dalam erlenmeyer lebih kurang 25 ml NH
4
OH 10 kemudian didihkan selama 10 menit. Zat warna yang larut dimasukkan kedalam larutan basa, dibuang bulu
dombanya, diuapkan diatas penangas air larutan yang bewarna, residu dilarutkan dalam sedikit metanol, ditotolkan pada kertas kromatografi, dilakukan
kromatografi, bandingkan dengan standart warna dan dihitung harga Rf nya.
3.4.2 Larutan Baku
Sejumlah ±1 mg Eritrosin dan Rhodamin B ditimbang seksama. Larutkan dan encerkan dengan aquadest secukupya.
3.4.3 Identifikasi
Larutan A, B, dan C masing-masing ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi kertas sebagai berikut :
Fase diam : Kertas Whatman
Fase gerak : NH
4
OH pekat : Trinatrium Sitrat : Aquadest Penjenuhan
: Dengan kertas saring Volume penotolan
: Larutan A 50 µl , larutan B 50µl , larutan C 100µl Jarak rambat
: 12 cm Penampak noda
: UV 245 nm
3.5 Persyaratan
Saos cabai tidak boleh mengandung bahan pewarna sintetis yang berbahaya. Sesuai dengan Peraturan Menkes RI No. 239MenkesPerV85.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil identifikasi zat warna sintetis pada saos cabai secara kromatografi kertas, diketahui bahwa saos cabai yang diuji mengandung zat warna sintetis
karena pada saos menghasilkan kromatogram. Perhitungan Rf dan kromatogram hasil pengujian dari kromatografi kertas
KKT dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengujian kromatografi kertas, menunjukkan bahwa sampel mengandung zat warna sintetis yang berbahaya karena pada sampel menghasilkan
kromatogram. Warna pada makanan merupakan daya tarik tersendiri untuk menggugah
selera. Jajanan anak-anak lebih banyak mempunyai variasi warna, karena anak- anak akan lebih memilih makanan yang berwarna dan berbentuk menarik tanpa
mempertimbangkan nilai gizi dari makanan tersebut. Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik,
sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Namun, pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang perlu pengawasan lebih karena
penggunaannya yang terkadang tidak sesuai anjuran atau bahkan menggunakan pewarna nonpangan Murdiati dan Amaliah, 2013.
Baik zat pewarna sintetis maupun alami digunakan dalam industri makanan harus memenuhi standart nasional dan internasional. Penyalahgunaan zat pewarna
melebihi ambang batas maksimum atau penggunaan secara ilegal zat pewarna yang dilarang digunakan dapat mempengaruhi kesehatan konsumen, seperti
timbulnya keracunan akut dan bahkan kematian. Pada tahap keracunan kronis, dapat terjadi gamgguam fisiologis tubuh seperti kerusakan syaraf, gangguan organ
tubuh dan kanker Pahmawati, 2011.