Teknik Kromatografi Kertas Kromatografi Kertas

dengan pensil. Spot atau noda yang terbentuk dikeringkan, lalu kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sudah dijenuhkan dengan pelarut yang sesuai untuk dikembangkan. Penjenuhan dilakukan selama 24 jam sebelum analisis Yazid, 2005. Terdapat tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas ,yaitu : a. Metode Penaikan Ascending Kertas digantungkan pada penggantung berbentuk kail yang dipasang pada penutup bejana kromatografi. Pelarut berada di dasar bejana Gritter, 1991. Noda harus diusahakan tidak sampai tercelup karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik memalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakan komponen dengan jarak yang berbeda-beda Yazid, 2005 b. Metode Penurunan Descending Bejana dilengkapi dengan sejenis wadah pelarut yang di pasang pada penopang dan kertas kromatografi dicelupkan ke dalam pelarut di dalam wadah itu dan diberati dengan batang kaca supaya tetap pada tempatnya . Pelarut bergerak turun membawa komponen melaui gaya kapiler dan gaya gravitasi Gritter, 1991. c. Metode Mendatar Radial Metode ini sangat berbeda dari sebelumnya. Biasanya kertas dibentuk bulat ditengahnya diberi sumbu dari benang atau gulungan kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian pelarut akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk kemudian mengembang melingkar membawa komponen yang dipisahkan Yazid, 2005 Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5 o C. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan beberapa pengerjaan yang parallel, Rf nya tidak boleh berbeda lebih dari ± 0,02 Khopkar, 1990. Bila permukaan pelarut telah mengembang atau bergerak pada batas tertentu, maka kertas dikeluarkan dari bejana dan batas permukaan pelarut diberi tanda lalu kertas dikeringkan. Jika senyawa yang dipisahkan bewarna akan nampak seperti noda- noda yang terpisah. Tetapi jika komponen zat tidak bewarna umumnya zat organik, maka dapat dideteksi dengan cara fisika dan kimia Yazid, 2005. Setelah letak noda komponen diketahui dan diberi tanda batas, harga R f Retardation factor dapat dihitung Rf = jarak yang ditempuh komponen jarak yang ditempuh pelarut Nilai Rf dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif dari senyawa yang tidak diketahui dengan membandingkan terhadap senyawa standar. Bila harga Rf sama, berarti kedua senyawa tersebutidentik sedangkan untuk analisis kuantitatif, komponen-komponen yang terpisah dapat dipotong-potong kemudian dilarutkan secara terpisah dalam pelarut yang sesuai untuk ditetapkan kadarnya dengan metode lain, misalnya spektrofotometri Yazid, 2005.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat Pengujian

Pengujian identifikasi zat warna pada saos secara kromatografi kertas dilakukan di Laboratorium Toksikologi, Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Pemprovsu Medan di Jalan Williem Iskandar Pasar V Barat I No.4 Medan.

3.2 Alat

Alat yang digunakan adalah beaker glass, chamber, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate, kertas kromatografi, neraca analitik, pipet mikro, pipet tetes, pot plastik.

3.3 Bahan

Bahan yang digunakan adalah aquadest, asam asetat 10, bulu domba, Larutan Pembanding Eritrosin , Larutan pembanding Rhodamin B, NH 4 OH p , metanol, sampel saus cabai, Tri-natrium citrat. 3.4 Prosedur 3.4.1 Larutan Uji Saos ditimbang sebanyak 50 g, dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, ditambahkan 10 ml asam asetat 10, ditambahkan 3-4 bulu domba bebas lemak, didihkan selama 10 menit, bulu domba dicuci dengan aquadest, dimasukkan ke dalam erlenmeyer lebih kurang 25 ml NH 4 OH 10 kemudian didihkan selama 10 menit. Zat warna yang larut dimasukkan kedalam larutan basa, dibuang bulu dombanya, diuapkan diatas penangas air larutan yang bewarna, residu dilarutkan dalam sedikit metanol, ditotolkan pada kertas kromatografi, dilakukan kromatografi, bandingkan dengan standart warna dan dihitung harga Rf nya.

3.4.2 Larutan Baku

Sejumlah ±1 mg Eritrosin dan Rhodamin B ditimbang seksama. Larutkan dan encerkan dengan aquadest secukupya.

3.4.3 Identifikasi

Larutan A, B, dan C masing-masing ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi kertas sebagai berikut : Fase diam : Kertas Whatman Fase gerak : NH 4 OH pekat : Trinatrium Sitrat : Aquadest Penjenuhan : Dengan kertas saring Volume penotolan : Larutan A 50 µl , larutan B 50µl , larutan C 100µl Jarak rambat : 12 cm Penampak noda : UV 245 nm

3.5 Persyaratan

Saos cabai tidak boleh mengandung bahan pewarna sintetis yang berbahaya. Sesuai dengan Peraturan Menkes RI No. 239MenkesPerV85.