Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru serta pengaruhnya terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.

(1)

vii ABSTRAK

KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Anas Pranila Paramita

Universitas Sanata Dharma 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bentuk-bentuk kompetensi pedagogik guru; (2) Bentuk-bentuk kompetensi profesional guru; (3) Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Z Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - September 2012. Subjek penelitian ini adalah guru fisika dan objek penelitian ini adalah pengetahuan guru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan instrument pengumpulan data terdiri dari video rekam proses pembelajaran dan wawancara guru.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Bentuk kompetensi pedagogik guru meliputi: guru paham dengan tujuan pendidikan; guru paham dengan peserta didik; guru mampu mengembangkan kurikulum, silabus, dan RPP; guru menerapkan teknologi didalam pembelajaran; guru mampu menciptakan pembelajaran yang dialogis; dan guru mampu mengevaluasi hasil belajar siswa; (2) Bentuk kompetensi profesional guru yaitu guru kurang paham dalam memberikan konsep termodinamika secara luas dan mendalam; (3) Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru sangat berpengaruh dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan kedua kompetensi tersebut pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.


(2)

viii ABSTRACT

Teacher Pedagogical Competence and Professional Competence and also Their Influences to Preparation and Implementation of Learning Process

Development

Anas Pranila Paramita Sanata Dharma University

2013

This research aimed to know (1) forms of teacher pedagogical competence; (2) forms of teacher professional competence; (3) influences of teacher pedagogical competence and professional competence on developing preparation and implementation of learning process.

This research was conducted at “Z” High School in Yogyakarta, started

from April until September 2012. Subject of this research was a physic teacher

and object of this research was the teacher’s knowledge. This research designed as

qualitative research with data collecting instruments consisted of recorded videos of learning process and teacher interview.

Result of this research showed that (1) forms of teacher pedagogical competence consisted of: teacher understands about educational purpose; teacher understands about students; teacher able to develop curriculum, syllabus, and lesson plan; teacher implements technology in the learning process; teacher able

to create dialogical learning process; teacher able to evaluate student’s learning

outcomes (2) form of teacher professional competence is that teacher has less understanding to present thermodynamics concept widely and deeply; (3) teacher pedagogical competence and professional competence are very influential to develop preparation and implementation of learning process, which is that with those two competences learning process can be obtained optimally.


(3)

KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Study Pendidikan Fisika

Oleh :

Anas Pranila Paramita 081424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Study Pendidikan Fisika

Oleh :

Anas Pranila Paramita 081424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

ii ii ii


(6)

iii iii iii


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Be Joyful Always ”

Karya ini ku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus sertaBapak, Ibu, Rendra, dan uci, yang ter-HEBAT

Teman-teman seperjuangan PFIS ‘08Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

Semua Pihak yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa dalam

penyusunan skripsi ini

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Be Joyful Always ”

Karya ini ku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus sertaBapak, Ibu, Rendra, dan uci, yang ter-HEBAT

Teman-teman seperjuangan PFIS ‘08Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

Semua Pihak yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa dalam

penyusunan skripsi ini

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Be Joyful Always ”

–1 Thess. 5:16

Karya ini ku persembahkan untuk :

Tuhan Yesus KristussertaBapak, Ibu, Rendra, dan uci, yang ter-HEBAT

Teman-teman seperjuangan PFIS ‘08Almamaterku, Universitas Sanata Dharma

Semua Pihak yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa dalam


(8)

v P

Saya menyatakan den memuat karya atau ba dalam kutipan atau da

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang say u bagian karya orang lain, kecuali yang telah u daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilm

Yogyakarta, 13 Februa Penulis,

Anas Pranila Paramita

v

saya tulis ini tidak lah disebutkan di ilmiah.

bruari 2013


(9)

vi LEM

PUBLIKASI KAR

Yang bertanda tangan di

Nama

Nomor mahasis

Demi pengembangan

Universitas Sanata Dhar

KOMPETENSI PE

GURU SERTA P

PERSIAPAN DAN P

Dengan demikan saya m

untuk menyimpan, me

pangkalan data, mendis

atau media lain untuk k

memberikan royalti kepa

Demikian pernyataan in

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 13 Febru

Yang menyatakan

Anas Pranila Paramita

vi

EMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN A

n di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata D

: Anas Pranila Paramita

siswa : 081424005

n ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

harma karya ilmiah saya yang berjudul :

PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PR

PENGARUHNYA TERHADAP PENG N PELAKSANAAN PEMBELAJARAN.

a memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sa

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelol

ndistribusikan secara terbatas dan mempublikasika

uk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin d

epada saya selama tetap mencantumkan nama saya s

ini saya buat dengan sebenarnya.

bruari 2013

ita

vi

N

N AKADEMIS

a Dharma :

pada Perpustakaan

PROFESIONAL NGEMBANGAN

Sanata Dharma hak

elola dalam bentuk

ikannya di Internet

in dari saya maupun


(10)

vii ABSTRAK

KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENGEMBANGAN

PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Anas Pranila Paramita

Universitas Sanata Dharma 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bentuk-bentuk kompetensi pedagogik guru; (2) Bentuk-bentuk kompetensi profesional guru; (3) Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Z Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - September 2012. Subjek penelitian ini adalah guru fisika dan objek penelitian ini adalah pengetahuan guru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan instrument pengumpulan data terdiri dari video rekam proses pembelajaran dan wawancara guru.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Bentuk kompetensi pedagogik guru meliputi: guru paham dengan tujuan pendidikan; guru paham dengan peserta didik; guru mampu mengembangkan kurikulum, silabus, dan RPP; guru menerapkan teknologi didalam pembelajaran; guru mampu menciptakan pembelajaran yang dialogis; dan guru mampu mengevaluasi hasil belajar siswa; (2) Bentuk kompetensi profesional guru yaitu guru kurang paham dalam memberikan konsep termodinamika secara luas dan mendalam; (3) Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru sangat berpengaruh dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan kedua kompetensi tersebut pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.


(11)

viii ABSTRACT

Teacher Pedagogical Competence and Professional Competence and also Their Influences to Preparation and Implementation of Learning Process

Development

Anas Pranila Paramita Sanata Dharma University

2013

This research aimed to know (1) forms of teacher pedagogical competence; (2) forms of teacher professional competence; (3) influences of teacher pedagogical competence and professional competence on developing preparation and implementation of learning process.

This research was conducted at “Z” High School in Yogyakarta, started

from April until September 2012. Subject of this research was a physic teacher

and object of this research was the teacher’s knowledge. This research designed as

qualitative research with data collecting instruments consisted of recorded videos of learning process and teacher interview.

Result of this research showed that (1) forms of teacher pedagogical competence consisted of: teacher understands about educational purpose; teacher understands about students; teacher able to develop curriculum, syllabus, and lesson plan; teacher implements technology in the learning process; teacher able

to create dialogical learning process; teacher able to evaluate student’s learning

outcomes (2) form of teacher professional competence is that teacher has less understanding to present thermodynamics concept widely and deeply; (3) teacher pedagogical competence and professional competence are very influential to develop preparation and implementation of learning process, which is that with those two competences learning process can be obtained optimally.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala kekuatan dan penyertaan yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. A. Atmadi, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, membimbing, memberi dorongan dan saran yang bermanfaat bagi penyusunan skripsi ini.

3. SMA Negeri 9 Yogyakarta dan Bapak Jumadi S.Pd. yang telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

4. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma, khusunya Program Studi Pendidikan Fisika yang banyak berperan dalam proses belajar penulis di Universitas Sanata Dharma.


(13)

x

5. Seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas segala informasi dan pelayanan yang diberikan. 6. Mas Agus sebagai staf multimedia yang telah memberikan bantuan dalam

meminjamkan kamera danhandycam.

7. Keluargaku tercinta: Bapak Yohanes Kustanto, Ibu YM. Daliyem, Adikku Andreas Krisyonas Rendra dan Maria Suci Bernadeta atas perhatian, doa dan cinta kasih yang diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai.

8. Beloved my friends Ana, Ari, Enggar, Guntur, Helen, Katrin, kak Wawan, Leo, Novi, Sinta, Tina, dan Yanti yang telah memberikan moment indah selama perkuliahan.

9. Teman-teman seperjuangan P.FIS’08 atas segala semangat dan bantuannya.

10. Warga Green House Kost No. 136E: Ani, Ceacy, Chika, Desi, Dita, Fani, Heni, Iing, Intan, Maya, Nining, Riris, dan Mbak Tin.

11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.

Harapan penulis, semoga skripsi dapat memberikan sumbangan manfaat bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 13 Februari 2013 Penulis


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 2

C. PEMBATASAN MASALAH ... 2

D. TUJUAN PENELITIAN ... 3

E. MANFAAT PENELITIAN ... 3

BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Pedagogik... 5


(15)

xii

1. Kompetensi Pedgogik... 5 a. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan ... 6 b. Pemahaman guru terhadap peserta didik ... 8 c. Kemampuan guru terhadap pengembangan kurikulum atau silabus ... 9 d. kemampuan guru terhadap perancangan pembelajaran ... 11 e. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis ... 11 f. kemampuan guru terhadap pemanfaatan teknologi pembelajaran ... 12 g. kemampuan guru terhadap evaluasi dan hasil belajar siswa ... 13 h. kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya ... 14 2. Kompetensi Profesional ... 15

a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan /atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu ... 15 b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan /atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu ... 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 17 B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17


(16)

xiii

C. Subjek Penelitian ... 17

D. Obyek Penelitian ... 17

E. Instrumen Penelitian ... 18

F. Metode Pengumpulan Data ... 22

G. Metode Analisis Data ... 23

BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data ... 25

1. Pelaksanaan Penelitian ... 25

2. Data Penelitian ... 26

B. Analisis dan Pembahasan ... 28

1. Kompetensi Pedagogik ... 29

a. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan ... 29

b. Pemahaman guru terhadap peserta didik ... 31

c. Kemampuan guru terhadap pengembangan kurikulum atau silabus ... 37

d. kemampuan guru terhadap perancangan pembelajaran ... 39

e. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis ... 43

f. kemampuan guru terhadap pemanfaatan teknologi pembelajaran ... 46

g. kemampuan guru terhadap evaluasi dan hasil belajar siswa ... 49

h. kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya ... 52


(17)

xiv

a. Kemampuan guru dakam memberikan materi pelajaran secara luas dan mendalam ... 53 b. Kemampuan guru dalam memaparkan konsep dan metode disiplin

keilmuan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 75 B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ke Sekolah ... 83

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Dari Dinas... 84

Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah ... 85

Lampiran 4 Transkrip Video Penelitian... 86

Lampiran 5 Transkrip Wawancara... 110

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 127

Lampiran 7 Materi dan Latihan Soal Termodinamika... 140

Lampiran 8 Soal Ulangan ... 152

Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Ulangan ... 153

Lampiran 10 Hasil Ulangan Siswa ... 155


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sangat berperan dalam pembangunan kualitas pendidikan. Guru harus mengembangkan empat kompetensi yang ada pada dirinya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi yang berpengaruh langsung terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Dua kompetensi tersebut dapat secara langsung membedakan guru yang satu dengan guru yang lainnya dalam pembelajaran. Pembelajaran tidak semata-mata mentransfer ilmu dari guru ke siswa secara langsung tetapi harus membutuhkan kompetensi untuk mengelola pembelajaran supaya siswa dapat menerima materi dengan maksimal. Maka semakin tinggi kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik seorang guru, tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Hal itulah yang menjadi dasar bagi guru untuk memiliki kompetensi yang tidak setiap orang bisa dan memilikinya.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui Kompetensi Pedagogik dan

Kompetensi Profesional Guru serta Pengaruhnya Terhadap Pengembangan Persiapan dan Pelaksanaan Pembelajaran”.


(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimana bentuk-bentuk kompetensi pedagogik guru? 2. Bagaimana bentuk-bentuk kompetensi profesional guru?

3. Seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran?

C. Pembatasan Masalah

Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional bersifat spesifik, maka dalam penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua kompetensi tersebut dalam mengembangkan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran fisika dari seorang guru yang dibatasi pada:

1. Faktor internal

Dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu bentuk deskriptif dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.

2. Faktor Eksternal

Dilihat dari bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar siswa.


(21)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diketahui diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru serta pengaruh kedua kompetensi tersebut terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk kompetensi pedagogik guru 2. Bentuk-bentuk kompetensi profesional guru

3. Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberi manfaat bagi yang memerlukan, terutama:

1. Peneliti dan Calon Guru

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti berharap agar peneliti dan calon guru agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional sebagai seorang pendidik, sehingga pada saat terjun kedunia pendidikan untuk mengajar peneliti dan calon guru sudah siap mengajar, serta semakin tahu tindakan-tindakan tepat yang harus dilakukan guru ketika mengajar demi pencapaian tujuan suatu pembelajaran.


(22)

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk melakukan penelitian tentang bentuk-bentuk dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru serta pengaruhnya terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.

3. Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan, informasi dan refleksi bagi guru-guru untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional sehingga dapat menjadi pendidik profesional.


(23)

5

BAB II DASAR TEORI

A. Kompetensi Pendidik

Guru sangat berperan dalam pembangunan kualitas pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP No. 74, 2008:1), guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang meliputi: (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi kepribadian; (c) kompetensi sosial; dan (d) kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (PP No.74, 2008:5).

Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari kompetensi yang mempengaruhi langsung terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008 tentang guru didefinisikan bahwa kompetensi pedagogik adalah“kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik”. Kompetensi tersebut terdiri dari 8 komponen penting meliputi: (a) pemahaman guru tentang


(24)

wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman guru tentang peserta didik; (c) kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum atau silabus; (d) kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran; (e) kemampuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran; (g) kemampuan guru dalam evaluasi dan hasil belajar siswa; dan (h) kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya, (PP, 2008:6).

Berikut ini adalah penjelasan masing-masing komponen dari komponen kompetensi pedagogik:

a. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan adalah suatu pemahaman yang berisikan tentang tujuan dan hakikat kependidikan dan pembelajaran(Ma’mur, 2009:61)

Tujuan pendidikan menurut Bloom, dalam bukunya “Taxonomy of Education Objective”(1965 dalam Sanjaya, 2008) bentuk perilaku siswa sebagai tujuan pendidikan dapat digolongkan ke dalam 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu:

1) Aspek kognitif

Aspek kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif terdiri dari 6 tingkatan yaitu: pertama,


(25)

pengetahuan: tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat info yang sudah dipelajari (recall);Kedua, pemahaman: kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan menangkap makna suatu konsep; Ketiga, penerapan: tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus, hukum, konsep ke dalam situasi yang lebih konkret; Keempat, analisis: kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian tertentu setelah memahami dan menguasai;

Kelima, sintesis: kemampuan menyatukan bagian-bagian menjadi suatu yang utuh; Keenam, evaluasi: tujuannya untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan tertentu.

2) Aspek afektif

Aspek afektif berkenaan dengan sikap, nilai, dan apresiasi. Menurut Khatwohl dkk (2006, dalam Sanjaya, 2008) dalam bukunya Taxonomi of Educatiomal Objectives: Avektif Domain, Aspek afektif memiliki tingkatan yaitu Pertama, menerima: sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah. Misalnya bersedia untuk memperhatikan gejala; Kedua, merespon: ditunjukan oleh kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemampuan untuk mengikuti diskusi, kemampuan untuk membantu orang lain; dan Ketiga, menghargai: tujuan ini


(26)

berkenaan dengan kemampuan untuk member penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.

3) Aspek psikomotorik

Aspek psikomotorik adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan, keterampilan, atau skill seseorang. Kegiatan ini berhubungan dengan penguasaan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan dengan 4 tingkatan yaitu: meniru, menggunakan, ketepatan, dan merangkaikan. Pengalaman belajar untuk mencapai tingkatan tersebut adalah berlatih dengan intensif untuk menirukan, mensimulasikan, mendemonstrasikan gerakan yang ingin dikuasainya (Kunandar, 2007:256-257).

b. Pemahaman guru tentang peserta didik

Guru memahami karakter dari peserta didik merupakan bentuk dari pemahaman guru terhadap peserta didiknya. Karakter seorang murid terdiri dari 5 aspek (Ma’mur, 2009:73) yaitu pertama, tingkat kecerdasan. Tingkat kecerdasan siswa dilihat dari NEM masuk kemudian didukung oleh keterlibatan siswa dalam KBM dan hasil ulangan. Secara umum tingkat kecerdasan siswa digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kedua, kreativitas siswa. Kreatifitas merupakan bentuk aktifitas siswa berupa kemampuan untuk dapat menciptakan pandangan yang baru dalam suatu permasalahan (Robert L. Solso, 2007:445). Kreatifitas seorang siswa dapat dilihat dari


(27)

respon siswa terhadap pembelajaran misalnya aktif bertanya, aktif mengerjakan tugas, dan mempuyai pandangan dalam setiap masalah.

Ketiga, kondisi fisik. Kondisi fisik berkaitan dengan penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang (kaki), dan lumpuh karena kerusakan otak. Guru harus memberikan layanan yang berbeda terhadap peserta didik yang memiliki kelainan seperti diatas untuk membantu perkembangan pribadi mereka misalnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang pendiam supaya dapat aktif berbicara. Keempat, tingkat perkembangan kognitif siswa. Perkembangan kognitif mengacu pada kemampuan intelektual siswa. Menurut Bloom BS. tingkat perkembangan intelektual mencangkup pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang diterapkan untuk membangun pengetahuan siswa (Wowo Sunaryo K., 2012:6). Kelima, minat siswa. Minat siswa sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa dalam belajar. Guru dapat melihat tingkat minat seorang siswa dari pengalaman belajar dan kesenangannya terhadap mata pelajaran.

c. Kemampuan guru dalam pengembangan kurikulum atau silabus Didalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19):

“kurikulum diterangkan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (UU No. 20 tahun 2003).


(28)

Produk dalam pengembangan kurikulum disebut silabus. Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang pengembangan kurikulum. Pengembangan silabus disusun secara mandiri oleh guru yang bersangkutan disesuaikan dengan karakteristik siswa dan kondisi fisik sekolah (Kunandar, 2007:246).

Muatan silabus dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kunandar, 2007) yaitu terdiri dari: pertama, strandar kompetensi mata pelajaran yaitu batas kemampuan yang harus dimiliki dan dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu. Kedua, kompetensi dasar yaitu kemampuan minimal pada setiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Ketiga, indikator hasil belajar yaitu penanda ketercapaian kompetensi dasar. Keempat, materi pokok yaitu pokok-pokok materi yang harus di pelajari siswa sebagai sarana pencapaian KD dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian sesuai indikator. Kelima, Kegiatan pembelajaran yaitu bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.Keenam, alokasi waktu yaitu waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing KD. Ketujuh, model pembelajaran, peralatan yang digunakan, evaluasi, dan lokasi waktu. Kedelapan, adanya penilaian merupakan jenis, bentuk, dan instrument yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui keberhasilan belajar siswa.

Kesembilan, sarana dan sumber belajar yaitu alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Kesepuluh, indentifikasi mata pelajaran yaitu


(29)

terdiri dari: nama sekolah, nama mata pelajaran, jenjang sekolah, satuan pendidikan, kelas, semester, tahun pelajaran.

d. Kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran

Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran terlihat dari bentuk fisik pembuatan RPP yang didukung oleh komponen pendukungnya secara lengkap. Menurut Kunandar, (2007:262) pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan:

“rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus”.

Menurut Kunandar, (2007:264) komponen komponen pendukung dari pada RPP yaitu: 1) identitas mata pelajaran meliputi: nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu; 2) standar kompetensi dan kompetensi dasar; 3) materi pembelajaran; 4) skenario pembelajaran; 5) sarana dan sumber pelajaran; 6) penilaian dan tindak lanjut.

e. Kemampuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis yaitu guru mampu: pertama, melibatkan secara aktif peran murid (Ma’mur, 2009:85) yaitu dengan cara memberikan ruang aktualisasi yang terbuka, demokratis, dan partisipatif. Kedua,


(30)

dapat menggugah semangat belajar anak. Ditambah menurut Jamal (2009) yang dapat dimasukan dalam poin ketiga, fokus dalam mengajar, menjawab pertanyaan murid, dan memberikan rasa penasaran murid dengan pertanyan-pertanyaan yang tajam dan menggelitik sehingga pembelajaran terlaksana secara serius, santai, dan humor (Ma’mur,

2009:85).

Walls, Nardi, Von Minden, dan Hoffman (2002 dalam Lang dan Evans, 2006:2-4, dalam Musfah, 2011:39) bentuk karakteristik guru yaitu (1) lingkungan emosional: ranah, bersahabat, dan perhatian; (2) keterampilan guru: teratur, siap, dan jelas; (3) motivasi guru: perhatian pada pengajaran dan pembelajaran, dan antusias; (4) partisipasi murid: membuat aktifitas yang melibatkan siswa dalam belajar yang autentik, pertanyaan yang iteraktif, dan diskusi; (5) peraturan dan penilaian: mampu mengatur kelas dan perhatian pada keluhan siswa.

f. Pengetahuan guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran Guru memanfaatkan dan menerapkan teknologi didalam pembelajaran sebagai media pendidikan untuk memacu semangat belajar siswa dan mempercepat proses pembelajaran yang dilakukan secara praktis.

Media pendidikan merupakan perangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik” (Sudarwan Danim, 2012:7).


(31)

Keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran (Danim, 2012:17-23) yaitu: pertama, keterampilan guru untuk menulis dan membersihkan papan tulis; kedua, keterampilan guru memberikan gambar untuk memperjelas masalah; ketiga, keterampilan guru untuk menyajikan seperangkat materi tertentu lewat slide PPT; keempat, keterampilan guru memanfaatkan buku pelajaran sebagai pegangan /penunjang pembelajaran; kelima, keterampilan guru dalam memanfaatkan laboratorium didalam pembelajaran; keenam, keterampilan guru memanfaatkan fasilitas LCD dilingkungan sekolah.

g. Kemampuan guru dalam evaluasi dan hasil belajar siswa

Guru dapat mengetahui siswa itu paham terhadap materi yang telah diberikan yaitu dengan evaluasi (Ma’mur, 2009:95). Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu dengan dilakukan suatu pengukuran dengan wujud pengujian berupa tes (Sudijono, 1995:5).

Ciri evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa yang tepat secara umum (Ngalim purwanto, 1984:22) yaitu: pertama, sistem penilaian untuk mencapai KD sesuai indikator yang akan dicapai. Kedua, soal dibuat sesuai dengan indikator, sehingga akan terlihat apakah tujuan pembelajaran terlaksana dengan baik. Ketiga, pemilihan tipe tes yang tepat untuk siswa. Ciri-ciri tes yang baik (Sudijono, 1995:93-97) yaitu


(32)

didik. Ciri kedua, tes bersifat reliabilitas (stabil) yaitu semua siswa, kapan saja, dimana saja dan dinilai siapa saja akan sama. Ciri ketiga, tes bersifat obyektif yaitu sesuai dengan materi yang telah diberikan. Ciri keempat, tes bersifat praktis yaitu: (1) bersifat sederhana: tidak memerlukan peralatan yang banyak dan sulit; (2) lengkap: dilengkapi dengan cara mengerjakan, kunci jawaban, dan pedoman skoring.

Keempat,pensekoran ditentukan sesuai tipe soal. Pensekoran untuk soal tes objektif merupakan suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka. Angka-angka hasil pensekoran kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui suatu proses pengolahan tertentu seperti angka dengan rentangan 0 – 10. Cara pensekoran hasil tes objektif setiap jawaban benar diberi angka satu (1) sedangkan jawaban yang salah diberi angka nol (0) dan total skor ditentukan dengan menjumlahkan skor dari semua soal.

h. Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya

Kemampuan guru dalam pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya yaitu kemampuan guru untuk menjadi motivator, fasilitator, dan pemberi inspirasi bagi para muridnya, sehingga potensi mereka berkembang secara maksimal (Musfah, 2011:42). Misalnya dengan kejelian guru, siswa yang


(33)

mempunyai potensi akademik menonjol diberikan motivasi dan pelatihan untuk mengikuti olimpiade.

2. Kompetensi Profesional

Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008 tentang guru didefinisikan bahwa:

“kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan /atau seni dan budaya, yang diampunya”(PP th.2008:7).

Menurut Siregar (1998, dalam Anwar, 2010:web) mengartikan kompetensi profesional sebagai pengetahuan sains yang semestinya dikuasai oleh pengajar mencangkup dengan pemahaman fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.

Kompetensi profesional tersebut terdiri dari 2 komponen penting meliputi: (a) penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan mata pelajaran yang akan diampu; dan (b) konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu.

Berikut ini adalah penjelasan masing-masing kompetensi profesional: a. Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas

dan mendalam terhadap mata pelajaran yang diampu

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:88 dalam Musfah, 2011:43) kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran secara luas dan mendalam meliputi: pertama, luasnya konsep materi yang akan diajarkan, pemberian rumus secara detail, pemetaan SK dan


(34)

KD untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap guru penting atau kurang penting untuk diajarkan, dan struktur pengajaran yang sistematis;kedua,materi yang diajarkan disajikan dalam kurikulum sekolah; ketiga, konsep yang disajikan ada hubungan antar mata pelajaran yang terkait.

b. Kemampuan guru dalam menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu

Kemampuan guru dalam memaparkan konsep dan disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampunya yaitu: pertama,

kemapuan guru memaparkan sejarah dari suatu konsep yang diajarkan dengan memberikan pengantar berupa sejarah dari konsep yang akan diajarkan kepada siswa; kedua, kemampuan guru memaparkan dan menjelaskan mata pelajaran yang diampunya; ketiga kemampuan guru guru memaparkan mata pelajaran yang di ampunya terhadap mata pelajaran lain yang koheren.


(35)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan skor angka dan analisisnya tidak dengan statistik. Dengan penelitian kualitatif ini, peneliti ingin melihat dan mengerti gambaran secara umum apa yang terjadi dalam seting dan keadaan yang ada. Penelitian ini menggunakan sampel yang sedikit, dengan meneliti kasus tertentu saja (Suparno, 2010:8).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini direncanakan memerlukan waktu dari bulan April sampai September 2012 di SMAN Z Yogyakarta.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merujuk kepada siapa penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada satu guru fisika kelas XI SMAN Z Yogyakarta.

D. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini merujuk pada apa yang diteliti. Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru.


(36)

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini akan mengungkap bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru serta pengaruhnya terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran fisika kelas XI IPA.5 dalam materi termodinamika di SMAN Z Yogyakarta. Dalam penelitian ini, materi pokok bahasan ditentukan sepenuhnya oleh guru dengan alur pembelajaran sesungguhnya dikelas. Hal ini dilakukan agar yang tampak dalam rekaman video merupakan pengetahuan dari guru dan tidak ada campur tangan dari peneliti.

Instrumen penelitian didasarkan pada PP No.74 Tahun 2008 yang tertera pada Bab II dengan menggunakan observasi, dan diperkuat dengan pertanyaan terbuka yang diajukan melalui wawancara dengan guru serta pengambilan data pembelajaran guru dikelas dengan video rekam.

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

KOMPETENSI GURU

Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional 1. Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan

kependidikan, meliputi: - Arti pendidikan - Tujuan pendidikan

1. Kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran secara luas dan mendalam, meliputi:

- luasnya materi - pemberian rumus

secara detail

- pemilihan materi yang dirasa guru penting dan tidak penting untuk diajarkan

- materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah

- hubungan konsep antar mata pelajaran 2. Pemahaman guru tentang peserta didik, meliputi:

- Tingkat kecerdasan - Nama peserta didik

- Kreatifitas siswa didalam kelas

- Kondisi fisik siswa (penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pelayanan yang baik untuk siswa dalam media, sarana dan prasarana)

- Pemberian kesempatan untuk siswa yang gagal - tingkat intelektual siswa

- Minat siswa pada mata pelajaran fisika

3. Pengetahuan guru dalam pengembangan Kurikulum /Silabus, meliputi:

- Tindakan yang dipilih guru mengenai kurikulum yang ada - Penerapan terhadap pembelajaran


(37)

KOMPETENSI GURU

Kompetensi Pedagogik Kompetensi Profesional 4.Kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran, meliputi:

- Buku panduan guru

- Pemilihan materi pembelajaran yang akan diajarkan mencangkup:

• Materi yang penting untuk diajarkan • Materi yang dirasa sulit bagi siswa

• Materi yang sering dirasa guru sulit untuk di jelaskan, • Penurunan rumus

- RPP

terkait

5. Kemampuan guru tentang melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, meliputi:

- Emosional guru (ramah, berwibawa, bersahabat dan perhatian)

- Keterampilan guru menjelaskan - Motivasi guru

- Partisipasi murid

2. Kemampuan guru dalam memaparkan konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu, meliputi: - bedanya fisika

dengan ilmu lain - sejarah fisika

- sesuatu yang menarik dalam fisika

6. Pengetahuan guru dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, meliputi:

- terampil menulis

- Penggunaan media yang tepat, dan berfungsi dengan baik dalam pembelajaran

7. Pengetahuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar, meliputi: - Alat yang digunakan untuk mengambil nilai

- Penggunaan soal yang bervariasi

- pemilihan tipe tes yang tepat untuk siswa - menentuka skor penilaian

8. Kemampuan guru dalam mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, meliputi: - Pendalaman materi

- KLINIK - Olimpiade

Kemudian data diperoleh dari observasi kemudian diperkuat dengan data wawancara

1. Observasi

Observasi difokuskan dalam peristiwa-peristiwa yang terkait dengan langkah guru dalam merencanakan pengajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil dari pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang memberikan sebuah gambaran mengenai bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.


(38)

2. Wawancara ke guru

Wawancara dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui latar belakang yang nantinya dideskripsikan dalam hal mengapa guru melakukan sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Bentuk wawancara bebas pemimpin yaitu peneliti bebas mengemukakan pertanyaan yang mendukung untuk penelitian kepada guru yang menjadi subyek dalam penelitian ini.

Wawancara dengan guru diluar kelas menggunakan media perekam, dan berdiskusi tentang perencanaan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran dijadikan sebagai data yang mendasari dalam penelitian ini.

Kisi-kisi wawancara guru seperti pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara guru

Kisi-kisi Wawancara guru

Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan kependidikan

1. Menurut bapak, apa tujuan dari pendidikan untuk siswa?

Pemahaman guru tentang peserta didik

2. Bagaimana tingkat kecerdasan siswa bapak? 3. Apakah bapak paham dengan nama siswa? 4. Bagaimana bentuk kreatifitas siswa? 5. Bagaimana bapak menyikapi siswa yang

memiliki keterbatasan misalnya penglihatan, kemampuan berbicara?

6. Bagaimana bapak menyikapi kepada siswa yang gagal ulangan?

7. Bagaimana tingkat intelektual siswa? 8. Bagaimana minat siswa pada mata pelajaran

fisika? Pengetahuan guru dalam

pengembangan Kurikulum /Silabus

9. Menurut bapak, kurikulum yang ada saat ini seperti apa?

10.Apakah bapak menerapan terhadap pembelajaran?

Kemampuan guru dalam perancangan pembelajaran

11.Buku apa yang bapak pakai sebagai buku pegangan?

12.Menurut bapak, materi apa saja yang penting dalam termodinamika?

13.Menurut bapak materi apa yang dirasa sulit bagi siswa?

14.Menurut bapak materi yang dirasa guru sulit untuk di jelaskan?


(39)

Kisi-kisi Wawancara guru melaksanakan pembelajaran

yang mendidik dan dialogis

yang sulit. Bagaimana cara bapak melakukan pembelajaran, agar siswa bisa menyukai fisika? Pengetahuan guru dalam

memanfaatkan teknologi pembelajaran

16.Apakah bapak menggunaan media yang tepat, dan berfungsi dengan baik dalam pembelajaran Pengetahuan guru dalam

mengevaluasi hasil belajar

17.Bagaimana cara bapak untuk melihat bahwa siswa mamou menyerap pembelajaran dengan baik?

18.Bagaimana cara bapak untuk membuat soal ulangan?

19.Tipe tes seperti apa yang akan bapak berikan untuk ulangan?

Kemampuan guru dalam mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

20.Bagaimana cara bapak mengembangkan siswa yang berpotensi, atau siswa yang kurang? 21.Apa itu KLINIK?

Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam

22.Menurut bapak, materi apa yang dirasa penting dan tidak penting untuk diajarkan?

23.Ketika bapak mengajar, adalah hubungan konsep antar mata pelajaran pak? Misalnya fisika dengan matematika.

Kemampuan guru dalam menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan pada mata pelajaran yang diampu

24.Bapak kan mengajar fisika, apakah bapak tahu sejarah dari fisika?

25. sesuatu yang menarik dalam fisika?

Pengambilan data pembelajaran guru dikelas dengan video rekam dan dalam penelitian ini, materi pokok bahasan ditentukan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh guru sesuai dengan perencanaan yang sudah disiapkan. Hal ini dilakukan agar yang tampak dalam rekaman video merupakan pengetahuan guru dan tidak ada campur tangan dari peneliti.

Kisi-kisi pengambilan data pembelajaran guru dikelas seperti pada Tabel 3.3 berikut ini:

Kisi-kisi Peneliti mengamati, ketika guru: Materi pembelajaran

yang luas dan mendalam sesuai dengan standar isi, program satuan

pendidikan, mata

1. Konsep, struktur dan metode keilmuan /teknologi /seni yang menaungi /koheren dengan bahan ajar

2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah 3. Hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait 4. Kompetensi secara professional dalam konteks global


(40)

Kisi-kisi Peneliti mengamati, ketika guru: pelajaran dan /atau

kelompok mata pelajaran yang diampu.

dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional

Sesuai dan rinci dalam menyajikan konsep

1. Menguraikan dengan suatu model dalam menyajikan konsep (dalam diagram-diagram atau material-material) Pelaksanaan

pembelajaran yang mendidik dan dialogis

1. Emosional guru

2. Keterampilan guru menjelaskan 3. Motivasi guru

4. Partisipasi murid 5. Peraturan dan penilaian

6. Pembelajaran yang tidak terkesan menegangkan Pemanfaatan teknologi

pembelajaran

1. Penggunaan multimedia

2. penggunaan media yang tepat, lancar dan berfungsi dengan baik

3. Percaya diri 4. Kreatifitas Mengevaluasi hasil

belajar

1. Soal yang bervariasi 2. sesuai KD yang dicapai

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi proses pembelajaran dikelas dengan perekam video kemudian diperkuat dengan wawancara yang dilakukan dengan guru. Rekaman proses pembelajaran gu ru didahului dengan observasi sebanyak satu kali pertemuan kemudian selanjutnya diadakan pengambilan data dengan menggunakan media Handycam sebanyak lima kali pertemuan dan satu kali ulangan. Dengan alokasi waktu satu jam sama dengan empat puluh lima menit lamanya. Kelas yang dijadikan penelitian yaitu kelas XI IPA.5 sebanyak 25 siswa dengan sistem moving class. Kemudian data observasi didalam kelas akan diperkuat dengan wawancara.


(41)

G. Metode Analisis Data

Peneliti melakukan penelitian dengan proses analisis data dilakukan dengan mengkategorikan bentuk-bentuk pengetahuan guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik yang meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pengembangan dan karakterisik dari peserta didik c. Pengembangan kurikulum /silabus

d. Perencanaan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

g. Evaluasi hasil belajar siswa

h. Pengembangan untuk peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi yang dimiliki

2. Kompetensi Profesional yang meliputi:

a. Materi pembelajaran yang sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan

b. Konsep dan disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi dengan program satuan pendidikan.


(42)

Tahap dalam proses analisis data meliputi:

1. Transkripsi data rekaman video dan rekaman wawancara

Proses transkripsi merupakan penyajian kembali bagian-bagian tertentu dari rekaman video yang sesuai dengan topik-topik data yang akan diteliti dalam hal ini tentang bentuk-bentuk pengetahuan guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran yang terlihat dalam pembelajaran kedalam bentuk narasi.

2. Kategori data

Proses membandingkan topik-topik data satu sama lain. Sehingga menghasilkan suatu kategori-kategori data. topik-topik data yang mempunyai kesamaan makna kemudian dikumpulkan dan ditentukan suatu gagasan abstrak yang mewakili. Gagasan abstrak tersebut yang selanjutnya disebut kategori data. Pengelompokan topik-topik data akan menghasilkan kategori-kategori data yang bersesuaian.

3. Penarikan kesimpulan

Berdasarkan proses analisis data maka dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini, bentuk-bentuk yang terlihat dalam video kemudian diperkuat dan disimpulkan oleh data hasil wawancara.


(43)

25

BAB IV

DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DATA

Dibawah ini akan dideskripsikan proses pelaksanaan penelitian serta hasil dari penelitian, sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah negeri menengah atas di Yogyakarta yaitu SMAN Z Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolah yang heterogen dengan mengambil sampel kelas XI IPA 5 yang berjumlah 25 siswa, dengan materi Termodinamika.

Subjek dari penelitian ini adalah guru fisika sedangkan objeknya adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru yang berpengaruh langsung dalam pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan hanya satu sekolah dengan satu guru supaya penelitian ini fokus dalam mengetahui bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dan pengaruhnya dalam pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran.

Sebelum melakukan penelitian, pada tanggal 13 April 2012 pukul 07.15-08.45 peneliti melakukan observasi di sekolah tersebut dengan menggunakan Handycam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk untuk melihat situasi kelas dan proses pembelajaran yang berlangsung serta untuk


(44)

73 membiasakan siswa dengan keberadaan Handycam dan peneliti di dalam

kelas.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 20, 23, 24, 27, 30 April dan 1 Mei 2012. Penelitian tersebut dilakukan di dalam kelas (dengan sistem kelas yang bersifatmoving class) yang telah dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai pengamat sekaligus merekam proses pembelajaran. Lebih dari pada itu, guru pengampu mata pelajaran fisika tidak menetap oleh satu guru, tetapi dalam satu kelas terlaksana dua guru pengampu. Oleh karena itu, terkadang ketika mengajar guru harus saling berkompromi untuk membagi materi supaya jam mengajar yang diinginkan guru tercapai. Hal ini dikarenakan terdapat empat guru fisika dan semuanya harus diberikan jam untuk mengajar, sehingga diputuskan untuk kelas XI IPA dalam materi fisika diampu oleh dua guru.

Setelah proses perekaman data di dalam kelas selesai, peneliti kemudian memutar rekaman video secara berulang-ulang untuk mendeskripsikan dan menemukan bentuk-bentuk pengetahuan guru dalam

mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran, kemudian

mentranskripnya.

2. Data Penelitian

Berdasarkan pengamatan selama pengambilan data dari video dan wawancara dari persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hasil penelitian telah terangkum sebagai berikut:


(45)

73 Data video pembelajaran dan wawancara guru telah

dipaparkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Data penelitian

Kegiatan Observasi

Pertemuan I Membahas tentang hukum I dan II Termodinamika.

Jumat, 20 April 2012 pukul 07.15 WIB

Pertemuan II Membahas PR Senin, 23 April 2012 pukul 08.00 WIB

Pertemuan III Mengulas kembali materi hukum hukum II Termodinamika (konsep mesin carnot), latihan soal hukum II termodinamika dan membahas materi entropi

Selasa, 24 April 2012 pukul 07.15 WIB

Pertemuan IV Membahas PR entropi kemudian dilanjutkan dengan latihan soal Jumat, 27 April 2012 pukul 07.15 WiB

Pertemuan V Memberikan rangkuman materi hukum I termodinamika

Senin, 30 April 2012 pukul 08.00 WIB

Pertemuan VI Ulangan materi Termodinamika Selasa, 1 Mei 2012 pukul 07.15 WIB

Kegiatan Wawancara

Sesi I Sabtu, 11 April 2012 pukul 13.01 WIB

Sesi II Sabtu, 13 April 2012 pukul 09.05 WIB

Sesi III Sabtu, 19 April 2012 pukul 13.29 WIB

Sesi IV Sabtu, 1 Mei 2012 pukul 10.00 WIB Sesi V Sabtu, 19 Mei 2012 pukul 10.35 WIB Sesi VI Sabtu, 15 September 2012 pukul

09.44 WIB

Guru yang dijadikan subyek dalam penelitian ini merupakan guru yang sudah berpengalaman mengajar dalam waktu yang cukup lama yaitu lima tahun di SMA tersebut.

Dari awal, guru sudah bercita-cita menjadi seorang pendidik. Sebagai guru yang mendidik siswa, guru juga harus punya pengetahuan yang mendasar mengenai arti guru. Diawah ini merupakan bentuk guru memaparkan arti seorang pendidik seperti dalam transkrip (wawancara 11 April 2012, lamp.5) dibawah ini:


(46)

73 G:…Setiap peran itu merupakan guru, yang pengen

mengajari orang lain. Cuma subtansinya berbeda-beda. Mungkin dulu kita punya adik kemudian kita ajarkan apa misalnya? itu juga disebut guru. Hanya kalau guru yang dimaksud ini beda karena kita bukan hanya mendidik segi psikologis saja tapi mengajarkan ilmu pengetahuan yang tidak semua orang mempunyai kompetensi itu.

G:…Menurut saya, guru itu ya orang yang mempunyai kemampuan, skill, keahlian yang khusus untuk kita memberikan ilmu (mentransfer ilmu) kepada orang lain misalnya murid yang mendidik. Dan mendidik itu lebih sulit karena kita harus membimbing, memberikan contoh perilaku yang baik juga.

b. Transkripsi

Pembuatan transkripsi dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengamati rekaman video pembelajaran dan rekaman wawancara dengan guru yang bersangkutan. Peneliti mengamati aktifitas dan tutur kata guru yang merupakan bentuk-bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Kemudian video pembelajaran tersebut disalin dalam bentuk tulisan.

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas bentuk-bentuk kompetensi yang dimiliki guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008. Sumber data rekaman video yang digunakan meliputi rekaman data pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima, serta rekaman wawancara dengan guru untuk memperkuat data.


(47)

73 Keterangan : G: Guru; S: Seorang siswa S1: Siswa pertama; S2: Siswa

kedua; SS: Beberapa siswa atau semua siswa.

Sebagaimana disebutkan pada Bab 2, kinerja guru dalam melaksanakan tugas profesi sebagai guru dipengaruhi oleh 4 kompetensi yaitu, (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi profesional yang ditentukan melalui pendidikan profesi; (c) kompetensi kepribadian; dan (d) kompetensi sosial. Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari kompetensi yang mempengaruhi langsung terhadap pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Penelitian ini tidak memuat penilaian kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dari seorang guru. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dan pengaruhnya dalam pengembangan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran melalui wawancara dan observasi guna menambah wawasan bagi peneliti sebagai seorang calon guru.

1. Kompetensi Pedagogik

a. Pemahaman guru tentang wawasan dan landasan pendidikan Menurut guru “tujuan pendidikan itu mencerdaskan anak. Cerdas dalam arti cerdas kognitif, afektif dan psikomotorik” (wawancara tanggal 19 Mei 2012, lamp 5).Guru memaparkan pengertian ketiga aspek tersebut adalah:

“afektif itu moral dan karakter (sifat-sifat) anak harus kita olah menjadi yang lebih baik. Kognitifnya pengetahuan yang supaya lebih baik misalnya


(48)

73

berfikir atau mengingat suatu konsep yang pernah diberikan. Psikomotoriknya yaitu kepercayaan diri dan kemandirian” (wawancara tanggal 19 Mei 2012, lamp. 5).

Sejauh dari pengamatan peneliti, terlihat di dalam proses pembelajaran peneliti melihat bahwa upaya guru untuk mengembangkan aspek kognitif melalui pembelajaran. Guru mengajak siswa berfikir untuk mengingat-ingat konsep seputar isotermis, isokorik, isobarik, dan adiabatik, yaitu konsep yang dibahas sebelum libur UAN. Seperti dalam transkrip (vid. 20 April 2012, menit ke 03:15, lamp. 5) dibawah ini:

G: ..sekarang dibuka bukunya. Sebelum libur sudah disinggung sama ibu Tri sekilas mengenai hk. Thermodinamika I, barangkali perlu diperdalam lagi, diingatkan lagi..

G: .. Apa yang dimaksud dengan isotermis,mbak lisa?

S: Suhunya konstan

G: Iya betul

G: Isotermis adalah apa, proses?

SS: Perubahan keaadaan gas

G: Yang suhunya bagaimana?

SS: Suhunya yang tetap

G: Betul

G: … kemudian isobarik, isobarik itu apa?

SS: Tekanannya yang tetap

G: Kalau isokorik?

S1: Volumenya tetap!

G: Bagus, betul sekali paling keras ya, mas bangkit?

G: Kalau adiabatik, ayo mbak?

S1: Tidak terjadi perubahan kalor

G: Tidak terjadi perubahan kalor atau tekanan tetap volume tetap, energinya tetap. Itu namanya proses adiabatik!!

Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru memahami tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan anak didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun didalam pembelajaran peneliti melihat, guru terfokus pada kognitif saja dan tidak terlihat pembelajaran pada aspek afektif dan aspek psikomotorik. Selain itu pengertian guru tentang aspek kognitif dan


(49)

73 psikomotorik tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu menurut buku

Perencanaan dan Desain Pembelajaran (Wina Sanjaya, 2008, hal:125-133). Dipaparkan bahwa a) aspek afektif (hal:130) berkenaan dengan sikap, nilai dan apresiasi; b) aspek psikomotorik (hal:132) adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atauskillseseorang.

b. Pengetahuan guru tentang pemahaman peserta didik

Guru mengungkap karakter siswa kelas XI IPA 5“bersifat heterogen,

artinya ada yang pintar,sedang dan rendah”(wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Tingkatan tersebut ditentukan dari “nilai rata-rata NEM

masuk adalah 8” (wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp. 5) dan “nilai pelajaran siswa bagus, tidak pernah remidi” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5).

Disetiap kategori tersebut guru mengetahui nama-nama siswa yaitu untuk yang:

“pintar misalnya aruni, fenanda, ratih, lusia, lutfi kemudian teres, kalau

yang cowok itu agustinus, fabian, Daniel. Untuk bagian tengah, itu reza, harits, anjani, adam, dan bagian ranting yang bawah itu agung dan yesaya, itu alasannya karena dia selalu duduk dibelakang dan jika saya suruh duduk didepan tidak mau. Dan sisanya dalam kategori sedang”.

(wawancara guru tanggal 19 April 2012, lamp. 5).

Dari pernyataan guru tersebut, peneliti menduga bahwa secara umum guru mengenal 15 nama dari 25 siswa. Hal ini berpengaruh pada pembelajaran bahwa terlihat ketika guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, guru bertanya dengan menunjuk siswa dan menyebut nama siswa sesuai dalam transkrip (vid. tanggal 30 April 2012, lamp. 4) seperti dibawah ini:


(50)

73 G: Apa yang ada dipikiran mengenai adiabatik Arumni?

(bertanya kepada seorang siswa dengan cara menghampiri)

S1: Kalor nya tidak berubah

G: Agung gimana gung kalau kamu?

S2: Tidak terjadi perubahan kalor

G: Mbak Teres?

S3: Tidak terjadi perubahan kalor.

G: Jadi bisa disimpulkan bahwa untuk proses adiabatik ini kalornya konstan tidak berubah-ubah. Maka Persamaannya bagaimana? (P1V1)γ=(P2V2)γ Kemudian untuk usahanya

bagaimana? Teresia?

S3: 3/2nR(T2-T1) (siswa membaca di buku kemudian guru menuliskan dipapan tulis)

G: Iya, benar. Atau W=3/2nR(P2V2-P1V1) Nah, ini bisa

disederhanakan lagi Agus? Harits?Ada lagi enggak selain ini? (guru bertanya kepada siswa dengan menyuruh siswa mencari dibuku)

G: satu per? gimana Adam? (guru memancing pengetahuan siswa dengan bertanya)

S4: Enggak tahu pak

G: ( )

1 1 1 1 2 2 γ γ

γ PV PV

W

 

Guru memperlakukan siswa secara berbeda sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu memberikan perhatian lebih kepada siswa yang dirasa guru memang perlu diperhatikan, misalnya untuk siswa yang lemah atau kesulitan. Seperti yang ditegaskan guru dibawah ini:

“...diberikan perhatian khusus …untuk siswa yang mendapat kesulitan. Untuk level yang tinggi tidak perlu terlalu didekati, itu sudah bisa sendiri, kalau ada kesulitan baru kita bantu. Dan intinya penanganan setiap siswa

itu berbeda”(wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5).

Sejauh dari pengamatan peneliti hal ini mempengaruhi pembelajaran, terlihat guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang sedang mengalami kesulitan misalnya mengerjakan soal. Terlihat ketika latihan soal, guru berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa. Guru melihat ada siswa yang sedang kesulitan untuk menganalisis soal, sehingga guru


(51)

73 membantu siswa dengan memberikan pengertian bagaimana menganalisis

soal dengan baik. Membaca pelan-pelan dan mengidentifikasi apa yang ditanyakan pada soal menjadi cara guru untuk membantu siswa tersebut seperti dalam transkrip (vid. tanggal 24 April 2012, menit 22:22, lamp. 5) dibawah ini:

S: Pak gimana ini?

G: Iya Dinda. Coba dibaca dulu soalnya pelan pelan (guru membaca soal nomor 4 secara pelan-pelan), jika K sama dengan 1,38x10 -23

J/K, maka partikel gas yang memiliki suhu 1270C mempunyai energi rata-ratanya berapa?Nah, jadi ini kan yang ditanyakan Ek maka, Eksama dengan berapa?

S: Oh, gitu to pak?

G: Iya

Gambar 4.1 Guru membantu siswa yang kesulitan menganalis soal Pengetahuan guru tentang siswa yang aktif bertanya dan aktif mengerjakan tugas terpapar jelas bahwa siswa “yang pinter itu terkesan aktif dan serius”(wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp. 5).

“Untuk siswa yang kreatifdan aktif dalam bertanya dan menjawab soal itu

teresia dan lusia, kalo ada yang dirasa belum jelas pasti banyak tanya dan kalau ada soal, mereka sangat cekatan untuk mencobanya dan urusan

salah atau benar itu nanti”(wawancara tanggal 19 April 2012, lamp.5). Dari pernyataan guru tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru paham dengan siswanya yang aktif dan kreatif. Didalam pembelajaran kedua siswa tersebut lebih kreatif bertanya dan mengerjakan soal. Terlihat Teresia sedang serius mengerjakan soal dan tidak memperdulikan teman-temannya


(52)

73 yang ribut seperti dalam foto (vid. 24 April 2012, menit 17:03, lamp.4)

dibawah ini:

Gambar 4.2 Siswa sedang serius mengerjakan soal

Selain itu, ketika guru mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal, maka menyuruh seorang siswa yang dirasa guru lebih kreatif untuk mengerjakan soal didepan kelas. Seperti dalam transkrip (vid. 24 April 2012, menit 25:11, lamp.4) dibawah ini:

G: Ayo, Lusia maju.Tolong kerjakan dipapan tulis. Biar nanti teman-teman yang bingung bisa tahu, kamu kan yang kreatif dan cepat tanggap

S: Iya pak

Pengetahuan guru untuk siswa yang pendiam yaitu:

…didekati, kemudian dilihat apakah ada respon ketika kita kasih soal, pasti akan terbuka untuk mengungkap apa kesulitannya” (wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5).

Pernyataan guru tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. Terlihat guru Sedang memberikan perhatian yang berbeda kepada seorang siswa yang pendiam dan pemalu dengan cara menghampiri dan bertanya “gimana

agung bisa enggak, mana pekerjaanmu?”(vid. 23 April 2012, menit 13:05,

lamp. 4). Peneliti menduga, bahwa tipe guru dalam memberikan perhatian kepada siswa yang dirasa guru kurang percaya diri adalah secara personal. Hal ini, supaya siswa dapat dengan leluasa mengungkapkan apa yang menjadi kesulitan, tanpa harus takut dan malu.


(53)

73 Guru meli

yaitu:

“…gampang se

2012, lamp. 6),

menandakan si

apa yang dimak karena memang

yang menyebabkan

suruh maju, kit (wawancara tan Dari pernyataan dengan tingkat dapat menyeba sebaliknya ting menyerap pembe selalu me-rev

mengetahui sisw Terlihat didalam

G: A

(be

S1: K G: A

S2: T

G: M

S3: T

G: Jadi k

73 Gambar 4.3 Guru menghampiri siswa pendiam

elihat siswa yang paham dan tidak paham se

pang sekali dari wajah aja bisa tahu (wawancara t p. 6), ketikakita kasih soal ga bisa, kasih soal bi dakan siswa belum paham?Kalau ditanya secara

dimaksud ini?Setelah kita jelaskan, anak tidak ang tingkat kemampuannya yang terbatas bi babkan tidak paham. Maka dari itu, dengan u, kita bimbing, lama-lama kan nanti bisa meny

tanggal 11 April 2012, lamp. 5)

taan guru tersebut, peneliti menyimpulkan bahw at intelektual siswa. Tingkat kemampuan sisw babkan sulit paham terhadap materi yang telah ingkat kemampuan siswa yang tinggi dapat

mbelajaran dengan baik. Sehingga disetiap me

review dengan pertanyaan yang sifatnya siswa yang paham dan kurang paham terhadap lam transkrip ((vid. 20 April 2012, lamp. 4) diba

Apa yang ada dipikiran mengenai adiabat

(bertanya kepada seorang siswa dengan cara m : Kalor nya tidak berubah

Agung gimana gung kalau kamu? : Tidak terjadi perubahan kalor

Mbak teres?

: Tidak terjadi perubahan kalor.

Jadi bisa disimpulkan bahwa untuk prose kalornya konstan tidak berubah-ubah.

73 setelah dijelaskan

a tanggal 19 April

soal bingung, itukan

ara spontan, ehh.. dak memperhatikan

as bisa juga kan itu

ngan soal-soal siswa enyusut kan begitu

bahwa guru paham siswa yang terbatas lah dijelaskan dan pat dengan mudah menjelaskan, guru a spontan untuk dap pembelajaran. dibawah ini:

adiabatik Arumni?

a menghampiri)


(54)

73 Pengetahuan guru tentang minat belajar siswa kelas XI ipa.5 yaitu:

kalau dipresentase minat belajar siswa XI Ipa 5 itu: 80% siswa minat belajar, yang 20% itu kita dorong terus” (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5).

Sejauh dari pengamatan peneliti, terlihat didalam pembelajaran sebagian besar siswa lebih semangat belajar ketika latihan soal dibandingkan ketika guru berceramah menjelaskan materi. Hal ini terbukti, guru paham bahwa siswa XI ipa.5 lebih berminat“dan senang jika bermain soal”(wawancara tanggal 19 April, lamp. 5). Hal ini yang menjadi ciri pengajaran guru, bahwa guru lebih memberikan “…konsep yang tidak terlalu bertele-tele, kemudian disusul dengan latihan berbagai contoh. Dengan latihan soal itu justru untuk menggali pengetahuan” (wawancara tanggal 15 September, lamp. 5).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa: pertama, guru paham dengan karakter kelasnya yang bersifat heterogen yang tingkat kecerdasan siswanya pintar, sedang, dan rendah, hal tersebut ditentukan dari nilai NEM dan nilai ulangan. Guru hafal 15 nama dari 25 siswa sehingga dijadikan sarana guru untuk mengenal siswanya. Guru lebih memberikan pendampingan kepada siswa yang membutuhkan dan memberikan kebebasan kepada siswa yang sudah jelas. Kedua, guru paham dengan siswa yang aktif dan kreatif. Ketiga, tipe guru secara dominan adalah memperhatikan siswa secara personal. Keempat, guru paham dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, sehingga didalam pembelajaran guru melakukan tanya jawab secara spontan untuk mengetahui bahwa siswa


(55)

73 tersebut paham atau belum paham terhadap pelajaran. Kelima, guru paham

dengan minat siswa untuk belajar fisika yang lebih menyukai latihan soal sehingga tercermin dari tipe pembelajaran guru.

c. Kemampuan guru tentang pengembangan kurikulum atau silabus Menurut guru :

kurikulum itu menyesuaikan pemerintah dan kemudian disesuaikan dengan keadaan sekolah. Tahun dulu dengan sekarang berbeda karena tantangannya pun berbeda. Kurikulum sekarang kan pembelajaran berteknologi modern, dimana kita sebagai pengajar harus menguasai komputer sebagai sarana pembelajaran”(11 April 2012, lamp. 5).

Dari pernyataan guru tersebut, terlihat guru mengungkap pemahaman tentang kurikulum yang ada saat ini. Guru mengungkap bahwa kurikulum saat ini mengharuskan seorang guru untuk menguasai teknologi modern untuk dapat diterapkan didalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pembelajaran, terlihat guru mengajarkan materi termodinamika dengan menggunakan laptop untuk memberikan materi, animasi, serta latihan soal yang ditampilkan lewat LCD. Dibawah ini merupakan bentuk pembelajaran guru ketika menjelaskan konsep isobarik dengan animasi melalui LCD, seperti dalam transkrip (vid. 20 April 2012, menit 05:20, lamp. 4) dibawah ini:

G: Baik, saya akan memberikan sebuah animasi, pertama yaitu isobarik. Sangat terlihat ya dalam grafik tekanannya itu tetap ya? Kalau 1 atm ya 1 atm saja. Tapi volumenya bagaimana?

SS: Naik

G: Berubah ya, berubah itu bisa naik dan bisa turun juga jadi tidak hanya naik saja. Naik itu jika memuai karena dipanasi dan turun itu karena kemampatan ya?


(56)

73 Gambar 4.4 Animasi yang digunakan guru untuk menjelaskan konsep isobarik

Guru mengungkap materi yang masuk ke dalam kurikulum adalah:

“Materi yang masuk dalam kurikulum salah satunya yaitu materi

termodinamika yang harus semua guru mengajarkan. Materi ini sudah dirumuskan karena merupakan materi pokok yang sudah ditetapkan oleh pemerintah supaya untuk diajarkan kepada siswa. Jadi kita sebagai guru sudah tahu, materi apa saja yang akan kita ajarkan kesiswa dengan

melihat kurikulum yang saat ini sebagai patokan” (wawancara tanggal 11

April 2012, lamp. 5)

Dari pernyataan guru tersebut, guru paham bahwa materi termodinamika adalah materi yang masuk dalam kurikulum dan penting untuk diajarkan. Hal ini mempengaruhi pembelajaran, terlihat pada pembelajaran guru mengajarkan materi termodinamika kepada siswa.

Sebagaimana disebutkan dalam bab 2, produk pengembangan kurikulum adalah silabus, maka pemahaman guru tentang silabus adalah:

silabus dari pemerintah, nanti disesuaikan dan dikembangkan oleh guru sesuai kondisi fisik sekolah, keadaan peserta didik, dan peralatan disekolah sebagai penunjang pembelajaran. Silabus tersebut mengikuti apa yang diinginkan dari pemerintah dinas kota… lewat penataran (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5)


(57)

73 Dari pernyataan guru tersebut, terlihat guru paham dalam mengembangkan

silabus sesuai dengan kondisi fisik sekolah, keadaan peserta didik, dan sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang pembelajaran.

Keterbatasan peneliti adalah peneliti tidak dapat mengetahui bentuk fisik silabus yang dibuat oleh guru, hal ini dikarenakan peneliti tidak meminta sehingga untuk kategori ini peneliti tidak mampu mengungkap pemahaman guru mengenai silabus. Tetapi peneliti menduga bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru sesuai dengan muatan silabus dalam KTSP.

Dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengembangkan kurikulum dengan menerapkan teknologi modern didalam pembelajaran, hal tersebut kemudian mempengaruhi sistem pengajaran guru yang telah menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Guru tahu bahwa materi termodinamika adalah materi yang ada dalam kurikulum dan terlihat didalam pembelajaran guru mengajarkan materi termodinamika. Guru mampu mengembangkan silabus secara mandiri yang sesuai dengan keadaan sekolah, keadaan siswa, dan fasilitas sekolah tersebut.

d. Kemampuan guru tentang perancangan pembelajaran

Kemampuan guru dalam merancang pembelajaran sangat disiplin, terlihat bahwa sebelum mengajar materi termodinamika, guru “sudah persiapkan berupa RPP, materi, dan latihan soal dengan LKS”

(wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5). Guru mengungkap bahwa “untuk RPP membuat sendiri” (wawancara tanggal 13 April 2012, lamp.5).


(58)

73 Sejauh dari pengamatan peneliti, untuk materi termodinamika, guru

membuat 2 RPP yang masing-masing alokasi waktunya adalah 2 kali

pertemuan (4x45’). Peneliti mengamati bentuk fisik dari RPP pertama, terlihat adanya kesesuaian antara komponen pendukung RPP yang dibuat oleh guru dengan teori yang ada yaitu identitas mata pelajaran terpapar dengan jelas dalam RPP, meliputi: nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran, jumlah pertemuan, sarana dan sumber belajar, SK dan KD yang sesuai dengan kurikulum.

Adanya hubungan antara Indikator dan tujuan pembelajaran, tetapi ada kektidaksesuaian pada indikator dan tujuan pembelajaran dalam mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam (merujuk lamp. 8). Tidak terlihat pada penjabaran materi ajar dan pelaksanaan pembelajaran tetapi pada sekenario pembelajaran diuraikan secara langsung rencana kegiatan untuk menjelaskan energi dalam.

Materi ajar tidak sekedar dituliskan secara poin-poin saja, tetapi diuraikan dengan jelas yang mencangkup makna, grafik, dan persamaan. Materi ajar dan pelaksanaan pembelajaran guru hanya terfokus pada proses perubahan keadaan sistem yang terdiri dari proses isobarik, isokorik, adiabatik, dan isotermal.

Bentuk fisik dari RPPkedua, terlihat ada kesesuaian antara komponen pendukung RPP yang dibuat oleh guru dengan teori yang ada yaitu identitas mata pelajaran terpapar dengan jelas dalam RPP, meliputi: nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran, jumlah pertemuan, sarana dan sumber


(59)

73 belajar, SK dan KD yang sesuai dengan kurikulum. Adanya kesesuaian

antara Indikator dengan tujuan pembelajaran. Materi ajar tidak sekedar dituliskan poin-poin saja, tetapi diuraikan dengan jelas yang mencangkup makna, grafik, bagan, dan persamaan. Tetapi peneliti mengamati ketidaksesuaian antara RPP pertama dengan RPP kedua. Guru menguraikan materi ajar tentang energi dalam pada RPP kedua, padahal terlihat dengan jelas, guru menetapkan indikator, tujuan, dan uraian kegiatan pembelajaran pada RPP pertama.

Secara umum guru mengungkap bahwa “metode ceramah sangat melekat pada mata pelajaran fisika (wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5) tetapi, guru menggunakan metode pembelajaran dengan diskusi, ceramah, dan pemanfaatan multimedia(wawancara tanggal 19 April 2012, lamp. 5), dan hal ini sesuai dengan RPP guru.

Sistem penilaian yang direncanakan guru pada RPP kurang jelas, yaitu menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi dalam RPP tidak dilengkapi dengan lembar observasi, soal kuis dan soal tugas. Pada wawancara mengungkap bahwa guru: “jarang memberikan tugas, tapi memberikan spontanitas pada anak, misalnya kasih soal untuk maju dan saya berikan poin” (wawancara tanggal 1 Mei 2012, lamp.5). Pada pelaksanaannya guru hanya mengadakan ulangan harian saja dan menetapkan bahwa “KKM thermodinamika75” (wawancara tangga l Mei 2012, lamp. 5).


(60)

73 Untuk sumber pelajaran guru:

menggunakan buku-buku terbitan lama, dan buku itu didapat sewaktu di bangku kuliah. Kalau buku pegangan saya: karangannya Martin kanginan, Erlangga, dan Widya Duta Untuk LKS yang dipakai LKS Cerdas dari penerbit CV graham mandiri sebagai pegangan siswa untuk menunjang soal-soal latihan siswa. Referensi soal-soal lainnya tapi saya lupa penerbitnya tapi saya ingat judul bukunya itu kalau tidak salah Raih Prestasi Gemilang yang dikarang dari guru-guru se-Yogyakarta”(wawancara 19 April 2012, lamp. 5).

Alasan guru menggunakan “buku-buku itu karena sudah familiar dan mudah untuk menjadi pegangan baik segi materi yang dibahas, bahasanya juga mudah serta soa-soalnya beragam”(wawancara 19 April 2012, lamp. 5). Tetapi guru memberi kebebasan siswa untuk menggunakan buku yang menurutnya nyaman dipelajari.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu membuat perencanaan pembelajaran secara disiplin yaitu mempersiapkan RPP, materi, soal-soal, dan animasi. Guru mampu membuat RPP sesuai teori komponen pendukung RPP namun ada ketidakcocokan antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu sejauh dari pengamatan peneliti, sistem penilaian yang digunakan guru kurang jelas. Pada RPP hanya disebutkan penilaian menggunakan sistem pengamatan keaktifan kelas, kuis dan tugas tetapi tidak dilengkapi dengan lembar observasi, soal kuis dan soal tugas. Pada RPP, indikator ketiga untuk mendeskripsikan dan memformulasikan energi dalam, tetapi pada pelaksanaan pembelajaran tidak terlihat.


(61)

73 e. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis

Sejauh dari pengamatan peneliti, dalam pembelajaran terlihat guru membuat aktifitas pembelajaran secara interaktif yang melibatkan partisipasi siswa. Ketika latihan soal, guru mengajak siswa mengerjakan soal bersama sebagai bentuk untuk mengagali pengetahuan siswa. Ketika mengerjakan soal dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendukung siswa berfikir untuk menemukan proses jawaban seperti dalam transkrip (vid. 23 April 2012, menit 02:32, lamp. 4) dibawah ini:

G: Diketahui Q1 nya 1200, kemudian T1 nya berapa? T1 itu

yang lebih?

G: Tinggi

G: Ya dan T2itu selalu?

SS: Yang lebih rendah?

G: Berapa?

SS: 227oC

G: Iya, suhunya tersebut harus berupa kelvin, jadi harus dijadikan kelvin. Kemudian T2nya berapa?

SS: 27

G: Efisiensinya berapa? efisiensi atau teta sama dengan apa, hayo? Yang berhubungan dengan 2 suhu?

G,SS: Satu dikurangi (T2/T1)

G: Hasile piro (berapa hasilnya)?

S1: 40%

G: Iyaa, agung menemukan hasilnya 40%, siapa lagi, ayo yang lainnya hasilnya berapa % ?

S2: 40%

G: Iya, reza juga ketemunya 40%, yang lainnya?

S3: sama pak, 40% juga

G: Iya, arumi bagus, yang dibelakang?

SS: 40% pak

G: Nah, kalau sudah ketemu efisiensi 40%

Guru perhatian dengan keluhan siswa. Sesuai dengan pengamatan, terlihat siswa mengeluh dengan PR yang guru berikan karena soal tersebut


(62)

73 sulit, dan guru memberikan kesempatan untuk mengerjakan dengan cara

berdiskusi bersama. Peneliti menduga bahwa, hal ini merupakan bentuk pengetahuan guru yang perhatian pada keluhan siswa, dengan cara mengerjakan bersama-sama guru berharap siswa menjadi tahu bagaimana proses menyelesaikan jika nanti terdapat soal yang sama seperti soal tersebut, seperti dalam transkrip (vid. 23 April 2012, lamp. 4) dibawah ini:

G: Selamat pagi

G: Ada PR kan jumat kemaren? Bagi yang sudah bisa silahkan maju, Gimana bisa semua?

S1: Belum pak

S2: Enggak bisa pak

SS: Susah

S3: Ajarin pak

G: Oke, tolong dipelajari lagi ya? Itu soal pasti keluar diulangan, itu sering keluar ya?

G: Jadi belum dikerjakan ya? Yasudah kita bahas bersama, kalau belum bisa coba diperhatikan

Guru mengungkap bahwa:

“Sebagai guru yang ingin disenangi muridnya harus bisa menjadi sahabat untuk mereka, saling terbuka dengan kesulitan, ramah dan tidak galak namun harus tegas, kemudian penuh simpati. Dalam area ini guru harus punya rasa emosi itu semua untuk dapat menyelesaikan pengajarannya”

(wawancara 11 April 2012, lamp. 5).

Sejauh dari pengamatan peneliti, guru sangat bersahabat dan bersikap ramah dengan siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas. Misalnya didalam pembelajaran guru bertanya dengan memanggil nama siswa, dan ketika diluar kelas juga guru menyapa siswa ketika bertemu.

Guru sangat perhatian pada pembelajarannya. Guru mengungkap:

“Kalau guru jaman dulu itu pasti Maju !!!! (nada keras) Goblok kamu !! Saya sudah jelaskan berapa kali !! Dasar otak !! haaaa kalau sekarang saya begitu siswanya lari kekantin semua. Selain itu juga kita jadi malah


(63)

73

enggak dihormati. Oleh karena itu saya sangat perhatian dengan pengajaran dan pembelajaran dengan semangat mendidik. Supaya siswa yang terdidik itu selain dapat ilmu juga dapat moral yang baik”

(wawancara 19 Mei 2012, lamp. 5).

Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, bahwa didalam pembelajaran guru sangat memperhatikan anak didiknya. Sehingga besar motivasi guru untuk memberikan pengajaran kepada siswa yang penuh ilmu pengetahuan dan moral. Ketika guru mendapati siswa yang gagal dalam mengerjakan soal, guru tidak langsung membodohi dan menyalahkan langsung tetapi memberikan kesempatan kepada siswa yang gagal yaitu dengan:

“memberikan jempol kepada siswa yang sudah berusaha dengan baik

meskipun ada kekeliruan, misalnya dengan kata bagus. Kemudian dengan jempol maju maka, siswa menjadi penasaran apa yang membuat keliru dan

kembali mengerjakan”(wawancara tanggal 11 April 2012, lamp. 5).

Pernyataan guru sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, terlihat ketika latihan soal ada siswa yang memberikan jawaban salah, guru memberikan

pujian kepada siswa dengan kata “bagus” kemudian menanyakan kepada siswa apa betul hasilnya dan menyuruh siswa mengecek kembali seperti dalam transkrip (vid. 23 April 2012, menit 11:18, lamp. 4) dibawah ini:

S1: Pak, saya ketemu Wnya(sambil mengacungkan tangan)

G: Iyaa, fabian bagus sekali, berapa?

S1: 870 Joule pak?

G: Iyak, bagus sekali Fabian, tapi kenapa bisa ketemu itu sepertinya kamu keliru menghitung coba dicek lagi, yang lainnya coba selain Fabian siapa lagi yang sudah ketemu?

Jadi cara guru dalam memberi sikap kepada siswa yang gagal dengan cara pendekatan yang dapat membesarkan hati siswa secara logis.


(1)

ab→ pemuaian isotermis (volume gas bertambah, suhu gas tetap) bc→ pemuaian adiabatis (volume gas bertambah, suhu gas turun)

cd→ pemampatan isotermal (volume gas berkurang, suhu gas tetap) da→ pemampatan adiabatis (volume gas berkurang, suhu gas naik) Soal No. 8

Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P− V di atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah….kilojoule.

A. 200 B. 400 C. 600 D. 800 E. 1000 Pembahasan

W = Usaha (kerja) = Luas kurva siklus = Luas bidang abcda W = ab x bc

W = 2 x (2 x 105) = 400 kilojoule

Sejumlah gas ideal mengalami siklus seperti gambar dibawah ini, suhu dititik c = 400 K maka suhu dititik a adalah...

a. 200 K b. 400 K c. 600 K d. 800 K e. 1000 K


(2)

152

Lampiran 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

156

Lampiran 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI