Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut BKKBN menyelenggarakan fungsi-fungsi yakni sebagai berikut :
1. Merumuskan kebijaksanaan program Keluarga Berencana Nasional
2. Merumuskan kebijaksanaan kependudukan yang mendukung program
Keluarga Berencana Nasional secara menyeluruh dan terpadu 3.
Mengkoordinasikan perencanaan, mengadakan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanan program Keluarga Berencana Nasional.
4. Mengkoordinasikan dan melakukan supervisi terhadap jenis daya dana dan
sarana di dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional dan Program Kependudukan yang mendukungnya baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar negeri. 5.
Membina kegiatan kerja sama dengan negara asing dan badan-badan internasional dalam bidang Keluarga Berencana Nasional dan
kependudukan. 6. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga didalam Program
Keluarga Berencana yang mendukungnya. Tempointeraktif, 15 februari 2007, http:www.tempointeraktif.comhgnasional20070215brk.
D. 3. Sejarah Program Keluarga Berencana Nasional
Pada tahun 1953, sekelompok kecil masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, khususnya dari kalangan kesehatan melalui prakarsa kegiatan keluarga
berencana. Kelompok ini berkembang, dan pada tahun 1957 berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI. Dalam kegiatannya PKBI
ditunjang oleh Departemen Kesehatan dengan menyediakan Balai Kesehatan Ibu
Universitas Sumatera Utara
dan anak BKIA serta tenaga kesehatan sebagai sarana pelayanan Keluarga Berencana.
Pada tahun 1967, presiden Soeharto bersama pimpinan-pimpinan dunia lainnya menandatangani Deklarasi Kependudukan Dunia. Sebagai tindak lanjut
dari deklarasi tersebut maka pada tahun 1968 dibentuk sebuah lembaga semi pemerintah, yang namanya Lembaga Keluarga Berencana Nasional LKBN dan
dengan surat keputusan Presiden No. 8 Tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana BKKBN. Kalau semula pendekatan Keluarga
Berencana lebih bersifat pribadi antara seorang dokter bidan, dengan pasiennya, maka sejalan dengan perkembangan program tersebut dikembangkanlah
pendekatan baru yang lebih berorientasi kepada pembangunan nasional dengan masyarakat luas sebagai sasarannya. Untuk itu peranserta segenap warga
masyarakat dikembangkan terutama dari segi tanggung jawab terhaap program, sehingga dapat diharapkan masyarakat akhirnya akan dapat menjadi pengelola
program dalam lingkungannya sendiri. Untuk menjawab program ini keluarlah surat Keputusan Presiden No.33 Tahun 1972.
Pada perkembangan berikutnya, integrasi Keluarga Berencana dengan pembangunan lebih meluas kesegala bidang, termasuk tanggung jawab dalam
pengggarapannya. Pembudayaan gagasan Keluarga Berencana yaitu diterima dan dilaksanakannya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS. Perlu
didukung dengan kebijaksanan kependudukan yang bersifat menyeluruh. Untuk maksud ini susunan dan tata kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana
BKKBN lebih disempurnakan lagi dengan Surat Keputusan Presiden No. 38 tahun 1978.
Universitas Sumatera Utara
D. 4. Tujuan Program Keluarga Berencana