Sejarah Perkembangan Bisnis Online Floshablee

46 Kemudian peneliti memperoleh informasi mengenai kontak nomor HP serta pin BBM Eka dari teman satu kos sahabatnya tersebut. Dari nomor HP yang diperoleh, maka peneliti juga menemukan ID akun LINEEka. Peneliti lalu melakukan percakapan chattingdengan Eka melalui akun LINE. Selanjutnya peneliti mengunjungi akun Instagram Floshablee dan kemudian menjadi salah satu pengikut follower. Setelah mengikuti akun tersebut, peneliti kemudian rajin memperhatikan berbagai foto yang di-posting oleh admin maupun foto yang ditandai oleh pengikut folllowers Floshablee.Tujuannya adalah untuk memperoleh berbagai informasi sebagai dasar pelaksanaan penelitian.

4.1.1 Sejarah Perkembangan Bisnis Online Floshablee

Floshablee merupakan bisnis online yang menjadi first hand supplier dari perusahaan konveksi di kota Medan. Dibentuk sekitar bulan Desember 2013, online shop ini pada awalnya bernama “Flosh Shop”. Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari Eka, nama Flosh Shop berarti “Toko Bunga”. Kata “flosh” berasal dari kata dalam ba hasa Latin yang berarti “bunga”. Dan kata “shop” sendiri berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang berarti “toko”. Eka berharap usaha ini nantinya dapat berkembang di masyarakat luas dan “mekar” layaknya bunga. Floshablee ini menyediakan berbagai macam bentuk pakaian jadi wanita dengan rentang usia sekitar 17-25 tahun dan memilih kota Medan sebagai fokus pasarnya. Kain untuk membentuk jilbab serta hijab dalam berbagai warna serta motifpun tersedia, dan biasanya telah satu paket dengan pakaian yang ditawarkan. Universitas Sumatera Utara 47 Pada awalnya, Eka merupakan seorang resellerproduk pakaian wanita dari salah satu online shopdi kota Medan dan memilih untuk membuka grup di akun media sosial BBM. Kegiatan ini digelutinya mulai pertengahan tahun 2012 sampai dengan bulan November 2013. Kemudian pada bulan Desember 2013, Eka menemukan kontak salah satu perusahaan konveksi dan akhirnya dia memutuskan untuk membuka online shop miliknya sendiri. Eka berhenti menjadi reseller dan selanjutnya membuka grup di BBM dengan nama “Flosh Shop”. Eka mengambil produk-produknya secara langsung dari satu perusahaan konveksi. Sehingga harga dari tiap produk menjadi lebih murah. Bahkan jika dibandingakan dengan hampir seluruh online shop di kota Medan, harga produk- produk Floshablee merupakan yang paling murah. Eka juga sangat welcome terhadap para reseller. Suatu kesenangan tersendiri baginya apabila semakin banyak reseller yang berminat menjual kembali produk-produk Flohablee. Pertama-tama yang menjadi anggota member dari grup tersebut adalah tentu saja orang-orang terdekat Eka, seperti misalnya teman satu kampus, sahabat, bahkan keluarga dari Eka sendiri. Seluruh kegiatan di grup ini dilakukan oleh Eka sendiri. Mulai dari menjadi admin, mengunggah upload foto dan keterangan dari produk-produk yang ditawarkan, hingga pemberian tanggapan atas feedback dari pelanggan mengenai postingan produk-produk Flosh Shop. Selain itu, mengenai pengurusan rekening bank sebagai sarana pembayaran produk yang di-keep oleh pelanggan tertentu, hingga pada transaksi COD setelah transfer tunai melalui rekening bank juga dilakukan Eka sendiri. Seperti wirausahawan pada umumnya, Ekapun berniat untuk melebarkan sayap usaha yang digelutinya. Oleh karena itu masih pada bulan Desember 2013, Universitas Sumatera Utara 48 dia memilih untuk membuka grup di akun media sosial Facebookyang bernama sama dengan grup di BBM. Grup yang dibuka sengaja dijadikan grup bersifat public , dengan tujuan untuk mendapatkan anggota sebanyak-banyaknya yang berpotensi sebagai pelanggan Flosh Shop. Hampir setiap hari, Eka rajin meng- update berbagai model pakaian jadi bagi wanita dengan rentang usia sekitar 17-25. Respon yang ditunjukkan para member grup Flosh Shop sangat positif, hingga akhirnya Eka cukup kewalahan dalam menanganinya. Terutama pada masalah transaksi COD. Ini dikarenakan Eka memilih empat kampus universitas di Medan sebagai titik temu untuk pelaksanaan transaksi COD. Keempat universitas tersebut adalah USU, UNIMED, UMSU, dan UISU. Beruntung, berkat bantuan dari sang kekasih, transaksi COD mulai dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien. Eka dan kekasihnya membagi tugas, namun porsi tugas yang dilakukan sang kekasih lebih banyak. Jika Eka menangani COD di wilayah kampus USU, maka sang kekasih akan menangani COD di wilayah kampus UNIMED, UMSU dan UISU. Sehingga pada tiga bulan pertama, omzet penjualan dari Flosh Shop sangat memuaskan. Seiring dengan berjalannya waktu, Eka mulai menemukan satu masalah yang dapat mengancam eksistensi dari online shopnya. Masalah itu muncul dari para member grup di Facebook, dimana banyak dari mereka yang tidak konsisten pada hal pemesanan keep produk-produk Flosh Shop. Eka mengatakan bahwa mereka sudah menyatakan “keep” pada satu atau beberapa produk tertentu, namun tidak melakukan transfer tunai melalui rekening bank sampai melewati batas waktu yang telah disepakati. Hal ini sangat merugikan Eka, karena hanya produk yang telah di keep yang akan diambil Eka ke perusahaan konveksi. Selain itu, Universitas Sumatera Utara 49 setiap produk biasanya tersedia dalam empat varian warna dan hanya tersedia satu potong untuk setiap warna.Sehingga pada saat melakukan pemesanan, antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya harus “rebutan”, atau dengan istilah lain dikatakan “siapa cepat, dia dapat”. Jika salah seorang pelanggan sudah lebih dahulu menyatakan keep terhadap satu atau beberapa produk tertentu, maka pelanggan lain yang berniat ingin memesan produk yang sama harus mengalah. Akibat inkonsistensi beberapa member ini, Eka kehilangan banyak keuntungan. Banyak produk yang telah diambil dari konveksi batal terjual, padahal di sisi lain pelanggan yang menaruh minat beli terhadap satu produk yang sama tidak jadi memesan produk tersebut. Eka melihat bahwa jika inkonsistensi pelanggan di grup Facebook ini terjadi terus-menerus, maka bisa- bisa usahanya akan “gulung tikar”. Oleh sebab itu, pada pertengahan tahun 2014, dia memutuskan untuk menutup grup Facebook dan mencoba membuka grup di akun Instagram. Nama grup masih sama, namun kali ini, Eka lebih selektif dalam memilih para member-nya. Hanya mereka yang dapat di katakan “pelanggan setia” Flosh Shop yang dijadikan member. Eka menggunakan hashtag FLOSHSHOP untuk testimoni pelanggan dan info lebih jelas produk yang ditawarkan. Agar sistem pemesanan produk lebih mudah, maka Eka membuka akun LINE dengan nama “floshproject1”. Maka sekarang Eka sudah memiliki tiga akun media sosial sebagai media promosinya, yaitu BBM, Instagram dan LINE. Pada sekitar awal Desember 2014, pihak Instagram mengeluarkan pengumuman akan menutup secara otomatis nama akun-akun yang mengandung kata “store” ataupun “shop”. Oleh sebab itu, Eka memutuskan untuk mengganti Universitas Sumatera Utara 50 nama Flosh Shop menjadi “Floshablee”. Namun untuk testimoni dan grup BBM tetap menggunakan hashtagFLOSHSOP. Informasi mengenai penggantian nama ini dilakukan melalui sebuah postingan Instagrampada tanggal 12 Desember 2014. Selain untuk menginformasikan kepada pelanggan, Eka juga menghimbau para pemilik online shop lainnya untuk segera mengganti nama akun mereka masing- masing agar tidak di “banned” oleh pihak Instagram.Sehingga beginilah tampilan akun instagram bisnis online Floshablee sekarang. Gambar 4.1 Tampilan Akun Instagram Bisnis Online Floshablee

4.1.2 Profil Informan