Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom

13 logam dan mineral dimasukkan ke dalam nyala. Menurut Basset, et al. 1994, peristiwa yang terjadi secara singkat setelah sampel dimasukkan ke dalam nyala adalah: 1. Penguapan pelarut yang meninggalkan residu 2. Penguapan zat padat dengan dissosiasi menjadi atom – atom penyusunnya, yang mula – mula akan berada dalam keadaan dasar. 3. Beberapa atom dapat tereksitasi oleh energi panas nyala ke tingkatan- tingkatan energi yang lebih tinggi, dan mencapai kondisi dimana atom- atom tersebut akan memancarkan energi,

2.4.1 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom

Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.1. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom Basset, et al., 1994 Menurut Rohman 2007, bagian-bagian dari spektrofotometer serapan atom adalah sebagai berikut: a. Sumber Sinar Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga hollow cathode lamp. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung Universitas Sumatera Utara 14 suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang dilapisi dengan logam tertentu. b. Tempat Sampel Sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan azas. Ada berbagai macam alat yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom-atomnya, yaitu: 1. Dengan Nyala Flame Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa cairan menjadi bentuk uap atomnya dan untuk proses atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas yang digunakan, misalnya untuk gas asetilen – udara suhunya sebesar 2200°C. 2. Tanpa Nyala Flameless Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Sejumlah sampel diambil sedikit hanya beberapa µ l, lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom – atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda sehingga terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif. c. Monokromator Monokromator merupakan alat untuk memisahkan dan memilih spektrum sesuai dengan panjang gelombang yang digunakan dalam analisis dari sekian banyak spektrum yang dihasilkan lampu katoda. d. Detektor Universitas Sumatera Utara 15 Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman. e. Amplifier Amplifier merupakan suatu alat untuk memperkuat signal yang diterima dari detektor sehingga dapat dibaca sebagai alat pencatat hasil Readout. f. Readout Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatat hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi. Fungsi nyala adalah untuk memproduksi atom-atom yang dapat mengabsorpsi radiasi yang dipancarkan oleh lampu katoda tabung. Pada umumnya, peralatan yang digunakan untuk mengalirkan sampel menuju nyala adalah nebulizer yang dihubungkan dengan pembakar burner. Sebelum menuju nyala, sampel mengalir melalui pipa kapiler dan menghasilkan aerosol oleh aliran gas pengoksidasi. Kemudian, aerosol yang terbentuk bercampur dengan bahan bakar menuju ke burner. Sampel yang menuju ke burner hanya berkisar 5 – 10 sedangkan sisanya 90 – 95 menuju ke tempat pembuangan. Sampel yang berada pada nyala lalu diatomisasi dan cahaya dari lampu katoda tabung dilewatkan melalui nyala. Sampel yang berada pada nyala akan menyerap cahaya tersebut Rohman, 2007. Menurut Rohman 2007, terdapat 3 jenis nyala dalam spektrofotometri serapan atom yaitu: 1. Udara – Gas Batubara Universitas Sumatera Utara 16 Jenis nyala ini relatif lebih dingin 1800°C dibandingkan jenis nyala lainnya. Nyala ini akan menghasilkan sensitifitas yang baik jika elemen yang akan diukur mudah terdisosiasi seperti Na, K, Cu. 2. Asetilen – Udara Jenis nyala ini adalah yang paling umum digunakan dalam spektrofotometri serapan atom. Nyala ini menghasilkan temperatur sekitar 2200°C yang dapat mengatomisasi hampir semua elemen. 3. Asetilen – Dinitrogen oksida Jenis nyala ini paling panas 3000°C dan sangat baik digunakan pada spektrofotometri serapan atom untuk menganalisis sampel yang membentuk oksida yang sangat stabil dan sukar diatomkan pada suhu rendah seperti Al, Si, Ti.

2.4.2 Gangguan-gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom