POLA KEGIATAN
C. POLA KEGIATAN
1. Pokok Kegiatan dan Operasional
a. Pengunjung
1) Pengunjung khusus
Pendaftaran rombongan
Mendengarkan keterangan/publikasi
Mengadakan diskusi/seminar
Studi kepustakaan
Melihat film
Bagan V-1. proses kegiatan pengunjung (Sumber:analisa pribadi)
commit to user
3) Materi koleksi
Datang – ke bagian seleksi koleksi – pencatatan/ pengkajian koleksi – di documenter – dimasukkan ruang audio visual/ perpustakaan/ dipublikasikan pada masyarakat – ke bagian perawatan – ke bagian pengawetan – disimpan/ konservasi atau disajikan/ dipamerkan – ke bagian pengobatan/ restorasi (bagi yang rusak).
Bagan V-1. proses kegiatan pengunjung (Sumber:analisa pribadi)
Mendengarkan keterangan/publikasi
Mengadakan diskusi/seminar
Studi kepustakaan
Rekreasi
commit to user
2. Pola Kegiatan Museum
a. Kelompok kegiatan penerimaan
1) Kegiatan komunikasi administratif Yaitu kegiatan memberikan informasi tentang hal-hal yang bersangkutan dengan museum seperti peraturan, rencana kegiatan meseum, acara museum, dan sebagainya.
2) Kegiatan parkir
Pembelian/ pemberian
Bagian penerimaan
Dipinjam/ tukar-menukar
Bagian pengiriman
Bagian seleksi/ regristrasi
Studio pameran
R. pameran tetap
R. pameran temporer
Studio reproduksi
Gudang sementara
Studio ofset
Lab. kuratorial
Lab. konservasi
R. simpan koleksi ilmiah
Bagan V-3. proses kegiatan koleksi Sumber:analisa pribadi
commit to user
Merupakan kelompok kegiatan dengan aktivitas utama, yaitu pameran baik pameran tetap maupun pameran temporer dan aktivitas-aktivitas lain pendukung aktivitas pameran tersebut.
c. Pameran tetap Merupakan kegiatan memamerkan dan memberikan informasi kepada pengunjung tentang seluruh materi koleksi secara tetap/ permanen.
d. Pameran temporer Merupakan aktivitas memamerkan dan memberikan informasi kepada pengunjung tentang hal-hal baru yang terkait dengan materi koleksi yang perlu disampaikan kepada masyarakat, atau materi koleksi lama yang perlu dipamerkan secara khusus, dalam jangka waktu tertentu.
e. Kelompok kegiatan pendukung Merupakan aktivitas pendukung museum yang mengakomodir segala aktivitas komunikasi dan penelitian, dan edukasi
f. Kegiatan pelayanan umum Meliputi aktivitas pulik pada museum seperti keberadaan akan plaza, hall, kantin/ restoran, tempat ibadah, dan sebagainya.
g. Kegiatan edukasi Yaitu aktivitas yang bersifat edukatif dalam berbagai bentuk informasi seperti seminar, pertemuan, serasehan, dan aktivitas kajian pustaka tentang seluk beluk bentuk materi koleksi
h. Kegiatan rekreasi dan entertainment Merupakan aktivitas dengan tujuan mencari suasana baru yang ada kaitanya dengan penikmatan benda koleksi museum dan fasilitas yang disediakan serta beberapa program yang diminati oleh sebagian besar pengunjung dalam hal ini remaja dan anak.
3. Kelompok kegiatan Pengelola Merupakan aktivitas pengeloaan Museum Kota Surakarta yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu
commit to user
Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan administrasi Museum Kota Surakarta yang meliputi unsur direktur, sekretaris, tata usaha, keuangan, dan rumah tangga.
b. Kegiatan preservasi dan konservasi Aktivitas yang berkaitan dengan pengumpulan dan perawatan barang koleksi Museum Kota Surakarta
c. Kelompok kegiatan service Kegiatan service ini meliputi perawatan dan pengoperasian peralatan teknis / utilitas bangunan
4. Kelompok Jenis Kegiatan Tabel V-1. Kelompok jenis kegiatan Museum Kota
KELOMPOK KEGIATAN
BENTUK KEGIATAN
kegiatan penerimaan
Aktifitas komunikasi terhadap pengunjung museum Parkir pengunjung dan pengelola Kegiatan utama
Pengenalan pameran Melihat pameran tetap dan
kontemporer
Kegiatan Penunjang
Kegiatan
pelayanan umum
Menerima pengunjung Pendaftaran pengunjung Ibadah
Kegiatan edukasi
Akses internet Penelitian Studi pustaka Seminar, serasehan, diskusi Pemutaran film/ slide
commit to user
Kegiatan rekreasi dan entertainment
Kegiatan anak Mengikuti student event Belanja souvenir Aktiitas konsumsi
Kegiatan kurasi,
Kegiatan kurasi
− Penyeleksian − Dokumentasi − Identifikasi − Katalogisasi − Penelitian
Kegiatan penyimpanan dan pengelolaan koleksi
Kegiatan penelitian koleksi Kegiatan preparasi
− Penerimaan dan pembongkaran − Seleksi dan regristrasi − penyimpanan
Kegiatan biologi Istirahat
Kelompok kegiatan service
merawat
dan memperbaiki
gedung mengontrol panel M&E pengoperasian genset mengambil dan menyimpan
peralatan Sumber : analisa pribadi
5. Analisis Pengelompokan Kegiatan Dan Kebutuhan Ruang
a. Pendekatan kebutuhan ruang berdasarkan :
1) Kegiatan yang diwadahi
commit to user
b. Sifat dan tuntutan ruang didasarkan pada :
1) Sifat kegiatan
2) Jenis pelaku kegiatan Dari kriteria pengelompokan kegiatan dan kebutuhan ruang diatas dapat ditentukan kebutuhan ruang yang akan disediakan dengan klasifikasi kegiatan berdasarkan kegiatan, kelompok kegiatan dan sub kegiatan yang terdiri atas :
Tabel V-2. Jenis dan kelompok kegiatan
JENIS KEGIATAN
NO
KELOMPOK KEGIATAN
Kegiatan utama
A Pengenalan
koleksi
pameran pameran tetap pameran kontemporer
Kegiatan Pendukung
B Kegiatan
pelayanan
umum Kegiatan
komunikasi
administratif Kegiatan edukasi Kegiatan rekreasi
C Kegiatan administrasi Kegiatan
kurasi, preservasi dan konservasi Kelompok
kegiatan
service
D Perawatan
dan pengoperasian gedung
(Sumber : analisa pribadi)
commit to user
KELOMPOK KEGIATAN
PELAKU
KEBUTUHAN RUANG
Kegiatan penerimaan
Kegiatan
komunikasi & informasi
Pengunjung Pengelola
Ruang informasi
Kegiatan utama
Pengunjung Ruang pameran tetap Ruang pameran temporer
lavatory Kegiatan Pendukung
Kegiatan
pelayanan umum
Pengunjung Hall
Loket Mushola
Kegiatan
edukasi
Pengunjung dan pengelola
Ruang internet Perpustakaan Auditorium Ruang seminar RAV(ruang audio visual)
Kegiatan
rekreasi dan entertainme nt
Pengunjung Student event Aktivitas konsumsi Shopping archade
Kelompok kegiatan service
Pengelola
r.panel listrik r.teknisi lavatory Security Gudang
(Sumber : analisa pribadi)
commit to user
1. Pola Pikir Perancangan
commit to user
2. Ide Gagasan Sebuah wadah baru untuk menampung, melstarikan, meneliti dan memamerkan warisan sejarah kota surakarta yang diwujudkan dengan perencanaan dan perancangan Museum Kota Surakarta.
Dengan adanya aktifitas baru sebagai motor penggerak dalam upaya penyelamatan dan pelestarian warisan sejarah kota Surakarta, maka perlu adanya pembentukan ruang untuk mewadahinya. Selain itu juga sebagai upaya dalam rangka penyelamatan permusiuman surakarta yang kondisinya sangat memperihatinkan, hal ini terlihat di beberapa museum di Surakarta yang di tangani tidak secara professional. Usaha ini dilakukan melalui pemanfaatan dan pengolahan secara umum peninggalan elemen bangunan lama Benteng vastenburg untuk disesuaikan dengan fungsi perencanaan yang diwadahinya melalui pengembangan dan pembentukan fungsi baru sebagai Museum Kota.
3. Tema Tema perancangan Interior Museum Kota Surakarta ini menggunakan gaya
De’ Stijl, adalah gerakan seni di Leiden, Belanda, yang diprakarsai oleh Theo van Deosburg, seorang arsitek dan pelukis di tahun 1917. Konsep ini berkembang seiring terjadinya perang dunia pertama yang berlarut-larut. Komunitas seni de Stijl kemudian berusaha memenuhi keinginan masyarakat dunia mengenai sistem keharmonisan baru, yaitu dengan mencari prinsip - prinsip dan estetika baru di dalam seni.
4. Suasana dan Karakter Ruang Suasana dan karakter ruang yang ingin ditampilkan penulis dalam pera ncangan Museum Kota ini mengacu pada gaya de’ stijl yakni dengan mengambil salah satu karya pada jaman itu yaitu Red Blue Chair diwujudkan dalam perancangan dan perencanaan Museum Kota Surakarta dengan mengaplikasikan warna-warna dan bentuk yang ada pada karya tersebut.
5. Program Ruang
commit to user
a. Pengelompokan kegiatan
b. Pola kegiatan pada kelompok kegiatan Analisis hubungan ruang
6. Alternatif zoning dan grouping
a. Zoning
commit to user
b. Grouping
7. Pola Sirkulasi
a. Sirkulasi antar ruang-ruang pameran
1) Kriteria :
a. penghematan ruang
b. kontinuitas sirkulasi yang jelas
c. pencapaian pengunjung
2) Alternatif hubungan antar ruang-ruang pameran
a. ALT I : Sistem ruang ke ruang (room to room arrangement)
b. ALT II : Sistem corridor ke ruang ( corridor to room arrangement)
c. ALT III : nave to room arrangement.
commit to user
d. Sirkulasi antar ruang-ruang pameran yang terpilih adalah dengan system Sistem ruang ke ruang
b. Sirkulasi horizontal Dibedakan menjadi dua :
1) Sirkulasi primer (Sp) : berfungsi sebagai jalur perpindahan sirkulasi antar obyek, sekaligus memberi arah gerak pengunjung.
2) Sirkulasi sekunder (Ss) : berfungsi sebagai jalur pergerakan pengunjung dalam mengamati benda koleksi yang dipamerkan.
Sirkulasi benda 2D
Sirkulasi benda 3D
Atas dasar pertimbangan :
a. Konsentrasi memusat pada benda koleksi
b. Orientasi ke dalam benda koleksi Agar didapatkan bentuk sirkulasi yang dapat menumbuhkan semangat dan cinta tanah air, maka system tersebut digabung.
commit to user
c. Analisa pola lay-out materi koleksi
1) Mengatur penempatan panel, vitrine, dan box standart
2) Lay-out untuk benda-benda besar
3) Penyajian benda pamer berdasarkan tuntutan emosi pengunjung
Dasar pertimbangan : Untuk menghindari kebosanan dalam melakukan kegiatan pengamatan, maka perletakan benda koleksi harus bervariasi, dengan cara :
a) Mengadakan perubahan jalur pengamata di ruang luar
a. Area pengamatan menyempit (converging)
b) Memusatkan pada satu arah/ tujuan tertentu
c) Merangsang manusia untuk bergerak cepat/ bergegas
d) Memberikan nilai lebih pada obyek di hadapannya.
IN OUT
Berfungsi sebagai alih suasana
commit to user
e) Area pengamatan melebar
1. Memberikan keleluasaan gerak
2. Memberikan suasana terbuka, lapang dan santai
3. Memperlambat arus sehingga memungkinkan lebih lama mengamati obyek
f) Area pengamatan mendatar (horisontal)
1. Memberikan kesan ketenangan
2. Memungkinkan kelambatan, kelamaan gerak
3. Kontrol pergerakan tinggi
g) Area pengamatan ke atas (ascending)
1. Menghambat laju arus
2. Memberikan daya tarik pada obyek sebagai tujuan yang diharapkan
3. Kesan bergerak menuju keleluasaan
Arah pengamatan Menyempit ( converging)
Arah pengamatan mendatar ( horisontal)
commit to user
h) Area pengamatan ke bawah (discending)
1. Mempercepat arus gerak
2. Memberikan kesan menuju lingkungan/ kepadatan
3. Memberikan waktu pengamatan sekilas pada obyek sehingga terangsang untuk mengetahui lebih jelas
i) Area pengamatan membelok
1. Menghindari kebosanan
2. Merangsang untk mengetahui perwujudan visual di sisi yang lain
j) Mengadakan perubahan area jalur pengamatan di dalam ruangan
1. Pada bidang alas ruang
2. Menunjukkan pembagian ruang
3. Memberikan arah yang jelas ke muka
4. Keleluasaan pandangan, sebagai alternative pandangan selain obyek pamer k) Pada ketinggian ruang
1. Memperlihatkan suasana pameran secara keseluruhan
Arah pengamatan ke atas (ascending)
Arah pengamatan ke bawah (discending )
Arah pengamatan ke membelok
commit to user
3. Memungkinkan pengamatan yang berbeda pada obyek
8. Unsur Pembentuk Ruang
a. Lantai
1) Dasar Pertimbangan
a) Mudah dalam perawatan
b) Lantai pada ruang yang membutuhkan tingkat ketenangan yang lebih tinggi mampu meredam sumber bising seperti bunyi langkah kaki.
c) Lantai pada ruang yang membutuhkan tingkat ketenangan yang lebih tinggi sebaiknya tidak menggunakan banyak ruang sehingga tidak mengganggu aktivitas dan kinerja di dalamnya
d) Lantai menjadi petunjuk arah dan mempertegas batas ruang yang
ada.
e) Lantai tidak menghantarkan listrik statis.
2) Analisa Bahan dan Kegunaan
JENIS BAHAN