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh sistem politik yang ada saat penelitian dilakukan, yaitu kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

4. Orientasi evaluatif dalam penelitian ini dilihat dari bentuk keputusan dan perasaan dari pengikut saminisme terhadap sistem politik berdasar pengetahuan dan nilai-nilai yang mereka miliki. Seperti keinginan untuk menyampaikan pendapat (input) terhadap sistem politik atau terlibat dalam upaya-upaya memperbaiki keadaan hidup.

5. Perilaku politik dalam penelitian ini dibatasi hanya dalam partisipasi politik pengikut saminisme pada pemilihan umum tahun 2004 dan pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten Blora tahun 2005 serta aktivitas-aktivitas pengiksut saminisme dalam upaya menyampaikan aspirasi politik terhadap sistem politik.

6. Pengikut saminisme dalam penelitian ini adalah individu-individu di lokasi penelitian yang masih mengakui keberadaan ajaran saminisme dan menjadikannya salah satu referensi dalam kehidupan sehari-hari.

3.1.4. Metode Penelitian Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan-permasalahan yang ingin dipecahkan serta dilihat dari fokus penelitian, maka penelitian ini

Huzer Apriansyah

merupakan penelitian dengan metode kualitatif. Metode kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992 : 15) selalu menghasilkan data dalam bentuk kata dan bukan rangkaian angka. Data dapat dikumpulkan dalam beragam cara seperti, observasi, wawancara dan intisari dokumen. Sedangkan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 1989 : 3) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

3.1.5. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan-permasalahan yang ingin dipecahkan serta dilihat dari fokus penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian dengen metode kualitatif. Selanjutnya pendekatannya menggunakan pendekatan etnografi. Etnografi menurut Spradley (1997:9) merupakan pendekatan yang berusaha menyelami secara lebih dalam makna di balik fenomena sosial. Spradley juga menyebutkan bahwa Etnografi adalah pekerjaan penelitian untuk mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utamanya adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Maka etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat tetapi belajar dari masyarakat .(Spradley, 1997: 3).

Etnografi dapat digunakan untuk melihat berbagai perspektif dalam masyarakat terkait dengan fenomena sosial dan politik. Etnografi akan tepat digunakan untuk memahami masyarakat yang kompleks. (Spradley,

Huzer Apriansyah

1997:15). Mengingat tingkat kompleksitas penelitian ini maka tepat bila pendakatan penelitian yang digunakan adalah etnografi.

3.1.6. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan tiga macam teknik, yaitu :

1. Wawancara mendalam (in-depth interview) Teknik wawancara mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan dilakukan secara lentur dan longgar, agar dapat menggali dan menangkap kejujuran informan dalam memberikan informasi.

2. Observasi Observasi dilakukan guna memperoleh data dan informasi mengenai perilaku dan partisipasi politik masyarakat Samin, di samping itu observasi juga dimaksudkan untuk mengamati dan mencermati perisitiwa keseharian masyarakat Samin yang masih memiliki keterkaitan dengan ajaran Saminisme.

3. Studi dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data dari dokumen, arsip dan berbagai laporan mengenai aktivitas politik masyarakat Samin dan juga catatan sejarah perlawanan politik masyarakat Samin serta ajaran-ajaran politik masyarakat Samin.

Huzer Apriansyah

3.1.7. Sumber Data Spradley menyebutkan (1997 : 35) menyebutkan bahwa dalam penelitian etnografi sumber data utama adalah berupa kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Terkait dengan hal tersebut sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Kata-kata dari informan kunci

b. Perisitiwa dan kejadian yang terjadi selama penelitian berlangsung dan memiliki keterkaitan dengan fokus penelitian.

c. Dokumen-dokumen yang memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian.

3.1.8. Teknik Pemilihan Informan Informan awal dipilih secara purposive atas dasar pemilihan pada subyek yang menguasai pemasalahan yang berkaitan dengan judul, permasalahan maupun fokus penelitian. Informan selanjutnya, didasarkan atas snowball sampling. Informan terakhir didasarkan pada tingkat kejenuhan dari informasi, yaitu ketika sudah tidak ada lagi variasi informasi yang diberikan oleh informan.

Informan awal dalam penelitian ini direncanakan adalah :

1. Cucu dari Samin Surosentiko yang sampai saat ini masih hidup, yaitu Mbah Randim.

2. Perangkat Desa di lokasi penelitian

3. Tokoh sesepuh masyarakat pengikut Saminisme

Huzer Apriansyah

3.1.9. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis dilakukan baik ketika di lapangan

maupun setelah data dikumpulkan. Data yang akan dikumpulkan, kemudian diolah agar sistematis. Pengolahan dimulai dari menuliskan, wawancara, hasil observasi, mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi, menyajikan data dan menyimpulkan data. Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984) yang lebih dikenal dengan model analisis interaktif. Model analisis ini adalah melalui proses berikut : data yang terkumpul direduksi berupa pokok-pokok temuan penelitian yang relevan dengan bahan penulisan, dan selanjutnya disajikan secara naratif. Reduksi dan penyajian data adalah dua komponen analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan, yakni dilakukan setelah proses pengumpulan data, disajikan, dideskripsikan dan kemudian diberi pemaknaan dengan interpretasi logis. Dengan cara ini sasaran akhir analisis adalah memperoleh sejumlah pemahaman terhadap budaya politik dan perilaku politik masyarakat Samin.

Analisis data akan merupakan suatu uraian logis. Di samping data yang bersifat kualitatif yang berupa pandangan-pandangan tertentu terhadap realitas sosial politik masyarakat Samin, juga digunakan data kuantitatif berupa angka-angka dan persentase hubungan antara data yang berkaitan dengan pokok bahasan. Dengan demikian akan diperoleh suatu

Huzer Apriansyah

hubungan penyilangan yang dapat memberikan penjelasan tentang budaya dan perilaku politik.

Ketiga komponen dalam model analisis interaktif ini sangat penting untuk diperhatikan oleh peneliti, yaitu ; 1) Reduksi data (data reduction), 2) penyajian data (data display), dan 3) menarik kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman 1992 ; 15-21).

1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilhan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data, berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Sebenarnya bahkan sebelum data benar-benar terkumpul, antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitinya memutuskan (acapkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo). Reduksi data/proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, mana yang dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebar, cerita-cerita apa yang sedang

Huzer Apriansyah

berkembang, semuanya itu merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data merupakan seuatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan- kesimpulan finalnya dapat ditarik dan verifikasi.

Secara sederhana dapat dijelaskan : dengan “reduksi data” kita perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara: Melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau bagan atau juga grafik.

2. Penyajian Data Alur penting yang kedua dari analisis adalah penyajian data. Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif. Manusia tidak cukup mampu sebagai pemroses informasi yang besar jumlahnya ; kecendrungan kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk (Gestalt) yang disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami.

Teks naratif, dalam hal ini melebihi beban kemampuan manusia dalam memproses informasi (Faust, 1982) dalam (Miles dan Huberman, 1992 : 17) dan menggerogoti kecendrungan mereka untuk menemukan pola-pola yang sederhana.

Huzer Apriansyah

Penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian. Jenis-jenis penyajian tersebut antara lain; jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

Penciptaan dan penggunaan penyajian data tidaklah terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Merancang deretan dan kolom sebuah matriks untuk data kualitatif dan memutuskan jenis dan bentuk data yang harus dimasukkan ke dalam kotak-kotak matriks merupakan kegiatan analitis.

3. Menarik Kesimpulam / Verifikasi Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Peneliti yang berkompoten akan menangani kesimpulan- kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, namun dengan meminjam istilah klasik dari Glaser dan Strauss (1967) dalam (Miles dan Huberman 1992:19) kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak

Huzer Apriansyah

muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan- tuntutan pemberi dana, tetapi seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannnya “secara induktif”.

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang muncul. Kesmipulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk mengembangkan “kesekapatan intersubyektif”, atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Jika tidak demikian, yang kita miliki adalah cita-cita yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan yang tidak jelas kebenarannya dan kegunaannya.

Aktivitas ketiga komponen tersebut berinteraksi sampai diperoleh kesimpulan yang benar. Apabila kesimpulan kurang memadai, maka diperlukan kegiatan pengujian ulang, yaitu dengan cara mencari data lagi di lapangan dan mencoba menginterpretasikannya dengan fokus yang lebih terarah. Dengan demikian aktivitas analisis dengan pengumpulan

Huzer Apriansyah

data, dan merupakan proses siklus sampai penelitian selesai. Adapun proses sebagaimana diuraikan di atas, apabila digambarkan adalah sebagaimana tersaji dalam gambar berikut :

Bagan 1. Model Analisis Interaktif

Pengumpulan Data Sajian Data

Reduksi Data Kesimpulan-

Kesimpulan

Sumber : Miles and Huberman (1984)

3.1.10. Keabsahan Data Setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat kepercayaan atau kebenaran terhadap hasil penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, standar tersebut disebut keabsahan data. Adapun upaya-upaya yang ditempuh dalam penelitian ini untuk mengupayakan keabsahan data adalah melalui triangulasi data dan sumber. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

Huzer Apriansyah

Menurut Patton dalam Moleong (1990:178), untuk mencapai hal tersebut, dapat dicapai dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintah.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi situasi dokumen yang berarti.

Huzer Apriansyah