“PENGARUH PREDIKSI KEBANGKRUTAN, OPINION SHOPPING, DAN LEVERAGE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.” (PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015)

(1)

i

“PENGARUH PREDIKSI KEBANGKRUTAN, OPINION SHOPPING,

DAN LEVERAGE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.”

(PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015)

THE EFFECT OF BANKCRUPTCY PREDICTION, OPINION SHOPPING, AND LEVERAGE ON AUDIT OPINION OF GOING

CONCERN

(COMPANY OF MANUFACTURE SECTOR IN INDONESIA STOCK EXCHANGE IN YEAR OF 2013-2015)

Oleh

ROBI JAMIL ROMDHONI 20120420406

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

“PENGARUH PREDIKSI KEBANGKRUTAN, OPINION SHOPPING, DAN LEVERAGE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.”

(PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015)

THE EFFECT OF BANKCRUPTCY PREDICTION, OPINION SHOPPING, AND LEVERAGE ON AUDIT OPINION OF GOING

CONCERN

(COMPANY OF MANUFACTURE SECTOR IN INDONESIA STOCK EXCHANGE IN YEAR OF 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ROBI JAMIL ROMDHONI 20120420406

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Robi Jamil Romdhoni

Nomor Mahasiswa : 20120420406

menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “Pengaruh prediksi kebangkrutan,

opinion shopping, dan leverage terhadap opini audit going concern” tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 7 Januari 2017


(4)

Motto

“Man Jadda Wajada”

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkannya (berhasil), InsyaAllah.

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada dijalan Allah SWT” (HR. Tirmidzi)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha

mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 216)

“Plan Do Check Action (PDCA). Apapun yang akan kita lakukan diawali dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah SWT dan untuk membuat orang tua bangga.

Dalam melakukan hal apapun terlebih lagi mempunyai mimpi yang baik, maka catatlah dan persiapkanlah sebaik-baiknya, lakukan yang terbaik dengan bersungguh-sungguh, setelah itu mengevaluasi diri apa yang perlu ditingkatkan

untuk terus menjadi lebih baik, dan mengimplementasikan apa yang telah diperbaiki. Yang terakhir adalah rendah hati dan selalu bersyukur atas apa yang

kita miliki” (Robi Jamil Romdhoni)


(5)

Persembahan

Dengan selesainya jenjang S1 ini, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada :

 Allah SWT yang telah memberikan nikmat, hidayah dan kesempatan sampai saat ini masih bisa menikmati keindahan-Mu yang tiada tara dan petunjuk agar selalu berada dijalan-Mu.

 Kedua orang tua ku, Bapak H. Dase Riswandi, SH dan Ibu Elin Nur’aisyah, S.Pd. Sebagai tanda bakti, rasa hormat dan terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada mamah papah yang telah mendidik, membimbing, do’a yang selalu engkau panjatkan serta cinta kasih yang tiada mungkin dapat kubalas, engkau adalah orang tua terhebat, hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat mamah papah bangga karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Sehat terus ya mah,pah, semoga kita selalu diberikan rezeki yang barokah, nikmat iman dan islam, lindungan dan ridha-Nya. Aamiin ya rabbalalamiin.

 Adik-adik ku tercinta, Rosfhi Amel Meylinda dan Ajeng Nur Azzahra, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama,walau tidak jarang bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tidak akan terlupakan. Terimakasih telah memberi semangat, dukungan dan do’anya. Tetap menjadi kebanggakan mamah papah ya teh Rosfhi, neng Ajeng.

 Keluarga dari aki Achmad (Alm) dan Emo Imon, juga aki Yoyo (Alm) dan Emih Iin, terimakasih untuk selalu memberikan dukungan dan do’anya.

 Bapak Rudy Suryanto, selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih atas bimbingan, saran, perhatian, juga ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini juga telah menjadi salah satu yang sangat menginspirasi saya.

 Bapak Sigit Ariwibowo, Selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih atas sambutan hangatnya ketika pertama kalinya memulai perkuliahan dikampus kita tercinta.

 Bapak Ahyar Adnan, Bapak Rizal Yaya, Ibu Evi Rahmawati, Ibu Itje, Ibu Caesar, Miss Sri Budi Rizki, Mas Idham, terimakasih telah menginspirasi dan telah berbagi ilmu yang sangat bermanfaat serta dukungannya selama perkuliahan


(6)

sehingga saya percaya dan yakin bahwa InsyaAllah saya akan mengikuti jejak apa yang telah engkau capai, Aamiin ya rabbalalamiin.

 Seluruh Dosen Akuntansi dan staff tata usaha fakultas ekonomi. Terimakasih atas ilmu dan bimbingannya selama saya berkuliah.

 Yumari Manipah, terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberiku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih juga telah memberikan dukungan, do’a, serta pembelajaran yang secara tidak langsung didapatkan ketika kita saling berbagi dalam berbagai hal. Terimakasih telah menjadi teman, sahabat, serta menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh sampai saat ini. Semoga engkau adalah pilihan yang terbaik untukku dan masa depanku.

 Rahmat Hidayat, terimakasih telah menjadi sahabat terbaik lebih dari 10 tahun sampai saat ini, orang yang sangat menginspirasi (Ahli bahasa). Terimakasih atas dukungan, candaan, nasihat, do’a dan traktirannya. Banyak hal yang sudah kita lakukan bersama dari mulai hal yang kecil dan baik sampai hal yang gila. Concert On the Street adalah satunya cerita yang tidak akan terlupakan sampai kapanpun. Semoga keakraban ini selalu terjaga, sukses terus untuk kita.

 Teman sekaligus keluarga kontrakan (Adib, Bagas, Bagus, Rangga, Rizal, dan Syarif), terimakasih atas pembelajaran, tawa canda dan ceritanya, sukses untuk kita semua.

 Teman sekaligus keluarga pertukaran pelajar Spain (Adhie, Frida, Haikal, Jasmin, Putri), terimakasih telah menjadi saudara yang paling berharga ketika kita bersama, banyak pembelajaran yang saya dapatkan dari semuanya.

 Teman sekaligus keluarga (akuntansi kelas K angkatan 2012), terimakasih sudah menjadi bagian dari permulaan cerita yang tidak akan pernah terlupakan selama berkuliah disini, terimakasih untuk semua dan semoga kita semua bisa bertemu lagi pada waktu yang sangat tepat, dimana kita sudah meraih apa yang telah kita cita-citakan.

 Teman sekaligus keluarga Economic English Society, terimakasih telah saling berbagi ilmu dan kebaikan. Tetap menjadi komunitas kebanggakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta menciptakan generasi yang meng-internasional.

 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai ALMAMATER dan pembuka cerita kehidupan beserta semua kenangan didalamnya.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

PERSEMBAHAN... ... vi

INTISARI... viii

ABSTRACT... ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... ... 7

E. Manfaat Penelitian ... ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...8

A. Landasan Teori ... ...8

B. Pengertian masing-masing variabel………... ... .….…..9

C. Penelitian terdahulu dan pengembangan hipótesis………...…… 16

D. Kerangka konseptual………... ... ……. 19


(8)

A. Obyek Penelitian ... 20

B. Jenis Data ... 20

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 20

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Variabel Penelitian………. 21

F. Uji Kualitas Instrumen ... 25

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data... ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 29

B. Statistik Deskriptif ... 30

C. Uji Kualitas Data ... 32

D. Uji Hipotesis ... 37

E. Pembahasan ... 38

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN.. ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41

C. Keterbatasan Penelitian ... 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL 3.1. Kriteria titik cut off Z Score ... 11

4.1. Prosedur Penyeleksian Sampel ... 29

4.2. Hasil uji statistik deskriptif ... 31

4.3. Hasil uji hosmer lemeshow test ... 33

4.4. Hasil uji log likelihood awal ... 33

4.5. Hasil uji log likelihood akhir ... 34


(9)

4.7. Hasil uji koefisien determinasi ... 35 4.8. Hasil uji koefisien regresi logistik ... 37 4.9. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 38

DAFTAR GAMBAR


(10)

(11)

ix

ABSTRACT

This study aims to analyze and provide empirical evidence of the effect of bankcruptcy prediction,opinion shopping, and leverage on audit opinion of going concern. Z-Score from Altman model revised is utilized to measure the bankcruptcy prediction, the existence of statement of independent auditor report within financial statement is to measure the opinion shopping, and debt to equity ratio (DER) is utilized to measure leverage.

This study uses secondary data from Indonesia Stock Exchange Market, annual reports of companies which listed on Indonesia Stock Exchange Market in 2013-2015. This study uses purposive sampling method and resulted 126 firms. The method of analysis of this study used multi regression with SPSS 22.0 Program.

The results indicate that bankcruptcy prediction had no influence on audit opinion of going concern, opinion shopping had no influence on audit opinion of going concern, and leverage had no influence on audit opinion of going concern.

Keywords : bankcruptcy prediction, opinion shopping,leverage, audit opinion of going concer, Altman model revised, independent auditor report, debt to equity ratio (DER).


(12)

Bab 1

PENDAHULUAN A. Latar belakang

QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

ت ك ك تك ل تك ف ً س لجأ لإ

ت ت إ آ ل أ

َل

ا

َ ت ل حل ع ل ل ل تك ف َ ع ك تك أ ت ك أ

ل أ ع طتس ا أ ً َض أ ً س حل ع ل ك إف ً ش س ا

لج ف ج ك ل إف كل ج

ش

شتس َل ل ل ف

ا خأ

حإ ك تف

حإ لضت أ ء شل ض ت

تأ

شل أ

طس أ كل جأ لإ ً ك أ ً غص تكت أ أست ا ع إ ء

ت ً ض ح ً

ت كت أ اإ ت ت اأ أ ش ل أ َ ع

ك

ع س ف

إ ش ا ت ك ض ا تَ ت إ

شأ

تكت اأ ج ك

( ع ء ش لك َ َ ك َ َ ت ك سف إف َ ت

٢٨٢

)

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang


(13)

saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tahun 2013 merupakan tahun yang penuh dengan perubahan dan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Selain berbagai masalah structural yang belum terselesaikan, perubahan kondisi ekonomi global di tahun 2013 juga menjadi ancaman terhadap stabilitas makroekonomi dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi, menurut laporan tahunan Bank Indonesia (www.bi.go.id). Hal tersebut mempengaruhi tingkat inflasi yang terus meningkat dari bulan Agustus tahun 2014 sebesar 3,99% mencapai 7,26 pada bulan Juni dan Juli tahun 2015. Badan Pusat


(14)

Statistik (BPS) juga mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menurun mencapai 6,23%. Tahun 2015 juga Indonesia mengalami pelemahan harga rupiah yang tepatnya pada bulan Oktober mencapai Rp 14.800 /USD hal ini hampir menyentuh level terendah sejak tahun 1998 silam.

Jika ditinjau lebih jauh kebelakang, Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1998 yang sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang berujung pada kebangkrutan perusahaan terutama diakibatkan oleh ketidakmapuannya perusahaan dalam melunasi kewajibannya penggunaan utang jangka pendek pada saat jatuh tempo. Chen dan Church (1960) dalam Veri dan Erni, menyatakan bahwa ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan.

Pada periode 2013-2015 terdapat beberapa perusahaan yang delisting dari Bursa Efek Indonesia yang jumlahnya adalah 11 perusahaan, yang dua diantaranya adalah dengan alasan going concern (sahamok.com).

Keberadaan entitas bisnis merupakan tanda atau ciri suatu lingkungan ekonomi, dengan harapan bahwa kelangsungan hidup (going concern) entitas tersebut dapat bertahan pada jangka waktu yang panjang. Di dalam menjaga efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan dalam melaksanakan bisnisnya, maka dibutuhkannya suatu alat komunikasi yang berisi mengenai seluruh informasi perusahaan mulai dari hal yang umum sampai dengan yang spesifik bagi pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan, dalam hal ini laporan keuangan perusahaan menjadi salah


(15)

satu sumber informasi perusahaan. Penilaian baik atau tidaknya suatu perusahaan dapat diketahui dari hasil penafsiran pihak eksternal perusahaan yang independen pada laporan keuangan perusahaan. Pihak independen ini adalah auditor independen, dimana tugasnya untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan, apakah pihak perusahaan sudah mencatat keuangan sesuai dengan apa yang seharusnya atau tidak.

Setiap perusahaan diharuskan membuat pencatatan atas kegiatan atau aktivitas operasional perusahaannya, baik perusahaan kecil sekalipun sampai perusahaan besar. Manfaat yang diperoleh ketika perusahaan mempunyai pencatatan dapat dirasakan tidak hanya pengguna internal perusahaan seperti manajer, direktur dan yang lainnya, namun bermanfaat juga bagi pengguna internal seperti investor bahkan peneliti sekalipun dalam melakukan penelitiannya yang berkaitan dengan pencatatan perusahaaan. Bentuk pencatatan tersebut dikenal dengan Laporan Keuangan. Menurut ISA 700.7 (2013), laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan kerangka tujuan umum, kerangka tujuan umum-kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk memenuhi keperluan informasi keuangan umum (common financial information) untuk beraneka ragam pemakai. Kerangka pelaporan keuangan bisa merupakan kerangka penyajian yang wajar (fair presentation framework) atau kerangka kepatuhan (compliance framework).

Pada umumnya perusahaan Perseroan Terbatas (PT) yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan di evaluasi atau dilakukan pengecekan pada laporan keuangannya per periode atau per tahun yang dinamakan dengan proses audit oleh


(16)

auditor, dan output yang dihasilkan oleh auditor yaitu opini atau pendapat. Konsistensi dalam laporan auditor membantu meningkatakan kredibilitas dipasar global (global marketplace) dengan menyediakan lebih banyak audit yang dilaksanakan sesuai standar-standar yang dikenal secara global dan meningkatkan pemahaman pemakai.

Dalam Thahjani dan Novianti (2014) menyatakan bahwa kelangsungan hidup (going concern) bagi suatu organisasi atau perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan usaha perusahaan tersebut dalam kurun waktu atau periode yang panjang. Opini audit going concern yaitu output auditor independen yang beranggapan dan atau meyakini bahwa terdapat permasalahan pada suatu organisasi atau perusahaan yang berkenaan dengan kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dalam waktu yang singkat.

Seorang investor perlu melakukan peninjauan terhadap perusahaan sebelum menanamkan modalnya di perusahaan tersebut mengenai kondisi perusahaan, salah satunya adalah kemampuan kelangsungan hidup perusahaan. Opini audit atas laporan keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan dipertimbangkan oleh investor ketika akan menanamkan modalnya di salah satu perusahaan menurut Levitt (1998) dalam Fanny dan Saputra (2005).

Tidak jarang terdapat suatu perusahaan yang mengalami kebangkrutan tetapi tidak mendapatkan opini audit going concern, sehingga hal itu merugikan semua


(17)

pihak yang mempunyai keterkaitan dengan perusahaan tersebut. Maka dari itu, peneliti ingin membuktikan bahwa apakah auditor sudah secara tepat memberikan opini audit going concern pada suatu perusahaan, dengan menganalisis pengaruh dari prediksi kebangkrutan, opinion shopping dan leverage perusahaan.

B. Batasan masalah

Mengingat keterbatasan waktu, dana, dan tenaga. Maka peneliti membatasi penelitian pada variabel-variabel yang diyakini mempunyai pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern yaitu, prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan leverage. Dalam penelitian ini, difokuskan pada laporan keuangan auditan perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015, selain itu peneliti hanya meneliti opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang diklasifikasikan menjadi dua (2) yaitu :

a. Opini audit going concern/ Going concern Audit Opinion (GCAO)

b. Opini audit non going concern/ Non Going concern Audit Opinion (NGCAO) Maksud dari opini audit going concern yaitu opini audit modifikasian dengan penjelasan mengenai kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan, hal itu diakibatkan karena auditor mempunyai keraguan atas kemampuan perusahaan dalam melanjutkan usahanya di masa mendatang.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan prediksi kebangkrutan mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit going concern?


(18)

2. Apakah opinion shopping berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern?

3. Apakah leverage berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris pengaruh prediksi kebangkrutan terhadap pemberian opini audit going concern.

2. Untuk menguji bukti empiris pengaruh opinion shopping terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

3. Untuk menguji bukti empiris pengaruh leverage terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

a. Sebagai bahan referensi dan memberikan tambahan wacana penelitian empiris bagi akademisi serta pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan opini audit going concern. b. Sebagai pengembangan dan kontribusi ilmu pengetahuan khususnya pada

mata kuliah Pengauditan.


(19)

a. Sebagai bahan evaluasi dengan mendukung dan memperbaiki penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern.

Sebagai masukan kepada auditor berkenaan dengan ketepatan pemberian opini audit going concern.


(20)

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan antara principal dan agen yang pertama kali dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Jensen dan Smith (1984) menyatakan bahwa pihak principal yaitu yang memberi mandat kepada pihak lain, yaitu agen. Agen disini melakukan semua aktivitasnya atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan. Pada hal ini principal adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham sedangkan agen yaitu manajer (manajemen) perusahaan.

Teori keagenan menyatakan bahwa terdapat asimetri informasi antara pemilik perusahaan dengan manajer perusahaan yang menimbulkan konflik keagenan (agency problem).

Pada dasarnya terdapat kecenderungan dari principal untuk tidak sepenuhnya percaya terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh agen, sehingga dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai penengah (mediator) pada hubungan antara principal dan agen, yang berfungsi memonitor perilaku agen apakah sudah melakukan sebagaimana harapan dari pihak principal. Setiawan (2006) dalam Yulius Kurnia Susanto mengungkapkan bahwa auditor adalah pihak yang dianggap mampu dalam menjembatani hubungan antara principal dan agen dalam mengelola keuangan


(22)

perusahaan. Tugas utama auditor yaitu memberikan opini mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan juga mempertimbangakan akan kelangsungan hidup perusahaan.

Teori keagenan pada penelitian ini dikaitkan dengan berdasarkan International Standard on Auditing (ISA) yang berlaku di Indonesia sejak 2013. ISA 570 (2009) stated that International Standard on Auditing (ISA) deals with the auditor’s responsibilities in the audit of financial statements relating to management’s use of the going concern assumption in the preparation of the financial statements. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia, ISA 570 : 17 (2009) menyatakan bahwa Standar Internasional Audit ini berkaitan dengan tanggungjawab auditor dalam laporan keuangan yang berhubungan dengan penggunaan manajemen terhadap asumsi kelangsungan hidup dalam mempersiapkan laporan keuangan.

Pada asumsi ini, perusahaan akan dilihat dari keberlangsungan usahanya terhadap kemungkinan di masa yang akan datang. Secara umum tujuan laporan keuangan yaitu memberikan seluruh informasi mengenai perusahaan, dan pada asumsi going concern ini akan dilihat apakah sudah mencapai kerangka ukuran asumsi going concern atau tidak.

B. Pengertian masing-masing variabel 1. Prediksi kebangkrutan


(23)

Altman dan McGough (1974), Koh dan Killough (1990), Koh (1991) menyimpulkan bahwa model prediksi kebangkrutan menggunakan rasio-rasio keuangan lebih akurat dibandingkan pendapat auditor dalam mengelompokkan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut.

Pengukuran atas kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui beberapa cara. Salah satunya dengan melakukan pengukuran atas laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan setiap periodenya, atas pengukuran tersebut dapat digunakan juga dalam memprediksi bagaimana pertumbuhan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang, yang tentunya akan dapat memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan.

Fraser (1995) mengungkapkan penganalisisan mengenai kebangkrutan perusahaan diawali dengan menganalisa rasio keuangan pada laporan keuangan dimana berisi informasi perusahaan mengenai kondisi serta prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Altman (1968) telah melakukan studi yang berkenaan dengan prediksi kebangkrutan perusahaan dalam beberapa periode sebelum kebangkrutan benar-benar terjadi. Auditor perlu memutuskan apakah suatu perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya atau tidak dengan memberikan opini audit going concern.

McKeown et al. (1991) berpendapat bahwa bisa saja auditor tidak mengungkapkan indikasi kebangkrutan atas suatu perusahaan yang pada kenyataannya perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan pada beberapa tahun mendatang. Hal tersebut dikarenakan perusahaan sedang berada dalam keadaan


(24)

ambang batas antara kebangkrutan dengan kelangsungan usahanya. Penelitian ini akan menggunakan model Altman Revised untuk mengukur atau memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan.

Tabel 2.1

Kriteria titik cut offZ Score

Kriteria Nilai Z Kategori

Tidak bangkrut jika Z > 2,99 Sehat

Bangkrut jika Z < 1,81 Bangkrut

Daerah rawan bangkrut 1,80 – 2,98 Rawan Bangkrut

Sumber : Sawir, 2005

2. Opinion shopping

Dampak dari penerimaan audit going concern yang diungkapkan oleh auditor independen pada suatu perusahaan, mendorong pihak manajemen untuk berpindah kepada auditor yang lain dengan harapan tidak mendapat opini audit going concern atas kelangsungan usaha perusahaan tersebut. Fenomena tersebut disebut dengan opinion shopping (auditor switching). Pada umumnya perusahaan cenderung melakukan pergantian auditor untuk menghindari penerimaan pendapat going concern, itulah salah satu alasan perusahaan memilih untuk melakukan pergantian auditor dibandingkan dengan mempertahankan auditor yang lama. Menurut Geiger et al (1996) menemukan bukti bahwa banyaknya perusahaan yang melakukan penggantian auditor ketika auditor mengeluarkan opini going concern.


(25)

Rasio leverage merupakan penilaian untuk mengukur sejauh mana perusahaan dalam memanfaatkan utang pada pembiayaan investasinya atau suatu ukuran yang akan menunjukan seberapa besar aktiva yang dibiayai dengan hutang dalam suatu perushaan.

Menurut Mahfudhoh (2014) penggunaan hutang bagi perusahaan mengandung tiga dimensi, yaitu :

1) Pemberian kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan.

2) Dengan penggunaan hutang maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang meningkat.

3) Dengan adanya hutang maka pemilik tidak kehilangan kendali perusahaan. Investor maupun kreditor akan mendapatkan manfaat selama laba atas hutang melebihi biaya bunga dan apabila terjadi kenaikan pada nilai pasar sekuritas perusahaan.

Semakin tinggi rasio leverage suatu perusahaan maka akan semakin tinggi kemungkinan atau resiko gagal bayar (default risk), sebaliknya jika rasio tersebut semakin rendah maka kemungkinan gagal bayar akan semakin rendah. Sehingga apabila suatu perusahaan mempunyai rasio leverage yang baik maka auditor cenderung tidak memberikan opini audit going concern karena perusahaan mampu melunasi kewajibannya.


(26)

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa diharuskannya membuat laporan auditor setiap kali auditor independen melakukan audit atas laporan keuangan suatu perusahaan (IAI, 2001). Opini audit atas laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting yang digunakan oleh para investor untuk memutuskan apakah akan melakukan investasi kepada perusahaan tersebut atau tidak.

Opini auditor tergantung pada atau didasarkan atas temuan-temuan auditnya. Terdapat beberapa keputusan penting yang harus dibuat auditor sebelum menandatangani opini audit dalam merumuskan opini auditor. Menurut ISA (700:2013), Tujuan auditor adalah merumuskan opini atas laporan keuangan yang didasarkannya atas evaluasi terhadap kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang dikumpulkannya, serta memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis yang juga menjelaskan dasar dari opini tersebut.

Secara garis besar ada lima jenis laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi, 2002) yaitu:

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika memenuhi kondisi: Laporan keuangan disusun menggunakan prinsip akuntansi berterima umum, perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode, informasi dan catatan-catatan mendukung yang telah digambarkan dan dijelaskan dalam laporan keuangan.


(27)

b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan auditor jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelas, yang salah satu nya adalah mengenai going concern.

c. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian akan diberikan auditor jika: lingkup audit dibatasi oleh klien, laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor.

d. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan auditee tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas.

e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

Auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabakan audior tidak memberikan pendapat karena auditor tidak memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan


(28)

auditan atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.


(29)

5. Going concern.

Hany dalam Fera dan Rysa (2007) berpendapat bahwa going concern merupakan kelangsungan hidup suatu badan usaha yang dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu yang panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu yang pendek.

Menurut Altman dan McGough (1974) dalam Indira Januarti, masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.

ISA 570 : 17 (2009) stated that based on the audit evidence obtained, the auditor shall conclude whether, in the auditor’s judgment, a material uncertainty exists related to events or conditions that, individually or collectively, may cast significant doubt on the entity’s ability to continue as a going concern. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia, ISA 570 : 17 (2009) menyatakan bahwa berdasarkan bukti audit yang didapatkan, auditor harus menyimpulkan apakah, dalam pendapat auditor, terdapat suatu ketidakpastian terkait dengan kejadian atau kondisi yang, secara individu atau kolektif, mungkin adanya keraguan atau kesangsian yang signifikan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya sebagai suatu kelangsungan hidup.


(30)

Pengungkapan dari ISA tersebut mennjelaskan bahwa “ungkapan ketidakpastian” digunakan dalam IAS 1 dalam pembahasan yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan meragukan signifikan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan hidup yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

C. Penelitian Terdahulu Dan Pengembangan Hipotesis

1. Prediksi Kebangkrutan Terhadap Opini Audit Going concern

Menurut Lenard et al (1998) dalam Margaretta dan Sylvia menyatakan bahwa salah satu bagian penting yang harus diungkapkan atau diputuskan oleh auditor adalah mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Pengukuran atas kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan setiap periodenya. Analisa terhadap laporan keuangan dapat memberikan informasi yang bermanfaat seperti bagi pihak manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak lainnya untuk mengetahui kondisi dan kinerja suatu perusahaan serta sebagai alat untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa yang akan datang.

Kebangkrutan suatu perusahaan dapat diidentifikasi terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan serta informasi lainnya yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Beberapa hasil penelitian meyakini bahwa terdapat perbedaan rasio keuangan pada perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan. Jika dalam suatu laporan keuangan terdapat penilaian


(31)

auditor mengenai indikasinya terhadap kelangsungan usahanya, maka hal itu menunjukan bahwa perusahaan tersebut diprediksi tidak akan dapat bertahan dalam usaha atau bisnisnya. McKeown et al. mempunyai pendapat bahwa auditor mungkin saja gagal dalam memberikan pendapat mengenai kelangsungan hidup perusahaan mengenai indikasinya terhadap prediksi kebangkrutan perusahaan dimasa yang akan datang ataupun yang ternyata mengalami kebangkrutan beberapa tahun mendatang. Terdapat beberapa cara pengolahan dan pengukuran yang menghasilkan suatu prediksi kebangkrutan perusahaan, salah satu diantaranya adalah model kebangkrutan yang dikembangkan oleh Edward Altman yang dikenal dengan Altman Z-score. Semakin tinggi nilai Z-score, hal itu menandakan bahwa perusahaan cenderung akan mengalami kebangkrutan. Sedangkan, Semakin rendah nilai Z-score, hal itu menandakan bahwa perusahaan cenderung aman dari kebangkrutan atau berarti perusahaan berkemampuan untuk melanjutkan usahanya dalam periode waktu yang panjang.

H1 : Prediksi kebangkrutan berpengaruh negatif terhadap ketepatan pemberian opini audit going concern secara siginifikan.

2. Opinion shopping Terhadap Opini Audit Going concern

Opinion shopping juga tidak jarang disebut dengan auditor switching, Lennox (2000) dalam Siti Istiana (2010) mempunyai pendapat bahwa ketika suatu perusahaan melakukan pergantian auditor (auditor switching) akan menurunkan kemumngkinan


(32)

mendapatkan opini atau pendapat yang tidak diharapkan atau yang tidak diinginkan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor.

Turunnya kemungkinan tersebut, menjadi suatu alasan kenapa perusahaan melakukan pergantian auditor dengan harapan untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari auditor yang baru, pihak manajemen cenderung akan berusaha mempertahankan pendapat wajar tanpa pengecualian dan menghindari penerimaan audit going concern sehingga perusahaan perlu melakukan opinion shopping. Maka dari itu, ketika manajemen melakukan auditor switching maka akan semakin kecil kemungkinan untuk mendapatkan opini audit going concern. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Opinion shopping berpengaruh negatif terhadap kemungkinan pemberian opini audit going concern secara siginifikan.

3. Leverage Terhadap Opini Audit Going concern

Leverage pada perusahaan mengidentifikasi bahwa perusahaan tersebut mempunyai sejumlah hutang atau pinjaman sumber dana dari pihak eksternal, juga merupakan rasio keuangan yang menunjukan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Dalam hal ini diharapkan perusahaan mempunyai rasio leverage yang baik, dimana semakin rendah rasio yang dimiliki maka itu menandakan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk melunasi kewajibannya, dalam arti lain adalah kemungkinan gagal bayar (default


(33)

risk) semakin rendah. Sehingga auditor cenderung untuk tidak memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang rendah. Begitu sebaliknya, jika perusahaan memliki rasio yang tinggi, maka auditor cenderung akan memberikan opini audit going concern karena perusahaan memiliki kemungkinan untuk tidak dapat membayar kewajibannya.

H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern secara siginifikan.

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan dan mengungkapkan keterkaitan antara variabel yang akan diteliti berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kajian teori. Variabel-variabelnya yaitu opini audit going concern sebagai variabel dependen, serta prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan leverage sebagai variabel independen. Untuk menyederhanakan dibuatlah kerangka konseptual, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Prediksi Kebangkrutan

Opinion Shopping

Leverage

Opini Audit Going concern


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek / Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun dari tahun 2013 – 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan pertimbangan supaya data homogen, selain itu juga mayoritas emiten di BEI adalah perusahaan manufaktur sehingga memungkinkan memperoleh variasi data.

B. Jenis data

Penelitian menggunakan data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan yang tertera di BEI. Laporan keuangan tersebut diperoleh melalui website resmi BEI (www.idx.co.id) atau dari Pojok Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling dengan kriteria sebai berikut :

1. Perusahaan sektor manufaktur dengan data lengkap mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan beserta laporan auditor independen selama 3 tahun secara berturut-turut periode 2013-2015.


(35)

3. Perusahaan tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode pengamatan (2013-2015).

4. Laporan keuangan dengan periode yang berakhir 31 Desember.

D. Teknik Pengumpulan Data

Keseluruhan data menggunakan data sekunder, sehingga metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan data dokumentasi berupa data annual report yang telah diterbitkan oleh perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Direktory (ICMD) dan diambil dari internet www.idx.co.id.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel tidak bebas (Y) dalam penelitian ini adalah opini audit going concern.

2. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penerapan model kebangkrutan, opinion shopping, dan leverage.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini antara lain : a. Opini audit going concern

Penenelitian ini menggunakan opini audit unqualified dengan paragraph penjelas mengenai kelangsungan hidup (going concern) sebagai variabel dependen. Opini audit ini merupakan pendapat auditor yang menjelaskan bahwa terdapat


(36)

keraguan atas perusahaan dalam melanjutkan usaha perusahaan di masa mendatang. Sebaliknya, jika opini audit unqualified tanpa paragraph penjelas (non going concern), maka hal itu menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan usahanya. Variabel opini audit going concern ini merupakan variabel dummy dan untuk itu diberikan pengklasifikasian berupa angka dummy, yaitu angka 1 untuk opini audit going concern (GCAO) dan angka 0 untuk opini audit non going concern (NGCAO).

b. Prediksi kebangkrutan

Penelitian mengenai kebangkrutan perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai carasalah satunya dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan, informasi-informasi yang terdapat pada laporan keuangan dapat membantu dalam memprediksi kelangsungan hidup perusahaan. Arens (1997) dalam Margaretta dan Silvia berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpastian dalam kelangsungan hidup perusahaan, yaitu : (1) Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal kerja, (2) Ketidakmampuan perushaan dalam memenuhi kewajibannya atau hutang pada saat jauh tempo dalam jangka pendek, (3) Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan seperti gempa bumi atau banjir atau masalah perburuhan dan (4) perkara pengadilan, gugatan hukum.


(37)

Pengukuran model prediksi kebangkrutan dalam penelitian ini menggunakan revised altman model yang memprediksi kebangkrutan terhadap suatu perusahaan sehingga apakah penerapan model prediksi ini membantu auditor dalam memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kemampuan hidupnya dengan memberikan opini audit going concern. Menurut Altman (1968) dalam Margaretta dan Silvia menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas dan solvabilitas yang rendah akan sangat berpotensi mengalami kebangkrutan. Altman mengembangkan suatu model prediksi dengan menggunakan 22 rasio keuangan yang diklasifikasi menjadi 5, yaitu likuiditas, profitabilitas, leverage, uji pasar, dan aktivitas. Rumus yang didapatkan pada penelitiannya yaitu :

Z = 1.2Z1 +1.4Z2 +3.3Z3 +0.6Z4 + 0.999Z5

Dimana :

Z1 = working capital / total aset

Z2 = retained earnings / total aset

Z3 = earnings before interest and taxes / total aset

Z4 = market capitalization3 / book value of debt

Z5 = sales / total aset

Model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi, yaitu penyesuaian agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan


(38)

manufaktur go public, melainkan dapat juga diaplikasikan pada perusahaan di sektor swasta, dengan rumus yang diterapkan adalah sebagai berikut :

Z’ = 0.717Z1 +0.874Z2 +3.107Z3 +0.420Z4 +0.998Z5

Dimana :

Z1 = working capital / total aset

Z2 = retained earnings / total aset

Z3 = earnings before interest and taxes / total aset

Z4 = book value of equity / book value of debt

Z5 = sales / total aset

c. Opinion shopping

Pergantian auditor merupakan salah satu cara manajemen dalam menghindari pendapat atau opini yang tidak diharapkan suatu perusahaan audit going concern, yang berarti bahwa auditor memiliki kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya.


(39)

Pengukuran variabel opinion shopping pada penelitian ini dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Lennox (2002) dalam Siti Istiana, yaitu menggunakan variabel dummy dengan angka 1 menyatakan jika adanya pergantian auditor dan angka 0 menyatakan jika tidak adanya pergantian auditor.

d. Leverage

Rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rasio leverage yang tinggi dapat diartikan bahwa sebagian besar asset yang didanai oleh hutang, sehingga perusahaan dihadapkan pada default risk. Rasio leverage dapat diukur dengan menggunakan :

F. Uji Kualitas Instrumen 1. Analisis Deskriptif

Pengukuran yang digunakan untuk menjaring data yang menunjukan pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Nilai rerata dari kelompok data, diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data yang ada dalam kelompok tersebut.


(40)

Tujuan analisis deskriptif untuk membuat gambaran secara sistematis data yang factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran data mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum.

2. Menilai Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi ini dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit test. Menurut Ghozali 2005 dalam Siti Istana, jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksikan nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Sebaliknya jika nilai Hosmer and lemeshow of fit kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis nol ditolak, artinya data yang dikumpulkan tidak sesuai dengan model..

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

3. Menilai keseluruhan model (Overall Model Fit Test)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keseluruhan mode (Overall model fit). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal (initial – 2LL function)


(41)

dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa yang dihipotesiskan fit dengan data. Menurut Ghozali 2005 dalam Siti Istana.

4. Menguji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisein determinasi dilakukan untuk menguji sejauh mana variabel independen menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen. Pengujian koefisien determinasi pada regresi logistik dilihat berdasarkan nilai Negelkerke’s R Square.


(42)

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistic (logistic regression), yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal). Model regresi logistic yang digunakan untuk menguji hipotesis, sebagai berikut :

Keterangan:

Dummy variabel opini audit ( kategori angka 1 untuk opini audit going concern (GCAO) dan angka 0 untuk opini audit non going concern (NGCAO).

Konstanta

Model prediksi kebangkrutan, menggunakan metode pengembangan Altman revised model.

Opinion shopping (variabel dummy, angka 1 menyatakan jika adanya pergantian auditor dan angka 0 menyatakan jika tidak adanya pergantian auditor).

Leverage, menggunakan pengukuran Debt to Equity Ratio (DER)


(43)

2. Estimasi Parameter dan Interpretasinya

Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukan bentuk hubungan antar variabel. Pengujian variabel dilakukan dengan cara membandingan antara nilai profitabilitas dengan tingkat signifikansi. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

a. Jika nilai sig (P Value) < α (0,05) maka hipotesis diterima artinya variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika nilai sig (P Value) > α (0,05) maka hipotesis ditolak artinya variabel


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil analisis data dari pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi logistik. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari data laporan keuangan setiap perusahaan. Pengambilan sampel dalam peelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan metode tersebut setiap tahunnya diperoleh 42 perusahaan manufaktur, sehingga jumlah keseluruhan adalah sebanyak 126 sampel.

Tabel 4.1

Prosedur Penyeleksian Sampel

Keteragan 2013 2014 2015 Total

Perusahaan sektor manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember.

133 144 133 410

Perusahaan yang menerbitkan laporan auditor independen selama 3 tahun secara berturut-turut periode 2013-2015.

94 94 94 282


(45)

mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian.

Jumlah akhir sampel yang digunakan 126 B. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menjaring data yang menunjukan pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Nilai rerata dari kelompok data, diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data yang ada dalam kelompok tersebut. Tujuan analisis deskriptif untuk membuat gambaran secara sistematis data yang factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :


(46)

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

N Range Minimum

Maximu

m Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

OPINI_AUDIT 126 1 0 1 .04 .017

PREDIKSI_KEB

ANGKRUTAN 126 139.257 -124.311 14.946 1.61183 1.019

287 OPINION_SHOP

PING 126 1 0 1 .09 .025

LEVERAGE

126 22.739 -12.623 10.116 1.09543 .2036 11 Valid N (listwise) 126

Statistik Deskriptif

Std. Deviation Variance Statistic Statistic

OPINI_AUDIT .196 .038

PREDIKSI_KEBANGKRUTAN 11.441465 130.907

OPINION_SHOPPING .283 .080


(47)

Valid N (listwise)

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Tabel 4.2 menunjukan statistic deskriptif masing-masing variabel penelitian, Berdasarkan hasil dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah data yang valid adalah 126 sampel selama periode 2013-2015. Nilai minimum variabel opini audit menunjukan nilai 0; nilai maksimum sebesar 1; nilai rata-rata sebesar 0,4; nilai range sebesar 1; nilai standar deviasi sebesar 0,196; dan nilai variance sebesar 0,38. Nilai minimum variabel prediksi kebangkrutan menunjukan nilai -124,311; nilai maksimum sebesar 14,946; nilai rata-rata sebesar 1,612; nilai range sebesar 139,257; nilai standar deviasi sebesar 11,441; dan nilai variance sebesar 130,907. Nilai minimum variabel opinion shopping menunjukan nilai 0; nilai maksimum sebesar 1; nilai rata-rata sebesar 0,9; nilai range sebesar 1; nilai standar deviasi sebesar 0,283; dan nilai variance sebesar 0,080. Nilai minimum variabel leverage menunjukan nilai -12,623; nilai maksimum sebesar 10,116; nilai rata-rata sebesar 1,095; nilai range sebesar 22,739; nilai standar deviasi sebesar 2,285; dan nilai variance sebesar 5,224

C. Uji Kualitas Data

1. Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of fit

Tahap pertama adalah pengujian regresi logistic dengan menilai kelayakan model regresi untuk melihat apakah data tersebut sesuai dengan model. Hasil uji kelayakan dengan menggunakan uji Hosmer and Lemeshow’s adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig.


(48)

1 14.959 8 .060

Pada tabel hosmer and lemeshow test, terdapat nilai chi-square hitung (14,959) > chi-square tabel (3,841) atau nilai signifiansi 0,60 (> 0,05) sehingga menerima h0, yang menunjukan bahwa model dapat diterima dan pengujian hipotesis dapat dilakukan karena tidak terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya.

2. Uji Kesesuaian Model

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai -2log likehood (-2LL) awal (Block Number = 0) dengan nilai -2log likelihood (-(-2LL) akhir (Block Number = 1). Jika nilai 2log likelihood (2LL) awal (Block Number = 0) > nilai -2log likelihood (-2LL) akhir (Block Number = 1), maka menunjukan model regresi yang baik atau fit dengan data.

Tabel 4.4

Tabel Log Likelihood Awal

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficient s Constant

Step 0 1 55.514 -1.841

2 43.612 -2.664


(49)

4 42.067 -3.182

5 42.067 -3.186

6 42.067 -3.186

Pada tabel iteration history pada block 0 atau saat variabel independen tidak dimasukan dalam model dengan n = 126 mendapatkan nilai -2 log lokelihood adalah 42,067. Degree of freedom (df) = n - 1 = 126 - 1 = 125. Chi square (x2) tabel pada df 125 dan probabilitas 0,05 = 152,094. Nilai -2 log likelihood (42,067) < x2 tabel (152,095). Sehingga ini menunjukan bahwa h0 diterima, bahwa model sebelum memasukan variabel independen adalah fit dengan data

Tabel 4.5 Log Likelihood Akhir

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 36.934a .040 .141

Tabel 4.6

Perbandingan nilai -2LL awal dengan nilai -2LL akhir Nilai -2LL awal (Block Number = 0) 42,067 Nilai -2LL akhir (Block Number = 1) 36,934 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai -2LL awal sebesar 42,067, sedangkan nilai 2LL akhir sebesar 36,934. Tabel 4.6 menunjukan perbandingan antara nilai -2LL awal


(50)

dengan nilai -2LL akhir yang mengalami penurunan sebesar 5,133. Penurunan nilai likelihood ini menunjukan bahwa model regresi adalah baik atau dapat dikatakan bahwa model fit dengan data.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Hasil uji koefesien determinasi ditunjukan pada table berikut:

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell

R Square Nagelkerke R Square

1 36.934a .040 .141

Pada tabel tersebut, terdapat nilai nagelkerke r square adalah 0,141 dan nlai cox & snell r square adalah 0,40. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 0,141 atau 14,1% dan terdapat 100% - 14,1% = 85,9% faktor lain di luar model yang menjelaskan variabel dependen.

4. Tabel Klasifikasi

Tabel klasifikasi menunjukan kemampuan model memprediksi opini audit going concern.


(51)

Tabel 4.8 Tabel Klasifikasi

Observed

Predicted OPINI_AUDIT

Percentage Correct OPINI

AUDIT NON GOING CONCERN

OPINI AUDIT GOING CONCERN Step 1 OPINI_AUDIT OPINI AUDIT

NON GOING CONCERN

120 1 99.2

OPINI AUDIT GOING

CONCERN

5 0 .0

Overall Percentage 95.2

Berdasarkan tabel classification di atas, jumlah opini audit non going concern adalah 121, yang benar-benar merupakan audit non going concern adalah 120 dan yang seharusnya diprediksikan menjadi audit going concern tetapi audit opini non going concern adalah 1. Sedangkan yang benar-benar opini audit going concern adalah 5. Sehingga dari tabel di atas memberikan nilai overall percentage sebesar 95,2% yang berarti ketepatan model penelitian ini adalah sebesar 95,2%.


(52)

(53)

D. Uji Hipotesis

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lowe

r Upper Ste

p 1a

PREDIKSI_ KEBANGKR UTAN

.016 .130 .016 1 .900 1.016 .788 1.31

OPINION_

SHOPPING -17.935 12067.359 .000 1 .999 .000 .000 -. LEVERAGE -.297 .147 4.077 1 .043 .743 .557 .991 Constant -3.043 .591 26.491 1 .000 .048 - - Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Dari tabel variabel in the equation di atas, dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

Rating: -3,043 + 0,16 MPK + (-17,935 OP_SHOP) + (0,297 LEV) 1. Hipotesis Satu

Variabel prediksi kebangkrutan menunjukan koefisien beta positif sebesar 0,16 dengan nilai signifikansi sebesar 0,900 > α (0,05) yang berarti bahwa H1 ditolak,


(54)

artinya variabel prediksi kebangkrutan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

2. Hipotesis Dua

Variabel opinion shopping menunjukan koefisien beta negatif sebesar -17,935 dengan nilai signifikansi sebesar 0,999 > α (0,05) yang berarti bahwa H2 ditolak,

artinya variabel opinion shopping tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

3. Hipotesis Tiga

Variabel leverage menunjukan koefisien beta negatif sebesar 0,297 dengan nilai signifikansi sebesar 0,043 < α (0,05) yang berarti bahwa H3 ditolak, artinya

variabel leverage tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Tabel 4.10

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil

H1 Prediksi kebangkrutan berpengaruh positif terhadap opini audit going concern dengan signifikansinya sebesar 0,900

Ditolak

H2 Opinion shopping berpengaruh negatif terhadap opini audit

going concern dengan signifikansinya sebesar 0,999

Ditolak

H3 Leverage berpengaruh negatif terhadap opini audit going

concern dengan signifikansinya sebesar 0,043

Ditolak

E. Pembahasan

Berdasarkan tabel koefisien determinasi bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen hanya 14,1% dengan kata lain


(55)

85,9% dijelaskan oleh faktor lain. Hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap hipotesis dalam penelitian ini, menunjukan bahwa ketiga hipotesis ditolak atau tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, yaitu H1 (prediksi kebangkrutan), H2

(opinion shopping), H3 (leverage).

1. Prediksi kebangkrutan terhadap opini audit going concern.

Berdasarkan hasil penelitian, variabel prediksi kebangkrutan dengan proksi Altman Z Scroe Model Revised tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur periode 2013-2015 dengan nilai signifikansi sebesar 0,900 dimana nilai tersebut adalah lebih dari α (0,05). Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian Fanny dan Saputra (2000) yang menunjukan bahwa prediksi kebangkrutan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit going concern. Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Amyulianti (2014) bahwa pada penelitiannya penggunaan proksi Altman Z Score Model Revised secara statistik tidak berpengaruh terdahap opini audit going concern. Sehingga hal ini menunjukan bahwa auditor tidak mempertimbangkan variabel prediksi kebangkrutan yang menghitung beberapa informasi dalam laporan keuangan perusahaan sebagaimana pemakaian dari model Altman Revised. Bahkan dalam penelitian ini, dari jumlah 126 sampel, hanya 5 sampel yang mendapatkan opini audit going concern selama periode 2013-2015, sedangkan pada perhitungan Z Score menunjukan bahwa sampel untuk kategori bangkrut = 45 sampel; rawan bangkrut = 42 sampel; sehat = 42 sampel.

2. Opinion shopping terhadap opini audit going concern.

Pada variabel opinion shopping juga mengalami hasil yang sama dengan prediksi kebangkrutan, bahwa opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Variabel ini menunjukan nilai koefisien


(56)

sebesar -17,935 dengan tingkat probabilitasnya sebesar 0,99 dibawah nilai signifikansinya α (0,05). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Istiana (2010) yang menghasilkan bahwa opinion shopping tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Sehingga pergantian auditor pada perusahaan tidak mempengaruhi auditor untuk tidak memberikan opini audit yang tidak diinginkan yaitu opini audit going concern.

3. Leverage terhadap opini audit going concern.

Variabel leverage, menunjukan nilai koefisien sebesar -0,297 dengan tingkat probabilitasnya sebesar 0,43 dibawah nilai signifikansinya α (0,05). Walaupun variabel ini berperngaruh signifikan terhadap opini audit going concern, tetapi tanda dari nilai koefisiennya tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan (positif). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis variabel leverage ditolak. Hal ini berarti bahwa auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak berdasarkan besarnya porsi hutang yang dibandingkan dengan ekuitas perusahaan, tetapi cenderung lebih melihat kondisi keuangan secara menyeluruh. Berdasarkan hasil signifikan negatif ini menunjukan bahwa semakin tinggi rasio leverage maka akan semakin rendah kemungkinan penerimaan opini audit going concern, yang secara teori seharusnya hubungan antara leverage dengan opini audit going concern adalah searah atau tidak berlawanan, sehingga semakin tinggi rasio leverage yang dihasilkan maka semakin tinggi juga kemungkinan auditor akan memberikan opini audit going concern.


(57)

BAB V

SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan leverage terhadap opini audit going concern. Pada penelitian ini diturunkan tiga (3) Hipotesis dengan hasil semua Hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 126 perusahaan manufaktur selama periode 2013-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Prediksi kebangkrutan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

2. Opinion shopping tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

3. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah didapatkan, maka berikut ini adalah saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data dengan rentang waktu yang lebih panjang sehingga data menjadi lebih relevan.

2. Penelitian yang akan datang sebaiknya mempertimbangkan variabel lain baik dari faktor akuntansi maupun non akuntansi yang diprediksi dapat mempengaruhi opini audit going concern.

3. Penelitian selanjutya diharapkan untuk memperluas sampel penelitian, tidak hanya sektor manufaktur saja namun diperluas sektor lainnya seperti sektor keuangan, pertanian, pertambangan atau yang lainnya.


(58)

4. Karena nilai adjusted R square-nya kecil, maka penelitian selanjutnya disarankan menambahkan variabel lain, seperti ukuran perusahaan, debt default, pertumbuhan perusahaan, kondisi perusahaan, dan atau yang lainnya. 5. Data yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan laporan

keuangan saja, maka diharapkan penelitian selanjutkan dapat memperluas sumber data menggunakan data primer dengan metode survei.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Pada penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen, yaitu prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan leverage.

2. Penelitian ini hanya meneliti perusahaan pada sektor manufaktur yang terdapat di BEI selama 3 tahun.

3. Penelitian ini hanya menggunakan total sampel 126 selama periode 2013-2015.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Amyulianthy, Rafrini.2014 .”Faktor Determinan Opini Audit Going Concern.”Jurnal Liquidity, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni hlm 27-36.

Altman, E.I. 1968. “Financial Ratios Discriminant Analysis And The Prediction Of Corporate Bankcruptcy. “Journal Of Finance, September, P.589-609.

Altman, E dan McGough, T. 1974. “Evaluation of A Company as A Going Concern”. Journal of Accountancy. December. 50-57.

Chen, Ching-Lung, Fu Hsing Chang And Gili Yen. 2005. “The Information Contents Of Auditor Change In Financial Distress Prediction – Empirical Findings From The TAIEX –Listed Firms”.

Chen, K.C.W., and B.K. Church. 1996. “Going Concern Opinions and the Market’s Reaction to Bankruptcy Filings.” The Accounting Review, January, p. 117-128.

Fanny Margaretta., Saputra Sylvia., 2005. “Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Repuasi Kantor Akuntan Public.” SNA VIII Solo, September . 15-16.

Geiger, M., K. Raghunandan, and D.V. Rama. 1996. ”Going-Concern Audit Report Recipients Before and After SAS No 59”. National Public Accountant. pp 24 -25.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Professional Akuntan Public. Salemba Empat, Jakarta.

International Standard on Auditing (ISA) 570. 2009. “Going Concern”.

Istiana Siti., 2010. “Pengaruh Kualitas Audit, Opinion Shopping, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan Dan Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.” Jurnal Akuntansi Dan Investasi. Vol. 111 No. 1, Halaman 80-96.

Koh Hian Chye dan Tan Sen Suan. 1999. “ A Neural Network Approach to The Prediction of Going Concern Status”.

Lenard, Mary Jane, Pervaiz Alam, And Daivd Booth. 2000. “An Analysis Of Fuzzy Clustering And A Hybrd Model For Auditor’s Going Concern Assessment”. Journal Decision Sciences (DSI) ISSN : 001-7315, Vol.31 Iss..4, Fall,p.861.


(60)

Lennox, C., 2002. “Going-Concern Opinions In Failing Companies : Auditor Dependence And Opinion Shopping”.

Mahfudhoh, 2014, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”, Skripsi, Suniversitas Diponegoro, Semarang.

Mckeown, J.C., Mutchler, J.F., Ang Hopwood, W., 1991. “Toward An Explanation Of Auditor Failure To Modify The Audit Opinions Of Bankrupt Companies.” Auditing : A Journal Of Practice And Theory, p.,1-13.

Putra Veri Anang., Suryandari Erni. 2010. “Analisis Rasio Keuangan Dan Faktor Non Keuangan Yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern Pada Auditee. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 11 No. 1, Halaman: 53-67 , Januari.

Setiawan Feri, Suryono Bambang, “Pengaruh pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap opini audit going concern”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 3 (2015)

Susanto Yulius Kurnia., 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Paada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi., Vol. 11 No. 3 Halaman 155-173.

Tjahjani Fera., Novianti Rysa Feryna. 2014 “Audit Going Concern Opinion, Influenced By Audit Quality, Leverage, Prior Audit Opinion, Growth And Size Of The Companie”. The 7th NCFB and Doctoral Colloquium.

Tuannakota, Theodorus, M.2013.“audit berbasis ISA (International standards on auditing). Salemba empat, Jakarta.


(61)

1 LAMPIRAN

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 126 100

Missing Cases 0 .0

Total 126 100

Unselected Cases 0 .0

Total 126 100

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

OPINI AUDIT NON GOING CONCERN 0

OPINI AUDIT GOING CONCERN 1

Casewise Listb

Case Selected Statusa

Observed

Predicted

Predicted Group

Temporary Variable

OPINI_AUDIT Resid ZResid

8 S 1** .073 0 .927 3.573

12 S 0** .674 1 -.674 -1.437

30 S 1** .070 0 .930 3.636

50 S 1** .073 0 .927 3.555

72 S 1** .068 0 .932 3.714


(62)

2

Classification Tablea,b

Observed

Predicted OPINI_AUDIT

Percentage Correct OPINI AUDIT NON

GOING CONCERN

OPINI AUDIT GOING CONCERN Step 0 OPINI_AUDIT OPINI AUDIT NON GOING

CONCERN 121 0 100.0

OPINI AUDIT GOING

CONCERN 5 0 .0

Overall Percentage 96.0

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -3.186 .456 48.750 1 .000 .041

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables PREDIKSI_KEBANGKRUTAN .029 1 .864

OPINION_SHOPPING .498 1 .480

LEVERAGE 6.339 1 .012


(63)

3

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

PREDIKSI_KEBANG

KRUTAN OPINION_SHOPPING LEVERAGE

S t e p 1

1 53.933 -1.740 .000 -.182 -.077

2 40.016 -2.458 .000 -.496 -.188

3 37.404 -2.869 .003 -1.066 -.271

4 37.063 -3.012 .008 -1.936 -.294

5 36.980 -3.036 .014 -2.931 -.297

6 36.951 -3.043 .016 -3.934 -.297

7 36.941 -3.043 .016 -4.934 -.297

8 36.937 -3.043 .016 -5.935 -.297

9 36.935 -3.043 .016 -6.935 -.297

10 36.935 -3.043 .016 -7.935 -.297

11 36.935 -3.043 .016 -8.935 -.297

12 36.935 -3.043 .016 -9.935 -.297

13 36.934 -3.043 .016 -10.935 -.297

14 36.934 -3.043 .016 -11.935 -.297

15 36.934 -3.043 .016 -12.935 -.297

16 36.934 -3.043 .016 -13.935 -.297

17 36.934 -3.043 .016 -14.935 -.297

18 36.934 -3.043 .016 -15.935 -.297

19 36.934 -3.043 .016 -16.935 -.297


(64)

4

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test OPINI_AUDIT = OPINI AUDIT NON

GOING CONCERN

OPINI_AUDIT = OPINI AUDIT GOING CONCERN

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1

1 13 12.995 0 .005 13

2 13 12.856 0 .144 13

3 13 12.666 0 .334 13

4 13 12.583 0 .417 13

5 13 12.525 0 .475 13

6 13 12.495 0 .505 13

7 13 12.460 0 .540 13

8 13 12.425 0 .575 13

9 13 12.376 0 .624 13

10 4 7.618 5 1.382 9

Correlation Matrix

Constant PREDIKSI_KEBANGKRUTAN OPINION_SHOPPING LEVERAGE Step

1

Constant 1.000 -.579 .000 .114

PREDIKSI_KEBANGKRUTAN -.579 1.000 .000 -.075

OPINION_SHOPPING .000 .000 1.000 .000


(65)

5

NO KODE NAMA PERUSAHAAN 2013

OA MPK OP_SHOP LEV

1 ADES PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL TBK 0 3.234 0 0.687

2 AKPI PT ARGHA KARYA PRIMA TBK 0 1.435 0 1.029

3 ALMI PT ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY TBK 0 1.480 0 3.187

4 ALTO PT TRI BRANYAN TIRTA TBK 0 0.722 0 1.771

5 AUTO PT ASTRA OTOPART TBK 0 2.571 0 0.320

6 BAJA PT SARANA CENTRAL BAJATAMA TBK 0 1.050 1 3.838

7 BATA PT SEPATU BATA TBK 0 2.263 0 0.726

8 BIMA PT PRIMARINDO ASIA INFRASTURCTURE TBK 1 1.671 0 -1.579 9 BTON PT BETON JAYA MAUNGGAL TBK 0 3.013 0 0.266 10 BUDI PT BUDI STARCH & SWEETERNER TBK 0 1.552 0 1.698 11 CPIN PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK 0 4.222 0 0.570 12 FASW PT WAJAR SURYA WISESA TBK 0 1.092 0 -12.623 13 FPNI PT LOTTE CHEMICAL TITAN TBK 0 2.553 0 1.912

14 GDST PT GUNAWAN DIANJAYA TBK 0 3.224 0 0.359

15 HMSP PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK 0 5.179 0 0.936 16 ICBP PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK 0 2.238 0 0.796 17 IMAS PT INDOMOBIL SUKSES INTERNATIONAL TBK 0 1.205 0 2.362

18 INAF PT INDOFARMA TBK 0 1.354 0 1.232

19 INAI PT INDQL ALUMUNIUM INDUSTRY TBK 0 1.037 0 5.972 20 INTP PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK 0 4.165 0 0.169

21 IPOL PT INDOPOLY SWAKARSA TBK 0 1.683 0 0.845

22 JPRS PT JAYA PARI STEEL TBK 0 8.749 0 0.053

23 KAEF PT KIMIA FARMA TBK 0 3.008 0 0.601

24 KIAS PT KERAMIKA INDONESIA TBK 0 4.370 1 0.129

25 KLBF PT KALBE FARMA TBK 0 3.551 0 0.335

26 MBTO PT MARTINA BERTO TBK 0 2.800 0 0.281

27 MLBI PT MULTI BINTANG INDONESIA TBK 0 5.843 1 0.805

28 MLIA PT MULIA INDUSTRINDO 0 0.612 0 5.656

29 MYOR PT MAYORA INDAH TBK 0 2.073 0 1.496

30 POLY PT ASIA PASIFIK FIBER TBK 1 2.354 0 -1.425

31 PYFA PT PYRIDAM FARMA TBK 0 1.987 0 0.860

32 RMBA PT BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA 0 0.915 0 3.689 33 ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK 0 1.611 0 1.346

34 SMBR PT SEMEN BATU BAJA TBK 0 4.914 0 0.115

35 SMSM PT SELAMAT SEMPURNA TBK 0 3.032 1 0.716

36 TBMS PT TEMBAGA MULIA SEMANAN TBK 0 3.716 0 10.116

37 TCID PT MANDOM INDONESIA TBK 0 3.523 0 0.272

38 TRST PT TRIAS SENTOSA TBK 0 1.223 0 0.910


(1)

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lowe

r

Upp er S

t e p 1 a

PREDIKSI_ KEBANGK RUTAN

.016 .130 .016 1 .900 1.016 .788 1.3 1 OPINION_

SHOPPING -17.935 12067.359 .000 1 .999 .000 .000 -. LEVERAGE

-.297 .147 4.077 1 .043 .743 .557 .99 1 Constant -3.043 .591 26.491 1 .000 .048 - -

Dari tabel variabel in the equation di atas, dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

Rating: -3,043 + 0,16 MPK + (-17,935 OP_SHOP) + (0,297 LEV)

Hipotesis Satu

Variabel prediksi kebangkrutan menunjukan koefisien beta positif sebesar 0,16 dengan nilai signifikansi sebesar 0,900 > α (0,05) yang berarti bahwa H1 ditolak, artinya variabel prediksi kebangkrutan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Hipotesis Dua

Variabel opinion shopping menunjukan koefisien beta negatif sebesar -17,935 dengan nilai signifikansi sebesar 0,999 > α (0,05) yang berarti bahwa H2 ditolak,


(2)

artinya variabel opinion shopping tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Hipotesis Tiga

Variabel leverage menunjukan koefisien beta negatif sebesar 0,297 dengan nilai signifikansi sebesar 0,043 < α (0,05) yang berarti bahwa H3 ditolak, artinya variabel leverage tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Pembahasan

Berdasarkan tabel koefisien determinasi bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen hanya 14,1% dengan kata lain 85,9% dijelaskan oleh faktor lain. Hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap hipotesis dalam penelitian ini, menunjukan bahwa ketiga hipotesis ditolak atau tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern, yaitu H1 (prediksi kebangkrutan), H2 (opinion shopping), H3 (leverage).

Prediksi kebangkrutan terhadap opini audit going concern.

Berdasarkan hasil penelitian, variabel prediksi kebangkrutan dengan proksi Altman Z Scroe Model Revised tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur periode 2013-2015 dengan nilai signifikansi sebesar 0,900 dimana nilai tersebut adalah lebih dari α (0,05). Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Amyulianti (2014) bahwa pada penelitiannya penggunaan proksi Altman Z Score Model Revised secara statistik tidak berpengaruh terdahap opini audit going concern. Sehingga hal ini menunjukan bahwa auditor tidak mempertimbangkan variabel prediksi kebangkrutan yang menghitung beberapa informasi dalam laporan keuangan perusahaan sebagaimana pemakaian dari model Altman Revised. Bahkan dalam penelitian ini, dari jumlah 126 sampel, hanya 5 sampel yang mendapatkan opini audit going concern selama periode 2013-2015, sedangkan pada perhitungan Z Score menunjukan bahwa sampel untuk kategori bangkrut = 45 sampel; rawan bangkrut = 42 sampel; sehat = 42 sampel.


(3)

Opinion shopping terhadap opini audit going concern.

Pada variabel opinion shopping juga mengalami hasil yang sama dengan prediksi kebangkrutan, bahwa opinion shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Variabel ini menunjukan nilai koefisien sebesar -17,935 dan tingkat probabilitasnya sebesar 0,99 dengan nilai signifikansinya α (0,05). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Istiana (2010) yang menghasilkan bahwa opinion shopping tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Sehingga pergantian auditor pada perusahaan tidak mempengaruhi auditor untuk tidak memberikan opini audit yang tidak diinginkan yaitu opini audit going concern.

Leverage terhadap opini audit going concern.

Variabel leverage, menunjukan nilai koefisien sebesar -0,297 dengan tingkat probabilitasnya sebesar 0,43 dibawah nilai signifikansinya α (0,05). Walaupun variabel ini berperngaruh signifikan terhadap opini audit going concern, tetapi tanda dari nilai koefisiennya tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan (positif). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis variabel leverage ditolak. Hal ini berarti bahwa auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak berdasarkan besarnya porsi hutang yang dibandingkan dengan ekuitas perusahaan, tetapi cenderung lebih melihat kondisi keuangan secara menyeluruh.

Simpulan, Saran, Dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan leverage terhadap opini audit going concern. Pada penelitian ini diturunkan tiga (3) Hipotesis dengan hasil semua Hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 126 perusahaan manufaktur selama periode 2013-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:


(4)

1. Prediksi kebangkrutan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

2. Opinion shopping tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

3. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Dari kesimpulan yang telah didapatkan, maka berikut ini adalah saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data dengan rentang waktu yang lebih panjang sehingga data menjadi lebih relevan.

2. Penelitian yang akan datang sebaiknya mempertimbangkan variabel lain baik dari faktor akuntansi maupun non akuntansi yang diprediksi dapat mempengaruhi opini audit going concern.

3. Penelitian selanjutya diharapkan untuk memperluas sampel penelitian, tidak hanya sektor manufaktur saja namun diperluas sektor lainnya seperti sektor keuangan, pertanian, pertambangan atau yang lainnya.

4. Karena nilai adjusted R square-nya kecil, maka penelitian selanjutnya disarankan menambahkan variabel lain, seperti ukuran perusahaan, debt default, pertumbuhan perusahaan, kondisi perusahaan, dan atau yang lainnya. 5. Data yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan laporan

keuangan saja, maka diharapkan penelitian selanjutkan dapat memperluas sumber data menggunakan data primer dengan metode survei.

Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya:

1. Pada penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen, yaitu prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan leverage.

2. Penelitian ini hanya meneliti perusahaan pada sektor manufaktur yang terdapat di BEI selama 3 tahun.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amyulianthy, Rafrini.2014 .”Faktor Determinan Opini Audit Going Concern.”Jurnal Liquidity, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni hlm 27-36.

Altman, E.I. 1968. “Financial Ratios Discriminant Analysis And The Prediction Of Corporate Bankcruptcy. “Journal Of Finance, September, P.589-609.

Altman, E dan McGough, T. 1974. “Evaluation of A Company as A Going Concern”. Journal of Accountancy. December. 50-57.

Chen, Ching-Lung, Fu Hsing Chang And Gili Yen. 2005. “The Information Contents Of Auditor Change In Financial Distress Prediction – Empirical Findings From The TAIEX –Listed Firms”.

Chen, K.C.W., and B.K. Church. 1996. “Going Concern Opinions and the Market’s Reaction to Bankruptcy Filings.” The Accounting Review, January, p. 117-128. Fanny Margaretta., Saputra Sylvia., 2005. “Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Repuasi Kantor Akuntan Public.” SNA VIII Solo, September . 15-16.

Geiger, M., K. Raghunandan, and D.V. Rama. 1996. ”Going-Concern Audit Report Recipients Before and After SAS No 59”. National Public Accountant. pp 24 -25.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Professional Akuntan Public. Salemba Empat, Jakarta.

International Standard on Auditing (ISA) 570. 2009. “Going Concern”.

Istiana Siti., 2010. “Pengaruh Kualitas Audit, Opinion Shopping, Debt Default, Pertumbuhan Perusahaan Dan Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.” Jurnal Akuntansi Dan Investasi. Vol. 111 No. 1, Halaman 80-96.

Koh Hian Chye dan Tan Sen Suan. 1999. “ A Neural Network Approach to The Prediction of Going Concern Status”.

Lenard, Mary Jane, Pervaiz Alam, And Daivd Booth. 2000. “An Analysis Of Fuzzy Clustering And A Hybrd Model For Auditor’s Going Concern Assessment”. Journal Decision Sciences (DSI) ISSN : 001-7315, Vol.31 Iss..4, Fall,p.861. Lennox, C., 2002. “Going-Concern Opinions In Failing Companies : Auditor


(6)

Mahfudhoh, 2014, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi”, Skripsi, Suniversitas Diponegoro, Semarang.

Mckeown, J.C., Mutchler, J.F., Ang Hopwood, W., 1991. “Toward An Explanation Of Auditor Failure To Modify The Audit Opinions Of Bankrupt Companies.” Auditing : A Journal Of Practice And Theory, p.,1-13.

Putra Veri Anang., Suryandari Erni. 2010. “Analisis Rasio Keuangan Dan Faktor Non Keuangan Yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern Pada Auditee. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 11 No. 1, Halaman: 53-67 , Januari.

Setiawan Feri, Suryono Bambang, “Pengaruh pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap opini audit going concern”. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 3 (2015)

Susanto Yulius Kurnia., 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Paada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi., Vol. 11 No. 3 Halaman 155-173.

Tjahjani Fera., Novianti Rysa Feryna. 2014 “Audit Going Concern Opinion, Influenced By Audit Quality, Leverage, Prior Audit Opinion, Growth And Size

Of The Companie”. The 7th NCFB and Doctoral Colloquium.

Tuannakota, Theodorus, M.2013.“audit berbasis ISA (International standards on auditing). Salemba empat, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 162 106

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

2 64 98

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Kaualitas Audit,Opini Audit Tahun Sebalumnya Leverage,Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

1 52 93

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 85

Pengaruh Proxi Going Concern dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Tahun Berjalan pada Bank Umum yang Go Public di Indonesia

0 43 70

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

Pengaruh model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan dan debt default terhadap penerimaan opini audit going concern: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2008 - 2012

0 17 102

OPINI AUDIT GOING CONCERN: ANALISIS BERDASARKAN MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN, OPINION SHOPPING, OPINI AUDIT GOING CONCERN: ANALISIS BERDASARKAN MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN, OPINION SHOPPING, DAN REPUTASI KAP (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang T

0 4 16