Jenis Penelitian Alat Bahan Identifikasi Sampel Penyiapan Sampel Proses Destruksi

21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Oktober 2014 – Desember 2014.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan sifat dari suatu keadaan secara sistematis, yaitu untuk memeriksa kandungan mineral besi, kalium, kalsium, dan magnesium pada bunga kecombrang.

3.3. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas, alat tanur, blender, hot plate, kertas saring Whatmann no. 42, krus porselen, neraca analitik, dan spektrofotometri serapan atom Hitachi.

3.4. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan berkualitas pro analisis keluaran E. Merck yaitu asam nitrat 65 bv, larutan standar besi 1000 mcgmL, larutan standar kalium 1000 mcgmL, larutan standar kalsium 1000 mcgmL, larutan standar magnesium 1000 mcgmL, kecuali akua demineralisata yang digunakan diperoleh dari Fakultas Farmasi USU. 3.5.Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel bunga kecombrang dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan bunga kecombrang yang sama dari daerah lain. Universitas Sumatera Utara 22 Sampel yang digunakan adalah bunga kecombrang Etlingera elatior yang berasal dari daerah Brastagi, Dataran Tinggi Karo pada bulan Oktober-Desember 2014.

3.6. Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel bunga kecombrang dilakukan di Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. 3.7.Pembuatan Pereaksi 3.7.1 Larutan HNO 3 1:1 Larutan HNO 3 65 bv sebanyak 500 mL diencerkan dengan 500 mL air suling Isaac, 1988.

3.8. Penyiapan Sampel

Sebanyak 1 kg bunga kecombrang Nicolaia speciosa Horan yang segar dicuci bersih, ditiriskan, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama 1 jam. Bunga kecombrang kemudian dipotong-potong kecil dandihaluskan dengan blender.

3.9. Proses Destruksi

Sampel ditimbang seksama sebanyak 10 gram dengan krus porselen, diarangkan di atas hotplate selama 7 jam, lalu diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100°C dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500°C dengan interval 25C setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama ± 16 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator. Abu dibasahi dengan 10 tetes akua demineralisata dan ditambahkan 5 mL HNO 3 1:1. Kemudian kelebihan HNO 3 diuapkan pada hotplate dengan suhu 100-120°C sampai kering. Krus porselen Universitas Sumatera Utara 23 dimasukkan ke dalam tanur dan diabukan selama 1 jam dengan suhu 500°C, kemudian didinginkan Isaac, 1988.

3.10. Pembuatan Larutan Sampel