Sampel Penelitian TINGKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU PENJAS MTs DI KABUPATEN SUMEDANG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA.

Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel Penelitian

Dalam metodologi penelitian, kelompok besar subjek penelitian disebut dengan populasi subjek atau populasi penelitian, sedangkan bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar itu disebut dengan sampel subjek atau sampel penelitian. Dengan kata lain, sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono, 2009: 91. Pengertian sampel menurut Riduwan 2010: 56 mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dari total populasi 54 orang guru Penjas yang tersebar di 56 MTs Swasta yang ada di Kabupaten Sumedang, maka peneliti hanya mengambil sampel 10 orang guru saja yang mewakili MTs Swasta se Kabupaten Sumedang berdasarkan cluster sampling area sampling. Teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling area sampling ini dilakukan mengingat luasnya areadaerah populasi yang akan digunakan sebagai sumber data. Adapun penentuan jumlah sampel siswa sebagai anak didik masing-masing guru bersangkutan untuk mendapatkan data variabel hasil belajar siswa dilakukan berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang telah baku Sugiyono, 2009: 99. Dengan jumlah total siswa kelas VIII MTs Swasta se Kabupaten Sumedang yang berjumlah 2.628, pada taraf kesalahan 5, maka jumlah sampel yang bisa diambil adalah sebanyak 307 orang dibulatkan menjadi 300 orang. Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengambilan sampel siswa dilakukan secara Proportionate Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan secara proporsional dari sepuluh sekolah tempat mengajar masing-masing guru yang dijadikan sampel. Penentuan jumlah sampel siswa secara proporsional berdasarkan jumlah populasinya dihitung menggunakan rumus berikut. Riduawan, 2008: 262 Keterangan : N = ukuran populasi N i = ukuran populasi stratum ke 1 n = ukuran sampel keseluruhan n i = ukuran sampel Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, penarikan jumlah sampel siswa pada masing-masing sekolah yang dijadikan sampel penelitian secara proporsional, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Rekapitulasi Sampel Penelitian Guru Penjas dan Siswa Kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011 – 2012 NO Nama Madrasah Kecamatan Nama Guru Sampel Siswa Populasi Perhitungan Sampel 1 MTsS Maarif Sumedang Sumedang Utara Maman 62 1073 62 x 300 17 2 MTsS Muhammadiyah Tanjungsari Tanjungsari Fitri 148 1073 148 x 300 41 3 MTsS YWPPS Sukamaju Rancakalong Zaki Fuad Nasir, S.Ag. 52 1073 52 x 300 15 4 MTsS Marif Cibeureum, Cimalaka Cimalaka Cece Sukarna, S.Pd. 84 1073 84 x 300 23 Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 MTsS Darul Hikmah, Tanjungkerta Tanjungkerta M. Hisam Saumon, S.Pd. 89 1073 89 x 300 25 6 MTsS Muhammadiyah Babakan loa Pamulihan Jajang Selamet, S.Pd. 50 1073 50 x 300 14 7 MTsS Muhammadiyah kirisik Jatinunggal Yudi Mulyadi 69 1073 69 x 300 19 8 MTsS Maarif Cikeruh Jatinangor Banban Sutaeban, S.Pd.I 300 1073 300 x 300 84 9 MTsS As- Saadah Sukasari Nandang, S.Pd.I 86 1073 86 x 300 24 10 MTsS Muhammadiyah Cikaramas Tanjungmedar Ahmad Budiman 133 1073 133 x 300 37 Jumlah 1073 300

C. Definisi Operasional Variabel

Sebelum hubungan-hubungan antar variabel diadakan pengujian maka setiap variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Yang dimaksud dengan variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian Arikunto, 2002: 106. Variabel-variabel dalam penelitian ini bersumber dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Variasi nilai dari konsep disebut variabel yang dalam setiap penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi pengertiannya secara operasional. Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan, yaitu dengan cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari setiap variabel sehingga dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan derajat nilai atau ukurannya dapat ditetapkan. Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri Singarimbun 2003: 46 memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Yang termasuk pada variabel bebas adalah kompetensi pedagogik guru Penjas dan kompetensi profesional guru Penjas, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi pedagogik didefinisikan sebagai kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup konsep kesiapan mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar. Alma, 2008: 141 . Untuk mengukur kompetensi pedagogik digunakan instrument berupa tes uji kompetensi pedagogik diambil dari Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007. 2. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan. Alma, 2008: 142. Untuk mengukur kompetensi professional digunakan instrument berupa tes uji kompetensi professional diambil dari standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007. 3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 2009 : 22. Sedangkan Benyamin Bloom Sudjana, 2010: 22 secara garis besar membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif , ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Untuk mengukur penilaian hasil belajar menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pasal 64 menyebutkan penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam bentuk ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Merujuk pada pemaparan tersebut, dalam penelitian ini untuk hasil belajar siswa diambil dari nilai harian dan nilai Raport. Definisi operasional variabel sebagaimana diuraikan di atas, dapat pula digambarkan melalui tabel berikut. Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian Konsep Empiris Konsep Analitis Sumber Data Sampel Skala Data Kompetensi Pedagogik Guru Penjas X1 kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan guru Penjas dalam hal pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Instrument yang digunakan sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun 2007. Kepala Sekolah Guru Ordinal Kompetensi Profesional Guru Penjas X2 kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan guru Penjas dalam hal penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai dan dipahami oleh siswa, mudah ditangkap, serta tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan. Instrument yang digunakan sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 Tahun 2007. Kepala Sekolah Guru Ordinal Hasil Belajar Penjas Siswa Y kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya Hasil belajar siswa yang terdiri dari nilai harian dan nilai raport pada mata pelajaran Penjas Guru Siswa Interval

D. Instrumen Penelitian

Untuk menguji hipotesis penelitian diperlukan pengumpulan data. Instrumen pengumpul data digunakan untuk menggali keterangan dan memperoleh data mengenai variabel-variabel yang diukurditeliti. “Data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data” Usman dan Setiady Akbar, 2006: 54. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Pengembangan alat Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti mencakup kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru Penjas serta hasil belajar siswa. Maka data yang perlu dikembangkan adalah data tentang kompetensi pedagogik juga kompetensi profesional guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya. Alat pengumpul data dikembangkan berupa angket dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel dengan pengukuran menggunakan Skala Likert. Sedangkan katagori jawaban terdiri atas 5 tingkatan. Untuk analisis kuantitatif maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari 1 sampai 5 . Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner Riduwan, 2010: 12. Adapun 5 alternatif jawaban untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: 5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Jarang 1 = Tidak pernah Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Pedagogik Guru Penjas X 1 DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR NO ITEM 1. Menguasi karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual a. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, social-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya. b. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran penjas c. Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran penjas 1 2 3 Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Menguasai teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran penjas 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran penjas. a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran penjas. b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran penjas. a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum b. Menentukan tujuan pembelajaran penjas c. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran penjas d. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. e. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik f. Mengembangkan indikator dan instrument penilaian a. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. b. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran c. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan didalam kelas, labolatorium, maupun lapangan. d. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dikelas, dilabolatorium, dan dilapangan dengan memperhatikan strandar keamanan yang dipersyaratkan. e. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran penjas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar f. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran penjas a. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal b. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreatifitasnya. a. Memhami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, secara lisan, danatau bentuk lain b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang has dalam interaksi kegiatanpermainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari apenyiapan kondisi pisikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, b. ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, c respon peserta didik terhadap ajakan guru, dan d reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan seterusnya. a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran penjas b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran penjas c. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar d. Mengembangkan instrument penilaian dan 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10 .Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. evaluasi proses dan hasil belajar e. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument f. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan g. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan b. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pem belajaran dalam mata pelajaran penjas c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran penjas. 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Keterangan : Kompetensi Pedagogik Guru X 1 dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Profesional Guru Penjas X 2 DIMENSI INDIKATOR – INDIKATOR NO ITEM 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran penjas 3. Mengembangkan materi pembelajaran penjas secara kreatif 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan a. Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan jasmani termasuk etika sebagai aturan dan profesi b. Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan jasmani c. Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara struktur dan fungsinya d. Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik manusia e. Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek dari kinerja latihan f. Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja manusia, termasuk motivasi dan tujuan, kecemasan dan stress, serta persepsi diri g. Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri, termasuk dinamika social; etika dan perilaku moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis kelamin h. Menjelaskan teori perkembangan gerak, termasuk aspek-aspek yang mempengaruhinya i. Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk tetertermasuk keterampilan dasar dan kompleks dan hubungan timbale balik di antara domain kognitif, afektif dan psikomotorik a. Memahami standard kompetensi mata pelajaran penjas b. Memahami kompetensi dasar mata pelajaran penjas c. Memahami tujuan pembelajaran penjas a. Memilih materi pembelajaran penjas sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik b. Mengolah materi pelajaran penjas secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus b. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu melakukan tindakan reflektif 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri peningkatan keprofesionalan d. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi b. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri 18 19 20 Keterangan : Kompetensi Profesional Guru X 2 dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa Y Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Hasil Belajar Penjas Ketercapaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ulangan, danatau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik pada mata pelajaran Penjas. Nilai harian dan Nilai Raport Keterangan : Penilaian Hasil Belajar Penjas Siswa Y dikembangkan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan 10 orang sampel uji coba yang diambil secara acak dari sampel penelitian.

1. Uji Validitas