Masyarakat Kali Code Tahun 1980-1992

Masyarakat Kali Code Tahun 1980-1992

1. Penggusuran oleh Pemerintah Kota Yogyakarta

Pada tahun 1980 Pemerintah Kota Yogyakarta mengadakan rencana penggusuran terhadap masyarakat di Kampung Kali Code sedangkan jumlah masyarakat yang tinggal di Kampung Kali Code hanya berjumlah 37 kepala keluarga. Pemerintah merencanakan untuk mengganti area pemukiman tersebut menjadi area hijau dengan taman-taman. Alih fungsi terhadap area pemukiman menjadi area hijau mengakibatkan masyarakat Kampung Kali Code harus bertransmigrasi ke tempat lain tetapi masyarakat yang sudah menempati daerah tersebut selama berpuluh-puluh tahun tidak mau untuk bertransmigrasi atau direlokasi ke daerah lain.

Pemerintah Daerah Yogyakarta sebenarnya merancang daerah di sekitar Kali Code sebagai area hijau dengan dilengkapi taman-taman. Kenyataannya daerah di sekitar Kali Code dijadikan tempat bermukim masyarakat urban. Perkampungan di sekitar Kali Code terlihat sebagai perkampungan yang kumuh. Perkampungan Code yang rumah penduduknya terbuat dari kardus terkesan kurang indah untuk dipandang. Apalagi pada saat Pemerintah mendapat Pemerintah Daerah Yogyakarta sebenarnya merancang daerah di sekitar Kali Code sebagai area hijau dengan dilengkapi taman-taman. Kenyataannya daerah di sekitar Kali Code dijadikan tempat bermukim masyarakat urban. Perkampungan di sekitar Kali Code terlihat sebagai perkampungan yang kumuh. Perkampungan Code yang rumah penduduknya terbuat dari kardus terkesan kurang indah untuk dipandang. Apalagi pada saat Pemerintah mendapat

Masyarakat perkampungan Kali Code akhirnya tergerak hatinya untuk memperbaiki perkampungan yang sudah lama ditempati supaya tidak digusur oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan dengan mengadakan kebersihan kampung serta menata ulang Perkampungan. Bangunan yang semula hanya menggunakan kardus dan seng-seng bekas mulai menggunakan bahan bambu dan kayu. Bukan hanya bahan bangunan yang dirubah tetapi kebersihan dan kerapian kampung juga diperhatikan oleh masyarakat.

Akhirnya pada tahun 1984 Pemerintah Daerah secara resmi menyetujui untuk dilaksanakan program rasionalisasi Kali Code. Program utamanya meliputi pembangunan secara fisik yaitu proyek pembuatan talud dan yang non fisik yaitu program TRIBINA, yang terdiri dari Bina Manusia, Bina Ekonomi atau Usaha dan Bina Lingkungan (Wardhanie, 2002). Secara tidak langsung, program itu dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai suatu bentuk legalisasi terhadap keberadaan pemukiman di daerah bantaran Kali Code, sehingga masyarakat yang telah tinggal lama di permukimam tersebut tidak bersedia untuk di relokasi ke kawasan di luar daerah jalur hijau kota. Pemerintah akhirnya mengakui perkampungan Kali Code dan masuk Kelurahan Terban. Perkampungan yang dianggap sebagai kampung liar telah menjadi sebuah kampung binaan.

2. Mewujudkan Tatanan Sosial Masyarakat yang Mandiri

Masyarakat miskin akan selalu tergantung kepada pemberian atau bantuan dari Pemerintah dan instansi atau LSM tertentu dalam pembangunan perkampungannya. Masyarakat yang mandiri terlihat dari kehidupan sosial ekonomi dari masyarakat yang menempati daerah tersebut. Tatanan sosial ekonominya semakin maju dan baik maka maka untuk mewujudkan masyarakat mandiri akan semakin dekat. Di bawah ini adalah masyarakat dari kecamatan Masyarakat miskin akan selalu tergantung kepada pemberian atau bantuan dari Pemerintah dan instansi atau LSM tertentu dalam pembangunan perkampungannya. Masyarakat yang mandiri terlihat dari kehidupan sosial ekonomi dari masyarakat yang menempati daerah tersebut. Tatanan sosial ekonominya semakin maju dan baik maka maka untuk mewujudkan masyarakat mandiri akan semakin dekat. Di bawah ini adalah masyarakat dari kecamatan

Tabel. 7. Pemasukan Swadaya Masyarakat Untuk Menunjang Proyek Pembangunan Dirinci Per Desa di Kecamatan Gondokusuman

No Desa

Nilai (Rp.

Sumber: Pusat Pengolahan data statistik D.I.Y,1988. Pemasukan dari swadaya masyarakat Gondokusuman tersebut menunjukan peningkatan dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1992. Dari data diatas bahwa pemasukan untuk proyek pembangunan desa secara swadaya mengalami peningkatan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk dan penghasilan dari penduduk desa tersebut.

Selain dana yang swadaya juga ada dana pembangunan dari Pemerintah yang diberikan tiap kelurahan untuk membangun desa yang masih memerlukan dana untuk memperbaiki desa. Dana yang diterima tersebut sama antara satu kelurahan satu dengan kelurahan yang lain dalam satu kecamatan. Setiap tahun dana tersebut semakin meningkat.Dengan adanya iuran swadaya masyarakat dan penerimaan uang pembangunan dari pemerintah maka pembangunan desa akan tetap bisa dilaksanakan. Dibawah ini adalah penerimaan dana pembangunan untu Selain dana yang swadaya juga ada dana pembangunan dari Pemerintah yang diberikan tiap kelurahan untuk membangun desa yang masih memerlukan dana untuk memperbaiki desa. Dana yang diterima tersebut sama antara satu kelurahan satu dengan kelurahan yang lain dalam satu kecamatan. Setiap tahun dana tersebut semakin meningkat.Dengan adanya iuran swadaya masyarakat dan penerimaan uang pembangunan dari pemerintah maka pembangunan desa akan tetap bisa dilaksanakan. Dibawah ini adalah penerimaan dana pembangunan untu

Tabel. 8. Penerimaan Dana Pembangunan Diperinci Per Kelurahan

Tahun 1987 Sampai Dengan 1992.

Kelurahan

Bandes (dalam

Sumber: Pusat Pengolahan data statistik D.IY,1988. Masyarakat kali Code yang masuk di kelurahan Kotabaru Yogyakarta yang setiap tahun ada anggaran untuk dana pembangunan. Dana bantuan desa setiap tahun mengalami peningkatan. Dana bantuan desa(bandes) ini digunakan untuk memperbaiki sarana umum dari desa yang memperoleh bantuan dana, seperti untuk memperbaiki jalan desa, dana pembangunan masjid, dan lain sebagainya.

3. Kehadiran Romo Mangun

a. Biografi Romo Mangun

Nama Lengkap Romo mangun adalah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya. Romo mangun lahir pada 6 Mei 1929 di Ambarawa, Jawa Tengah. Romo Mangun Nama Lengkap Romo mangun adalah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya. Romo mangun lahir pada 6 Mei 1929 di Ambarawa, Jawa Tengah. Romo Mangun

Pada tahun 1959, Romo Mangun melanjutkan pendidikannya di Teknik Arsitektur ITB. Setelah lulus pendidikan di ITB, pada tahun 1960 Romo Mangun melanjutkan studi arsitekturnya di Rheinisch Westfaelische Technische Hochschule di Aachen Jerman dan lulus pada tahun 1966. Setelah kembali ke Indonesia, Romo Mangun menjadi Pastor Paroki di Gereja Santa Theresia, Desa Salam Magelang. Pada tahun antara 1967 sampai 1980 Romo Mangun menjadi dosen luar biasa jurusan Arsitektur di UGM. Setelah selesai mengikuti kuliah singkat tentang masalah kemanusiaan sebagai Fellow of Apsen Institute for Humanistic Studies di Aspen Colorado Amerika Serikat karena dorongan dari Dr.Soedjatmoko, Romo Mangun melakukan pendampingan pada warga Kali Code yang terancam penggusuran.

b. Peran Romo Mangun

Dalam mengadakan pembinaan pada warga Kali Code yang terancam penggusuran, Romo Mangun sampai rela mogok makan demi mempertahankan daerah pemukiman Kali Code yang dianggap kumuh oleh Pemerintah kota Yogyakarta, karena jasanya untuk kampung Kali Code, masyarakat di kampung tersebut menganggapnya sebagai tokoh yang tidak terlupakan dalam sejarah kampung Kali Code. Masyarakat Kali Code percaya tanpa kehadiran Romo Mangun, pemukiman Kali Code pasti sudah dapat digusur oleh Pemerintah Kota Dalam mengadakan pembinaan pada warga Kali Code yang terancam penggusuran, Romo Mangun sampai rela mogok makan demi mempertahankan daerah pemukiman Kali Code yang dianggap kumuh oleh Pemerintah kota Yogyakarta, karena jasanya untuk kampung Kali Code, masyarakat di kampung tersebut menganggapnya sebagai tokoh yang tidak terlupakan dalam sejarah kampung Kali Code. Masyarakat Kali Code percaya tanpa kehadiran Romo Mangun, pemukiman Kali Code pasti sudah dapat digusur oleh Pemerintah Kota

Romo Mangun menjadi sosok yang sangat dipercaya oleh masyarakat Kali Code. Romo Mangun menjadi tokoh panutan sehingga apapun yang diperintah dan dilakukan Romo Mangun akan diikuti oleh masyarakat Kali Code. Berbagai pembinaan yang dilakukan oleh Romo Mangun diikuti dan dilaksanakan oleh masyarakat. Termasuk dalam pembuatan pemukiman untuk masyarakat Kali Code.

Romo Mangun dalam mendesain dan merancang suatu bangunan selalu turun tangan di lapangan bahkan dalam menyusun material dengan tangannya sendiri, mengukur sendiri, memasang sendiri seperti layaknya tukang. Romo Mangun lebih memilih penataan kembali area permukiman Kali Code supaya bebas banjir, menarik dan hijau sehingga selain mampu menjawab solusi juga tetap memperhatikan masyarakat setempat. Tujuan Romo Mangun memperbaiki kawasan kali Code adalah :

a. Menyelamatkan masyarakat miskin di area tersebut dari penggusuran

b. Memunculkan paradigma desain atau solusi desain yang berbeda dari sebelumnya

c. Setelah terorganisir dengan baik masyarakat Kali Code dapat mandiri. Menurut Romo Mangunwijaya

artinya

arsitektur for survival . Romo Mangun menekankan apapun material yang digunakan dalam sebuah karya arsitektur yang terpenting adalah bukan mahal atau tidaknya material tersebut melainkan estetika dan fungsi yang dihasilkan oleh material tersebut.

Romo Mangun adalah seorang yang humanis yang membela kaum miskin, terlantar, pinggiran dan tertindas. Mengedepankan kemanusiaan dengan lebih memilih jalan damai daripada kekerasan, karena kekerasan akan berlawanan dengan kemanusiaan (Wahid dkk, 1999). Sebelum Romo Mangun datang untuk mengubah perkampungan Kali Code, masyarakat Kali Code masih dianggap penghuni liar. Dengan kepemimpinan Romo Mangun yang kharismatik religius Romo Mangun adalah seorang yang humanis yang membela kaum miskin, terlantar, pinggiran dan tertindas. Mengedepankan kemanusiaan dengan lebih memilih jalan damai daripada kekerasan, karena kekerasan akan berlawanan dengan kemanusiaan (Wahid dkk, 1999). Sebelum Romo Mangun datang untuk mengubah perkampungan Kali Code, masyarakat Kali Code masih dianggap penghuni liar. Dengan kepemimpinan Romo Mangun yang kharismatik religius

Pembinaan yang dilakukan Romo Mangun dengan cara mengajak warga berkumpul dan Romo Mangun memberi berbagai bekal ilmu tentang agama, pendidikan, kebersihan lingkungan dan lain-lain. Romo Mangun memberikan pembinaan kepada warga masyarakat Kali Code setiap hari menjelang sore hari sampai malam hari.

Romo Mangun berhasil melakukan pembinaan dan pendampingan

menjadi kampung binaan. Romo Mangun melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat yang meliputi:

Tabel. 9. Gerak Penyuluhan Sosial di Provinsi Daerah Istimewa