Penyiapan Bahan

A. Penyiapan Bahan

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian yaitu enam tanaman obat pada kondisi segar dan kering yaitu herba rumput mutiara, daun ambre, daun salam, umbi kimpul, umbi uwi, dan rimpang ganyong. Sampel tanaman yang akan diekstrak dibedakan menjadi dua yaitu kondisi sampel segar dan kering. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara kedua kondisi sampel yang berpengaruh terhadap aktivitas anti-quorum sensing.

Umur merupakan periode kritis yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Daun dari tanaman ambre dan salam yang digunakan sebagai simplisia berumur sekitar 1-1,5 tahun dan berwarna kehijauan. Herba rumput mutiara yang digunakan berumur sekitar 4-5 bulan yaitu pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase

30

commit to user

sekitar 9-10 bulan dan berwarna putih kecoklatan. Umbi kimpul dan umbi uwi yang digunakan berumur 8-10 bulan dan berwarna putih kekuningan. Sampel tanaman yang akan diekstrak dalam kondisi segar bertujuan agar senyawa aktif yang dikehendaki dalam sampel tidak mengalami kerusakan oleh proses pengeringan (Novitasari, 2010).

Bahan yang berupa sampel segar untuk herba rumput mutiara, daun ambre, dan daun salam setelah dicuci bersih kemudian diserbuk. Tujuan pembuatan serbuk yaitu untuk memperluas permukaan partikel yang berinteraksi dengan pelarut sehingga penyarian dapat berlangsung efektif (Depkes, 2000). Pada sampel umbi kimpul, umbi uwi, dan rimpang ganyong hanya diiris tipis. Ketebalan pengirisan sekitar 3-5 mm merupakan pengirisan yang ideal. Apabila pengirisan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung dalam bahan terutama minyak atsiri, sedangkan pengirisan yang terlalu tebal dapat mempersulit pengurangan kadar air (Depkes, 2000).

Bahan yang berupa sampel kering untuk herba rumput mutiara, daun ambre, daun salam, umbi kimpul, umbi uwi, dan rimpang ganyong setelah dicuci lalu dikeringkan dahulu dengan oven bersuhu 50°C kemudian diserbuk. Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mencegah kerusakan sampel (Darwis, 2000). Kadar air sebaiknya kurang dari 10% supaya menjamin penyimpanan, serta mencegah pertumbuhan jamur yang dapat menurunkan kualitas simplisia (Depkes, 2000). Bahan-bahan tersebut selanjutnya diekstraksi untuk memperoleh senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.

commit to user

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode infundasi pada jenis sampel segar dan kering. Infundasi merupakan proses pembuatan sediaan cair dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air suhu 90°C selama 15 menit (Depkes, 2000). Salah satu hal yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Bila permukaan potongan simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari makin luas, maka penyarian akan bertambah baik (Nurhayati et al., 2009).

Infusa yang diperoleh diuapkan pada waterbath hingga diperoleh massa yang kental kemudian ditambahkan pelarut tertentu dan diuapkan kembali. Pada proses ini pelarut yang ditambahkan adalah etanol 96% dan diuapkan kembali dengan rotary evaporator sehingga dihasilkan fraksi etanolik (Siwiyanti, 2007; Rohdiana et al., 2007). Penambahan etanol 96% bertujuan untuk mengawetkan hasil penyarian sehingga lebih stabil dan tidak mudah tercemar jamur. Pemilihan dengan metode infundasi dikarenakan cara pengerjaannya mudah, menggunakan peralatan yang sederhana dan dapat menangkap senyawa-senyawa polar dalam waktu yang tidak terlalu lama dari setiap jenis tanaman sehingga pemilihan metode ekstraksi dengan infundasi dianggap lebih tepat.

Larutan yang telah ditambahkan etanol 96% diuapkan menggunakan rotary evaporator. Rotary evaporator digunakan agar proses pemekatan menjadi lebih cepat dan pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Titik didih etanol 96% yaitu 78°C sehingga suhu rotary evaporator diatur sekitar 50°C, di bawah

commit to user

suhu yang tinggi (Lehningher, 1990). Fraksi etanolik dari sampel tanaman dipekatkan untuk mendapatkan hasil berupa massa kental berwarna coklat tua. Pemekatan berarti peningkatan jumlah senyawa terlarut dengan penguapan pelarut hingga kondisi kering menjadi kental. Pemekatan tersebut bertujuan untuk menguapkan etanol yang masih tersisa sehingga didapatkan fraksi etanolik. Fraksi yang diperoleh dimasukkan ke dalam eksikator untuk menghindari kerusakan senyawa yang terkandung dalam fraksi tersebut.