3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini adalah:
1. Tenaga kerja atau penduduk tumbuh dengan laju tertentu, misalnya Per
tahun. 2.
Adanya fungsi produksi Q = f K, L yang berlaku bagi setiap periode. 3.
Adanya kecenderungan menabung prospensity to save oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi S tertentu dari output Q, tabungan
masyarakat S=sQ Bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
4. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = K. Sesuai dengan
anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output disisihkan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di
investasikan. Dengan begitu, maka terjadi penambahan stok capital Boediono,1992:81-82.
4. Teori Ricardian
David Ricardo mengungkapkan pandanganya mengenai pembangunan ekonomi dengan cara yang tidak sistimatis dalam bukunya yang berjudul the
principle of political economy and taxation. David Ricardo mengungkapkan bahwa faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah buruh,
pemupukan modal dan perdagangan luar negeri. Seperti ahli ekonomi modren, teori Richardo menekankan pentingnya tabungan bagi pembentukan modal.
Dibanding dengan pajak, Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui tabungan Jhingan, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Tabungan dapat dibentuk melalui penghematan pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan meningkatkan keuntungan serta mengurangi
harga barang. Semakin banyak tabungan berarti semakin banyak pula pemupukan modal bagi kegiatan penanaman modal berikutnya. Selain itu, Ricardo juga
memberikan tekanan khusus pada perdagangan luar negeri sebagai sarana memperbaiki perekonomian, sebab perdagangan luar negeri akan menyebabkan
pemamfaatan sumber daya secara maksimun dan meningkatkan pendapatan
5. Teori Keynesian
Teori ini dipelopori oleh John Maynard Keynes yang mengatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja terutama ditentukan
oleh permintaan agregat. Kaum Keynesian yakin bahwa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal harus digunakan untuk mengatasi pengangguran dan
menurunkan laju inflasi. Konsep-konsep Keynesian juga menunjukkan bahwa peran pemerintah sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian pasar sepertinya sulit untuk menjamin ketersediaan barang yang dibutuhkan masyarakat dan bahkan sering menimbulkan instibiliti, inequity dan
inefisiensi. Bila perekonomian sering dihadapkan pada ketidak stabilan, ketidak merataan, dan ketidak efisienan jelas akan menghambat terjadinya pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
6. Teori Schumpeter
Teori ini menekankan pada peranan pengusaha dalam pembangunan, kemajuan perekonomian sangat ditentukan oleh adanya entrepreneurship
wiraswasta. Entrepreneur yang unggul yaitu orang yang memiliki inisiaif yang tinggi, kemampuan, dan keberanian mengaplikasikan penemuan-penemuan baru
dalam kegiatan produksi. Para entrepreneur akan menciptakan hal-hal yang baru seperti menciptakan
barang baru, menggunakan cara-cara baru dalam produksi, memperluas pasar ke daerah baru serta mengembangkan sumber bahan mentah yang baru yang
bertujuan untuk memajukan perusahaan industri menjadi lebih baik.
7. Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional