Faktor Rasional Karakterisik Responden

mempengaruhi masyarakat untuk menentukan tidak ikutnya dalam pemilihan golput.

3.2.3. Faktor Rasional

Data ini diambil untuk mengetahui bagaimana faktor rasional yang dimiliki setiap masyarakat mempengaruhi mereka sehingga tidak ikut memilih golput. Tabel 20 : Jawaban Responden Apakah Visi dan Misi Calon Kepala Daerah Mempengaruhi Perilaku untuk Tidak Memilih No Jawaban Responden Jumlah Persentase 1 Sangat Mempengaruhi 24 24,49 2 Mempengaruhi 66 67,35 3 Tidak Mempengaruhi 8 8,16 Jumlah 98 100,00 Sumber : Kuesioner 2014 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa 66 orang responden dari 98 orang responden 67,35 mengatakan bahwa visi dan misi yang diberikan setiap calon kepala daerah ataupun partai politik yang mengusungnya memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk tidak ikut memilih pada saat pemilihan berlangsung. Sedangkan 24 24,49 orang responden justru mengatakan bahwa visi dan misi yang diberikan setiap calon kepala daerah sangat berpengaruh dalam tidak ikut dalam pemilihan, hanya 8 8,16 orang responden dari 98 orang responden yang menyatakan bahwa visi dan misi yang diberikan setiap calon kepala daerah tidak mempengaruhi dalam hal tidak ikut Universitas Sumatera Utara memilih. Faktor rasional ini melihat visi dan misi yang diberikan calon kepala daerah harus jelas dan program yang dikemukakan harus menarik simpati para pemilih agar pemilih mau memilih mereka. Namun apabila para calon kepala daerah ataupun partai politik tersebut gagal dalam mempromosikan visi dan misi maupun program-programnya kepada pemilih, maka pilihan untuk tidak memilih golput rasional bagi pemilih. Masyarakat Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis masih menggunakan pilihan rasional dalam memilih calon kepala dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2013 yang lalu. Masyarakat melihat visi dan misi yang diberikan calon kepala daerah kepada mereka mempengaruhi mereka untuk ikut atau tidak ikut dalam pemilihan. Apabila visi dan misi yang diberikan calon kepala daerah tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka mereka akan ikut memilih dalam pemilihan. Sebaliknya apabila masyarakat merasa bahwa visi dan misi yang diberikan calon kepala daerah tersebut gagal atau tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, maka masyarakat tidak ikut memilih golput dalam pemilihan. Universitas Sumatera Utara Tabel 21 : Jawaban Responden Apakah Mempercayai danatau Merasa Perlu Untuk Mengikuti Pemilihan Kepala Daerah No Jawaban Responden Jumlah Persentase 1 Sangat Perlu 23 23,47 2 Tidak Perlu 30 30,61 3 Tidak Perduli 45 45,92 Jumlah 98 100,00 Sumber : Kuesioner 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 45 orang responden dari 98 orang responden 45,92 mengatakan bahwa tidak mempercayai dan tidak perduli untuk mengikuti pemilihan kepala daerah. Sedangkan 23 orang responden 23,47 justru mengatakan bahwa mereka mempercayai dan merasa sangat perlu untuk mengikuti pemilu, dan sebanyak 30 orang responden lainnya 30,61 dari 98 orang responden yang menyatakan tidak mempercayai dan merasa tidak perlu untuk mengikuti pemilu. Faktor rasional tersebut juga mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis untuk tidak ikut memilih dalam pemilihan golput. Karena masyarakat merasa masih tidak puas dengan hasil pemilihan sebelumnya yang menghasilkan kepala daerah yang kriminal dan belum memperjuangkan kepentingan masyarakat tersebut, sehingga masyarakat merasa memilih atau tidak memilih tidak mempunyai pengaruh apa-apa, sebab keputusan-keputusan politik seringkali berada di luar kontrol para pemilih. Jadi, masyarakat merasa tidak perlu bahkan ada yang Universitas Sumatera Utara tidak perduli untuk mengikuti pemilu. Tingkat kepercayaan masyarakat Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis terhadap pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2013 yang lalu cukup minim, karena masyarakat tidak percaya lagi dengan janji-janji calon kepala daerah hanya memberikan janji-janji palsu selama masa kampanye untuk mempengaruhi masyarakat untuk memilihnya pada saat pemilihan. Padahal setelah pemilihan berlangsung dan kekuasaan sudah dimiliki, kebijakan yang dihasilkan jauh dari kata memuaskan. Perilaku masyarakat ini tidak terlepas dari pola pikir generalisasi masalah, ketika masyarakat melihat perilaku sebagian besar elit politik dan elit partai mendahulukan kepentingan pribadi dan golongannya maka masyarakat menganggapnya sebagai perilaku keseluruhan. Sikap skeptis ini melahirkan sikap irasional dan pragmatis dalam menentukan pilihan politiknya. Masyarakat menilai apapun pilihan calonnya akan sama. Bagi sebagian masyarakat Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis akan memanivestasikan kekecewaannya dalam bentuk budaya ”masa bodoh” dan bahkan ada yang tidak perduli dengan mengikuti pemilihan kepala daerah. Karena masyarakat tidak akan percaya pelaksanaan pemilihan kepala daerah akan dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 22 : Jawaban Responden Apakah Ada Calon Kepala Daerah Menggunakan Politik Uang Saat Melakukan Kampanye No Jawaban Responden Jumlah Persentase 1 Ya 42 42,86 2 Tidak 23 23,47 3 Tidak Tahu 33 33,67 Jumlah 98 100,00 Sumber : Kuesioner 2014 Aktivitas politik memerlukan sumber daya yang tidak sedikit, terlebih untuk kampanye pemilihan kepala daerah. Empat faktor penentu dalam kampanye pemilu yaitu kandidat, platform dan program kerja, organisasi kampanye dan sumber daya uang. Akan tetapi uang merupakan faktor yang sangat berpengaruh, tanpa uang maka ketiga faktor lainnya menjadi sia-sia. Politik uang sering digunakan partai politik atau calon kepala daerah untuk memperoleh simpatisan dari para masyarakat agar masyarakat memilih mereka. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa politik uang memberikan pengaruh kepada masyarakat dalam pemilihan umum. Jumlah responden yang mengatakan bahwa ada caleg yang menggunakan politik uang dalam melakukan kampanye agar memilih mereka yaitu sebanyak 42 orang 43,86 dari semua jumlah responden. Ini berarti bahwa politik uang memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk ikut atau tidak ikut dalam pemilihan. Politik uang yang dilakukan para calon kepala daerah untuk memperoleh simpatisan dari masyarakat antara lain, yaitu dengan memberikan Universitas Sumatera Utara uang kepada masyarakat untuk mengikuti kampanye, pembagian bahan pokok, bahkan ada juga yang membagi-bagikan barang elektronik. Hal ini dilakukan agar para calon kepala daerah memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala daerah. Namun pada saat pemilihan mereka ada juga yang tidak ikut memilih, hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang mengikuti kampanye menganggap calon kepala daerah tidak menepati janji-janji kampanye mereka apabila terpilih menjadi pemimpin. Para calon kepala daerah hanya mengumbar janji-janji pada saat berkampanye, tetapi setelah pesta politik tersebut selesai para calon kepala daerah sering melupakan janji-janji mereka tersebut. Hal inilah yang membuat masyarakat tidak ikut memilih golput dalam pemilihan. Meskipun politik uang dalam masyarakat Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis sangat mempengaruhi mereka untuk memilih para caleg dalam pemilihan, tetapi mereka masih berpikir rasional dalam memilih para caleg ataupun partai politik tersebut. Masyarakat pada kenyataannya sudah mulai pintar dalam menyikapi politik uang, masyarakat cenderung menerima apa saja yang diberikan oleh calon kepala daerah tersebut. Tetapi belum tentu masyarakat yang menerima imbalan dari calon kepala daerah tersebut pergi ke tps untuk memilihnya. Hal ini terjadi karena masyarakat sudah kebal terhadap politik uang dan semakin rasional dalam menentukan pilihannya. Tetapi ada juga masyarakat yang baru mau memilih karena diberi imbalan. Faktor ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi masyarakat meilih atau tidak memilih golput dalam pemilihan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Non Voting Behavior (Perilaku Tidak Memilih) Pada Pemilukada kota Pematang Siantar 2010 (Studi Kasus : Perilaku Tidak Memilih Masyarakat di Kecamatan Siantar Selatan pada Pemilukada Kota Pematangsiantar 2010)

1 114 127

Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

2 39 119

Perilaku Diet Ibu Nifas di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

1 56 72

PERILAKU TIDAK MEMILIH MASYARAKAT PEKON KEDIRI DALAM PEMILUKADA KABUPATEN PRINGSEWU 2011

1 46 188

PERBANDINGAN PERILAKU MEMILIH DALAM PEMILUKADA ANTARA PEMILIH PEMULA DI PERKOTAAN MEDAN DENGAN PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA.

2 19 29

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 12

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 2

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Sejarah Kecamatan Siantar Selatan - Non Voting Behavior (Perilaku Tidak Memilih) Pada Pemilukada kota Pematang Siantar 2010 (Studi Kasus : Perilaku Tidak Memilih Masyarakat di Kecamatan Siantar Selatan pada Pemilukad

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Non Voting Behavior (Perilaku Tidak Memilih) Pada Pemilukada kota Pematang Siantar 2010 (Studi Kasus : Perilaku Tidak Memilih Masyarakat di Kecamatan Siantar Selatan pada Pemilukada Kota Pematangsiantar 2010)

0 0 43

NON VOTING BEHAVIOUR (PERILAKU TIDAK MEMILIH) PADA PEMILUKADA KOTA PEMATANGSIANTAR 2010

0 0 17