PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, instansi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor utama dalam semua kegiatan instansi. Pegawai negeri sebagai sumber daya manusia yang berada di sektor pemerintahan turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional sehingga kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil sangat penting sebagai pelaksana dari usaha kegiatan pemerintah.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara dan pemerintahan yang baik, sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global maka diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dalam penyelenggraan pemerintahan. Untuk membentuk pegawai yang memiliki kompetensi sebagaimana yang dimaksud diperlukan pembinaan

pendidikan dan latihan Pegawai Negeri Sipil yang efektif. Hal ini dilakukan, karena Pendidikan dan Pelatihan mempunyai peran strategis terhadap keberhasilan mencapai tujuan organisasi, baik pemerintah maupun swasta. Di sisi lain juga sebagai keberhasilan individu bagi karier pegawai dan dapat meningkatkan kualitas profesionalnya .

Berikut wawancara dengan Ibu Sulastri, S.Sos Penata Muda III/a, Jabatan Staff Sub Bagian Tata Usaha mengatakan pendapatnya tentang tujuan pelaksanaan pendidikan dan latihan bahwa :

“Tujuan pelaksanaan diklat biar karyawan bisa menghadapi perubahan yang ada kayak contohnya teknologi dan juga untuk meningkatkan produktifitas kerja yang maksimal” (wawancara pada : 15 Juli 2009)

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia merupakan instansi pemerintah yang selalu mengikuti perkembangan jaman yang begitu cepat dan pesat salah satunya dengan menghadapi perubahan-perubahan yang ada di dalam ataupun diluar intansi seperti contohnya teknologi. Untuk itu diperlukan suatu pembinaan pendidikan dan latihan yang dapat meningkatkan produktifitas kerja karena pendidikan dan latihan mengarah pada meningkatkan kemampuan, pegetahuan dan semangat pengabdian kepada masayarakat serta meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang substansi maupun kepemimpinannya.

Penyelenggraan program pendidikan dan latihan yang diselenggrakan di Lembaga Penyiaran Pubik Radio Republik Indonesia mengacu pada Undang- Undang No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dilengkapi dengan Keputusan Lembaga Administrasi Negara No.193/XIII/10/2001 tentang Pedoman umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Di dalam Pasal 31 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok Pokok Kepegawaian, telah disebutkan bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya, diadakan pengaturan dan Penyelenggraan program pendidikan dan latihan yang diselenggrakan di Lembaga Penyiaran Pubik Radio Republik Indonesia mengacu pada Undang- Undang No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil dilengkapi dengan Keputusan Lembaga Administrasi Negara No.193/XIII/10/2001 tentang Pedoman umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Di dalam Pasal 31 Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok Pokok Kepegawaian, telah disebutkan bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya, diadakan pengaturan dan

Dalam Keputusan Lembaga Administrasi Negara No.193/XIII/10/2001 tentang Pedoman umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud dengan Pendidikan dan latihan adalah proses belajar mengajar guna meningkatkan kompetensi pegawai negeri sipil. Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan atau karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Penyelenggaraan Pendidikan dan latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta pada tahun Januari 2008 – April 2009 adalah 1 jenis diklat, yaitu diklat teknis (sumber : data dari bagian kepegawaian).

Sesuai dengan pada Keputusan Lembaga Administrasi Negara No.193/XIII/10/2001 tentang Pedoman umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, agar pelaksanaan diklat dapat tercapai sesuai dengan tujuan maka harus direncanakan. Perencanaan Pendidikan dan Latihan mencakup analisis kebutuhan, penetapan peserta, penentuan tujuan dan sasaran, penentuan jenis dan jenjang diklat, penetapan agenda pembelajaran, penyiapan widyaiswara, serta sarana dan pasarana, pembiayaan, serta evaluasi dan pelaporan.

Penelitian ini menggambarkan sejauh mana pelaksanaan penyelenggraan program pendidikan dan latihan yang dilaksanakan di Lembaga Penyiaran Publik Republik Indonesia Surakarta. Berikut tahapan pelaksanaan Pendidikan dan latihan

Administrasi Negara No.193/XIII/10/2001 tentang Pedoman umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, adalah sebagai berikut :

sesuai dengan

Keputusan Lembaga

A. ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT

Analisis kebutuhan merupakan kegitan pertama dan penting karena dengan menganalisa kebutuhan terlebih dahulu maka akan dapat mengetahui kemampuan-kemampuan yang benar-benar dibutuhkan oleh karyawan dalam mendukung pekerjaannya. Tujuan dari kegiatan menganalisis kebutuhan adalah untuk mencari atau mengidentifikasi kemampuan-kemapuan apa yang diperlukan oleh karyawan dalam rangka menunjang kebutuhan organisasi serta agar tidak terjadi pemborosan jika tidak menganalisis kebutuhan tersebut. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan merupakan gambaran kekurangan kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas sehari-hari. Dengan diadakan diklat maka dapat menutup kekurangan yang ada.

Berikut wawancara dengan Bapak Setyo Pramono Penata Muda Tk I, III/b Jabatan Staf Sub bagian Tata Usaha tentang analisis kebutuhan Berpendapat bahwa :

“diklat diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan mbak. Seperti kemarin Radio Republik Indonesia Surakarta mengadakan diklat teknis dasar studio karena di bagian studio kekurangan orang” (wawancara pada : 12 Juli 2009)

Penyelenggaraan pendidikan dan latihan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan dengan analisis kebutuhan adanya kekurangan pegawai di bidang teknik studio dikarenakan ada pegawai yang kan pension maka akan diadakan mutasi pegawai dari berbagai bidang untuk mengisi kekosongan pegawai tersebut tersebut. Untuk itu pegawai yang berasal dari berbagai bidang tersebut belum memiliki kompetensi di bidang teknis studio sehingga perlu diadakan diklat dasar teknik studio.

Untuk merekruit pegawai honorer lebih baik memberikan diklat kepada pegawai yang lama karena lebih sedikit memakan biaya dan waktu. Jika merekruit pegawai honorer akan lebih lama dalam memberikan pengajaran karena harus memulai dari awal padahal bagian tersebut sudah harus segera ditempati dan memakan waktu biaya banyak sedangkan dengan menyelenggarakan diklat untuk pegawai lama akan memakan biaya dan waktu sedikit seperti tidak perlu mengajarkan seluk beluk dari awal jadi hanya memberikan teknis dasar studio saja.

Pendidikan dan latihan yang diselenggarakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta telah sesuai dengan kebutuhan dari instansi. Karena dengan diadakan pendidikan dan pelatihan maka kekurangan kompetensi dalam melaksanakan tugas sehari-hari dapat Pendidikan dan latihan yang diselenggarakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta telah sesuai dengan kebutuhan dari instansi. Karena dengan diadakan pendidikan dan pelatihan maka kekurangan kompetensi dalam melaksanakan tugas sehari-hari dapat

B. PENETAPAN PESERTA

Dalam penelitian ini peserta pendidikan dan latihan ditekankan pada pegawai Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta pada periode Januari 2008 – April 2009 yang mengikuti penyelenggaraan program pendidikan dan latihan berjumlah 23 pegawai. Peserta tersebut diikuti oleh berbagai jenis bidang, meskipun demikian penetapan peserta pendidikan dan latihan tidak sembarang ada persyaratan yang harus dipenuhi dan pegawai tersebut mendapat persetujuan dari atasan/kepala Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta. Persyaratan calon peserta diklat telah dikemukakan di bab I.

Adapun adanya persyaratan menjadi peserta pendidikan dan latihan diharapkan agar mempermudah proses penetapan peserta dan agar menghilangkan tindakan yang tidak sesuai dalam penunjukkan pegawai yang akan mengikuti program pendidikan dan latihan.

Berikut wawancara dengan Ibu Sulastri, S.Sos Penata Muda III/a, Jabatan Staff Sub Bagian Tata Usaha mengenai penetapan peserta diklat :

“Untuk menjadi peserta diklat itu ditunjuk oleh atasan. Biasanya yang dianggap mampu oleh atasan, berprestasi dan mempunyai minat belajar yang tinggi, serta kedisiplinan “ (wawancara pada : 15 Juli 2009)

Penunjukkan peserta pendidikan dan latihan dilakukan oleh Kepala Sub Bagian yang disetujui oleh Kepala Seksi dari masing-masing bidang yang kemudian akan diusulkan dan memperoleh persetujuan dari Kepala Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta. Penilaian dan penunjukkan terhadap pegawai calon peserta pendidikan dan latihan pada dasarnya atas kemampuan dalam tugas sehari-hari (yang dianggap mampu oleh atasan), mempunyai minat belajar dan bakat, serta berprestasi dalam bidangnya. Kemudian kedisiplinan juga dinilai hal ini seperti menaati peraturan termasuk jam kerja pegawai serta waktu penyelesaian tugas yang diberikan oleh atasan.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara dengan Bapak Rakiman Penata Muda III/a, Jabatan Staf Subbagian Tata Usaha yang mengikuti Diklat Bendahara Pengeluaran, wawancaranya adalah sebagai berikut :

“Saya ditunjuk langsung dari atasan. Untuk kriteria setahu saya pegawai yang berprestasi dan dianggap mampu oleh atasan” (wawancara pada : 31 Juli 2009)

Untuk menjadi peserta diklat, pegawai ditunjuk dari atasan langsung dengan kriteria dari pekerjaan sehari-hari. Untuk itu pegawai harus melaksanakan

dan tepat waktu menyelesaikannya agar atasan dapat mengusulkan untuk menjadi calon peserta diklat dan tentunya peserta tersebut mempunyai minat belajar yang tinggi.

tugas

dengan

sebaik-baiknya

Dari kedua hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta dalam menetapkan peserta yang mengikuti pendidikan dan latihan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Dan penetapan peserta pendidikan dan latihan tersebut bersifat transparan karena kriteria untuk menjadi peserta yang mengikuti pendidikan dan latihan mengetahui penilaian dan penunjukkan peserta yang ditetapkan.

C. PENETAPAN TUJUAN DAN SASARAN

Dalam penetapan tujuan dan sasaran pendidikan dan latihan didasarkan pada analisis kebutuhan. Seperti telah dijelaskan pada bab I tentang tujuan dan sasaran diklat bahwa tujuan dan sasaran diklat itu mengarah pada perubahan perilaku pegawai. Berikut petikan wawancaranya dengan Ibu Sulastri, S.Sos Penata Muda III/a, Jabatan Staff Sub Bagian Tata Usaha tentang tujuan dan sasaran penyelenggaraan diklat :

“tujuan dan sasaran diklat itu didasarkan dari analisis kebutuhan. Tujuan dan sasaran harus sesuai dengan analisis kebutuhan agar penyelenggaraan diklat dapat mencapai tujuan. Sebagai contoh diklat teknis dasar studio bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para peserta didik di bidang teknik dasar studio dan sasarannya yaitu untuk mempersiapkan out put diklat yang mampu melaksanakan tugas-tugas operasional dasar teknik studio Lembaga Peyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta” (wawancara pada : 15 Juli 2009)

Agar pelaksanaan program pendidikan dan latihan tercapai secara optimal maka tujuan dan sasaran pendidikan dan latihan harus sesuai dengan Agar pelaksanaan program pendidikan dan latihan tercapai secara optimal maka tujuan dan sasaran pendidikan dan latihan harus sesuai dengan

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dan sasaran penyelenggaraan diklat di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta telah sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara yaitu mengarah pada perilaku pegawai. Hal ini berarti bahwa Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dalam menyelenggarakan pendidikan dan latihan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, dimana tujuan dan sasaran diklat ditetapkan sesuai dengan pengidentifikasian analisis kebutuhan pendidikan dan latihan.

D. PENETAPAN JENIS DAN JENJANG DIKLAT

Setelah menganalisis kebutuhan kemudian menetapkan tujuan dan sasaran dilanjutkan dengan menetapkan peserta selanjutnya penetapan jenis dan jenjang diklat. Penetapkan jenis dan jenjang diklat juga harus disesuaikan dengan analisis kebutuhan agar tujuan penyelenggaraan pendidikan dan latihan bisa tercapai. Untuk jenis dan jenjang pendidikan dan latihan telah dibahas di Bab I.

Dari sumber informan yaitu Ibu Sulastri, S.Sos Penata Muda III/a, Jabatan Staff Sub Bagian Tata Usaha mengatakan bahwa : “Diklat yang diselenggarakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio

Republik Indonesia periode januari 2008 – april 2009 hanya 2 yaitu diklat kepemimpinan tingkat IV dan diklat teknis saja ” (wawancara pada : 15 Juli 2009)

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta hanya menyelenggarakan 2 jenis diklat saja yaitu Diklat kepemimpinan dan diklat teknis saja karena dari analisis kebutuhan pegawai yang di diklat di surakara ada di bidang teknis, maka penetapan jenis dan jenjang diklat yang hanya dilaksankan hanya diklat teknis.

Jenis dan jenjang diklat yang diselenggarakan di Lembaga Penyiaran ublik Radio Repubik Indonesia Surakarta pada Januari 2008 – April 2009 meliputi : Diklat teknis merupakan diklat untuk meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan bidang tugasnya. Jenis diklat teknis yang diselenggarakan meliputi :

a. Diklat Bendahara Pengeluaran

b. Diklat Manajemen Operasional Jaringan VSAT CSPC Satelit Radio Republik Indonesia

c. Diklat Cyber Journalist

d. Diklat Dasar Teknis Studio

E. PENETAPAN AGENDA PEMBELAJARAN

Setelah tujuan dan sasaran ditetapkan selanjutnya penetapan agenda pembelajaran. Penetapan agenda pembelajaran mencakup mempersiapkan kurikulum yang diberikan pada saat pendidikan dan latihan diselenggarakan. Dalam

Administrasi Negara No.193/XII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Latihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud dengan kurikulum adalah susunan mata pendidikan dan pelatihan beserta uraian yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta diklat sesuai dengan tujuan dan sasaran program pendidikan dan latihan. Selain itu juga dalam Keputusan Lembaga Administrasi Negara No.193/XII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Latihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, kurikulum diklat harus memuat struktur kurikulum, ringkasan materi, tujuan umum dan khusus, pokok bahasan, waktu dan metode.

Penetapan agenda pembelajaran yaitu mempersiapkan kurikulum. Di dalam suatu kurikulum harus memuat struktur yang harus diperhatikan yaitu materi yang harus disesuiakan dengan kebutuhan pegawai yang menjadi peserta agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan dan suatu kurikulum yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, serta ringkasan materi yang akan diberikan pada peserta diklat. Selain itu kurikulum juga harus menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan dan sasaran. Mengidentifikasi waktu tiap materi antara jam belajar dan istirahat juga perlu Penetapan agenda pembelajaran yaitu mempersiapkan kurikulum. Di dalam suatu kurikulum harus memuat struktur yang harus diperhatikan yaitu materi yang harus disesuiakan dengan kebutuhan pegawai yang menjadi peserta agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan dan suatu kurikulum yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, serta ringkasan materi yang akan diberikan pada peserta diklat. Selain itu kurikulum juga harus menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan dan sasaran. Mengidentifikasi waktu tiap materi antara jam belajar dan istirahat juga perlu

Alokasi waktu juga harus termuat dalam penetapan kurikulum karena agar pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar dan peserta tidak bosan dalam menjalani program pendidikan dan latihan. Sehingga dengan adanya waktu yang diberikan peserta dapat menerima materi dengan jelas dan paham. Dalam pemberian waktu biasanya sesuai dengan jenis jenis diklat.

Wawancara dengan Ibu Sulastri, S,Sos Penata Muda III/a, Jabatan Staff Sub Bagian Tata Usaha mengatakan bahwa : “untuk diklat dasar teknis studio yang diselenggarakan hanya 2 hari

dan waktu yang diberikan hanya 3-4 jam saja. Hal tersebut karena diklat tersebut hanya untuk mengetahui teknik dasar studio. Sedangkan diklat kepemimpinan sampai 7 hari, dhek. Sedangkan untuk alokasi jamnya kalo tidak salah dari pagi sampai sore” (wawancara pada : 15 Juli 2009)

Diklat tenis studio hanya diselenggarakan 2 hari saja dan waktunya hanya 3-4 jam saja. Hal tersebut disesuiakan dengan materi saja yaitu mengetahui dasar teknik studio. Sedangkan untuk diklat Kepemimpinaan sampai bisa menempuh 7 hari dan alokasi waktunya dari pagi sampai dengan sore. Karena diklat Kepemimpinan menmpuh samapi 40 hari sehingga materi yang diberikan banyak. Dapat ditarik kesimpulan bahwa alokasi waktu diberikan sesuai dengan materi yang akan diberikan.

Selanjutnya metode pendidikan dan latihan merupakan suatu pendekatan terhadap cara peyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan dan latihan. Metode dimaksudkan untuk memberikan deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan peserta diklat terhadap tugas dan pekerjaan. Seperti sudah peneliti jelaskan di bab I tentang macam-macam metode diklat ada 8. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari informan yaitu Bapak Setyo Pramono Penata Muda Tk

I, III/b Jabatan Staf Sub bagian Tata Usaha: “metode yang digunakan bagi orang dewasa yang sesuai dengan

kebutuhan praktis dan pengembangan peserta, bersifat interaktif, berlangsung dalam suasana belajar yang fleksibel dan dinamis. Ada beberapa macam metode yaitu ceramah, diskusi, praktik, studi banding, studi kasus, simulasi, bermain peran, belajar dengan menggunakan media” (wawancara pada 12 Juli 2009)

Metode yang digunakan dalam program pendidikan dan latihan harus dapat dicerna oleh orang dewasa sehingga suasana pelaksanaan dapat menyenangkan dan tidak membosankan bagi para peserta sehingga peserta dapat mencerna materi yang diberikan. Ceramah Yaitu memberikan materi secara lisan. Diskusi yaitu membahas suatu masalah dengan tujuan peserta dapat mengeluarkan pendapat, menerima pendapat orang lain, berkoordinsai dengan pihak lain dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

Studi kasus yaitu memberikan kasus yang kemudian kasus tersebut harus diberi pemecahan yang terbaik. Simulasi yaitu peserta diklat memainkan peranan dalam instansi tiruan. Bermain peran yaitu metode Studi kasus yaitu memberikan kasus yang kemudian kasus tersebut harus diberi pemecahan yang terbaik. Simulasi yaitu peserta diklat memainkan peranan dalam instansi tiruan. Bermain peran yaitu metode

Wawancara dari informan yaitu Bapak Setyo Pramono Penata Muda Tk I, III/b Jabatan Staf Sub bagian Tata Usaha tentang metode yang digunakan saat pelaksanaan diklat dasar teknik studio yaitu

“Metode cuma ceramah sama praktek saja. Itu juga banyak teori dari pada prakteknya”.

Metode Diklat yang digunakan ketika mengikuti diklat dasar teknis studio yaitu hanya ceramah tentang pemberian materi cara lisan mengenai konsep dasar teknis studio serta metode dengan praktek. Pemberian Ceramah lebih banyak diberikan karena peserta, karena hanya mengetahui dasar yang ada dibidang teknis studio yang kemudian dapat diterapkan untuk pelaksanaan tugas yang akan datang, setelah itu dapat diperdalam dengan menghadapai tantangan yang akan datang ketika bertugas di bidang teknis studio.

Berikut hasil wawacara peneliti dengan peserta diklat teknis yaitu Bapak Rakiman Penata Muda III/a, Jabatan Staf Subbagian Tata Usaha, beliau mengungkapkan tentang metode yang digunakan saat dia mengikuti diklat Bendahara pengeluaran di Jakarta bahwa :

“Kemaren tuh ya dhek, metode diklatnya ya biasa ceramah sama simulasi saja. Pendekatannya kepada bidang administrasi keuangan.

Sayangnya waktu simulasi waktunya kurang karena yang dipelajarikan banyak” (wawancara pada 31Juli 2009)

Diklat yang diselengarakan hanya menggunakan 2 metode saja yaitu ceramah dan simulasi. Metode ceramah adalah memberikan materi secara lisan. Tujuannya memberikan materi sebanyak mungkin. Widyaiswara menyampaikan materi dari neraca, pelaporan, pembukuan, perencanaan pencairan dana. Sedangkan metode simulasi adalah peserta mempraktekkan materi secara langsung atau peserta dihadapkan langsung dengan tugas sehari-hari. Pada saat simulasi materi dari perencanaaan dana, pembukuan hingga pelaporan sudah diberikan semua tapi waktunya kurang. Hal ini sebaiknya menjadi bahan pertimbangan dan harus menjadi pengoreksian karena antara materi dan praktek tidak seimbang.

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta mempunyai 2 penyelenggaraan diklat yaitu Pendidikan dan latihan yang diselenggarakan dari kebijakan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Pusat (Jakarta) dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta yang diselenggarakan di Surakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.3

Jenis Pelaksanaan Pendidikan dan latihan berdasarkan

Tempat Penyelenggaraan

N JENIS PENDIDIKAN DAN LATIHAN TEMPAT PENYELENGGARAAN Diklat Teknis, ada beberapa macam yaitu :

1. Dasar Teknik Studio Surakarta

2. Diklat Manajemen Operasional Jaringan VSAT Jakarta CSPC Satelit Radio Republik Indonesia

3. Diklat Bendahara Pengeluaran Jakarta

4. Diklat Cyber Journalism. Yogyakarta

Sumber : Subbagian Tata Usaha Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta Dari tabel 2.3 dapat dijelaskan bahwa Penyelenggarakan diklat Radio Republik Indonesia Surakarta ada 2 macam yaitu : Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Pusat dan Lembaga Penyiaran Publik Indonesia Surakarta. Macam pendidikan dan latihan yang diselenggarakan dari Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Pusat yaitu :

1. Diklat dasar Teknis Studio merupakan diklat meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan pegawai negeri sipil dalam bidang teknik. Tujuan dari penyelenggaraan diklat tersebut adalah meningkatkan pengetahuan 1. Diklat dasar Teknis Studio merupakan diklat meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan pegawai negeri sipil dalam bidang teknik. Tujuan dari penyelenggaraan diklat tersebut adalah meningkatkan pengetahuan

14.00 WIB, hari pertama yaitu untuk toeri sedangkan hari kedua yaitu teori hanya 2 jam setelah itu dilanjutkan dengan praktek selama 2 jam. Jumlah peserta adalah 20 orang, yang terdiri dari seksi Sumber daya Teknologi, Seksi Pemberitaan, Seksi Siaran, serta Seksi Layanan dan Usaha. Materi yang diberikan meliputi :

a) Jenis-jenis studio yang meliputi studio continuity, studio produksi (studio drama, studio musik, studio general purpose, studio multi purpose, editing studio) yaitu memperkenalkan jenis-jenis studio untuk melakukan kegiatan siaran radio,baik untuk siaran langsung ataupun tidak langsung.

b) Konsep dasar system komunikasi satelit adalah mempelajari konsep- konsep dasar tentang penyaluran sinyal informasi. Tujuan dari pemberian materi tersebut adalah peserta diklat dapat (1) Memahami konsep transmisi satelit (2) Memahami fungsi komponen transmisi satelit (3) Memahami anatomi satelit (4) Memahami konfigurasi transmisi satelit b) Konsep dasar system komunikasi satelit adalah mempelajari konsep- konsep dasar tentang penyaluran sinyal informasi. Tujuan dari pemberian materi tersebut adalah peserta diklat dapat (1) Memahami konsep transmisi satelit (2) Memahami fungsi komponen transmisi satelit (3) Memahami anatomi satelit (4) Memahami konfigurasi transmisi satelit

2. Diklat Cyber Journalism adalah diklat untuk meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan pegawai negeri sipil dalam bidang pemberitaan. Tujuan dari penyelenggaraan diklat Cyber Journalism adalah meningkatkan kemampuan atau ketrampilan journalist radio (Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia) dibidang pemberitaan secara online dengan memanfaatkan jaringan internet. Diklat tersebut diberikan kepada para journalist Radio Republik Indonesia dan diselenggarakan di Jogjakarta, selama 33 hari. Jumlah peserta yang mengikuti diklat Cyber Journalist adalah 1 orang. Diklat dilaksanakan dalam seminggu 5 hari, perharinya selama 7 jam yaitu mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB. Khusus minggu terakhir untuk praktek dan evaluasi. Materi yang diberikan meliputi :

a) Perkembangan Teknologi Informasi Siaran yaitu mengenalkan teknologi siaran yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, seperti menyiadakan webside Radio Republik Indonesia yang a) Perkembangan Teknologi Informasi Siaran yaitu mengenalkan teknologi siaran yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, seperti menyiadakan webside Radio Republik Indonesia yang

b) Journalisme On Line yaitu mempelajari bagaimana melaporkan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet. Tujuan dari mempelajari jurnalisme online yaitu para jurnalis bisa memutuskan :

Format media yang mana, yang terbaik untuk menyampaikan suatu berita.

Memberi pilihan pada publik untuk memberi tanggapan, berinteraksi, atau menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan publik bersangkutan terhadap berita-berita tertentu.

Mempertimbangkan cara-cara untuk menghubungkan berita yang ia buat dengan berita lain, arsip, sumber data dan seterusnya lewat hyperlinks.

c) Membangun Website jurnalistik dengan CMS Joomla yaitu mempelajari perangkat lunak yang memungkinkan sesorang untuk menambahkan dan/atau memanipulasi (mengubah) isi dari suatu situs Web.

3. Diklat Bendahara Pengeluaran yang diselenggarakan di Jakarta oleh Puslitbang Jakarta dengan Departemen Keuangan selama 16 hari. Tujuan dari pelaksanaan Diklat bendahara pengeluaran yaitu diklat meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan pegawai negeri sipil dalam bidang tata usaha khususnya bendahara pengeluaran. Materi yang diberikan yaitu meliputi tugas-tugas pokok yaitu membuat buku kas, laporan bulanan dan tahuan, membuat laporan pajak bulanan dan tahunan, neraca. Tujuan dari pemberian materi itu agar menambah pengetahuan untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam melaksanakan pengelolaan Anggaran Belanja Negara

4. Diklat Manajemen Operasional Jaringan VSAT CSPC Satelit Radio Republik Indonesia merupakan diklat meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan pegawai negeri sipil dalam bidang satelit. Tujuan dari penyelenggaraan diklat tersebut adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam merencanakan, melaksanakan kegiatan siaran berjaringan dengan menggunakan Jaringan VSAT - SCPC Satelit. Diklat tersebut diberikan kepada pegawai teknisi dibidang satelit, yang diselenggarakan oleh Puslitbang Jakarta selama 12 hari. Materi yang diberikan pada saat Diklat Manajemen Operasional Jaringan VSAT CSPC Satelit Radio Republik Indonesia adalah :

a) Manajemen Penggunaan Transponder yaitu mengatur penggunaan frekuensi yang disewa dari telkom. Tujuan diberikan manajemen a) Manajemen Penggunaan Transponder yaitu mengatur penggunaan frekuensi yang disewa dari telkom. Tujuan diberikan manajemen

b) Sytem Jaringan VSAT (Very Small Apeture Antenna Terminal) Radio Republik Indonesia yaitu VSAT merupakan jaringan atau sistem komunikasi satelit yang terdiri atas sejumlah stasiun remote (terminal VSAT) dengan menggunakan antena parabola berdiameter lebih kecil dibandingkan dengan komunikasi satelit lainnya, menggunakan sebuah atau sebagian transponder satelit sebagai

pengulang (repeater) dengan didukung peralatan pada stasiun dan sebuah stasiun bumi utama.

c) Layanan Satelit yaitu mengenalkan jenis-jenis pelayanan satelit yang meliputi VSAT, pengiriman berita, telewicara, distance learning, satelit direct TV, GSM dan CDMA

d) Pembuatan kertas Kerja pontong, Antena, crosspole dan Polarisasi

e) Operasional dan pemeliharaan perangkat lunak Up/down Link Dari pendapat-pendapat diatas dapat diperoleh suatu gambaran penyelenggaraan bahwa kurikulum diklat sudah sesuai dengan struktur yang ditetapkan meskipun ada beberapa yang belum cukup memuaskan tetapi sudah bagus bagi peserta. Hal tersebut dapat terlihat dari Lembaga Pengelola Diklat dalam salah mengidentifikasikan alokasi waktu untuk metode simulasi kurang, jadi tidak seimbang antara materi dan praktek. Hal ini hendaknya menjadi pertimbangan

bagi

lembaga pengelolaan diklat agar lembaga pengelolaan diklat agar

F. PENYIAPAN WIDYAISWARA SERTA SARANA DAN PRASARANA

Dalam pelaksanaan diklat harus juga didukung oleh widyaiswara serta sarana dan prasarana. Widyaisawara serta sarana dan prasarana harus disiapkan agar pelaksanaan diklat dapat tercapai tujuannya. Widayaiswara merupakan seseorang yang ditugaskan memberikan fasilitasi dalam agenda pembelajaran Diklat Pegawai Negeri Sipil. Untuk criteria widyaiswara sudah di jelaskan dalam bab II, sedangkan macam widyaiswara terdiri dari widyaiswara dan widyaiswara luar biasa yang dipersiapkan oleh pengelola Lembaga Diklat Pemerintah. Widyaiswara harus mampu dalam mengajar dan menyampaikan materi-materi pendidikan dan latihan. Hal tersebut sesuai dengan Bapak Setyo Pramono Penata Muda Tk I, III/b Jabatan Staf Sub bagian Tata Usaha tentang penjelasan widyaiswara :

“Widyaiswara merupakan Pegawai Negeri sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang untuk mendidik, mengajar, dan atau melatih Pegawai Negeri sipil pada Lembaga diklat pemerintah. Widyaiswara harus bisa mendidik, mengajar, atau melatih” (wawancara pada 12 Juli 2009)

Widyaiswara adalah pejabat yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar dan melatih pada Lembaga Pendidikan dan Latihan Pemerintah.

Widayaiswara harus mengajar peserta yang mengikuti pendidikan dan latihan dan mampu membuat suasana menyenangkan saat memberikan materi-materi agar para peserta tidak merasa bosan dan jenuh. Karena dengan membuat suasana yang menyenangkan para peserta bisa menangkap materi dan memahami tentang materi yang diberikan.Penyampaian materi diberikan secara sistematis, tidak berbelit dan sesuai dengan konteks atau pembahasan.

Pengelola lembaga dikat pemerintah menyiapkan widyaisawara dari dalam dan luar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Rakiman Penata Muda III/a, Jabatan Staf Subbagian Tata Usaha yang mengikuti Diklat Teknis yaitu Bendahara Pengeluaran di Jakarta, beliau mengemukan bahwa :

“Kemarin itu widyaiswara dari luar mbak, Banyak kok DEPKEU, Badan Akuntansi Indonesia, lalu ada juga dari DJ Anggaran. Kemampuan widyaiswara dalam menyampaikan materi mencapai sasaran” (wawancara pada 31 Juli 2009)

Puslibang Diklat Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dalam menyiapkan widyaiswara cukup baik dan mementingkan mutu pendidikan karena mengundang widyaiswara dari Depkeu, DJ Anggaran dan Badan Akuntansi Indonesia. Widyaisawara dapat memberikan materi dengan baik sehingga materi tersebut dapat mencapai dicerna dan dipahami oleh peserta diklat.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan pegawai yang telah mengikuti Diklat Dasar Teknik Studio, yaitu Ibu Anis Tri Budiasih Penata

Muda Tingkat I, III/b Jabatan Ajun Adikara Siaran, beliau mengungkapkan bahwa :

“Kemaren ketika mengikuti diklat, widyaiswara Cuma dari dalam saja, yaitu pegawai di bidang teknis studio yang sudah senior jadi ya nggak ada pelatih dari luar”.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyiapan widyaiswara sudah bagus karena mengundang widyaiswara yang sesuai dengan pelaksanaan diklat yang diselenggarakan dan ada widyaiswara dalam dari dalam atau senior.. Widyaiswara juga mempunyai trik untuk mengajar dalam menyampaikan materi agar para peserta diklat tidak merasa bosan dan jenuh sehingga penyelenggaraan diklat dapat tercapai sesuai dengan sasaran.

Selain menyiapkan widyaiswara juga perlu dipersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan diklat tersebut. Kelengkapan sarana dan prasarana itu sangat penting karena sarana dan prasarana tersebut dapat menjamin efektitifitas lancarnya penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan. Sarana dan Prasarana pelaksanaan pendidikan dan latihan yang digunakan dapat dimiliki sendiri atau memanfaatkan dari sarana dan prasarana dari Lembaga Pengelola Pendidikan Dan Latihan.

Sarana dan prasarana yang disediakan penyelenggaraan diklat di pusat berupa aula (ruangan) yang berAC, penginapan, uang saku, transportasi, alat peraga, proyektor, modul, kursi, dan meja. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut diharapkan para widyaiswara dan peserta pendidikan dan Sarana dan prasarana yang disediakan penyelenggaraan diklat di pusat berupa aula (ruangan) yang berAC, penginapan, uang saku, transportasi, alat peraga, proyektor, modul, kursi, dan meja. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut diharapkan para widyaiswara dan peserta pendidikan dan

Berikut tanggapan-tanggapan dari para peserta diklat mengenai sarana dan prasarana yang disediakan oleh Lembaga Pengelola Pendidikan dan Latihan.

Bapak Rakiman Penata Muda III/a, Jabatan Staf Subbagian Tata Usaha yang mengikuti Diklat Teknis di Jakarta, beliau mengemukakan bahwa :

“Dimasa sekarang ini sarana dan prasarana yang diberikan cukup memadai. Cuma itu mbak, peserta jangan terlalu banyak max 20 peserta biar efisien penyerapan materi yang diterima peserta.” (Wawancara pada 31 juli 2009)

Dalam keadaan seperti sekarang ini sarana dan prasarana yang diberikan peserta merasa cukup memadai karena penginan, transportasi, uang saku diterima oleh peseerta diklat. Meskipun peserta tidak merasa puas dengan ruangan yang dirasa sempit karena daya tampung peserta banyak sehingga untuk memahami materi merasa kurang.

Pegawai dibidang Tata Usaha Ibu Sulastri, S.Sos Penata Muda III/a, Jabatan Staff Sub Bagian Tata Usaha, beliau mengungkapkan bahwa : “Sarana dan prasarana sudah bagus, diruang AC mbak, dapat modul

trus kita juga dapat peralatan alat tulis”

Pelaksanaan diklat dasar teknik studio diselenggarakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Repoublik Indonesia Surakarta dengan sarana dan prasarana yang sudah lumayan baik yaitu ruangan berAC, peserta juga Pelaksanaan diklat dasar teknik studio diselenggarakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Repoublik Indonesia Surakarta dengan sarana dan prasarana yang sudah lumayan baik yaitu ruangan berAC, peserta juga

Bapak Yoseph Budi R, S.PT, Penata Muda III/a, Jabatan Ajun Teknisi Siaran Madya mengemukakan pendapatnya tentang sarana dan prasarana bahwa :

“Bagus mbak sarana dan prasarananya. Komplit saya merasa nyaman ikut diklat disana” (wawancara pada 10 Agustus 2009)

Sarana dan prasarana yang disediakan sudah bagus, karena dari semua sudah terpenuhi sesuai dengan standart yang ada. Karena perpustakaan, ruangan untuk diklat berAC. Serta buku-buku yang ada diperpustakaan lengkap dan tersusun rapi. Peserta merasa nyaman dengan fasilita yang disediakan oleh penyelenggara sehingga suanana belajar dapat berjalan dengan baik.

Dari beberapa wawancara penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana yang diberikan kepada peserta pendidikan dan latihan cukup baik, memuaskan dan memadai karena peserta menikmati dan merasa nyaman dengan sarana dan prasarana yang disediakan oleh Lembaga Pengelola Diklat. Meskipun ada yang kurang seperti ruangan kurang besar Dari beberapa wawancara penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana yang diberikan kepada peserta pendidikan dan latihan cukup baik, memuaskan dan memadai karena peserta menikmati dan merasa nyaman dengan sarana dan prasarana yang disediakan oleh Lembaga Pengelola Diklat. Meskipun ada yang kurang seperti ruangan kurang besar

G. PEMBIAYAAN

Pembiayaan atau pendanaan penyelenggaraan pendidikan dan latihan juga menjadi perhatian oleh Lembaga Penyiaran Publik Radio Repubik Indonesia dari semua yang telah disebutkan harus sesuai dengan anggaran atau dana yang ada. Untuk itu diperlukan penyusunan dana agar tidak terjadi pemborosan dan penggelapan dana. Penyusunan dan penggunaan biaya program pendidikan dan latihan yan dilakukan oleh puslitbang diklat dengan memperhatikan efektif dan efisiesi penyelenggaraan pendidikan dan latihan. Anggaran dana untuk penyelenggaraan pendidikan dan latihan itu berasal dari anggaran belanja rutin, anggaran belanja pembangunan.

Berikut wawancara dengan Bapak Setyo Pramono Penata Muda Tk I, III/b Jabatan Staf Sub bagian Tata Usaha tentang anggaran dari sendiri : “Kalo untuk Diklat yang diselenggarakan Radio Republik Indonesia

Surakarta ya anggarannya dari sini sendiri tapi kalo yang diklat yang dari Kebijakan pusat ya anggarannya pusat sendiri mbak” (wawancara pada 12 Juli 2009)

Tidak ada anggaran dari pusat untuk penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan di surakarta. Kadang anggaran pendidikan dan latihan terbatas jadi untuk melaksanakan pendidikan dan latihan harus melihat terlebih dahulu anggaran yang ada karena yang seharusnya menjadi Tidak ada anggaran dari pusat untuk penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan di surakarta. Kadang anggaran pendidikan dan latihan terbatas jadi untuk melaksanakan pendidikan dan latihan harus melihat terlebih dahulu anggaran yang ada karena yang seharusnya menjadi

H. PENYELENGGARAAN

Sebelum program pendidikan dan latihan diselenggarakan diperlukan suatu perencanaan. Perencanaan pendidikan dan latihan merupakan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi jabatan pegawai negeri sipil. Dengan adanya perencanaan diharapkan penyelenggaraaan dapat mencapai sasaran yang dicapai sehingga tidak terjadi pemborosan. Setiap penyelenggaraan pasti mempunyai penanggung jawab, begitu juga dengan program pendidikan dan latihan yang diselenggaraan oleh Puslitbang Diklat Jakarta.

Mengenai perihal tentang penanggung jawab program pendidikan dan latihan dikemukakan oleh Ibu Sulastri, S.Sos Penata Muda III/a, Jabatan Staff Sub Bagian Tata Usaha:

“yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan program pendidikan dan latihan adalah Instansi Pembina Diklat yang biasa disebut Instansi Pembina adalah Lembaga Administrasi Negara (LAN).” (wawancara pada 15 Juli 2009)

Lembaga Administrasi Negara (LAN) secara fungsional bertanggung jawab atas pengaturan, koordinasi dan terjaganya kualitas dan produktifitas penyelenggaraan pendidikan dan latihan. Dibawah Lembaga Administrasi

Negara ada Instansi Pengendali Diklat, dimana tugasnya melaporkan pertanggungjawaban pada Lembaga Aministrasi Negara. Dibawah Intansi pengendali Diklat ada Instansi Pembina Jabatan Fungsional, dimana nanti akan mempertanggungjawabkan pada Instansi Pengendali diklat. Instansi Pengendali Diklat adalah Badan Kepegawaian Negara yang secara fungsional bertanggung jawab atas pengembangan dan pengawasan standar kompetensi jabatan serta pengendalian pemanfaatan lulusan diklat. Sedangkan untuk Instansi Pembina Jabatan Fungsional adalah lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab atas pembinaan jabatan fungsional. Sedangkan yang mengelola serta mengembangkan kapasitas kelembagaan, program, sumber daya manusia Penyelenggara dan widyaiswara adalah Pengelola Lembaga Diklat Pemerintahan.

Selanjutnya penyelenggaraan pendidikan dan latihan dapat dilaksanakan secara klasikal dan non klasikal. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan klasikal dilakukan dengan tatap muka sedangkan non klasikal dapat dilakukan dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan ditempat kerja dan pelatihan dengan system jarak jauh. Berikut wawancara dengan informan tentang penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan di Lembaga Penyiaran Public Radio Republic Indonesia.

Bapak Rakiman Penata Muda III/a, Jabatan Staf Subbagian Tata Usaha yang mengikuti Diklat Teknis di Jakarta mengemukakan tentang penyelenggaraan diklat yang diselenggarakan bahwa :

“penyelenggaraan diklat dilaksanakan secara klasikal mbak. Yaitu dengan cara tatap muka.” (wawancara pada 31 Juli 2009)

Program pendidikan dan latihan Teknis diselenggrakan secara klasikal yaitu dengan cara tatap muka, yaitu dilaksanakan di jakarta dengan menggunakan menggunakan metode simulasi dan ceramah, outbond, diskusi. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelola Diklat sudah baik dan seseuai dengan ketetapan yang dikeluaran yaitu Undang-Undang No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil.

I. EVALUASI dan PELAPORAN

Setelah penyelenggaraan pendidikan dan latihan maka selanjutnya adalah tahap evaluasi. Evaluasi merupakan tahapan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang tercapai, itulah sebabnya evaluasi perlu dilakukan agar dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk melaksanakan penyelenggaraan diklat yang akan datang.

Berikut wawancara dengan Ibu Sulastri Penata Muda III/a, Staff Sub Bagian Tata Usaha mengenai pentingnya evaluasi : “setelah penyelenggaraan dilakukan evaluasi. Evaluasi diklat itu

penting trus yang dievaluasi itu kurikulum, peserta, widyaiswara, pembiayaan diklat, sarana dan prasarana, penyelenggara, bahan diklat, metode diklat dan jangka waktu” (wawancara pada 19 Agustus 2009)

Evaluasi pendidikan dan latihan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Diklat Instansi dan atau instansi Pembina untuk mengetahui Evaluasi pendidikan dan latihan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Diklat Instansi dan atau instansi Pembina untuk mengetahui

Tahapan terakhir dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan adalah pelaporan. Pelaporan merupakan tahapan penting agar Instansi Pembina mengetahui keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan diklat. Berikut wawancara dengan Ibu Sulastri Penata Muda III/a, Staff Sub Bagian Tata Usaha mengenai pentingnya pelaporan :

“Selain evaluasi juga dilakukan pelaporan. Pelaporan itu merupakan media pertanggungjawaban dari pelaksanaan diklat yang diselenggarakan. Yang dilaporkan juga banyak kurikulum, peserta, widyaiswara,

pembiayaan

diklat,

sarana dan prasarana,

penyelenggara, bahan diklat, metode diklat dan jangka waktu” (wawancara pada 19 Agustus 2009)

Selain evaluasi juga dilakukan pelaporan karena pelaporan merupakan media pertanggungjawaban yang mengemukakan informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja, disertai analisis keberhasilan yang dicapai ataupun kelemahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan diklat. Pelaporan itu dilakukan oleh Instansi Pembina dengan harapan setelah melakukan pelaporan maka agar mengetahui Selain evaluasi juga dilakukan pelaporan karena pelaporan merupakan media pertanggungjawaban yang mengemukakan informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja, disertai analisis keberhasilan yang dicapai ataupun kelemahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan diklat. Pelaporan itu dilakukan oleh Instansi Pembina dengan harapan setelah melakukan pelaporan maka agar mengetahui

Dapat ditarik kesimpulan bahwwa sebenarnya evaluasi dan pelaporan sama-sama merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh Lembaga Pengelola diklat karena tujuannya adalah sama yaitu sama-sama untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang dilaksanakan, hasil yang dicapai dan kelemahan yang dihadapi yang akhirnya bisa meningkatkan penyelenggaraan diklat yang selanjutnya dengan meningkatkan pelaksanaan diklat dan menutup kekurangan yang masih dihadapi. Dengan diadakan evaluasi dan pelaporan diharapkan untuk penyelenggaraan diklat yang selanjutnya diselenggarakan akan menjadi lebih baik.