Pengertian Citra Digital Dasar Pengolahan Citra

2.4 Dasar Pengolahan Citra

Pada dasar pengolahan suatu citra kita harus mengetahui dan memahami pengertian tentang citra digital, light, luminance, brightness, contrast, fenomena mach bands, fenomena simultan, fenomena ilusi optic, proses pembentukan citra digital, sampling, dan kuantisasi, pixel, voxel, dan relasi antar pixel, resolusi citra, jenis-jenis citra berdasarkan warna level intensitas, berbagai sistem ruang warna, serta mengetahui berbagai format file citra [9].

2.4.1 Pengertian Citra Digital

Secara umum citra digital menunjuk pada pemrosesan gambar 2 dimensi menggunakan komputer. Dalam konteks yang lebih luas pengolahan citra digital merupakan sebuah baris array yang berisi nilai-nilai real maupun kompleks yang direpresentasikan dengan deret bit tertentu. Suatu citra dapat di defenisikan sebagai fungsi fx,y berukuram M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial, dan amplitudo f di titik koordinat x,y dinamakan intensitas atau tingkat keabuan dari citra pada titik tersebut. Apabila nilai x,y, dan nilai amplitudo f secara keseluruhan berhingga finite dan bernilai diskrit maka akan dikatakan bahwa citra tersebut adalah citra digital. Gambar 2.2 menunjukkan posisi koordinat citra digital. Gambar 2.2 posisi koordinat citra digital [9] Universitas Sumatera Utara Citra digital juga dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut pada persamaan 2.1 dibawah ini: � , = �0,0 �1,0 … �0,1 �1,1 … � − 1,0 � − 1,1 … … … �0, − 1 �1, − 1 … … � − 1, − 1 … … … … … … … 2.1 Nilai pada suatu irisan antara baris dan kolom pada posisi x, y disebut dengan picture element, Image element, pels, dan pixel.istilah pixel paling sering digunakan pada citra digital. Gambar 2.3 merupakan digitalisasi citra dengan M=15 baris dan N=15 kolom [9]. Gambar 2.3 digitalisasi citra dengan pixel x=4 dan y=10 [9] 2.4.2 Sampling Sampling adalah transformasi citra kontinu menjadi citra digital dengan cara membagi citra analog kontinu menjadi M kolom dan N baris sehingga menjadi citra diskrit. Semakin besar nilai M dan N, semakin halus citra digital yang dihasilkan dan artinya resolusi citra semakin tinggi. Persilangan antara baris dan kolom tertentu disebut dengan pixel. Proses sampling dihasilkan oleh peralatan digital, misalnya scanner, foto digital, dan kamera digital. Kamera digital biasanya menggunakan sensor optik jenis Charge Coupled Device CCD yang membentuk sebuah matriks berukuran M kolom dan N baris. Sensor jenis CCD digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya yang masuk ke Universitas Sumatera Utara dalam kamera. Keluaran arus yang besarnya sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenainya dari matriks CCD. Maka Arus tersebut dikonversi menjadi data digital yang kemudian dikirim ke unit penampil atau unit pengolah lainnya [16].

2.4.3 Pixel dan Voxel