Plered Latar Belakang Penelitian
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keramik merupakan salah satu industri unggulan dari Kabupaten Purwakarta. Usaha keramik di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat diperkirakan
sudah dimulai lebih dari seabad lalu, sekitar tahun 1904, di awal abad 20, beberapa orang yang dianggap sebagai tokoh keramik Plered, seperti Dasjan, Sarkun, Wasja
dan Suhara telah membuat gerabah dalam bentuk yang masih kasar. Wujudnya pun masih sederhana, yaitu alat-alat kebutuhan sehari-hari, seperti kendi, tempayan, paso,
dan gentong. Keramik Plered merupakan produk masyarakat Plered yang diwariskan dari
generasi ke generasi. Hingga saat ini di sepanjang jalan Plered bisa ditemukan gerabah yang dipajang dipinggir rumah penduduk, sekitar tahun 1950-1970-an,
hanya ada tiga jenis produk gerabah khas Plered yang cukup popular yaitu guci, pot bunga, dan celengan. Walaupun cukup popular, tetapi penampilan gerabah Plered
pada saat itu masih sangat sederhana, berwarna merah bata, tanpa dihiasi warna lain.. Pada saat itu pengrajin hanya ada sekitar 20 orang dengan memperkerjakan 3-
5 orang per pengrajin Gerabah Plered pada periode itu sangat popular sekali sehingga orang mendengar kata keramik langsung berpikir sentra industri keramik. Tahun
1965 perkembangan khususnya keramik porselen dan gerabah Plered mengalami penurunan baik secara kualitas maupun kuantitas penyebabnya karena membanjirnya
produk sejenis yang terbuat dari plastik. Dengan menurunya keramik Plered, maka Pemda TK. II Purwakarta pada saat itu bersama-sama dengan Dinas Perindustrian,
Koperasi dan Balai Penelitian Keramik sekarang Balai Besar Keramik pada tahun 1974 membentuk Badan Musyawarah Keramik Plered. Pada tahun 1976 BIPIK
Departemen Perindustrian mendirikan Unit Percontohan yang berfungsi sebagai
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tempat membina para pengrajin keramik Plered yang dikelola oleh Balai Besar Keramik Bandung. Tahun 1978 berdiri Koperasi Pengrajin Keramik Plered yang
diberi nama Koperasi BUMI KARYA dengan nomor Badan Hukum 5292BHDK- 1078 tanggal 3 Juli 1978. Selang satu tahun sekitar tahun 19791980 Departemen
Perindustrian melalui proyek BIPIK Jawa Barat mendirikan Pusat Pelayanan Teknis PPT dan mulai beroperasi pada tanggal 8 Juli 1981.
Tahun 1990-an, pengrajin keramik Plered mulai mengekspor produknya ke Belanda, Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Taiwan. Menurut catatan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, pada tahun 1992-1993 nilai ekspor keramik Plered mencapai Rp 365 juta. Ketika itu terdapat 120 unit usaha
dengan nilai produksi Rp 1,5 miliar per tahun Kompas.com 3711. Memasuki dekade 2000-an, popularitas gerabah Plered mulai redup. Bahkan
banyak yang sudah melupakannya, gerabah Plered seakan menghilang dari pasaran seiring pesatnya perkembangan barang-barang atau produk rumah tangga, termasuk
produk interior yang terbuat dari keramik, baik yang diproduksi dalam negeri, maupun berasal dari luar negeri khususnya keramik-keramik China menyebabkan
popularitas keramik Plered menurun drastis. Menurut Bapak Ahmad Nizar, selaku Kepala UPTD LITBANG Keramik
Plered, beroperasinya jalan tol Cipularang telah mengubah garis hidup masyarakat Plered, dulu Plered menjadi titik perlintasan jalur Bandung-Jakarta via Cikampek,
banyak pengendara yang beristirahat di sekitaran Sentra Keramik, sambil beristirahat mereka membeli keramik untuk souvenir atau oleh-oleh
.
Saat ini orang lebih nyaman
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
melewati jalan tol tanpa peduli lagi dengan Plered, sehingga Sentra Industri Keramik Plered saat ini sangat sepi pengunjung.
Era keemasan ekspor keramik Plered antara tahun 1985 dan 1993 belum terulang. Krisis keuangan global dan persaingan tidak sehat antar pengrajin dan
pengusaha membuat usaha turun - temurun itu sulit berkembang. Pasar luar negeri ketika itu rusak karena marak penjiplakan yang memicu tak terkontrolnya mutu
produk. Banyak pembeli di luar negeri tidak tahu bahwa mereka membeli produk kelas dua atau tiga. Perlahan tapi pasti, jumlah pembeli pun berkurang, Setiap ada
bentuk dan corak yang laku di pasaran, tak lama muncul produk serupa dengan kualitas beragam. Tak hanya jiplak-menjiplak, perang harga antar pengusaha turut
menghancurkan pasar Selain situasi perekonomian dunia, ekspor keramik Plered turut dipengaruhi
terbatasnya kapasitas produksi. Permintaan ekspor kerap tidak terpenuhi karena pengusaha tidak mampu memenuhi jumlah dan mutu pesanan dalam batas waktu
yang diminta. Upaya membagi beban ke pengusaha atau pengrajin lain terhambat masalah kualitas. Keseragaman mutu tak mudah dicapai antara lain karena soal
sumber daya manusia. Dalam upaya pengembangan usaha kerajinan keramik Plered, terdapat
berbagai macam hambatan yang dihadapi, diantaranya:
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2 Hambatan yang dihadapi Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered
No. Aspek
Hambatan
1. Bahan Baku
- Belum ada Unit Lembaga penyedia bahan baku siap pakai yang
standar.
2. Produksi
- Kapasitas produksi terbatas, yang disebabkan kurangnya peralatan
produksi yang baik dan standar, sehingga desain dan pembentukan keramik sangat bergantung pada keterampilan pengrajinnya.
- Diversifikasi produk belum berjalan dengan baik, sehingga pesanan
keramik cenderung hanya berdasarkan Job Order dengan desain yang telah ditentukan dengan nilai keuntungan yang rendah
3. Desain
- Pengembangan desain yang berorientasi pasar masih lemah karena
kurangnya pengetahuan dan terbatasnya informasi pasar.
4. Pemasaran
- Terbatasnya kemampuan pengusaha dalam melakukan promosi dan
pemasaran secara mandiri. -
Tidak memiliki jaringan pemasaran sendiri, sehingga gerak
pengusaha serba terbatas dan bergantung pada pihak ketiga pedagang.
Sumber: Hasil Observasi tentang Industri Keramik Plered
Pada umumnya para pengusaha kurang mampu membaca dan mengakses peluang-peluang pasar yang potensial dan memiliki prospek yang cerah, akibatnya
pemasaran produk cenderung statis dan monoton. Adanya ketergantungan pemasaran membuat gerak pengrajin serba terbatas, akibat tidak memiliki jaringan pemasaran
sendiri, pengrajin terpaksa memproduksi keramik sesuai dengan pesanan pedagang, saat tidak ada pesanan, pengrajin kebingungan.
Tahun 2009, pemerintah meluncurkan program melek internet guna memotong rantai pemasaran yang sebelumnya dikuasai pemasar-pemasar di Jakarta,
Bandung, dan Bogor. Dengan pemanfaatan teknologi informasi itu, sedikitnya 2-3 rantai terpotong dan pengrajin bisa menikmati keuntungan 3-4 kali lebih besar dari
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sebelumnya. Akan tetapi, pengrajin tak banyak terbantu dengan pola pemasaran itu. Akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam mengoperasikan teknologi
informasi, program itu seolah hilang ditelan waktu. Pengrajin pun kembali ke sistem sebelumnya Kompas.com, 3711.
Karena berbagai macam persoalan tersebut serta turunnya permintaan pasar, kapasitas produksi keramik pun mengalami tren penurunan dalam 3 tahun terakhir,
hal itu dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:
Sumber : UPTD Litbang Keramik Plered
Gambar 1.1 Rata - Rata Produksi Keramik di Sentra Industri Keramik Plered
dalam 3 Tahun Terakhir
Disamping itu, banyak pengusaha keramik yang gulung tikar dan beralih ke usaha lain. Sebagian pengusaha pun memilih bertahan bukan dalam usaha untuk
mencapai peningkatkan atau perkembangan usaha melainkan karena mereka tidak memiliki keahlian lain. Hal itu dapat dibuktikan dengan tren penurunan jumlah unit
usaha dan tenaga kerja yang dapat dilihat di tabel dan gambar berikut:
32580 29170
26700
10000 20000
30000 40000
50000
2010 2011
2012 Rata - Rata
Produksi Keramik Tahun dalam unit
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.3 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja di Sentra Industri Keramik Plered
Tahun 2008 - 2012
Tahun Unit Usaha
Pertumbuhan Tenaga Kerja
Pertumbuhan
2008 286
- 1500
- 2009
260 - 9.1
1420 - 5,3
2010 260
1420 2011
246 - 5,4
1250 - 13,6
2012 221
- 10,2 1170
- 6,4 Sumber: UPTD Litbang Keramik Plered
Dari data diatas, didapat grafik sebagai berikut:
Sumber: UPTD Litbang Keramik Plered
Gambar 1.2 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja di Sentra Industri Keramik Plered
Tahun 2008 - 2012
Dari gambar 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha dan tenaga kerja mengalami tren penurunan sejak tahun 2009, Sejak awal tahun 2009 permintaan
ekspor sempat lesu akibat krisis keuangan global. Sebagian besar dari pengusaha yang biasa mengekspor produknya tidak menerima order ketika itu lalu kembali
merambah ke pasar lokal. Akibatnya pengusaha - pengusaha kecil yang biasa menerima pesanan dari pasar lokal banyak yang gulung tikar karena tidak mampu
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
2008 2009
2010 2011
2012 Unit Usaha
Tenaga Kerja
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bersaing. menurunnya pesanan keramik juga berdampak kepada karyawan, karena para pengrajin pun terpaksa merumahkan para karyawannya.
Industri keramik Plered sebagai salah satu komponen industri rumah tangga perlu terus dikembangkan secara optimal. Karena industri ini berpotensi besar
mendukung ekonomi daerahnya di masa mendatang. Di usia tuanya saat ini industri keramik Plered belum seutuhnya berdiri tegak. Padahal kerajinan keramik Plered
mempunyai peluang untuk berkembang lebih besar lagi. Perkembangan UKM di negara berkembang dihalangi oleh banyak hambatan.
Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan di daerah lain. Namun demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk semua UKM di negara
berkembang, yaitu kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya, keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi,
keterbatasan akses informasi mengenai peluang pasar dan kemampuan teknologi. Secara umumnya, tantangan yang dihadapi pengusaha kecil dapat dibagi dalam
dua bagian, bagian pertama, bagi pengusaha kecil dengan omset kecil umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kelangsungan hidup usahanya,
untuk mereka, asal dapat berjualan dengan aman sudah cukup, mereka umumnya tidak membutuhkan modal yang besar untuk mengembangkan produksi. Kedua, bagi
pengusaha kecil dengan omset besar tantangan yang dihadapi jauh lebih berat, biasanya mereka mulai memikirkan untuk melakukan ekspansi usaha lebih lanjut.
Kewirausahaan sering dianggap sebagai bakat atau bawaan lahir, sehingga tidak semua orang bisa berhasil mengelola usahanya dan menjadi wirausahawan yang
sukses, namun anggapan itu keliru, kewirausahaan dapat dipelajari karena manusia
Rinaldi Nur Ikhsan, 2013 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mempunyai otak dan pancaindera sebagai perlengkapan untuk belajar. Dengan demikian kewirausahaan sebenarnya dapat dipelajari.
Selain mempersiapkan usaha dan memperkirakan tingkat keberhasilan, wirausaha harus siap untuk menghadapi resiko kegagalan dalam menjalankan
usahanya serta bagaimana cara mengatasinya yaitu dengan menyikapi setiap kendala yang timbul dalam usahanya dengan sikap dan cara yang bijak sekaligus menikmati
proses sampai menemukan titik terang dan berhasil menemukan kiat untuk keluar dari kendala tersebut, oleh karena itu sikap inilah yang paling pentung dimiliki oleh
pengrajin di Sentra Industri Keramik Plered sebagai seorang wirausahawan, hal ini dikarenakan keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam
menjalankan usaha tersebut. Selanjutnya sikap ini diaplikasikan dalam suatu tindakan yang lazimnya kita sebut sebagai perilaku.
Berdasarkan uraian tersebut penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian berjudul:
“Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasil
an Usaha” Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Keramik Plered