Pengujian Hipotesis

4.6. Pengujian Hipotesis

4.6.1. Pengujian Hipotesis ke-1

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada table 4.4.

Tabel 4.3. Uji Discriminant

Tests of Equality of Group Means

Wilks'

Lambda F df1

df2 Sig.

1. Variabel Current Ratio (CR) P-value (Sig.) 0.000 < 0.05 Level of significant sehingga Ha1.1 diterima dan Ho1.1. ditolak. Ini berarti CR dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

2. Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) P-value (Sig.) 0.010 < 0.05 Level of significant sehingga Ha2.1 diterima dan Ho2.1. ditolak. Ini berarti DAR dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

3. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) P-value (Sig.) 0.699 > 0.05 Level of significant sehingga Ha3.1 ditolak dan Ho3.1. diterima. Ini berarti DER tidak dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

4. Variabel Equity Multiplier (EM) P-value (Sig.) 0.699 < 0.05 Level of significant sehingga Ha4.1 ditolak dan Ho4.1. diterima. Ini berarti EM tidak dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan

5. Variabel Gross Profit Margin (GPM) P-value (Sig.) 0.002 < 0.05 Level of significant sehingga Ha5.1 diterima dan Ho5.1. ditolak. Ini berarti GPM dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

6. Variabel Net Profit Margin (NPM) P-value (Sig.) 0.043 < 0.05 Level of significant sehingga Ha6.1 diterima dan Ho6.1. ditolak. Ini berarti NPM dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

7. Variabel Return on Investment (ROI) P-value (Sig.) 0.000 < 0.05 Level of significant sehingga Ha7.1 diterima dan Ho7.1. ditolak. Ini berarti ROI dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

8. Variabel Return On Equity (ROE) P-value (Sig.) 0.303 < 0.05 Level of significant sehingga Ha8.1 ditolak dan Ho8.1. diterima. Ini berarti ROE tidak dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

9. Variabel Inventory Turn Over (ITO) P-value (Sig.) 0.141 > 0.05 Level of significant sehingga Ha9.1 ditolak dan Ho9.1. diterima. Ini berarti ITO tidak dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

10. Variabel Total Asset Turn Over (TATO) P-value (Sig.) 0.000 < 0.05 Level of significant sehingga Ha10.1 diterima dan Ho10.1. ditolak. Ini berarti TATO dapat digunakan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan.

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa kelompok perusahaan tekstil dan alaskaki dapat dijelaskan oleh variabel Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Equity Multiplier (EM), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Inventory Turn Over (ITO), Total Asset Turn Over (TATO) sebesar 0.809 atau 80,9% dan 19,100% dijelaskan oleh variable di luar variabel tersebut. (Tabel 4.5)

Tabel 4.4. Variabel di luar variabel

Eigenvalues

Canonical Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Correlation

a. First 1 canonical discriminant functions were used in the

analysis.

Tabel 4.6 menunjukkan nilai p-value (Sig) 0.000 < 0.05 level of significant yang digunakan. Artinya bahwa nilai rata-rata Current Ratio (CR), Debt to Asset

Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Equity Multiplier (EM), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Inventory Turn Over (ITO), dan Total Asset Turn Over (TATO) dua kelompok perusahaan tekstil dan alas kaki secara bersama-sama berbeda”.

Tabel 4.5. Nilai p-value

Wilks' Lambda

Wilks' Test of Function(s) Lambda

Chi-square

df Sig.

Tabel 4.7 dapat dibentuk menjadi fungsi diskriminan sebagai berikut:

D = -3,176 + 1,306 CR + 0,295 DAR – 0,002 DER + 4,870 GPM – 3.461 NPM + 2,969 ROI + 0,112 ROE - 0.032 ITO + 1,276 TATO

Dengan mengabaikan konstanta maka fungsi diskriminan yang dibentuk adalah :

D = 1,306 CR + 0,295 DAR – 0,002 DER + 4,870 GPM – 3.461 NPM + 2,969 ROI + 0,112 ROE - 0.032 ITO + 1,276 TATO

Tabel 4.6. Canonical Discriminant Function Coefficients

Function

CR 1,306 DAR

Unstandardized coefficients

Dari persamaan tersebut terlihat nilai rata-rata rasio yang paling dominan untuk memprediksi perbedaan kelompok antara perusahaan tekstil dan alas kaki adalah rasio GPM, karena memiliki nilai koefisien tertinggi, yaitu 4,870. Sedangkan rata-rata nilai rasio yang paling lemah adalah Rasio NPM karena memiliki koefisien - 3,461.

Tabel 4.7. Standardized Canonical Discriminant Function

Dari tabel 4.8 terlihat bahwa variable diskriminan yang paling penting untuk memprediksi perbedaan dapat diurutkan berdasarkan nilai Function Coefficients sebagai berikut:

7. ITO = - 0.112

8. DER = -0.247

9. NPM = -1.696

4.6.2. Pengujian Hipotesis ke-2

Hipotesis Ke-2 menyatakan bahwa rasio mana yang paling dominan dalam penilaian tingkat kesehatan guna memprediksi tingkat kesehatan perusahaan pada pada perusahaan tekstil dan alas kaki yang go public di BEJ pada tahun 2005, 2006, dan 2007.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil dari standardized canonocal discriminant function coefficients. Hasil pengujian pada tabel 4.8 Rasio-rasio yang paling sering digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan perusahaan tekstil dan alas kaki adalah didasarkan tabel 4.8. Standardized canonical discriminant function coefficients. Dari tabel tersebut kelihatan rasio yang paling dominan untuk memprediksi tingkat kesehatan perusahaan adalah rasio Gross Profi Margin. Dengan demikian Hipotesis kedua yang mengatakan rasio Return on Equity (ROE) adalah merupakan factor yang dominan dalam membedakan status tingkat kesehatan perusahaan ditolak, karena rasio yang paling dominan untuk membedakan tingkat kesehatan perusahaan tekstil dan alas kaki yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta adalah rasio “Gross Profit Margin (GPM)”