HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tentang hubungan gagal ginjal kronik dengan tebal parenkim ginjal pada pemeriksaan USG abdomen fokus ginjal telah dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada periode April hingga Mei 2012. Sampel dipilih dengan cara sampel non- random, yakni fixed-exposure sampling.

Sampel yang peneliti dapatkan tersebut berasal dari pasien yang melakukan pemeriksaan USG abdomen fokus ginjal di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok pasien dengan diagnosis Gagal Ginjal Kronik (GGK) dan pasien non Gagal Ginjal Kronik (non GGK).

Sampel untuk pasien dengan diagnosis gagal ginjal kronik diketahui dari catatan permintaan USG abdomen atau rekam medik pasien. Sedangkan gambaran tebal parenkim ginjal didapatkan melalui pengukuran tebal parenkim ginjal dengan USG abdomen fokus ginjal pasien.

Pengukuran tebal parenkim ginjal dilakukan oleh dokter ahli

dilakukan pengukuran khusus untuk mengukur tebal parenkim ginjal pasien atas permintaan peneliti. Hasil pengukuran yang didapat kemudian dibandingkan beda reratanya dengan analisis bivariat uji t independen. Selain itu, untuk deskripsi data, hasil pengukuran juga dibandingkan dengan nilai rujukan normal tebal parenkim ginjal yakni 14-18 mm (Tuma, et.al., 2011). Selanjutnya, tebal parenkim ginjal pasien dikelompokkan berdasarkan ukuran tebal parenkim ginjalnya, yakni menipis, normal, dan menebal. Tabel 4.1. Distribusi Subjek Penelitian Menurut Jenis Kelamin, Usia, dan

Berat Badan.

Karakteristik

GGK

NON GGK p Jenis Kelamin

0,001 Laki-laki

13 4 Perempuan

2 11 Usia (Rata-rata ± SD)

51,6 ± 11,15 tahun 56,6 ± 10,15 tahun 0,653 Berat Badan (Rata-rata ± SD)

66,33 ± 7,61 kg

54,13 ± 7,34 kg 0,223

(Sumber : Data Primer dan Data Sekunder April-Mei 2012).

Berdasarkan data pada Tabel 4.1, dapat diketahui tentang data demografi sampel penelitian yang dalam penelitian kali ini dicantumkan jenis kelamin, usia dan berat badan. Terlihat perbedaan sebaran jenis kelamin pada dua kelompok dimana p = 0,001 (p < 0,05). Sedangkan, untuk usia dan berat badan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok GGK dan non GGK dengan p = 0,653 (p > 0,05) untuk usia dan p = 0,223 (p > 0,05) untuk berat badan.

Kreatinin Plasma, dan Laju Filtrasi Glomerulus.

Rata-rata SD Ureum Plasma (mg/dl)

36,87 18,07 Kreatinin Plasma (mg/dl)

LFG ( ml/menit/1,73m 2 ) 8,07

(Sumber : Data Primer dan Data Sekunder April-Mei 2012).

Tabel 4.2 menyajikan data rerata parameter laboratorium yang biasa digunakan pada pemeriksaan fungsi ginjal. Dapat dijelaskan bahwa kadar ureum plasma, kreatinin plasma, dan laju filtrasi glomerulus untuk kelompok non gagal ginjal kronik berada dalam batasan normal, sedangkan untuk kelompok gagal ginjal kronik terdapat kenaikan kadar ureum plasma dan kreatinin plasma, serta penurunan laju filtrasi glomerulus. Tabel 4.3. Data Pengelompokkan Tebal Parenkim Ginjal.

Kelompok

Rerata Tebal Parenkim Ginjal

Menipis (<14mm)

Normal (14-18mm)

Menebal (>18mm)

Nilai rujukan tebal parenkim ginjal 14-18 mm (Tuma, et.al., 2011). (Sumber : Data Primer April 2012).

Berdasarkan data pada Tabel 4.3, dapat dijelaskan bahwa pada 15 sampel pasien gagal ginjal kronik semua sampel menunjukkan penipisan tebal parenkim ginjal. Sedangkan, untuk kelompok non gagal ginjal kronik penipisan parenkim ginjal hanya terjadi di 4 pasien. Penipisan parenkim Berdasarkan data pada Tabel 4.3, dapat dijelaskan bahwa pada 15 sampel pasien gagal ginjal kronik semua sampel menunjukkan penipisan tebal parenkim ginjal. Sedangkan, untuk kelompok non gagal ginjal kronik penipisan parenkim ginjal hanya terjadi di 4 pasien. Penipisan parenkim

Kelompok GGK dan NON GGK Tebal Parenkim

> 2, 00 - ≤ 5,00 mm

(Sumber : Data Primer April-Mei 2012). Berdasarkan pada Tabel 4.4, dapat digambarkan bahwa tebal

parenkim ginjal pada kelompok non gagal ginjal kronik, 4 pasien yang mengalami penipisan parenkim ginjal, besarnya penipisan yang terjadi dibandingkan dengan tebal parenkim ginjal normal adalah ≤ 2,00 mm. Namun, untuk kelompok gagal ginjal kronik, sebanyak 13 pasien atau 86,67% dari seluruh pasien pada kelompok ini terjadi penipisan yang lebih besar, yakni mengalami penipisan sebesar > 2,00 - > 5,00 mm dibandingkan dengan tebal parenkim ginjal normal.

B. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan program Statistical Products and Service Solution (SPSS) for Windows Release

17.0 (Morgan et.al., 2001). Penelitian ini termasuk penelitian 17.0 (Morgan et.al., 2001). Penelitian ini termasuk penelitian

1. Uji Normalitas Data

Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas data karena penelitian ini termasuk penelitian parametrik. Dari hasil uji normalitas data didapatkan nilai p > 0,05 baik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov maupun Saphiro-Wilk untuk kelompok non gagal ginjal kronik dan kelompok gagal ginjal kronik (lihat lampiran 2). Nilai p > 0,05 memiliki arti bahwa data pada penelitian ini terdistribusi normal pada kedua kelompok sampel.

2. Analisis bivariat dengan uji t independen.

Karena data pada penelitian ini terdistribusi normal, maka dapat dilakukan analisis bivariat dengan uji t independen (lihat lampiran 3).

Gambar 4.1. Boxplot tentang Beda Rata-Rata Tebal Parenkim Ginjal

Antara Kelompok GGK dan NON GGK

Tabel 4.5. Hasil analisis bivariat dengan uji t independen tentang Beda Rata-Rata Tebal Parenkim Ginjal Antara Kelompok GGK dan NON GGK

Kelompok

Rata-rata (mm)

9,45 <0,001 NON GGK

Gambar 4.1 dan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kelompok non gagal ginjal kronik didapatkan rerata tebal parenkim ginjal adalah 15,64±1,85 mm. Sedangkan, pada kelompok gagal ginjal kronik didapatkan rata-rata tebal parenkim ginjalnya lebih kecil yakni 7,92±2,57 mm. Dari hasil uji t independen tersebut didapatkan nilai signifikansi p < 0,001 sehingga terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara gagal ginjal kronik dengan tebal parenkim ginjal.

3. Model analisis regresi linier ganda

Untuk mengontrol faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tebal parenkim ginjal selain gagal ginjal kronik, yaitu faktor perancu, maka dilakukan model analisis regresi linier ganda (lihat lampiran 4). Pada penelitian ini faktor perancu yang dikontrol adalah usia.

Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Linier Ganda tentang Hubungan Antara Gagal Ginjal Kronik dan Usia dengan Tebal Parenkim Ginjal. Variabel

Koefisien Regresi b (mm)

CI (95%)

Batas Bawah (mm)

Batas Atas (mm)

18,34 <0,001 Gagal ginjal kronik

-6,36 <0,001 Umur ≥54 tahun

-0,09 0,039 N observasi

Adjusted R 2 78,1%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara gagal ginjal kronik dengan tebal parenkim ginjal. Pasien kelompok gagal ginjal kronik rata-rata memiliki tebal parenkim ginjal 7,95 mm lebih tipis dibandingkan dengan kelompok non gagal ginjal kronik (b = -7,95 mm; CI = 95% -9,54 mm s.d -6,36 mm; p < 0,001).

Nilai adjusted R 2 =78,1% mengandung arti variabel bebas di Nilai adjusted R 2 =78,1% mengandung arti variabel bebas di