2.2. HIPERTENSI 2.2.1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang menetap yang penyebabnya masih tidak diketahui hipertensi esensial, idiopatik, atau primer
maupun yang berhubungan dengan penyakit yang lain hipertensi sekunder Dorland,2009.
Hipertensi juga dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arteri di atas batas normal yang diharapkan pada kelompok usia tertentu
Oxford, 2003. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana ukuran tekanan darah saat
diperiksa menunjukkan angka ≥140 mmHg pada sistol dan atau ≥90 mmHg
pada diastol, atau pasien yang mengkonsumsi obat-obatan hipertensi Wyatt et al, 2003.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas
90 mmHg Bare Smeltzer,2001. Sementara menururt Wiryowidagdo 2002 mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah
seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada
tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal
Hayens, 2003.
2.2.2. Epidemiologi
Meskipun penelitian epidemiologi berdasarkan populasi di Amerika Serikat menunjukkan suatu prevalensi hipertensi tak terkontrol yang lebih
tinggi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan, prevalensi keseluruhan hipertensi tak terkontrol ditambah dengan yang berhasil diobati kurang lebih
sama atau sedikit lebih tinggi pada perempuan. Prevalensi hipertensi tampaknya sama bagi perempuan dan laki-laki kulit putih; namun, perempuan
Amerika-Afrika mempunyai prevalensi hipertensi lebih tinggi daripada laki- laki Amerika-Afrika. Risiko penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh
hipertensi tampaknya sama atau lebih besar pada perempuan dibandingkan laki-laki, diantara subjek yang sebagian besar berkulit putih dalam penelitian
Framingham Harrison, 1999. Penyakit hipertensi ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia juga di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan
hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80 kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari
total jumlah 639 juta kasus di tahun 2000, menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita saat ini dan
pertambahan penduduk saat ini. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey NHNES menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000,
insiden hipertensi pada orang dewasa sekitar 29-31, yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari
data NHANES III tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95 dari seluruh kasus hipertensi.
Dalam suatu data statistika di Amerika Serikat pada populasi penderita dengan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner, lebih banyak dialami
oleh pria daripada wanita saat masih muda tetapi pada umur 45 sampai 54 tahun, prevalensi hipertensi menjadi lebih meningkat pada wanita. Secara
keseluruhan pada penderita wanita prevalensi hipertensi akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia, hanya sekitar 3 sampai 4 wanita pada
umur 35 tahun yang menderita hipertensi, sementara 75 wanita menderita hipertensi pada umur
≥75 tahun Frazier et al, 2006.
Gambar 2.8. Distribusi Umur Versus Hipertensi pada Penderita Wanita dan Pria dengan Risiko
Hipertensi dan Penyakit Jantung Koroner di Amerika Serikat
Di Indonesia, belum ada data nasional lengkap untuk prevalensi hipertensi. Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT 1995, prevalensi
hipertensi di Indonesia adalah 8,3. Sedangkan dari survei faktor risiko penyakit kardiovaskular PKV oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan
angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 16090 masing-masing pada pria adalah 12,1 dan pada wanita angka prevalensinya 12,2 pada tahun
2000. Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15-20 Depkes, 2007.
2.2.3. Etiologi