Sumber PAD terdiri dari: 1. Pajak daerah
2. Retribusi daerah 3. Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah .
4. Lain – lain pendapatan asli daerah yang sah. Dalam upaya meningkatkan PAD, daerah dilarang menetapkan peraturan
daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan dilarang menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas
penduduk, lalu lintas barang dan jasa antardaerah, dan kegiatan impor atau ekspor. Yang dimaksud dengan peraturan daerah tentang pendapatan yang menyebabkan
ekonomi biaya tinggi adalah peraturan daerah yang mengatur pengenaan pajak dan retribusi oleh daerah terhadap objek–objek yang telah dikenakan pajak oleh
pusat dan propinsi sehinga menyebabkan menurunkan daya saing daerah.
2.2.1 Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
pembangunan daerah. Pajak daerah sebagai salah satu PAD diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
daerah. Menurut Suparmoko, pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa secara langsung dapat
ditunjuk.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun beberapa jenis pajak daerah sudah ditetapakan dalam UU No. 34 Tahun 2000, daerah atau kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber–
sumber keuangannya dengan menetapkan jenis pajak selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi
masyarakat. Kriteria pajak daerah selain yang ditetapkan UU bagi kabupaten atau kota adalah:
1. Bersifat pajak dan bukan retribusi.
2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupatenkota yang
bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah kabupatenkota yang bersangkutan.
3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan
umum. 4.
Objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi atau objek pajak pusat. 5.
Potensi memadai. 6.
Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif. 7.
Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat 8.
Menjaga kelestarian lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Jenis Pajak Daerah. 1.Jenis pajak propinsi terdiri dari sebagai berikut:
a. Pajak kendaraan bermotor dan Kendaraan di atas air adalah atas
kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor dan dan kendaraan di atas air.
b. Bea Balik Nama kederaan bermotor dan kenderaan di atas air adalah pajak
atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau perbuatan sepihak atau
keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan kedalam badan usaha.
c. Pajak Bahan Bakar kenderaan Bermotor adalah pajak atas bahan bakar
yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan di atas air.
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan atau permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan,
kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian rakyat. 2. Jenis pajak kabupatenkota terdiri dari:
a. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan
yang khusus disediakan bagi orang untuk menginap atau istirahat, yang memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran,
termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Universitas Sumatera Utara
b. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah
tempat menyantap makanan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering.
c. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan yang meliputi
semua jenis pertunjukan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditontonkan atau
dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasititas untuk olahraga.
d. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame, yaitu benda,
alat, pembuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil untuk menarik perhatian umum.
e. Pajak Penerangan jalan adalah pajak atas pengunaan tenaga listrik dengan
ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atas kegiatan
pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
g. Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat
parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi Hasil Pajak Daerah a.
Bagi Hasil Pajak Propinsi kepada Daerah KabupatenKota. 1.
Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan di atas air diserahkan kepada daerah kabupatenkota dipropinsi yang bersangkutan
paling sedikit 30. 2.
Hasil penerimaan Pajak Bahan Bakar Bermotor dan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air permukaan diserahkan kepada
daerah kabupatenkota yang bersangkutan paling sedikit 70. 3.
Penggunaan bagian daerah kabupatenkota ditetapkan sepenuhnya oleh daerah kabupatenkota yang bersangkutan.
b. Bagi Hasil Pajak Kabupaten kepada desa.
1. Hasil penerimaan Pajak Kabupaten diperuntukkan paling sedikit 10 bagi
desa di wilayah kabupaten yang bersangkutan. 2.
Bagian desa ini ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi antardaerah.
3. Penggunaan bagian desa ditetapkan sepenuhnya oleh desa yang
bersangkutan.
2.2.2 Retribusi Daerah