METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Anak Tunarungu Wicara Kelas D1-B SLB Negeri Salatiga” mengambil tempat di SLB Negeri Salatiga. SLB Negeri Salatiga terletak di Jalan Hasanuddin Gang III RT 3 RW XII Banjaran Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

Alasan peneliti memilih SLB Negeri Salatiga sebagai lokasi atau tempat penelitian adalah :

a. SLB Negeri Salatiga berlokasi dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga mempermudah peneliti dalam memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk melakukan penelitian sejenis, sehingga terhindar dari penelitian ulang.

c. Tersedianya sarana dan prasarana memadai yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

d. Siswa-siswa kelas D1-B masih kurang dalam penguasaan perbendaharaan kata.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian memerlukan waktu lima bulan yaitu dimulai sejak Bulan Desember 2009 sampai Bulan April 2010. Kegiatan tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Waktu Penelitian Tindakan Kelas

No Kegiatan

Bulan dan Minggu

Maret April

1. Persiapan Proposal

2. Perijinan

3. Penyusunan Instrumen

4. Pengumpulan Data

5. Analisis Data

6. Penyusunan Laporan

B. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu wicara di SLB Negeri Salatiga adalah bentuk penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2009 : 3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam tahap penyusunan rencana peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas. Dalam tahap ke-2 ini guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Dalam tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebenarnya kegiatan tahap ke-2 dan ke-3 berlangsung bersamaan, yaitu saat peneliti melakukan tindakan, peneliti juga sambil melakukan pengamatan terhadap proses maupun hasil dari apa yang dilakukan peneliti.

Pada tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) di SLB Negeri Salatiga dilaksanakan melalui tahapan siklus untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu wicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pengenalan benda- benda di sekitar. Apabila pada siklus pertama indikator kerja belum tercapai, maka akan melakukan siklus berikutnya sehingga indikator kerja dapat tercapai.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Mode 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

C. Subyek Penelitian

Subyek pada pene penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas D s D1-B SLB Negeri Salatiga. Siswa di di kelas ini berjumlah 3 siswa yang kesemuan uanya adalah siswa putra.

D. Sumber Data

Dalam melakukan kukan penelitian tindakan kelas di SLB Negeri eri Salatiga, peneliti menggunakan bebe berapa sumber data yaitu :

1. Hasil observasi part partisipatif

2. Evaluasi / Tes

3. Wawancara

4. Dokumetasi (berupa foto-foto saat pelaksanaan tindakan berlangsung)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut :

1. Observasi Partisipatif

Observasi penelitian “Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Anak Tunarungu Wicara Kelas D1-B SLB Negeri Salatiga”, dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi mengenal benda-benda di sekitar. Peneliti melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa.

Dalam melakukan observasi, peneliti melakukan partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Selain sebagai pengajar, peneliti juga mengamati proses kegiatan belajar mengajar tersebut. Peneliti menggunakan alat bantu observasi berupa instrumen observasi dan kamera.

Selain melakukan pengamatan sendiri di dalam kelas, peneliti juga dibantu oleh guru kelas sebagai kolaborator dalam melakukan pengamatan tersebut. Segala hasil pengamatan yang diperoleh di dalam kelas didiskusikan dengan guru kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran yang telah berlangsung sehingga dapat dicari solusi untuk perbaikan tindakan selanjutnya.

Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru menjelaskan dan mengelolaan kelas. Aspek-aspek yang dinilai pada kemampuan guru dalam menjelaskan terdiri dari kejelasan, pemberian contoh, pengorganisaisan, penekanan pada hal yang penting, dan pemberian balikan. Sedangkan aspek-aspek yang dinilai pada kemampuan guru dalam mengelola kelas yaitu sikap tanggap guru, menuntut Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru menjelaskan dan mengelolaan kelas. Aspek-aspek yang dinilai pada kemampuan guru dalam menjelaskan terdiri dari kejelasan, pemberian contoh, pengorganisaisan, penekanan pada hal yang penting, dan pemberian balikan. Sedangkan aspek-aspek yang dinilai pada kemampuan guru dalam mengelola kelas yaitu sikap tanggap guru, menuntut

Observasi terhadap siswa difokuskan pada keterampilan melafalkan kata yang meliputi aspek kemampuan bereaksi terhadap bunyi, kejelasan artikulasi vokal dan konsonan, kejelasan pengucapan kata sehingga ucapan anak dapat dipahami, kelancaran ucapan (tidak tersendat-sendat, ragu-ragu atau menggagap), tempo bicara/ucapan, kualitas suara yang dihasilkan, irama dan intonasi bicara. Penilaian terhadap keterampilan melafalkan kata dilakukan dengan menghitung jumlas skor sesuai pada lembar observasi, kemudian diberikan penilaian dengan kriteria kurang, cukup, dan baik. Sedangkan untuk motivasi mengikuti pelajaran meliputi aspek tanggung jawab, tekun/bersungguh-sungguh terhadap tugas, berkonsentrasi terhadap tugas, tidak mudah menyerah, memiliki sejumlah usaha, memperhatikan umpan balik, dan memperhatikan waktu penyelesaikan tugas. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor sesuai pada lember observasi kemudian diberi penilaian dengan kriteria rendah, sedang, dan tinggi.

2. Teknik Evaluasi/Tes

Teknik evaluasi/tes dilakukan oleh peneliti untuk menguji subyek (siswa kelas D1-B) guna memperoleh data tentang penguasaan dan peningkatan perbendaharaan kata anak tunarungu wicara kelas D1-B SLB Negeri Salatiga. Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan tes yaitu dengan menyiapkan instrumen tes, menilai, dan mengolah data yang diperoleh. Tes dilakukan tiga kali yaitu tes sebelum dilakukan tindakan yang bertujuan mengetahui kemampuan awal siswa dan tes setelah dilakukan tindakan I dan tindakan II yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan perbendaharaan kata setelah memperoleh tindakan.

Materi tes berupa soal-soal bergambar, mencakup semua gambar benda yang telah dipelajari saat melakukan tindakan yaitu topi, baju, dasi, sapu, buku, meja, foto, tas, pensil dan kursi. Siswa harus menyebutkan nama benda pada gambar-gambar tersebut dengan pelafalan yang benar dan jelas, kemudian dilanjutkan dengan menuliskan nama benda tersebut pada kolom yang disediakan. Setiap butir soal diberi nilai 2 (dua) apabila siswa dapat melafalkan dan menuliskan dengan benar. Bila hanya dapat melakukan salah satu yaitu menuliskan saja atau melafalkan saja maka diberi nilai 1 (satu). Seluruh jawaban benar benilai 20 (dua puluh) yang kemudian akan dibagi 2 untuk memperoleh nilai akhir tes tersebut. Nilai tertinggi pada penilaian tes ini yaitu nilai 10 (sepuluh) dan nilai terendah adalah 0 (nol).

3. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur. Peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa, yaitu mengikuti dan menyesuiakan dengan situasi dan kondisi informan. Peneliti meminta informan untuk memberikan tanggapan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul saat penelitian, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, dan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.

F. Validitas Data

Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian “Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Anak Tunarungu Wicara Kelas D1-B SLB Negeri Salatiga” adalah teknik triangulation / triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan yaitu source triangulation (triangulasi data), dengan mengambil data yang sama dengan beberapa teknik yaitu dengan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi, sehingga data yang diperoleh dalam penelitian Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian “Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Anak Tunarungu Wicara Kelas D1-B SLB Negeri Salatiga” adalah teknik triangulation / triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan yaitu source triangulation (triangulasi data), dengan mengambil data yang sama dengan beberapa teknik yaitu dengan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi, sehingga data yang diperoleh dalam penelitian

Ujian / Tes

Wawancara

Gambar 3. Triangulasi dengan Empat Teknik Pengumpulan Data

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap setiap data yang diperoleh. Menurut Iskandar (2009:75) dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk data kualitatif dari hasil observasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menjelaskan dianalisis dengan analisis kritis. Teknik analisis kritis adalah kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa, penilaian terhadap motivasi belajar siswa dan penilaian terhadap keterampilan pelafalan kata siswa) dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang ditampilkan melalui tabel dan grafik yang diinterpretasikan dengan deskriptif Analisis data dilakukan terhadap setiap data yang diperoleh. Menurut Iskandar (2009:75) dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk data kualitatif dari hasil observasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menjelaskan dianalisis dengan analisis kritis. Teknik analisis kritis adalah kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa, penilaian terhadap motivasi belajar siswa dan penilaian terhadap keterampilan pelafalan kata siswa) dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang ditampilkan melalui tabel dan grafik yang diinterpretasikan dengan deskriptif

H. Indikator Ketercapaian

Indikator ketercapaian merupakan rumusan yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Berikut ini tabel indikator ketercapaian PTK dalam upaya meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu.

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Hasil yang Dicapai

Aspek yang Dinilai

Target

Keterangan

Motivasi siswa

2 dari 3 siswa memperoleh

Ada 13 aspek yang diamati. Skala

penilaian dengan kriteria

penilaian tiap aspek adalah skor

tinggi. Diamati saat proses

1-5, dengan perolehan jumlah

belajar mengajar berlangsung

skor antara:

dengan menggunakan lembar

13 – 30 = motivasi siswa rendah

observasi.

31 – 47 = motivasi siswa sedang

48 – 65 = motivasi siswa tinggi Keterampilan bicara 2 dari 3 siswa memperoleh

Ada 8 aspek yang diamati. Skala

penilaian dengan kriteria

penilaian tiap aspek adalah skor

baik. Diamati saat proses

1-5, dengan perolehan jumlah

belajar mengajar berlangsung

skor antara:

dengan menggunakan lembar dengan menggunakan lembar

8 – 19 = keterampilan bicara kurang

20- 30 = keterampilan bicara cukup

31 – 40 = keterampilan bicara baik Ketuntasan hasil

Berdasarkan ketuntasan hasil belajar belajar

2 dari 3 siswa tuntas

Bahasa Indonesia yang digunakan di SLB N Salatiga kelas D1-B semester

2 yaitu dengan perolehan nilai minimal 62

I. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) “Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Anak Tunarungu Wicara Kelas D1-B SLB Negeri Salatiga” melalui tahapan siklus. Tahapan siklus tersebut terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan tindakan, dan refleksi tindakan yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas D1-B SLB Negeri Salatiga.

b. Observasi kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Tahap Perencanaan Tindakan Menurut IGAK Wardani (2007 : 3.31) agar mampu mengembangkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan akurat atau alternatif tindakan menjadi rencana yang siap dilaksanakan, langkah-langkah yang ditempuh yaitu : 2. Tahap Perencanaan Tindakan Menurut IGAK Wardani (2007 : 3.31) agar mampu mengembangkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan akurat atau alternatif tindakan menjadi rencana yang siap dilaksanakan, langkah-langkah yang ditempuh yaitu :

1) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dan siap menerima pelajaran, mengajak siswa untuk berdoa, memberi salam kepada siswa, dan mengajukan pertanyaan berikut:

a) Hari ini anak-anak membawa bekal apa?

b) Bekalnya disimpan dimana?

2) Berdasarkan jawaban anak, guru menyabutkan nama tempat penyimpanan

bekal dari masing-masing anak, dan anak menirukan ucapan guru.

3) Guru memperlihatkan gambar benda pada slide kemudian meminta siswa untuk merespon benda yang mereka lihat tersebut. Kemungkinan respon tiap anak berbeda, ada yang mungkin dapat menyabutkan nama benda tersebut ada pula yang mungkin hanya menunjukkan benda asli tanpa dapat menyebutkan nama benda tersebut.

4) Dari berbagai respon siswa, guru mencoba menarik perhatian siswa kembali dengan memperdengarkan suara pelafalan ucapan nama benda tersebut. Bagi siswa yang mendengar tentu mereka akan tampak seolah kaget dan berusaha mencari sumber suara. Tetapi bagi siswa yang tidak mendengar tentu akan diam saja.

5) Siswa diminta untuk berusaha mendengarkan kembali apa yang mereka dengar, kemudian mengungkapkan apa yang mereka dengar.

6) Apabila apa yang didengar masih salah, guru membantu dengan mungucapkan kata benda tersebut, kemudian siswa menirukan apa yang diucapkan guru.

7) Kegiatan mendengarkan dan menirukan ini dilakukan berulang-ulang sehingga pengucapan/lafat penyebutan nama benda dapat diucapkan dengan benar oleh siswa.

8) Guru memperlihatkan penulisan nama benda tersebut, kemudian dibaca bersama-sama.

9) Siswa diminta maju ke depan kelas untuk menuliskan nama kata benda tersebut di papan tulis dengan diberikan contoh terlebih dahulu. Kemudian contoh dihapus, dan anak diminta menuliskan kembali dengan mengingat.

10) Setelah penulisannya benar, anak diminta membaca kembali apa yang telah ditulisnya.

11) Setelah benar barulah beralih pada kata selanjutnya.

12) Setelah 3 kosa kata, guru memperlihatkan kembali gambar-gambar yang telah dipelajari, kemudian meminta siswa menyebutkan nama benda tersebut, tetapi tanpa bantuan guru.

13) Setelah siswa dapat mengucapkan dengan benar barulah memperkenalkan benda lainnya.

14) Guru mengevaluasi kemampuan keterampilan melafalkan kata siswa dengan memberikan soal bergambar, kemudian siswa diminta untuk menyebutkan nama benda tersebut, selanjutnya dituliskan pada kolom yang tersedia.

b. Mempersiapkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran

1) Membuat Desain Media PowerPoint Desain penelitian media powerpoint yang ditampilkan yaitu:

a) Penggunaan gambar Penggunaan gambar dimaksudkan untuk membuat proses belajar menjadi lebih menarik. Dengan gambar siswa mendapatkan pemahaman yang lebih cepat terhadap tema atau materi yang diajarkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan gambar dalam slide powerpoint. Gambar yang dipilih merupakan gambar yang sesuai dengan materi yang diajarkan kepada siswa yaitu gambar-gambar benda yang ada di sekitar kita.

b) Penggunaan warna Warna yang digunakan untuk latar belakang adalah warna kuning oranya. Warna ini dipilih karena dianggap memiliki kekuatan emosional yang efektif untuk membangkitkan gairah dan konsentrasi belajar.

Sedangkan warna yang digunakan dalam tulisan yaitu warna merah. Warna ini dianggap memiliki kekuatan menarik perhatian dan memiliki daya ingat tinggi dibanding warna lain.

c) Komposisi tulisan dan gambar Dalam setiap tampilan ditampilkan secara sederhana yaitu menggunakan 2 elemen. Yang terdiri dari satu macam gambar dengan satu kata sederhana. Komposisi sederhana akan membuat pemahaman lebih mudah dan cepat, serta tidak membuat mata cepat lelah dan tidak jenuh atau membosankan.

d) Tipografi Penataan tipografi menggunakan ukuran gambar dan huruf yang cukup besar sehingga dapat dengan jelas dan cepat dibaca pada slide dalam waktu yang singkat.

Untuk gambar menggunakan ukuran 15 cm x 13 cm. Sedangkan untuk tulisan yang digunakan yaitu jenis franklin gothik book yang mempunyai keterbacaan huruf jelas dan terbaca oleh anak, dengan ukuran 66 point.

e) Penggunaan efek suara

Dalam powerpoint ini juga menggunakan efek suara untuk memaksimalkan sisa pendengaran yang dimiliki anak. Penggunaan efek suara ini berupa suara lafal nama benda sesuai gambar.

f) Penggunaan Efek Animasi Agar tampilan gambar pada slide lebih menarik, diberi efek animasi dalam powerpoint. Animasi yang digunakan adalah animasi yang sederhana sehingga anak tertarik tetapi tidak mengganggu konsentrasi anak. Efek animasi yang digunakan pada gambar yaitu animasi jenis pinhweel, fly in, diamond, swish, flip dan beberapa efek anomation lainnya.

2) LCD

3) Meja dan kursi

c. Menyusun RPP yang Lengkap (Terlampir)

d. Menyusun Beberapa Instrumen Penelitian

1) Menyusun pedoman wawancara tentang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media komputer (powerpoint) pada materi memperkenalkan benda-benda yang ada di sekitar. (terlampir)

2) Menyusun instrumen observasi tentang proses berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan media komputer (powerpoint) pada materi memperkenalkan benda-benda yang ada di sekitar. (terlampir)

3. Pelaksanaan Tindakan

a. Persiapan

1) Memeriksa kembali Rencana perbaikan pembelajaran yang telah disusun.

2) Memeriksa kembali alat peraga dan sarana lain yang digunakan

3) Memeriksa kembali skenario pembelajaran

4) Memeriksa kembali ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi.

5) Kolaborator yang akan membantu telah siap.

b. Melaksanakan Tindakan Dalam melaksanakan tindakan perbaikan peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan skenario yang telah dibuat dengan menggunakan media komputer berupa aplikasi powerpoint.

4. Pengamatan Tindakan

Pengamatan tindakan dilakukan terhadap proses pembelajaran yang terdiri dari pengamatan pada aktivitas siswa dan aktivitas guru. Pengamatan difokuskan pada aspek-aspek yang telah ditetapkan pada pedoman observasi. Pengamatan di dalam kelas dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar Bahasa Indonesia bersama dengan guru kelas yang bertindak sebagai kolaborator. Selain dengan pengamatan, peneliti juga menggunakan wawancara guru kelas untuk memperoleh balikan dan informasi yang lebih akurat.

5. Refleksi Terhadap Tindakan

Tahap ini merupakan tahapan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan/observasi tindakan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis dan disintesis.

Proses refleksi ini juga menyantumkan kekurangan dan kelebihan saat pelaksanaan tindakan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Proses refleksi ini juga menyantumkan kekurangan dan kelebihan saat pelaksanaan tindakan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

Tahap-tahap pene nelitian diatas dapat dilukiskan seperti pada ga gambar di bawah ini :

Rencana :

- Membuat skenario pembelajaran - Menyiapkan sarana dan prasarana yang ng

dibutuhkan - Menyusun RPP lengkap - Menyusun instrumen penelitian

Pelaksanaan tindakan : - Melaksanakan PBM sesuai dengan

rencana dan skenario yang telah dibuat - Menggunakan media komputer dengan an

menampilkan slide-slide gambar Permasalahan

yang ada

Observasi :

Melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan berlangsung

Refleksi :