Apakah kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh signifikan secara simultan, berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada Pemilihan Presid

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN CITRA JOKOWI TERHADAP MINAT MEMILIH MAHASISWA

PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2014

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

OLEH

BUARA PRANATA GINTING 090502087

PROGRAM STUDISTRATA-1MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN CITRA JOKOWI TERHADAP MINAT MEMILIH MAHASISWA PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2014

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh signifikan secara simultan, berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada Pilpres 2014?’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan dan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal ,dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secarasimultan kepercayaan dan citra berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih mahasiswa pada Pemilihan Presiden 2014, dan secara parsial menunjukkan kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih, serta citra Jokowi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih.


(3)

ABSTRACT

EFFECT OF TRUST, AND IMAGE JOKOWI OF CHOOSING THE INTERESTS OF STUDENTS ON PRESIDENTIAL ELECTIONS IN 2014

(Case Study at Department of Political Science Students Faculty of Social and Political Science, University of North Sumatra)

Formulation of the problem in this study is “Are trust and image Jokowi significant effect simultaneously, partially significant effect on student interest in selecting Department of Political Science Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra in 2014 presidential election?”.

The purpose of this study was to analyze the influence of trust and image Jokowi to select students on student interest in the Department of Political Science Faculty of Social and Political Science, University of North Sumatra

The hypothesis of this study is the trust and image Jokowi positive and significant effect simultaneously and partially on student interest in selecting the students of Department of PoliticalScience Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra.

Methods of data collection is done through studies supporting documentation to collect data from the literature, journals, and reference books to get an idea of the problem under study and collect primary data obtained from questionnaires.

These results indicate that trust and image simultaneously a positive and significant effect on student interst in choosing the presidential election in 2014, and partially showed confidence positive and significant effect on interest choose, as well as the image of Jokowi also positive and significant effect on interest choose.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan Berkat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kepercayaan dan Citra Jokowi Terhadap Minat Memiih Mahasiswa Pada Pemilihan Presiden 2014 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara) ”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,.selakuDekanFakultasEkonomiUniversitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME.,selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, saran, dan pemikirannya untuk membantu peneliti dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., Msi., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.


(5)

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua tercinta Drs Suden Ginting dan Risma Br Sembiring Meliala yang senantiasa mendoakan, mencukupi segala kebutuhan penulis, nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis.

8. Adik tersayang Yose Ardianta Ginting, Hardi Wiranata Ginting, Yuniesa Gisela Aginta Br Ginting, yang ikut senantiasa mendukung penulis serta mendoakan dan memberikan motivasi selama masa perkuliahan.

9. Rekan-rekan sepergerakan GMKI Komisariat FE USU, IMKA Ersinalsal FE USU, PEMA FE USU Periode 2010-2012 serta kawan-kawan Permata GBKP Se-Klasis Medan Kampung Lalang khususnya Permata Yesyurun.

10. Motivator serta inspirasiku Hendrika Saut Rohana Sinaga, SH yang selalu memberikan semangat dan motivasi, untuk sahabat-sahabatku yang ikut membantu penyelesaian skipsi ini Rudolfo, Nico, Adrian, Hary Hutabarat, Agnes, Elgina, Ani Yunita, Hasiholan, Robert, dan teman-teman lainnya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penelitilainnya. Tuhan memberkati.

Medan,Juli2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Pengertian Pemasaran Politik (Political Marketing) ... 13

2.2 Pengertian Minat Memilih ... 14

2.3 Kepercayaan (Trust) ... 15

2.3.1 Kepercayaan Konsumen tentang Atribut Produk ... 16

2.3.2 Kepercayaan Konsumen tentang Produk Politik ... 17

2.3.3 Kepercayaan, Sikap, dan Perilaku Terbentuk ... 19

2.4 Citra Tokoh Politik ... 20

2.5 Penelitian Terdahulu ... 23

2.6 Kerangka Konseptual ... 25

2.7 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28


(7)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Definisi Operasional ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.8.1 Uji Validitas ... 34

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 38

3.9 Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Analisis Deskriptif ... 42

4.1.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 42

4.1.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 45

4.1.2 Analisis Regresi Logistik ... 53

4.1.2.1 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test) ... 53

4.1.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi ... 55

4.1.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 57

4.1.2.4 Matriks Klasifikasi ... 60

4.1.2.5 Menguji Koefisien Regresi ... 61

4.2 Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Tingkat Partisipasi Pemilih di Beberapa Daerah di Indonesia ... 1

1.2 13 Besar Capres Potensial ... 9

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.2 Skor Pernyataan ... 31

3.3 Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 36

3.4 Reliabilitas Tiap Butir Pernyataan ... 39

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 43

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengenal Jokowi .. 44

4.4 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepercayaan (X1) ... 45

4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Citra Jokowi (X2) ... 48

4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Minat Memilih (Y) . 51 4.7 Nilai -2 log likelihood ... 54

4.8 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL akhir) ... 54

4.9 Hosmer and Lemeshow Test ... 56

4.10 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test ... 57

4.11 Case Processing Summary ... 58

4.12 Model Summary... 59

4.13 Classification Tablea,b ... 60


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Prosedur Mempopulerkan Citra... 23 2.2 Kerangka Konseptual…... 26


(10)

ABSTRAK

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN CITRA JOKOWI TERHADAP MINAT MEMILIH MAHASISWA PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2014

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh signifikan secara simultan, berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada Pilpres 2014?’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan dan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung dari literatur, jurnal ,dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secarasimultan kepercayaan dan citra berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih mahasiswa pada Pemilihan Presiden 2014, dan secara parsial menunjukkan kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih, serta citra Jokowi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih.


(11)

ABSTRACT

EFFECT OF TRUST, AND IMAGE JOKOWI OF CHOOSING THE INTERESTS OF STUDENTS ON PRESIDENTIAL ELECTIONS IN 2014

(Case Study at Department of Political Science Students Faculty of Social and Political Science, University of North Sumatra)

Formulation of the problem in this study is “Are trust and image Jokowi significant effect simultaneously, partially significant effect on student interest in selecting Department of Political Science Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra in 2014 presidential election?”.

The purpose of this study was to analyze the influence of trust and image Jokowi to select students on student interest in the Department of Political Science Faculty of Social and Political Science, University of North Sumatra

The hypothesis of this study is the trust and image Jokowi positive and significant effect simultaneously and partially on student interest in selecting the students of Department of PoliticalScience Faculty of Social and Political Science University of North Sumatra.

Methods of data collection is done through studies supporting documentation to collect data from the literature, journals, and reference books to get an idea of the problem under study and collect primary data obtained from questionnaires.

These results indicate that trust and image simultaneously a positive and significant effect on student interst in choosing the presidential election in 2014, and partially showed confidence positive and significant effect on interest choose, as well as the image of Jokowi also positive and significant effect on interest choose.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politik selalu menarik untuk dibicarakan di setiap kalangan masyarakat. Betapa pun pelik dan kisruhnya kehidupan politik, semua orang ingin tahu tentang perkembangan politik. Bahkan orang-orang di pedesaan dan para ibu rumah tangga pun semakin gemar berbicara tentang politik. Pembicaraan politik di kalangan masyarakat biasa tentunya berbeda dengan lingkungan akademik.

Jika berbicara tentang dunia perpolitikan tanah air,saat ini sedang mengalami masa-masa yang sulit ataumasa-masa kritis, hal ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan hak suaranya di dalam pemilihan kepala daerah. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan hak suaranya, salah satunya ialah tingkat kepercayaan yang rendah dari masyarakat akan calon yang akan dipilih, menyebabkan masyarakat enggan memberikan suaranya.

Berikut tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah di beberapa daerah di Indonesia.

Tabel 1.1

Tingkat Partisipasi Pemilih di Beberapa Daerah di Indonesia No Pemilukada Daerah Tahun Pemilukada Tingkat Partisipasi

1 Sumatera Utara 2013 48,50 %

2 Jawa Barat 2013 63,73 %

3 Papua 2013 59,00 %

4 Sulawesi Selatan 2013 69,78 %

5 DKI Jakarta 2012 66,80 %


(13)

Ketua KPU Husni Kamil Manik menyatakan, apabila kecenderungannya terus menurun, maka diprediksi partisipasi pemilih pada pemilihan umum 2014 mendatang, hanya sekitar 54 persen. Untuk itu menurutnya, seluruh elemen pemilu harus ikut berperan aktif, agar tingkat partisipasi pemilih pada pemilu mendatang dapat meningkat menjadi 75%, sesuai

dengan target pembangunan. (http://www.classyfm.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1128:partisipa

si-pemilih-pada-pemilu-2014-diprediksi-hanya-54&catid=1:classy-news&Itemid=5)

Turunnya tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap pemilukada sebagai dampak merebaknya kasus korupsi yang memang melibatkan kepala daerah mereka. Sebagai contoh provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2008 diadakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara untuk periode 2008-2013, pada saat itu pasangan nomor urut 5 Syamsul Arifin-Gatot Pudjo Nugroho (Syampurno) dengan jargon mereka sahabat semua suku berhasil memenangkan Pilgubsu dengan hanya satu putaran sesuai dengan hasil rekapitulasi yang dikeluarkan KPUD Provinsi Sumatera Utara.

Namun pada tahun 2011 tepatnya setelah 3 tahun menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara masyarakat Sumatera Utara dikecewakan oleh Syamsul Arifin karena beliau tersandung kasus korupsi di saat masih menjabat Bupati Langkat. Kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah di Sumut bukan yang pertama kalinya terjadi, karena sebelum Syamsul Arifin tersandung kasus korupsi, Walikota Medan dan Wakil Walikota Medan membuat kecewa warga Medan yang saat itu sangat percaya dengan wibawa Abdillah dan Ramli yang dianggap jujur ternyata masuk penjara setelah menjadi tersangka kasus korupsi.

Imbas dari kasus korupsi tersebut yang pada akhirnya membuat masyarakat Sumatera Utara tidak lagi percaya dengan calon pimpinan mereka yang mengajukan diri, bahkan pembangunan daerah di Sumatera Utara yang tidak berjalan dengan baik ikut menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat Sumatera Utara terhadap tokoh politik yang mencalonkan diri


(14)

sebagai pemimpin Sumatera Utara. Sehingga pada saat pemilihan kepala daerah di tingkat kabupaten/ kota, partisipasi pemilih terus mengalami penurunan yang sangat drastis akibat memburuknya citra tokoh-tokoh politik tersebut. Hal ini juga terlihat dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013 di mana partisipasi pemilih hanya 48,50 %. Hasil tersebut sebagai bukti menurunnya minat memilih masyarakat Sumatera Utara.

Berikut daftar kepala daerah yang pernah dan akan berhadapan dengan pengadilan terkait kasus korupsi :

Pendapatan dan Belanja Negara Kabupaten Langkat tahun 2000-2007.

2. saham PT Kaltim Prima Coal.

bangunan serta bea penerimaan hak atas tanah dan bangunan Bengkulu tahun 2006-2007.

Terduga tahun 2004 dan APBD Provinsi Maluku Utara tahun 2007.

perkebunan kelapa sawit PT Hardaya Inti Plantations atau PT Cipta Cakra Murdaya 2011.

Pendapatan dan Belanja Negara 2010.

barang dan jasa senilai Rp 4,9 miliar APBD Kota Cirebon 2004.

bumi dan bangunan senilai Rp 14 miliar tahun 2005-2008.


(15)

9. dalam APBD sebesar Rp119 miliar dan menerima suap Rp 10,5 miliar dari pemilik Bank Perkreditan Rakyat, Tripanca Setiadana, pada 2005.

pembangunan Jalan Lingkar Selatan Salatiga.

Para tokoh politik sudah seharusnya menyadari realita yang terjadi di tengah masyarakat, tidak hanya para elit politik di Sumatera Utara, namun juga para elit politik di tanah air.

Ditambah lagi tahun 2013 menurut kalender KPU merupakan tahun politik dikarenakan banyak daerah-daerah yang melakukan pemilihan kepala daerah yang tentunya akan mempengaruhi hasil Pilpres 2014.

Citra yang buruk merupakan salah satu hal yang harus diperbaiki setiap tokoh-tokoh politik yang memiliki niatan untuk maju mencalonkan diri, baik sebagai anggota legislatif, kepala daerah, dan tentunya presiden. Bukan hanya tokoh politik, partai yang merupakan syarat untuk mengajukan calon juga harus berbenah untuk bersaing merebut hati rakyat.

Politik memang meupakan satu-satunya jalan yang harus ditempuh jika ingin berperan di dalam menetukan kebijakan yang sistemnya memang sudah di atur di dalam UUD 1945. Kebijakan Ekonomi salah satu yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat pada umumnya. Kebijakan tersebut ditentukan oleh pimpinan birokrasi pemerintahan. Tentunya, untuk menjadi pimpinan di suatu daerah bukan merupakan hal yang mudah.

Kegiatan politik kedepan harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini di tengah-tengah masyarakat. Tentunya strategi yang digunakan untuk memperoleh dukungan masyarakat saat ini sangat berbeda dengan yang sudah ada selama ini. Partai


(16)

tentunya tidak hanya memberikan bantuan saja kepada masyarakat, karena masyarakat sudah sangat berhati-hati di dalam memilih pemimpin mereka untuk jangka panjang. Dalam hal ini, Partai Politik juga harus bersih-bersih kader, artinya setiap kader mereka yang pernah tersandung kasus korupsi, kriminal, harus dikeluarkandari partai.

Partai Politik sendiri tidak lagi mampu berbuat banyak di dalam memenangkan setiap persaingan di dalam pemilukada. Citra dari tokoh politik itu sendiri yang sangat menentukan tingkat kepercayaan masyarakat untuk memilih atau tidak. Karena masyarakat sudah menganggap bahwa setiap partai tidak ada lagi yang benar-benar tulus memperjuangkan kepentingan rakyat. Dampaknya, tidak ada lagi dikatakan partai besar dan partai kecil, karena semuanya ditentukan dari citra tokoh dari partai itu sendiri. Jika tokoh tersebut dikenal masyarakat sebagai tokoh yang jujur dan memiliki kapabilitas untuk menjadi pemimpin mereka, maka tokoh tersebut dapat menarik simpati masyarakat dan pastimya dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suaranya sebagai warga negara.

Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jokowi merupakan salah satu tokoh politik yang mampu menarik simpati warga, dan terbukti mampu mengungguli pesaingnya dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Hebatnya lagi, Jokowi mampu mengungguli pasangan incumbent yang ikut berkompetisi saat itu, terlebih Jokowi bukanlah warga Jakarta yang tentunya tidak memilik hak untuk memilih dirinya sendiri. Banyak fakta-fakta lain yang membuktikan keberhasilan Jokowi merupakan hal mutlak yang terjadi karena citra dirinya yang bersih, jujur, dan merakyat.

Jokowi sebelumnya merupakan Walikota Solo yang sudah menjabat selama 2 periode, yang selama menjadi walikota banyak perubahan yang terjadi di kota Surakarta tersebut.

Terjun langsung menangani masyarakat membuat dia dikagumi warga solo sehingga pada pencalonan kembali dirinya untuk periode kedua tidak lagi membutuhkan kampanye


(17)

dan tidak mengeluarkan dana untuk memperoleh kepercayaan masyarakat. Terbukti pada pemilihan Walikota Solo berikutnya, Jokowi kembali terpilih dengan menang mutlak lebih dari 90 % suara. Suatu hal yang sangat fantastis saat itu sekaligus membuktikan bahwa citra tokoh politik merupakan faktor yang sangat penting untuk memenangkan pemilihan.

Dalam ajang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta awalnya banyak yang meragukan langkah seorang Jokowi di dalam pencalonannya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, hal ini sebenarnya cukup beralasan, selain karena Jokowi bukan merupakan warga Jakarta, Figur calon incumbent Fauzi Bowo serta Nachrowi juga merupakan alasan beberapa kalangan meragukan pancalonan Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahya Purnomo.

Sudah merupakan hal umum bahwa Betawi merupakan penduduk asli DKI Jakarta, yang tentunya punya pengaruh besar dalam pemenangan calon yang bersaing. Tentunya Fauzi Bowo yang merupakan orang betawi asli diuntungkan akan hal itu, terlebih lagi pasangannya Nachrowi Ramli merupakan Ketua Perhimpunan Masyarakat Betawi. Sedangkan Jokowi serta Basuki tidak memiliki keturunan dari darah Betawi. Jokowi sendiri memiliki suku Jawa, dan Basuki yang lebih dikenal Ahok merupakan keturunan Tionghoa. Selain suku, agama juga merupakan isu yang dimanfaatkan untuk menjatuhkan pasangan Jokowi-Ahok.

Kemenangan Jokowi-Ahok tidak terlepas dari peran anak muda yang membuktikan kreatifitas mereka mampu mendongkrak popularitas Jokowi-Ahok. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok pemuda yang saat itu banyak memberikan pengaruh yang mengarahkan warga DKI Jakarta untuk lebih percaya kepada pasangan Jokowi-Ahok untuk memimpin DKI Jakarta.

Pola pikir yang kritis serta didasari ilmu pengetahuan yang membuat pilihan kalangan akademis merupakan salah satu hal yang mempengaruhi masyarakat untuk mempercayai


(18)

salah satu calon. Alasan inilah yang mendasari bahwa setiap tokoh politik harus mampu meyakinkan anak muda dari kalangan akademis untuk menjatuhkan pilihan mereka. Citra positif dari seorang Jokowi merupakan modal kuat untuk Jokowi agar maju menjadi calon Presiden RI pada tahun 2014 nanti.

Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta, citra dari Jokowi diperkirakan ikut berperan dalam meningkatnya partisipasi pemilih. Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pemungutan dan Penghitungan Suara KPU Provinsi DKI Jakarta Sumarno mengatakan, jumlah golput menurun karena partisipasi pemilih pada putaran kedua naik sekitar 2,2 persen menjadi 66,8 persen.

(http://nasional.kompas.com/read/2012/09/27/14505319/Pilkada.DKI.Putaran.Kedua.Golput. Jakarta.Menurun). Untuk itu, saya tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh citra dari Jokowi untuk mempengaruhi niat memilih mahasiswa pada Pilpres 2014.

Hasil survei Pusat Data Bersama (PDB) beberpa waktu menunjukkan Jokowi bertengger di urutan teratas capres potensial 2014. Walikota nomor tiga sedunia itu mengalahkan muka-muka lama lainnya.

Tabel 1.2

13 Besar Capres Potensial

No Nama Calon Persentase

1 Joko Widodo 21,2 persen 2 Prabowo Subianto 18,4 persen 3 Megawati Soekarnoputri 13,0 persen

4 Rhoma Irama 10,4 persen

5 Aburizal Bakrie 9,3 persen

6 Jusuf Kalla 7,8 persen

7 Wiranto 3,5 persen

8 Mahfud MD 2,8 persen

9 Dahlan Iskan 2,0 persen

10 Surya Paloh 1,3 persen

11 Hatta Rajasa 1,2 persen

12 Chairul Tanjung 0,4 persen 13 Djoko Suyanto 0,3 persen

Sumbe


(19)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh citra dari seorang tokoh politik untuk mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya dalam pemilihan umum, khusunya pemilihan presiden 2014. Penelitian ini saya lakukan di kalangan mahasiswa di fakultas ilmu sosial dan politik. Hal ini dikarenakan mahasiswa merupakan pemilih pemula yang tentunya sangat kritis di dalam menentukan pilihan berdasarkan ilmu yang mereka peroleh serta pengetahuan yang mereka dapat dari rekam jejak setiap calon yang akan muncul untuk bersaing dalam Pemilihan Presiden tahun 2014. Mahasiswa juga merupakan salah satu kalangan akademis muda yang gemar berbicara tentang politik, bahkan sebagian kelompok mahasiswa yang aktif berorganisasi merupakan pelaku politik walaupun masih dalam ruang lingkup yang kecil yaitu lingkungan kampus. Mencalonkan diri menjadi pengurus himpunan mahasiswa merupakan salah satu langkah mahasiswa sebagai pelaku politik di lingkungan kampus.

Uraian di atas merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian dengan judul “Pengaruh Kepercayaan dan Citra Jokowi Terhadap Minat Memilih Mahasiswa Pada Pemilihan Presiden 2014 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap minat memilih mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada Pilpres 2014?.


(20)

2. Apakah kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pada Pilpres 2014?.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Bagi Partai Politik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai kepercayaan (trust) dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa untuk memilih pemimpinnya, sehingga Jokowi sebagai kader dari partai PDI Perjuangan dapat mempertimbangkan langkahnya untuk maju dalam pemilihan Presiden 2014 dan dapat menentukan strategi yang tepat untuk mengambil simpati dari pemilih pemula yang ada di Indonesia. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Partai PDI Perjuangan dalam menentukan calon Presiden yang akan diusung dalam Pilpres 2014 agar tidak salah langkah dalam menetapkan calon yang akan mereka menangkan.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran. Selain itu, penulis juga berkesempatan untuk dapat lebih memahami kaitan ilmu politik


(21)

dengan ilmu pemasaran, karena ke depannya penelitian ini dapat diterapkan secara langsung dalam langkah politik penulis.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran Politik (Political Marketing)

Dalam kajian ilmu politik, political marketing menurut Firmanzah merupakan penerapan ilmu marketing dalam kehidupan politik. Dalam political marketing, yang ditekankan adalah penggunaan pendekatan dan metode marketing dalam menyusun produk politik, distribusi produk politik kepada publik serta meyakinkan bahwa produk politiknya lebih unggul dibandingkan dengan pesaing, sehingga membantu politikus dan partai politik untuk membangun hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat.

Pandangan political marketing menurut Adman Nursal adalah strategi kampanye politik untuk membentuk serangkaian makna politis tertentu di dalam pemikiran para pemilih. Serangkaian makna politis yang terbentuk dalam pemikiran para pemilih untuk memilih kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting political marketing yang menentukan, pihak mana yang akan dicoblos pemilih

Sedangkan menurut Hafied Cangara, pemasaran politik (political marketing) merupakan konsep yang diintroduksi dari penyebaran ide-ide sosial di bidang pembangunan dengan meniru cara-cara pemasaran komersial, tetapi orientasinya lebih banyak pada tataran penyadaran, sikap dan perubahan perilaku untuk menerima hal-hal baru. Dari konteks aktifitas politik, political marketing yang dimaksudkan adalah penyebarluasan informasi tentang kandidat, partai dan program yang dilakukan oleh aktor-aktor politik melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujukan kepada segmen (sasaran) tertentu dengantujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap dan perilaku para calon pemilih sesuai keinginan pemberi informasi.


(23)

Dalam penerapannya political marketing telah menjadi suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu politik, tetapi juga memunculkan berbagai ragam pertanyaan para marketer yang selama ini sudah terbiasa dalam konteks dunia usaha. Tentunya terdapat beberapa asumsi-asumsi yang mesti dilihat dapat memahami political marketing, karena konteks dunia politik memang mengandung banyak perbedaan dengan dunia usaha. Politik berbeda dengan produk retail, sehingga akan berbeda pula muatan yang ada diantara keduanya, selain itu politik juga terkait erat dengan sebuah nilai (value). Jadi, isu politik bukan sekedar produk yang diperdagangkan, melainkan menyangkut pula keterikatan simbol dan nilai yang menghubungkan individu-individu. Dalam hal ini politik lebih dilihat sebagai aktivitas sosial untuk menegaskan identitas masyarakat.

2.2Pengertian Minat Memilih

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) minat ialahkecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan, sedangkan memilih ialah menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan kesukaan.

Dalam hal politik, minat memilih ialah kecenderungan hati yang tinggi terhadap satupilihan politik yang dianggap sesuai dengan hati nurani.

2.3 Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan (trust) merupakan pondasi di dalam membangun suatu hubungan yang baik. Membangunkepercayaan dalam hubungan jangka panjang dengan masyarakat atau pemilih adalah suatu faktor yang penting untuk menciptakan loyalitas dari pemilih tersebut. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain atau mitra, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Menurut Prasaranphanich (2007:231), ketika konsumen mempercayai sebuah perusahaan, mereka akan lebih suka melakukan pembelian


(24)

ulang dan membagi informasi pribadi yang berharga kepada perusahaan tersebut. Seperti itu juga di dalam membangun kepercayaan dengan konsituen atau pemilih.

Moorman et al., (1993) seperti yang dikutip oleh Darsono (2008:11), mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai kesediaan (willingness) individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran karena individu mempunyai keyakinan (confidence) kepada pihak lain.

Ketika satu pihak mempunyai keyakinan (confidence) bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran mempunyai reliabilitas dan integritas, maka dapat dikatakan ada trust.Rofiq (2007:32), mendefinisikan kepercayaan (trust) adalah kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut memiliki segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan.

Menurut Mowen (2002:312), kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya.

2.3.1 Kepercayaan Konsumen tentang Atribut Produk

Dalam penelitian produk dari sebuah organisasi yaitu tokoh politik, dan sebagai konsumen ialah konsituen atau pemilih yakni masyarakat. Atribut (atributtes) adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Ada 2 jenis atribut yaitu atribut instrinsik dan atribut ekstrinsik. Atribut instrinsik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti nama merek, kemasan, dan label.

Sebuah organisasi atau perusahaan harus menyadari bahwa kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seseorang konsumen berbeda dengan konsumen lainnya. Mereka juga harus


(25)

mengingat bahwa kepercayaan mereka sendiri terhadap sebuah merek tertentu sangat berbeda dari pasar target. Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk di antara objek, atribut, dan manfaat, didasarkan atas proses pembelajaran kognitif.

Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan (Mowen, 2002:312): 1. Kepercayaan atribut-objek (object – attribute beliefs)

Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus yang disebut kepercayaan atribut-objek. Kepercayaan atribut-objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek, seperti seseorang, barang, atau jasa.

2. Kepercayaan atribut-manfaat

Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu. Seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi kebutuhan mereka, dengan kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat dikenal.

3. Kepercayaan objek-manfaat

Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.

2.3.2Kepercayaan Konsumen tentang Produk Politik

Produk yang ditawarkan dalam marketing politik berbeda dengan marketing komersial karena lebih kompleks, dimana pemilih akan menikmatinya setelah partai atau kandidat terpilih.

Seorang kandidat atau sebuah partai yang ingin memperoleh kemenangan tidak bisa melepaskan persoalan image, pakaian, sikap, pernyataan, dan tindakan kandidat dapat membentuk kesan di benak pasar.Istilah yang sering digunakan untuk membentuk image bagi


(26)

sebuah produk adalah konsep produk. Tema utamanya adalah dengan membangun “unique selling proposition” atau “promised benefit” dari sebuah produk.

Kandidat atau partai harus cermat dalam memilih konsep produk yang akan dipasarkan. Apakah kandidat atau partai ingin diasumsikan sebagai reformer, negarawan yang bijak atau figur yang cerdas, bergantung pada sumber daya kandidat, kebutuhan pasar dan kondisi oponen. Konsep produk bukan sekedar sebuah slogan, konsep produk menyangkut semua kebutuhan dalam implementasi kampanye politik yang mencakup koalisi yang dibentuk, pernyataan yang dibuat, penampilan di depan publik, dan berbagai hal lain.

Pasar atau pemilih mencari sesuatu dari kandidat, umumnya mereka mencari janji atau jawaban atas permasalahan yang mereka hadapi.Kandidat atau parpol harus menyerap pesan-pesan yang ada di tengah pasar untuk kemudian mengemas pesan pasar itu menjadi sebuah konsep produk. Kandidat tidak perlu membuat sebuah konsep yang ideal, tapi cukup dengan membuat konsep yang dapat menjadikannya berada di posisi terbaik untuk menawarkan produknya dibanding kandidat lain.

Niffenegger, dalam Firmanzah, membagi produk politik dalam tiga kategori, yaitu : 1. Platform partai atau kandidat yang berisi konsep, ideologi dan program kerja.

2. Post record atau catatan tentang hal-hal yang dilakukan di masa lalu dalam

pembentukan sebuah produk politik.

3. Karakteristik personal seorang kandidat atau sebuah partai dalam memberikan citra, simbol dan kredibilitas produk politik.

Henneberg menyatakan produk politik mencakup; (1) Atribut personal, seperti karakteristik kandidat; (2) Maksud politik, seperti isu-isu politik tertentu yang dikomunikasikan kandidat; (3) Kerangka ideologis (ideological framework), seperti kepercayaan dan sikap kandidat.


(27)

Produk politik bersifat tidak nyata, sangat terkait dengan sistem nilai, harapan, visi, dan kepuasan masyarakat. Produk politik ini nantinya akan dipropagandakan melalui iklan politik lewat berbagai media yang dibutuhkan. Kunci sukses dalam menawarkan dan menjual produk politik kepada pasar adalah dengan melakukan unique selling point dan unique selling proposition produk.Unique selling point merupakan nilai unik yang dimiliki produk yang mempunyai keunggulan berbeda dari produk lain dan mempunyai daya jual. Misalnya, jika ideologi keagamaan atau nasionalisme sudah dianggap sebagai idelogi yang klise oleh pasar, maka kandidat bisa menampilkan ideologi baru berupa nasionalisme-religius.Unique selling proposition merupakan keunikan penampilan produk.Misalnya, jika ideologi keagamaan selalu ditunjukan dengan menggunakan atribut sorban, kerudung atau salib, sementara ideologi nasionalisme selalu ditunjukanmenggunakan atribut bendera merah-putih, maka ideologi nasionalisme-religius ditunjukan dengan menggunakan atribut setelan safari dengan peci hitam.

2.3.3Kepercayaan, Sikap, dan Perilaku Terbentuk

Kepercayaan, sikap, dan perilaku terbentuk dengan dua cara berbeda. Pada formulasi langsung, kepercayaan, sikap, dan perilaku diciptakan tanpa terjadi keadaan lain sebelumnya. Jadi, seperti ditunjukkan oleh perspektif pengaruh perilaku, perilaku dapat terjadi tanpa pembentukan sikap atau kepercayaan awal konsumen yang kuat tentang objek di mana perilaku di arahkan. Demikian juga, seperti dinyatakan oleh perspektif eksperiensial sikap (misalnya, perasaan) dapat tercipta tanpa pengembangan kepercayaan spesifik awal konsumen tentang objek sikap (Mowen, 2002:322).

Mowen (2002:322), menambahkan bahwa setelah kepercayaan, sikap, atau perilaku terbentuk secara langsung terdapat tendensi atas tiga keadaan yang dapat menciptakan sebuah hierarki. Dengan cara ini, pertama-tama konsumen membentuk kepercayaan terhadap sebuah produk dan kemudian membentuk kepercayan serta sikap terhadap produk tersebut. Apabila


(28)

pembentukan sebuah keadaan (misalnya, kepercayaan) menimbulkan penciptaan keadaan lainnya (misalnya, sikap), maka pembentukan sikap secara tidak langsung terjadi.

2.4 Citra Tokoh Politik

Seorangtokoh dapat mempunyai citra baik, buruk, dan bahkan tidak jelas. Citra adalah realitas, oleh karena itu program pengembangan dan perbaikan citra harus didasarkan pada realitas. Jika citra tidak sesuai dengan realitas dan kinerja dari seorang tokoh, maka itu merupakan kesalahan tokoh tersebut dalam berkomunikasi. Citra yang baik merupakan hasil dari usaha tokoh tersebut dalam memberikan pelayanan yang mampu memuaskan orang lain(Arafah, 2004:61).

Citradari Jokowi dibentuk berdasarkan kesan, pemikiran dan pengalaman yang dialami masyarakat sewaktu melakukan interaksi dengan Jokowi. Pengalaman maupun pemikiran itu akan membentuk sikap atau penilaian terhadap Jokowi yang menjadi referensi bagi masyarakat untuk mengambil keputusan dalam memilih pimpinan mereka yakni dalam penelitian ini pada Pilpres 2014.

Citra akan berdampak pada keberhasilan kegiatan politik dan pemasaran individu (kampanye). Citra yang buruk akan melahirkan dampak negatif terhadap pandangan masyarakat. Citra Jokowi yang baik dan kuat akan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. 2. Menjadi faktor pembeda.

3. Menjadi daya tarik bagi pemilih.

4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran individu. 5. Penghematan biaya operasional kampanye.


(29)

Menurut Peter Steidl dalam Sutojo (2004:34), langkah awal sebelum membangun citra, hendaknya seorang tokoh terlebih dahulu memilih segmen-segmen masyarakat yang mereka rasa paling besar peranan dan potensinya dalam menentukan pilihan mereka.

Dengan menentukan kelompok sasaran, tim kampanye dapat menyusun program pembangunan citra Jokowi secara lebih terarah. Dengan menentukan segmen-segmen masyarakat yang dijadikan sasaran program pembinaan citra, seorang tokoh juga dapat berkomunikasi dengan mereka secara lebih efektif.

Menurut Sutojo (2004:39), keberhasilan seorang tokoh politik membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.Dari sekian banyak faktor tersebut lima diantaranya besar pengaruhnya.

Kelima faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran.

2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realistis

3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan tokoh. 4. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran. 5. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana, bukan tujuan usaha. Citra dapat dipopulerkan dalam 3 tahap (Sutojo:2004:55), yaitu: 1. Pembentukan persepsi segmen sasaran

Langkah pertama upaya membentuk citra segmen sasaran tentang jati diri seseorang, adalah menciptakan citra yang akan dipopulerkan. Citra yang ingin dibentuk harus mencerminkan jati diri seseorang yang sebenarnya.


(30)

Persepsi yang baik dari masyarakat harus selalu dipertahankan. Apabila tidak dipertahankan dengan baik, citra seorang tokoh di masyarakat dapat menurun, bahkan dilupakan.

3. Merubah persepsi segmen sasaran yang kurang menguntungkan

Pencitraan personal yang dikelola secara profesional akan berusaha keras merubah persepsi segmen sasaran yang tidak menguntungkan.

Cara yang terbaik untuk merubah persepsi segmen sasaran yang tidak menguntungkan adalah berbenah diri dari dalam. Sebab-sebab yang menimbulkan perubahan persepsi segmen sasaran terhadap seseorang hendaknya dihapus, paling sedikit dieliminir. Sebab-sebab tersebut mungkin ada pada kepribadian atau kinerja sebuah tim.

Sumber: Sutojo (2004:56)

Gambar 2.1

Prosedur Mempopulerkan Citra

2.5 Penelitian Terdahulu

Pengaruh kepercayaan (trust) terhadap loyalitas pelanggan dikemukakan dalam penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul “Does Trust Matter to Develop Customer Loyalty in Online Business?” dimana metode analisis yang digunakan adalah test LISREL menunjukkan bahwa perception of retailer’s benevolence yang merupakan salah satu indikator kepercayaan (trust) berpengaruh secara signifikan terhadap repeat purchasing yang merupakan indikator loyalitas dimana customer commitment sebagai variabel moderator antara keduanya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ketika pelanggan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap sebuah retail, mereka akan berkomitmen terhadap retail tersebut dan

Pembentukan persepsi

Memelihara Persepsi

Merubah persepsi yang

kurang menguntungkan


(31)

mereka suka untuk melakukan pembelian ulang, menyadari bahwa retail tersebut adalah pilihan pertama mereka, dan merekomendasikan retail tersebut kepada keluarga dan teman-teman mereka.

Penelitian lain dengan judul “Hubungan Perceived Service Quality dan Loyalitas: Peran Trust dan Satisfaction sebagai Moderator,” yang dilakukan oleh Licen Indahwati Darsono (2008) dengan menggunakan Metode Analisis Structural Equation Modelling (SEM) menyimpulkan bahwa kepercayaan (trust) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas dimana nilai critical ratio adalah sebesar 3,913.

Faktor lain yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah citra perusahaan. Penelitian terdahulu yang berkenaan dengan citra perusahaan pernah dilakukan oleh Yang Zhang (2009) dalam penelitiannya “A Study of Corporate Reputation’s Influence on Customer Loyalty Based on PLS – SEM Model” mengemukakan bahwa reputasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan yang dapat dilihat dari nilai R Square dari konstruk loyalitas pelanggan, dimana ada 2 indikator yang dominan menunjukkan pengaruh tersebut yaitu likeability dan competence dimana nilai R Square untuk masing-masing indikator tersebut berdasarkan estimasi Partial Least Square (PLS) adalah likeability (0,5934), competence (0,5317), dan customer loyalty (0,534).

Hasil yang sama juga dikemukakan dalam penelitian Mahadzirah Mohamad dan Zainudin Awang (2009) dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) berjudul “Building Corporate Image and Securing Student Loyalty in the Malaysian Higher Learning Industry,” menyimpulkan bahwa citra perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap loyalitas pelajar dengan nilai p-value 0,003 (< 0,05).


(32)

2.6Kerangka Konseptual

Minat memilih adalahkecenderungan hati yang tinggi terhadap satu pilihan yang dianggap sesuai dengan hati nurani yang membentuk suatu komitmen yang ditanamkan dalam diri seseorang yang didasarkan terhadap suatu pertimbangan teori pengambilan keputusan yang pada akhirnya keputusan tersebut tidak lagi dapat berubah meskipun ada pengaruh situasional dan usaha yang dilakukan oleh objek yang akan dipilih yang dapat menimbulkan perilaku peralihan. Minat memilih mahasiswa dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan dua variabel bebas yaitu kepercayaan (trust) dan citra Jokowi.

Karakteristik yang paling tepat untuk membangun suatu hubungan politik yang baik terhadap pemilih atau konsituen adalah dengan membangun suatu kepercayaan dalam diri pemilih tersebut. Pada saat pemilih mempercayai tokoh politik lain dalam hubungan interpersonal, pemilih akan menggantungkan harapannya pada tokoh politik lainnya dan pemilih tersebut akan memiliki komitmen terhadap hubungan tersebut.

Demikian juga halnya jika entitas yang dipercayai tersebut adalah seorang tokoh politik, maka pemilih tersebut memiliki minat(intention) untuk mempertahankan pilihannya terhadapa satu tokoh politik yang dia percaya saja.

Citra tokoh politik adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri dari tokoh politik tersebut. Persepsi seseorang terhadap tokoh politik didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang tokoh politik yang bersangkutan. Jadi, citra seorang tokoh politik yang sama dapat berbeda di mata dua orang yang berlainan.

Apabila pemilih memiliki pengalaman atau mengetahui informasi yang baik mengenai tokoh politik tersebut, maka pemilih akan memiliki citra yang positif atas tokoh politik tersebut yang akan menjadi pegangan bagi pemilih dalam mengambil berbagai macam keputusan penting di antaranya untuk memilih dan merekomendasikan tokoh politik tersebut kepada orang lain.


(33)

Hal ini diperkuat oleh temuan penelitian Andreassen (1994:18 dan 1997:19), Mohamad dan Awang (2009:39) bahwa citra berpengaruh terhadap loyalitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber: Prasarnphanich (2007:23.3), Awang, Z dan Mahadzirah M (2009:34), diolah.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.7Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Kepercayaan dan citra Jokowi berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Kepercayaan ( )

Citra ( )


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Secara eksplanasi (penjelasan) penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya : yaitu ada yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendeteksi (mengungkapkan), dan ada pula yang menyelidiki hubungan kausalitas, (Ginting dan Situmorang, 2008:57). Berdasarkan tingkat eksplanasi, maka penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan April 2013 sampai dengan Juni 2013 yang berlokasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Jalan Prof. Ahmad Sofyan Komplek USU, Medan.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh hubungan kepercayaan dan citra tokoh politik terhadap minat memilih mahasiswa. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X) terdiri atas kepercayaan (X1) dan citra tokoh politik (X2). 2. Variabel Dependen (Y) adalah minat memilih.

3.4 Definisi Operasional


(35)

1. Kepercayaan (X1)

Kepercayaan adalah sikap pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan (Rofiq, 2007:32).

Variabel ini diukur dengan menggunakan 3 indikator yang diadopsi dari hasil penelitian Rofiq (2007:76), yaitu:

1. Menepati janji 2. Kepuasan 3. Tanggung jawab

2. Citra Tokoh Politik (X2)

Citra tokoh politik adalah kesan publik secara keseluruhan terhadap seorangtokoh politik. Variabel ini menggunakan 5 indikator yang diadopsi dari penelitian Zhang (2009:32), yaitu:

1. Likeability (Disukai)

2. Competence (Kemampuan)

3. Quality (Kualitas)

4. Performance (Kinerja)

5. Responsibility (Tanggung jawab)

3. Minat Memilih (Y)

Minat memilih ialahkecenderungan hati yang tinggi terhadap satu pilihan.Dalam hal politik, minat memilih ialah kecenderungan hati yang tinggi terhadap satu pilihan politik yang dianggap sesuai dengan hati nurani. Niat memilih timbul atas pertimbangan harapan akan terpenuhinya keinginan pemilih, oleh tokoh politik yang mereka percaya.


(36)

Variabel ini diukur dengan menggunakan 3 indikator yang diadopsi dari hasil penelitian Okidarsyah (2008:A-31-4), yaitu:

1. Ketertarikan untuk memilih

2. Tidak ingin berpindah ke tokoh lain 3. Bersedia merekomendasikan ke orang lain

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Kepercayaan (X1)

Sikap mahasiswa terhadap Jokowi dalam melakukan hubungantransaksiberdasarka n suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan

1.Menepati janji 2.Kepuasan 3.Tanggung jawab

Likert

Citra Tokoh Politik (X2)

Kesan publik secara keseluruhan terhadap Jokowi

1.Likeability (disukai) 2.Competence (kemampuan) 3.Quality (kualitas) 4.Performance (kinerja) 5.Responsibility (tanggung jawab) Likert Minat Memilih (Y)

Kecenderungan hati yang tinggi untuk memilih Jokowidengan menaruh harapan untuk diwujudkan serta dianggap sesuai dengan hati nurani

1.Berminat 2.Tidak Berminat

Ordinal

Sumber: Rofiq (2007), Zhang (2009), Okidarsyah (2008)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel kepercayaan,variabel citra tokoh politikyang diukur dengan menggunakan skala Likert dan variabel niat memilih yang diukur


(37)

dengan skala ordinal. Sekaran (2006:31), menyatakan bahwa skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik.

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dengan susunan sebagai berikut: Tabel 3.2

Skor Pernyataan

No. Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2006: 86)

Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang tersedia, kemudian setiap jawaban yang diberikan akan diberi skor (nilai) tertentu (1, 2, 3, 4, dan 5). Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi nilai total. Nilai total inilah yang akan ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert

3.6 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin diteliti (Sekaran, 2006:121).Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitasSumatera Utara yang mengetahui Jokowi sebagai salah satu kandidat Presiden RI yang diunggulkan untuk maju dalam Pilpres 2014.

2. Sampel

Oleh karena jumlah populasi tidak diketahui, maka dapat digunakan rumus (Supramono, 2003:62).


(38)

2 2 ) )( ( ) ( d q p Z

n= α

Keterangan:

n = Jumlah sampel

(Zα)2 = nilai tabel Z berdasarkan tingkat signifikansi tertentu (α) Bila α = 0,05 z = 1,96

p = estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel. q = proporsi populasi tidak sesuai kriteria sampel (1 – p) d = penyimpangan yang ditolerir

Dari observasi awal, responden yang sesuai dengan kriteria sampel sebanyak 90% (q=10%). Dengan nilai α=5% dan d=5%, maka jumlah sampel:

2

2( )( )

) ( d q p Z

n= α

138 29 , 138 ) 05 . 0 ( ) 1 , 0 )( 9 , 0 ( ) 96 , 1 ( 2 2 = = = n orang

Metode penelitian sampel menggunakan Metode Purposive Sampling (pengambilan sampel bertujuan), yaitu penentuan sampel berdasarkan jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan yang memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136).

Adapun kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Mereka yang mengenal Jokowi sebagai tokoh politik.

2. Mereka yang secara rutin mengamati situasi perpolitikan di Indonesia.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk membahas masalah dalam penelitian ini adalah:


(39)

Pada penelitian ini dilakukan dengan alat bantu kuesioner yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada sampel penelitian tentang kepercayaan, citra tokoh politik, dan minat memilih.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan (Sekaran, 2006:332). Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas butir pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (validitas isi/ content validity) dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pernyataan kuesioner dan totalnya, selanjutnya membandingkan r tabel dengan r hitung.

Penentuan valid tidaknya pernyataan kuesioner ditentukan melalui besar koefisien korelasi, yaitu:

1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka skor butir pernyataan kuesioner valid 2. Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka skor butir pernyataan kuesioner tidak


(40)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda. Menurut Ghozali (2005) dalam Situmorang,dkk (2008:46) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika:

1. Jika cronbach’s alpha> 0,6, maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel. 2. Jika cronbach’s alpha< 0,6, maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak reliabel.

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 30 orang responden, di mana kuesioner ini berisikan 15 butir pernyataan yang harus dijawab oleh para responden di luar sampel dalam populasi penelitianyaitu mahasiswa Jurusan Ilmu PolitikFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Sumatera Utara yang telah menjalani perkuliahan minimal selama empat semester.

3.9 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif digunakan untuk menafsirkan data-data dan keterangan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh dan selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.

2. Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri dari dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1. Regresi logistik (logistic regression) sebenarnya sama dengan analisis


(41)

regresi berganda, hanya variabel terikatnya merupakan dummy variabel (0 dan 1). Regresi logistik ini digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan antara variabel independn dan dependen secara linier (Situmorang dan Lutfi, 2012:209).

Pendugaan koefisien model regresi logistik tidak dapat dilakukan dengan metode kuadrat terkecil seperti halnya regresi linier. Metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood) menjadi salah satu alternatif yang digunakan.

Model yang digunakan pada regresi logistik:

Logit(pi) = β0 + β1X1 + β2X2

Dengan logit (p) = log

Dimana:

p = kemungkinan bahwa Y = 1

X1,X2 = Variabel independen

β = koefisien regresi

karena nilai p bervariasi, maka nilai variance juga bervariasi sehingga variance bersifat heterogen, pendekatan weighted least squares dapat mengatasi masalah ini. Sehingga teknik iteratively reweight least squares (IRLS) dapat dijadikan pilihan metode salinan metode maximumlikelihood (ML) dalam menduga parameter model regresi logistik (Situmorang dan Lutfi, 2012:210).


(42)

Asumsi regresi logistik:

1. Tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model 2. Variabel bebas bias variabel kontiniu, diskrit, dan dikotomis


(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskripif merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert kemudian diubah ke dalam variabel dummy. Jumlah pernyataan dalam kuesioner adalah 10 butir untuk variabel X dan 5 butir untuk variabel Y, sehingga total seluruh pernyataan adalah 15 butir.

Sebagaimana tujuan penulisan ini, kuesioner disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai kepercayaan (X1), citra Jokowi (X2), dan minat memilih (Y). Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 138 orang responden pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitasSumatera Utara.

4.1.1.1 Analisis Deskriptif Responden

Berikut ini data karakteristik responden yang dilihat dari segi jenis kelamin, stambuk, dan berapa lama mengenal Jokowi.


(44)

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden

(orang)

Persentase

Laki-laki 87 63,04%

Perempuan 51 36,96%

Total 138 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 25 Juni 2013 (data diolah)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 138 responden, mayoritas adalah responden laki-laki sebanyak 87 orang atau 63,04%, sedangkan responden perempuan sebanyak 51 orang atau 36,96%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk Stambuk Jumlah Responden

(orang) Persentase

2008 5 3,62%

2009 28 20,29%

2010 36 26,09%


(45)

2012 38 27,54%

Total 138 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 25 Juni 2013 (data diolah)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 138 responden, mayoritas adalah mahasiswa stambuk 2012 sebanyak 38 orang atau 27,54%, sedangkan mahasiswa dengan stambuk 2008 sebanyak 5 orang atau 3,62%, mahasiswa dengan stambuk 2009 sebanyak 28 orang atau 20,29%, mahasiswa dengan stambuk 2010 sebanyak 36 orang atau 26,09%, dan mahasiswa dengan stambuk 2011 sebanyak 31 orang atau 22,46%.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengenal Jokowi Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Mengenal Jokowi Lama Mengenal

Jokowi

Jumlah Responden

(orang) Persentase

1 -3bulan 6 4,35 %

4-6bulan 26 18,84 %

7-9bulan 8 5,8 %

> 9bulan 98 71,01 %

Total 138 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 25 Juni 2013 (data diolah)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 138 responden, mayoritas adalah mahasiswa yang telah mengenal Jokowi selama > 9 bulansebanyak98 orang atau 71,01%, sedangkan mahasiswa yang telah mengenal Jokowi selama 1-3bulan sebanyak 6 orang atau


(46)

4,35%,mahasiswa yang telah mengenal Jokowi selama 4-6bulan sebanyak 26 orang atau 18,84% dan mahasiswa yang telah mengenal Jokowi selama 7-9bulan sebanyak 8 atau 5,8%. Hal ini menunjukkan bahwa Jokowi mulai dikenal pada saat pencalonan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI Jakarta pada tahun 2012.

4.1.1.2 Analisis Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih pada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UniversitasSumatera Utara, dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2


(47)

a. Variabel Kepercayaan (X1)

Tanggapan responden mengenai variabel kepercayaan (X1) :

Tabel 4.4

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepercayaan (X1)

Item

STS (1)

TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 9 6,52 12 8,7 98 71,01 19 13,77 138 100

2 0 0 14 10,14 31 22,46 85 61,6 8 5,8 138 100

3 0 0 17 12,32 33 23,91 81 58,7 7 5,07 138 100

4 0 0 0 0 2 1,45 101 73,19 35 25,36 138 100

5 0 0 13 9,42 35 25,36 79 57,25 11 7,97 138 100

Sumber: Hasil penelitian, 25 Juni 2013 (data diolah)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa:

1. Pada pernyataan “Saya percaya Jokowi tidak diskriminatif sehingga memberikan kenyamanan bagi warga negara”, dapat digambarkan bahwa 0 orang atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 9 orang atau 6,52%, 12 orang atau 8,7% responden menyatakan kurang setuju, 98 orang atau 71,01% responden menyatakan setuju, dan 8 orang atau 5,8% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 98 orang atau 71,01% menyatakan setuju dari pernyataan pertama, bahwa Jokowi akan


(48)

memberikan kenyamanan bagi warga negara jika ia terpilih menjadi Presiden sehingga mampu mempengaruhi minat memilih mahasiswa.

2. Pada pernyataan ”Saya percaya kinerja dariJokowi akan memberikan kepuasan masyarakat”, dapat digambarkan bahwa responden yang menyatakan sangat tidak setuju 0 orang atau 0%, 14 orang atau 10,14% reponden menyatakan tidak setuju, 31 orang atau22,46% responden menyatakan kurang setuju, responden yang menyatakan setuju sebanyak 85 orang atau 61,6%, dan 8 orang atau 5,8% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan kedua. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 85 orang atau 61,6% menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa kinerja Jokowi akan memberikan kepuasan masyarakat sehingga mampu mempengaruhi minat memilih mahasiswa.

3. Pada pernyataan,”Saya percaya bahwa Jokowi akan memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat”, dapat digambarkan bahwa 0 orang atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 17 orang atau 12,32% responden menyatakan tidak setuju, responden yang menyatakan kurang setuju sebanyak 33 orang atau 23,91%, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 81 orang atau 58,7%, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 atau 5,07%. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 81 orang atau 58,7% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Jokowi akan memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat sehingga mampu mempengaruhi minat memilih mahasiswa.

4. Pada pernyataan, ”Saya percaya bahwa Jokowi adalah tokoh politik yang jujur”, dapat digambarkan bahwa 0 orang atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 0 orang atau 0% menyatakan tidak setuju, 2 orang atau 1,45% menyatakan kurang setuju, sedangkan 101 orang atau 73,19% responden menyatakan setuju, dan 35 orang


(49)

atau 25,36% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan keempat. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 101 orang atau 73,19% responden menyatakan setuju bahwa Jokowi adalah tokoh politik yang jujur sehingga mempengaruhi mahasiswa untuk memilih Jokowi menjadi Presiden pada Pilpres 2014.

5. Pada pernyataan,”Saya percaya bahwa Jokowi akan memenuhi apa yang diharapkan oleh pemilihnya”, dapat digambarkan bahwa 0 orang atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 13 orang atau 9,42% responden menyatakan tidak setuju, responden yang menyatakan kurang setuju sebanyak 35 orang atau 25,36%, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 79 orang atau 57,25%, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11 atau 7,97%. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 79 orang atau 57,25% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Jokowi akan memenuhi apa yang diharapkan oleh pemilihnya sehingga mampu mempengaruhi minat memilih mahasiswa.

b. Variabel Citra Jokowi (X2)

Tanggapan responden mengenai variabel citra Jokowi (X2) :

Tabel 4.5

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Citra Jokowi (X2)

Item

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %


(50)

2 1 0,72 2 1,45 10 7,25 96 69,57 29 21,01 138 100

3 3 2,17 11 7,97 30 21,74 84 60,87 10 7,25 138 100

4 2 1,45 12 8,7 33 23,91 80 57,97 11 7,97 138 100

5 0 0 3 2,17 9 6,52 91 65,95 35 25,36 138 100

Sumber: Hasil Penelitian, 25 Juni2013 (data diolah)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa:

1. Pada pernyataan ”Saya lebih menyukai Jokowi dibandingkan dengan tokoh politik lainnya,” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau 2,17% responden menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang atau 10,15% responden menyatakan tidak setuju, 25 orang atau 18,12% responden menyatakan kurang setuju, sedangkan 87 orang atau 63,04% responden menyatakan setuju, dan 9 orang atau 6,52% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan pertama. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 87 orang atau 63,04% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa saya lebih menyukai Jokowi dibandingkan dengan tokoh politik lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa citra yang dimiliki Jokowi mampu mempengaruhi mahasiswa untuk memilihnya.

2. Pada pernyataan, ”Jokowi adalah tokoh politik yang mampu menjaringbanyak orang untuk memilihnya,” dapat digambarkan bahwa 1 orang atau 0,72% responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 orang atau 1,45% responden menyatakan tidak setuju, 10 orang atau 7,25% responden menyatakan kurang setuju, sedangkan 96 orang atau 69,57% responden menyatakan setuju, dan 29 orang atau 21,01% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan kedua. Dari hasil perhitungan


(51)

tersebut diketahui bahwa 96 orang atau 69,57% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Jokowi mampu menjaringbanyak orang untuk memilihnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Jokowi dalam bersaing mampu mempengaruhi minat memilih mahasiswa.

3. Pada pernyataan, ”Jokowi adalah tokoh politik yang ditawarkan PDI Perjuangan dengan tingkat kapabilitas yang tinggi,” dapat digambarkan bahwa 3 orang atau 2,17% responden menyatakan sangat tidak setuju, 11 orang atau 7,97% responden menyatakan tidak setuju, dan 30 orang atau 21,74% responden menyatakan kurang setuju, sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 84 orang atau 60,87% responden, 10 orang atau 7,25% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan ketiga. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa 84 orang atau 60,87% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Jokowi adalah tokoh politik yang ditawarkan oleh PDI Perjuangan dengan tingkat kapabilitas yang tinggi.

4. Pada pernyataan, “Saya merasa Jokowi adalah tokoh politik yang memiliki manajemen politik yang sangat baik”, dapat digambarkan bahwa 2 orang atau 1,45% responden menyatakan sangat tidak setuju, 12 orang atau 8,7% responden menyatakan tidak setuju, dan 33 atau 23,91% responden menyatakan kurang setuju, sedangkan 80 orang atau 57,97% responden menyatakan setuju, dan 11 orang atau 7,97% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan keempat. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa 80 orang atau 57,97% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Jokowi adalah tokoh politik yang memiliki manajemen politik yang sangat baik sehingga dapat mempengaruhi mahasiswa untuk memilih Jokowi pada Pilpres 2014.


(52)

5. Pada pernyataan, ”Saya merasa bahwa Jokowi memiliki perhatian untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat”, dapat digambarkan bahwa 0 orang atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang atau 2,17 responden menyatakan tidak setuju, dan 9 orang atau 6,52% responden menyatakan kurang setuju, sedangkan 91 orang atau 65,95% responden menyatakan setuju, dan 35 orang atau 25,36% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan kelima. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa 91 orang atau 65,95% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa Jokowi memiliki perhatian untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

c. Variabel Minat Memilih (Y)

Tanggapan responden mengenai variabel minat memilih (Y) :

Tabel 4.6

Distribusi Tanggapan Responden TerhadapMinat Memilih (Y)

Item

TS (0) S (1) Total

F % F % F %

1 32 23,19 106 76,81 138 100

2 63 45,65 75 54,35 138 100

3 33 23,91 105 76,09 138 100

4 37 26,81 101 73,19 138 100

5 41 29,71 97 70,29 138 100


(53)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa:

1. Pada pernyataan, ”Saya akan memilih Jokowi jika menjadi calon Presiden 2014,” dapat digambarkan bahwa 32 orang atau 23,19% responden menyatakan tidak setuju, sedangkan106 orang atau 76,81% responden menyatakansetuju dengan pernyataan pertama. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa106 orang atau 76,81% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa saya akan memilih Jokowi jika menjadi calon Presiden 2014, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa berminat untuk memilih Jokowi jika menjadi calon Presiden pada Pilpres 2014.

2. Pada pernyataan, ”Saya tidak ingin pindah ke tokoh politik lainnya”, dapat digambarkan bahwa 63 orang atau 45,65% responden menyatakan tidak setuju, sedangkan75 orang atau 54,35% responden menyatakansetuju dengan pernyataan kedua. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa 75 orang atau 54,35% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa saya tidak ingin pindah ke tokoh politik lain.

3. Pada pernyataan, ”Saya akan selalu memilih Jokowi dari Partai PDI Perjuangan, walaupun calon lain menawarkan janji politik yang menggiurkan”, dapat digambarkan bahwa 33 orang atau 23,91% responden menyatakan tidak setuju, sedangkan105 orang atau 76,09% responden menyatakansetuju dengan pernyataan ketiga.Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa 105 orang atau 76,09% responden menyatakan setuju,hal ini menunjukkan bahwamahasiswa tidak mudah terpengaruh dengan janji manis dari calon politik lainnya.

4. Pada pernyataan, ”Menjadi pemilih Jokowi merupakankeputusan yang tepat”, dapat digambarkan bahwa 37 orang atau 26,81% responden menyatakan tidak setuju,


(54)

keempat.Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa 101 orang atau 73,19% responden menyatakan setuju karena mahasiswa percaya bahwa Jokowi akan memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

5. Pada pernyataan, ”Saya akan merekomendasikan untuk memilih Jokowi kepada orang lain”, dapat digambarkan bahwa 41 orang atau 29,71% responden menyatakan tidak setuju, sedangkan97 orang atau 70,29% responden menyatakansetuju dengan pernyataan kelima. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa 97 orang atau 70,29% responden menyatakan setuju karena mereka telah melihat kinerja Jokowi selama ini, sehingga mereka mau untuk merekomendasikannya kepada orang lain. Hal ini menunjukkan minat mahasiswa untuk memilih Jokowi cukup tinggi.

4.1.2 Analisis Regresi Logistik

4.1.2.1 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test)

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai 2 log likelihood pada akhir (block number = 1). Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.1-2. berikut ini.


(55)

Tabel 4.7 Nilai -2 log likelihood block = 0 : Method = Enter

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 169.660 .783

2 169.603 .826

3 169.603 .827

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 169,603

c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.

Dari Tabel 4.9Beginning block dan Tabel Iteration History diatas terdapat 3 nilai dari -2 Log likelihood yang diberikan. Satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta (block 0 = beginning block) yaitu sebesar 169,603. Nilai dari -2 Log likelihood ini adalah signifikan dengan alpha 5% (0,05) yang berarti model dikatakan fit dengan data.

Tabel 4.8

Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL akhir) Block 1: Method = Enter


(56)

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant KPRCY CITRA Step 1 1 102.868 -2.076 .680 2.927

2 97.483 -3.090 1.220 3.844

3 97.159 -3.490 1.402 4.168

4 97.156 -3.536 1.414 4.208

5 97.156 -3.537 1.415 4.208

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 169,603

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Dari Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 3, memperoleh nilai sebesar 169,603. Kemudian pada tabel selanjutnya dapat dilihat Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL akhir) dengan block number = 1. Nilai -2 log likelihood pada Tabel 4.12. mengalami perubahan sehingga menyebabkan Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL akhir) pada step 5 menunjukkan nilai 97,156 yang dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Selisih antara nilai -2LL awal dengan nilai -2LL akhir adalah sebesar 5,712. Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL function) dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit,


(57)

artinya penambahan-penambahan pada variabel bebas ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian.

4.1.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji hosmer and lemeshow.

Tabel 4.9 Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 .587 2 .746

Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow.Hosmer dan Lemeshow test berbeda dengan uji kelayakan diatas. Uji ini adalah untuk melihat apakah data empiris cocok atau tidak dengan data empiris dengan model. Model akan dinyatakan layak jika signifikansi diatas 0,05 atau -2Log Likehood di bawah Chi Square Tabel (Situmorang,et,al 2008 : 214). Dari hasil output diatas menunjukkan probabilitas signifikansi menunjukkan angka 0,746 berarti nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai observasinya


(58)

Tabel 4.10

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test MINAT = 0 MINAT = 1

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 14 13.604 0 .396 14

2 13 13.396 2 1.604 15

3 4 4.396 9 8.604 13

4 11 10.604 85 85.396 96

Sumber: Data primer (2013) diolah

Dari tabel kontijensi untuk uji hosmer and lemeshow, dapat dilihat bahwa dari langkah-langkah pengamatan agar mahasiswa berminat = 1,00 (berminat) maupun tidakberminat = 0,00 (tidak berminat), nilai yang diamati (Observed) maupun nilai yang diprediksi (Expected), tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya.

4.1.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari variabel bebas terhadap opini audit.Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini.


(59)

Tabel 4.11

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 138 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 138 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 138 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas kita dapat diambil analisis sebagai berikut :

a. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 138 sampel, dan seluruh sampel telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis.

b. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan dengan nilai dummy variabel.Untuk variabel dependen bernilai 0 untuk tidak tercapaidan bernilai 1 untuktercapai.

c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode ENTERdimana apabila menggunakan metode ini seluruh variabel bebas (independen)disertakan dalam pengolahan (analisis) data untuk mengetahui variabel manayang berpengaruh terhadap variabel dependen.


(1)

tanggung jawab Jokowi selama menjabat sebagai Walikota Solo. Kepercayaan tersebut didukung dengan kinerja Jokowi di awal kepemimpinannya menjadi Gubernur DKI Jakarta yang mampu menciptakan pembaharuan di dalam memimpin sebuah birokrasi sehingga mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat begitu juga mahasiswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila Jokowi dapat mempertahankan ataupun meningkatkan kepercayaan dan citra, maka sebagian besar dari pemilih pemula termasuk di dalamnya mahasiswa yang kristis mengenai kebijakan pemerintah, akan menjatuhkan pilihannya pada Pemilihan Presiden 2014 kepada Jokowi.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kepercayaandan citraJokowi berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap minat memilih mahasiswa pada mahasiswa Jurusan Ilmu PolitikFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Indikator kenyamanan dan kejujuran memiliki nilai tertinggi pada variabel kepercayaandan indikator kemampuan memiliki nilai tertinggi pada variabel citra Jokowi.

2. Kepercayaandan citra Jokowiberpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap minat memilih mahasiswapada mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kepercayaanadalah variabel yang paling dominan mempengaruhi minat memilih mahasiswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan, yaitu:


(3)

1. Indikator yang memiliki nilai tertinggi pada variabel kepercayaandan citra Jokowiadalah kejujuran, kenyamanan, kinerja, dan kualitas.Oleh karena itu, Jokowiharusmenjaga integritas yang dipandang baik oleh masyarakat, selain itu Jokowi harus tetap memelihara persatuan bangsa untuk tidak diskriminatif agar tetap menciptakan kenyamanan di dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu, Jokowi juga harus mampu membuktikan kualitas dirinya kepada masyarakat melalui kinerja yang baik dan memuaskan masyarakat khususnya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

2. Kepercayaanmerupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat memilih mahasiswa. Oleh karena itu, Jokowi harus melakukan upaya peningkatan kepercayaan calonpemilih melalui pengelolaan anggaran yang transparan, dan peningkatan intensitas kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan mahasiswa sehingga kepercayaan mahasiswa maupun masyarakat dan kredibilitas Jokowi dapat terus terjaga.

3. Saya menyarankan kepada Jokowi untuk menetapkan pilihan untuk ikut mencalonkan diri pada Pilpres 2014, karena Pilpres 2014 merupakan waktu yang cukup tepat dalam mencalonkan diri untuk ikut berpartisipasi memperbaiki bangsa dan tentunya melalui mekanisme partai.

4. Kepada Partai PDI Perjuangan, semoga melalui penelitian saya ini, dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan Capres 2014 ialah Jokowi karena peluang Jokowi untuk menang sangat besar, dan apabila langkah tersebut tertahan, maka tidak menutup kemungkinan perubahan situasi dan kondisi ke depan, hal ini dikarenakan besar kemungkinan Jokowi akan melakukan kesalahan yang nantinya dapat berakibat terhadap integritas Jokowi maupun dukungan dari masyarakat Indonesia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Firmanzah, 2008. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, Edisi Kedua, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Sutojo, S. 2004. Building Corporate Image: Membangun Citra Perusahaan. PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.

Anastasia, Diana, dan Tjiptono, Fandy. 2000. Prinsip dan Dinamika Pemasaran. J&J Learning, Yogyakarta.

Ginting, Paham & Situmorang, Syafrizal H. 2008. Filsafat ilmu dan Metode Riset. Usupress, Medan.

Mowen, John, C dan Michel Minor. 2002. Perilaku Konsumen.Edisi Pertama. Erlangga, Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing, Malang.

Nursal, Adman. 2004. Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. PT . Gramedia, Jakarta. Pito, Toni. 2006.Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik Sampai Korupsi. Penerbit

Nuansa, Bandung.


(5)

KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Bersama ini, Saya memohon kesediaannya untuk mengisi daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang diberikan sebagai data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepercayaan dan Citra Jokowi Terhadap Minat Memilih MahasiswaPada Pemilihan Presiden 2014 (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU)”, pada program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Informasi ini merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian data penelitian. Atasbantuansaudara, Sayaucapkanterimakasih.

1. Jawablahsetiappernyataaninisesuaidenganpendapatsaudara. PETUNJUK PENGISIAN

2. Pilihlahjawabandenganmemberitanda checklist ( ) padasalahsatujawaban yang paling sesuaimenurutsaudara.

Adapun makna tanda tersebut adalah sebagai berikut:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju

KS = KurangSetuju I.

Nama :……... Data Responden

Jenis Kelamin :... Stambuk :... Berapa Lama Mengenal Jokowi :... Alasan mengamati perpolitikan di Indonesia :... ...

II.

a. Kepercayaan (X1) Kuesioner Penelitian

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. Saya percaya Jokowi tidak diskriminatif sehingga memberikan kenyamanan bagi warga negara.

2. Saya percaya kinerja dariJokowi akanmemberikan kepuasan masyarakat.

3. Saya percaya bahwa Jokowi akan memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat. 4. SayapercayabahwaJokowiadalahtokoh

politik yang jujur.

5. SayapercayabahwaJokowiakanmemenuhiapa yang diharapkanolehpemilihnya.


(6)

b. Citra Tokoh Politik (X2)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. SayalebihmenyukaiJokowidibandingkandengantokoh politiklainnya.

2. Jokowiadalahtokoh politik yang mampu menjaring banyak orang untuk memilihnya.

3. Jokowi adalah tokoh politik yang ditawarkan PDI Perjuangan dengan tingkat kapabilitas yang tinggi. 4. Saya merasa Jokowiadalah tokoh politik yang

memiliki manajemen politik yang sangat baik.

5. Saya merasa bahwa Jokowi memiliki perhatian untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

c. Minat Memilih (Y)

No. Pernyataan TS S

1. Saya akan memilih Jokowi jika menjadi calon Presiden 2014.

2. Saya tidak ingin pindah ke tokoh politik lainnya.

3. Saya akan selalu memilih Jokowi dari Partai PDI Perjuangan, walaupun calon lain menawarkan janji politik yang menggiurkan.

4. Menjadipemilih Jokowi merupakan keputusan yang tepat.

5. Saya akan merekomendasikan untuk memilih Jokowi kepada orang lain.