26
Keterangan : A
= Protein C
= Kolesterol B
= Trigeliserida D
= Fosfolipid
Gambar 2.5. Jenis-Jenis Lipoprotein dalam Darah Rader and Hobbs, 2005
2.1.5. Trigliserida
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri atas 98-99 trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan
gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam
lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan
27
komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida CO
2
, dan air H
2
O Lichtenstein dan Jones, 2001.
2.1.6. Low Density Lipoprotein LDL
LDL kolesterol meliputi 60 –70 dari total serum kolesterol. LDL
mengandung apolipoprotein tunggal yaitu apo B-100 Apo B. LDL merupakan lipoprotein aterogenik yang utama dan telah diidentifikasikan sebagai target utama
dalam terapi penurunan kolesterol, penelitian menunjukkan efikasi bahwa penurunan LDL kolesterol akan menurunkan risiko penyakit jantung koroner Grundy, et al.,
2002. Lipoprotein densitas rendah LDL berfungsi membawa kolesterol dari hepar
ke jaringan perifer termasuk ke sel otot jantung, pembuluh darah, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya untuk sintetik membran plasma dan
hormon steroid. Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10 persen dan kolesterol 60 persen. Kadar LDL plasma tergantung dari banyak faktor termasuk
kolesterol dalam makanan, asupan lemak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL. Bila kita makan banyak lemak jenuh atau bahan makanan yang kaya akan
kolesterol, maka kadar LDL dalam darah kita tinggi. Kelebihan LDL akan berada dalam darah dengan risiko penumpukan atau pengendapan kolesterol LDL pada
dinding pembuluh darah arteri yang diikuti dengan terjadinya aterosklerosis. Oleh karena sifat di atas, maka LDL disebut kolesterol yang aterogenik Metchinson dan
Ball, 2004.
28
2.1.7. High Density Lipoprotein HDL