bawaan, sedangkan lingkungan psikososial akan menentukan dicapainya atau tidak potensi bawaan dari anak tersebut Semiawan, 2005.
Taraf perkembangan kemampuan kognitif yang optimal, diperlukan struktur tubuh dan fungsi dari organ-organ yang baik, adanya simulasi atau rangsangan
baru yang berkelanjutan dari lingkungan dan peran aktif individu untuk mengolah informasi yang diterimanya dari lingkungan itu. Hal tersebut menjelaskan bahwa
peranan orangtua sangat diperlukan dalam upaya mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal Rahmita, 2011.
Kesehatan fisik dan emosional ibu ketika membesarkan anak-anaknya berpengaruh erat terhadap perubahan perilaku anak. Anak-anak yang masih dalam
sekolah dasar dan dibesarkan oleh ibu yang mengalami depresi, cenderung akan terlibat dalam masalah perilaku seperti peminum alkohol dan narkotika disaat
anak tersebut menginjak usia remaja Diley, 2005 ; OConnor, 2013. Pengasuhan ibu yang depresi dan perilaku orangtua yang negatif dapat
membahayakan perkembangan anak sendiri. Penelitian di Kanada terhadap ibu yang mengalami depresi menunjukkan perilaku anak yang lebih emosional
dibandingkan dengan anak yang diasuh oleh ibu yang tidak depresi. Ibu yang depresi kurang konsisten dalam mengasuh anak mereka, meninggalkan anak
– anak di lingkungan yang kurang stabil, disiplin dan komunikasi orangtua-anak
tidak efektif Harmon, 2010.
2.4 Depresi Pada Ibu yang Memiliki Anak GPPH
Karakteristik anak dengan GPPH adalah tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas. Pola perilaku anak prasekolah dengan
GPPH, dan komorbiditas yang menyertainya sama dengan anak usia dewasa. Gambaran klinis anak dengan GPPH adalah kegagalan fungsi pada berbagai
bidang akibat gejala tersebut. GPPH menunjukkan keterkaitan secara konsisten dengan kegagalan berbicara, serta keterampilan akademik yang buruk, banyak
mengalami masalah motorik dan mudah mengalami kecelakaan, kesulitan bersosialisasi dengan kelompok sebayanya. Mereka juga memiliki kesulitan
dalam berinteraksi dengan orangtua dan anggota keluarga yang lain. Kondisi tersebut dapat menimbulkan beban dan sumber stres bagi keluarga terutama ibu
Saputro D., 2012. Kualitas waktu kehidupan anak terbanyak dalam lingkungan keluarga.
Orangtua khususnya ibu merasa kecewa dengan perilaku anak yang negatif, meski berulangkali diberi nasehat. Mereka menganggap perilaku anak dengan GPPH
yang ditunjukkan anak adalah perilaku-perilaku yang dipaparkan sengaja. Hal tersebut memunculkan konflik antara anak dan orangtua. Anak dengan GPPH
juga bermasalah di sekolah, tidak mampu berinteraksi dengan teman-teman, dan nilai prestasi sekolah yang buruk. Anak dengan GPPH banyak menimbulkan
masalah yang dapat berdampak terhadap psikologis ibu sehingga rentan untuk mengalami gangguan cemas ataupun depresi Ellison, 2015.
2.4.1 Prevalensi Depresi pada Ibu yang Memiliki Anak GPPH Ibu yang memiliki anak dengan GPPH memiliki peningkatan angka
perceraian, penyalahgunaan zat, dan menderita depresi yang jauh lebih tinggi dari ibu yang memiliki anak-anak normal. Anak dengan GPPH membutuhkan lebih
banyak perhatian, obat-obatan dan pengasuhan yang konsisten sehingga
menambah beban pengasuhan ibu, dimana ditemukan setidaknya 50 dari ibu-ibu yang memiliki anak dengan GPPH menjadi depresi Serpico, 2013; Ellison,
2015. Penelitian oleh Lee dkk. 2008 yang meneliti kepribadian ibu dari anak-
anak dengan GPPH dengan menggunakan Minnesota Multiphasic Personality Inventory MMPI, dimana didapatkan hasil skor depresi, histeria, dan
psychastenia lebih tinggi dan bermakna secara statistik pada ibu dengan anak dengan GPPH dibandingkan kelompok kontrol, dengan mengontrol usia ibu,
pendidikan ibu, jenis kelamin anak, usia dan jumlah dari Intellegence Quotient IQ.
2.4.2 Dampak Depresi Ibu terhadap perkembangan anak GPPH Anak dengan GPPH menunjukkan perilaku yang buruk, seperti tidak mau
diam, tidak patuh terhadap perintah, anak terlalu senang bermain, malas belajar. Orangtua kurang memahami tentang karakteristik gangguan GPPH beserta dengan
gejala penyertanya. Orangtua menganggap bahwa gangguan ini merupakan sifat buruk anak Saputro, 2009.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hidayati 2013 tentang peran pendampingan regulasi emosi dalam menurunkan perilaku maltreatment fisik
terhadap anak GPPH, dengan melakukan wawancara pada ibu yang memiliki anak yang terdiagnosis GPPH. Hasil dari penelitian tersebut bahwa ibu sering tidak
sabar dan jengkel menghadapi perilaku anak dengan GPPH. Sikap ibu menjadi lebih kasar dan terkadang menjadi ringan tangan, mencubit dan memukul,
menyeret ketika anak tidak segera melakukan instruksi yang diberikan, ibu merasa
anak merepotkannya dan ibu akan mudah mengalami suasana hati yang berubah- ubah dapat menyebabkan suasana hati yang buruk dan depresi. Sikap keras yang
dilakukan oleh ibu dalam upaya mengendalikan anak, justru menjadi sebaliknya, anak menjadi marah dan menunjukkan sikap melawan, memiliki gejala
impulsivitas dan kurangnya perhatian yang lebih parah dibandingkan anak dengan GPPH yang tidak mengalami kekerasan.
Penelitian oleh Lee dkk. 2013 yang melanjutkan penelitian sebelumnya terhadap ibu yang memiliki anak dengan GPPH, menggunakan metode
observarsional. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh depresi ibu terhadap anak GPPH dan menilai kualitas interaksi orangtua-anak. Penelitian ini
membandingkan antara anak GPPH dengan ibu yang depresi, anak GPPH dengan ibu yang tidak depresi dan anak tanpa GPPH dengan ibu yang tidak depresi. Hasil
dari penelitian ini adalah anak dengan GPPH yang ibunya mengalami depresi terjadi interaksi orangtua-anak yang kurang positif dibandingkan kelompok yang
lain. Depresi ibu mungkin memainkan peran penting dalam presentasi afektif terhadap anak dengan GPPH dengan ibu yang depresi.
45
BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berfikir
Anak merupakan bagian dari sebuah keluarga. Anak membutuhkan kehangatan, kasih sayang serta respon penerimaan yang positif dari orangtuanya.
Merawat dan mengasuh anak dapat memberikan kepuasan sekaligus menimbulkan banyak tantangan yang menjadi stressor bagi orangtua khususnya ibu.
Perilaku anak-anak menginjak usia sekolah dasar akan mengalami suatu perubahan. Usia sekolah merupakan usia dimana mereka mengembangkan
kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan. Masalah yang sering muncul adalah sikap anak yang emosional dan menentang, sehingga berdampak pada
perkembangan kognitif dan prestasi akademik mereka di sekolah. Karakteristik anak seperti usia, jenis kelamin serta kedudukan anak dalam keluarga dapat
mempengaruhi beban pengasuhan yang dialami oleh seorang ibu. Masalah lain yang dihadapi oleh orangtua adalah ketika anaknya mengalami
suatu gangguan. Anak dengan GPPH memiliki perilaku yang mengganggu atau merusak karena hiperaktivitas dan impulsivitasnya. Faktor biologis pada fungsi
otak yang bersifat kronis pada GPPH dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan. Anak dengan GPPH sering mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi,
memiliki kemampuan toleransi secara emosional yang rendah, serta memiliki instabilitas emosional yang tinggi dibandingkan dengan anak normal seusianya.