Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Sampel Penelitian
Dalam metodologi penelitian, kelompok besar subjek penelitian disebut dengan populasi subjek atau populasi penelitian, sedangkan bagian dari kelompok
yang mewakili kelompok besar itu disebut dengan sampel subjek atau sampel penelitian. Dengan kata lain, sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono, 2009: 91. Pengertian sampel menurut Riduwan 2010: 56
mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dari total populasi 54 orang guru Penjas yang tersebar di 56 MTs Swasta
yang ada di Kabupaten Sumedang, maka peneliti hanya mengambil sampel 10 orang guru saja yang mewakili MTs Swasta se Kabupaten Sumedang berdasarkan
cluster sampling area sampling. Teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling area sampling ini dilakukan mengingat luasnya areadaerah populasi
yang akan digunakan sebagai sumber data. Adapun penentuan jumlah sampel siswa sebagai anak didik masing-masing
guru bersangkutan untuk mendapatkan data variabel hasil belajar siswa dilakukan berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang telah baku
Sugiyono, 2009: 99. Dengan jumlah total siswa kelas VIII MTs Swasta se Kabupaten Sumedang yang berjumlah 2.628, pada taraf kesalahan 5, maka
jumlah sampel yang bisa diambil adalah sebanyak 307 orang dibulatkan menjadi 300 orang.
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pengambilan sampel siswa dilakukan secara Proportionate Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan secara
proporsional dari sepuluh sekolah tempat mengajar masing-masing guru yang dijadikan sampel. Penentuan jumlah sampel siswa secara proporsional
berdasarkan jumlah populasinya dihitung menggunakan rumus berikut. Riduawan, 2008: 262
Keterangan : N = ukuran populasi
N
i
= ukuran populasi stratum ke 1 n = ukuran sampel keseluruhan
n
i
= ukuran sampel
Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas, penarikan jumlah sampel siswa pada masing-masing sekolah yang dijadikan sampel penelitian secara
proporsional, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rekapitulasi Sampel Penelitian
Guru Penjas dan Siswa Kelas VIII MTs Swasta di Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011
– 2012
NO Nama Madrasah
Kecamatan Nama
Guru Sampel Siswa
Populasi Perhitungan
Sampel 1
MTsS Maarif Sumedang
Sumedang Utara
Maman 62
1073 62
x 300 17
2 MTsS
Muhammadiyah Tanjungsari
Tanjungsari Fitri
148
1073 148
x 300 41
3 MTsS YWPPS
Sukamaju Rancakalong
Zaki Fuad
Nasir, S.Ag.
52
1073 52
x 300 15
4 MTsS Marif
Cibeureum, Cimalaka Cimalaka
Cece Sukarna,
S.Pd. 84
1073 84
x 300 23
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5 MTsS Darul Hikmah,
Tanjungkerta Tanjungkerta
M. Hisam Saumon,
S.Pd. 89
1073 89
x 300 25
6 MTsS
Muhammadiyah Babakan loa
Pamulihan Jajang
Selamet, S.Pd.
50
1073 50
x 300 14
7 MTsS
Muhammadiyah kirisik
Jatinunggal Yudi
Mulyadi 69
1073 69
x 300 19
8 MTsS Maarif Cikeruh
Jatinangor Banban
Sutaeban, S.Pd.I
300
1073 300
x 300 84
9 MTsS As- Saadah
Sukasari Nandang,
S.Pd.I 86
1073 86
x 300 24
10 MTsS
Muhammadiyah Cikaramas
Tanjungmedar Ahmad
Budiman 133
1073 133
x 300 37
Jumlah 1073
300
C. Definisi Operasional Variabel
Sebelum hubungan-hubungan antar variabel diadakan pengujian maka setiap variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Yang
dimaksud dengan variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian Arikunto, 2002: 106. Variabel-variabel dalam penelitian ini
bersumber dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Variasi nilai dari konsep
disebut variabel yang dalam setiap penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi pengertiannya secara operasional. Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan
adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan, yaitu dengan cara menjelaskan pengertian-pengertian konkret dari
setiap variabel sehingga dimensi dan indikator-indikatornya serta kemungkinan derajat nilai atau ukurannya dapat ditetapkan.
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri Singarimbun 2003: 46 memberikan pengertian
tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Yang termasuk pada variabel bebas adalah kompetensi
pedagogik guru Penjas dan kompetensi profesional guru Penjas, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Adapun definisi operasional adalah
sebagai berikut: 1.
Kompetensi pedagogik didefinisikan sebagai kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan
pembelajaran. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup konsep kesiapan mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan
mengajar. Alma, 2008: 141
.
Untuk mengukur kompetensi pedagogik digunakan instrument berupa tes uji kompetensi pedagogik diambil dari
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
2. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam, serta metode dan teknik mengajar yang sesuai yang dipahami oleh murid, mudah ditangkap, tidak menimbulkan kesulitan dan
keraguan. Alma, 2008: 142. Untuk mengukur kompetensi professional digunakan instrument berupa tes uji kompetensi professional diambil dari
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007.
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 2009 : 22. Sedangkan Benyamin
Bloom Sudjana, 2010: 22 secara garis besar membagi klasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif , ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Untuk mengukur penilaian hasil belajar menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pasal 64 menyebutkan penilaian hasil belajar oleh pendidik dalam bentuk ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Merujuk pada pemaparan tersebut, dalam penelitian ini untuk hasil belajar
siswa diambil dari nilai harian dan nilai Raport. Definisi operasional variabel sebagaimana diuraikan di atas, dapat pula
digambarkan melalui tabel berikut.
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Konsep Empiris
Konsep Analitis Sumber
Data Sampel
Skala Data
Kompetensi Pedagogik
Guru Penjas X1
kemampuan guru yang
berkenaan dengan
pemahaman terhadap
peserta didik dan
pengelolaan pembelajaran
Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan guru Penjas dalam hal pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki. Instrument yang digunakan sesuai dengan
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 16 Tahun 2007. Kepala
Sekolah Guru
Ordinal
Kompetensi Profesional
Guru Penjas X2
kemampuan penguasaan
materi pelajaran
secara luas dan
mendalam. Penilaian kepala sekolah tentang kemampuan
guru Penjas dalam hal penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, serta
metode dan teknik mengajar yang sesuai dan dipahami oleh siswa, mudah ditangkap, serta
tidak menimbulkan kesulitan dan keraguan. Instrument yang digunakan sesuai dengan
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 16 Tahun 2007. Kepala
Sekolah Guru
Ordinal
Hasil Belajar
Penjas Siswa Y
kemampuan- kemampuan
yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman
belajarnya Hasil belajar siswa yang terdiri dari nilai
harian dan nilai raport pada mata pelajaran Penjas
Guru Siswa
Interval
D. Instrumen Penelitian
Untuk menguji hipotesis penelitian diperlukan pengumpulan data. Instrumen pengumpul data digunakan untuk menggali keterangan dan
memperoleh data mengenai variabel-variabel yang diukurditeliti. “Data tersebut
dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data”
Usman dan Setiady Akbar, 2006: 54. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa
angka-angka keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Pengembangan alat
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti.
Adapun variabel yang diteliti mencakup kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru Penjas serta hasil belajar siswa. Maka data yang
perlu dikembangkan adalah data tentang kompetensi pedagogik juga kompetensi profesional guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu
ditetapkan alat pengumpul data yang relevan dengan fokus permasalahannya. Alat pengumpul data dikembangkan berupa angket dengan alternatif
jawaban untuk masing-masing variabel dengan pengukuran menggunakan Skala Likert. Sedangkan katagori jawaban terdiri atas 5 tingkatan. Untuk analisis
kuantitatif maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari 1 sampai 5 . Responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang
diajukan dalam kuesioner Riduwan, 2010: 12. Adapun 5 alternatif jawaban untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Jarang 1 = Tidak pernah
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Pedagogik Guru Penjas X
1
DIMENSI INDIKATOR-INDIKATOR
NO ITEM
1. Menguasi
karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual
a. Memahami karakteristik peserta didik yang
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, social-emosional, moral, spiritual, dan latar
belakang sosial budaya.
b. Mengidentifikasi potensi peserta didik
dalam mata pelajaran penjas c.
Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran penjas
1
2 3
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Menguasai teori
belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran
yang mendidik.
3.
Mengembangkan kurikulum yang
terkait dengan mata pelajaran penjas
4. Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran penjas. a.
Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik terkait dengan mata pelajaran penjas.
b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran penjas.
a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum b.
Menentukan tujuan pembelajaran penjas c.
Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran
penjas d.
Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran. e.
Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik f.
Mengembangkan indikator dan instrument penilaian
a. Memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik. b.
Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran
c. Menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan didalam kelas, labolatorium, maupun lapangan.
d. Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik dikelas, dilabolatorium, dan dilapangan dengan memperhatikan strandar
keamanan yang dipersyaratkan.
e. Menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran penjas untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh
4 5
6
7 8
9
10
11
12 13
14 15
16
17
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5. Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik
8.
Menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar
f. Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran penjas
a. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal
b. Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreatifitasnya.
a. Memhami berbagai strategi berkomunikasi
yang efektif, empatik dan santun, secara lisan, danatau bentuk lain
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa yang has dalam interaksi
kegiatanpermainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari apenyiapan
kondisi pisikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui
bujukan dan contoh, b. ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, c
respon peserta didik terhadap ajakan guru, dan d reaksi guru terhadap respon peserta
didik, dan seterusnya.
a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran penjas
b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran penjas
c. Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar d.
Mengembangkan instrument penilaian dan 18
19
20
21
22
23
24
25
26 27
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
9. Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
10 .Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
evaluasi proses dan hasil belajar e.
Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan menggunakan berbagai instrument f.
Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan
g. Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar. a.
Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
belajar b.
Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan c.
Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan
d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan b.
Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pem
belajaran dalam mata pelajaran penjas c.
Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
mata pelajaran penjas. 28
29 30
31
32
33 34
35 36
37
Keterangan : Kompetensi Pedagogik Guru X
1
dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian variabel Kompetensi Profesional Guru Penjas X
2
DIMENSI INDIKATOR
– INDIKATOR NO
ITEM
1. Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu
2.
Menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar
mata pelajaran penjas
3. Mengembangkan
materi pembelajaran
penjas secara kreatif
4. Mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan
a. Menjelaskan dimensi filosofis pendidikan
jasmani termasuk etika sebagai aturan dan profesi
b. Menjelaskan perspektif sejarah pendidikan
jasmani c.
Menjelaskan dimensi anatomi manusia, secara struktur dan fungsinya
d. Menjelaskan aspek kinesiologi dan kinerja fisik
manusia e.
Menjelaskan aspek fisiologis manusia dan efek dari kinerja latihan
f. Menjelaskan aspek psikologi pada kinerja
manusia, termasuk motivasi dan tujuan, kecemasan dan stress, serta persepsi diri
g. Menjelaskan aspek sosiologi dalam kinerja diri,
termasuk dinamika social; etika dan perilaku moral, dan budaya, suku, dan perbedaan jenis
kelamin
h. Menjelaskan teori perkembangan gerak,
termasuk aspek-aspek yang mempengaruhinya i.
Menjelaskan teori belajar gerak, termasuk tetertermasuk keterampilan dasar dan kompleks
dan hubungan timbale balik di antara domain kognitif, afektif dan psikomotorik
a. Memahami standard kompetensi mata pelajaran
penjas b.
Memahami kompetensi dasar mata pelajaran penjas
c. Memahami tujuan pembelajaran penjas
a. Memilih materi pembelajaran penjas sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik b.
Mengolah materi pelajaran penjas secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik
a. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri
secara terus menerus b.
Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan
c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
1
2 3
4 5
6
7
8 9
10 11
12 13
14
15 16
17
Subarna, 2013 Tingkat Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Penjas MTS Di Kabupaten Sumedang Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
melakukan tindakan reflektif
5. Memanfaatkan
teknologi informasi dan
komunikasi untuk
mengembangkan diri
peningkatan keprofesionalan d.
Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber
a. Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam berkomunikasi b.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri
18 19
20
Keterangan : Kompetensi Profesional Guru X
2
dikembangkan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa Y
Variabel Konsep variabel
Indikator Ukuran
Hasil Belajar Penjas
Ketercapaian hasil belajar sesuai dengan tujuan
pembelajaran, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Ulangan, danatau penugasan untuk mengukur
aspek kognitif peserta didik pada mata pelajaran Penjas.
Nilai harian dan Nilai
Raport
Keterangan :
Penilaian Hasil Belajar Penjas Siswa Y dikembangkan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
E. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan 10 orang sampel uji coba yang diambil secara acak dari sampel penelitian.
1. Uji Validitas