15
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pemilihan Lokasi
Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara purposive di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki luas
lahan paling besar di Kota Langsa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan per Kecamatan Di Kota Langsa
Kecamatan Sawah irigasi
Tadah Hujan Jumlah
½ Teknis Pompanisasi
Langsa Timur 417
- 1053
1470 Langsa Lama
- 35
100 135
Langsa Barat -
- 62
62 Langsa Baro
- 40
226 266
Langsa Kota -
- -
-
Sumber: BPS Kota Langsa 2012
3.2 Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel secara accidental sampling. Accidental sampling adalah penentuan sampel berdasarkan
suatu kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengn peneliti dapat digunakan sebagai sampel apabila orang yang kebetulan ditemui itu
dipandang cocok sebagai sumber data. Dari 16 desa pada Kecamatan Langsa Timur dipilih 2 desa yang memiliki luas lahan yang luas sehingga terpilih Desa
Alue Merbau dan Matang Cengai. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka sampel penelitian untuk petani yang beraktivitas di luar kegiatan
bertani sebanyak 74 orang dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani sebanyak 40 orang, sehingga total sampel pada penelitian ini sebanyak 114
orang.
Universitas Sumatera Utara
16
3.3.Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung, wawancara dan
penyebaran kuisioner kepada sample penelitian. Data tersebut berupa data luas lahan garapan, tingkat pendidikan, jumlsh tanggungan, status kepemilikan lahan,
pengalaman dan pendapatan, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan untuk mendapatkan data melalui buku, Kantor Desa, Balai Penyuluh
Pertanian dan Instansi-instansi lainnya. Data tersebut berupa data jumlah petani dan luas lahan sawah untuk desa penelitian.
3.4. Metode Analisis Data
3.4.1. Model Analisis
Untuk menyelesaikan identifikasi masalah 1 yaitu melihat besarnya kontribusi pendapatan diluar kegiatan bertani bagi pendapatan total rumah tangga
petani dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kontribusi pendapatan diluar bertani =
total i
luarber
Y Y
tan
Untuk menghitung pendapatan total rumah tangga petani dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Y =
∑ ∑
+ NP
P
Dimana: Y
= Total pendapatan rumah tangga. P
= Pendapatan rumah tangga dari kegiatan bertani. NP
= Pendapatan rumah tangga dari kegiatan non bertani.
Universitas Sumatera Utara
17 Untuk menyelesaikan identifikasi masalah 2 yaitu melihat perbedaan luas
lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggugan, status penguasaan lahan, pendapatan dalam usahatani dan pengalaman petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani
dan petani yang tidak beraktivitas diluar kegiatan bertani dihitung dengan menggunakan uji t-test yaitu untuk menguji nilai mean rata-rata 2 kelompok
yang secara statistik berbeda. Rumus umumnya adalah: t =
b a
p b
a
n n
S X
X 1
1 + −
dengan simpangan baku:
2 1
1
2 2
2
− +
− −
−
b a
b b
a a
p
n n
S n
S n
S Dimana:
Xa = rata-rata kelompok a Xb = rata-rata kelompok b
Sp = Standar Deviasi gabungan Sa = Standar deviasi kelompok a
Sb = Standar deviasi kelompok b na = banyaknya sampel di kelompok a
nb = banyaknya sampel di kelompok b Untuk menyelesaikan identifikasi masalah 3 yaitu apakah luas lahan,
tingkat pendidikan, jumlah tanggugan, status penguasaan lahan, pendapatan dalam usahatani dan pengalaman petani mempengaruhi keputusan petani untuk
beraktivitas diluar kegiatan bertani digunakan model regresi logit. Secara umum model regresi logit dapat ditulis Nachrowi dan Usman, 2005 :
Universitas Sumatera Utara
18 P
i
Li = Ln = β1 + β
2
X
i
+U
i
. 1 – P
i
P1-P adalah Odd Ratio perbandingan resiko dimana p menyatakan probabilitas petani beraktivitas lain diluar kegiatan bertani y =1, dan p-1
menyatakan probabilitas petani yang tidak beraktivitas lain diluar kegiatan bertani y = 0.
Untuk melihat bagaimana pengaruh antara dependent variabel dengan independent variabel, berdasarkan pada model yang diterapkan oleh
Manurung dalam Nachrowi dan Usman 2005 ,maka digunakan model logit sebagai berikut :
p Ln =
β0 + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4 +
β
5
X
5
+ β
6
X
6
+e. 1 – p
Dimana : β0
= Konstanta β1,
β2, β3,
β4, β5 = Koefisien regresi
X
1
= Luas lahan garapan hektar X
2
= Tingkat pendidikan tahun X
3
= Jumlah tanggungan jiwa X
4
= Status penguasaan lahan = 1, jika berstatus sebagai pemilik
= 0, jika berstatus sebagai penggarap X
5
= Pengalaman tahun X
6
= Pendapatan bertani rupiahmusim tanam e
= Kesalahan error term
Universitas Sumatera Utara
19
3.4.2. Pengujian Parameter
Model persamaan yang diperoleh perlu dilakukan pengujian signifikansi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel yang terdapat
dalam model memiliki kontribusi yang nyata bagi variabel respon. Pengujian yang dilakukan adalah:
a. Uji Omnibus Serempak Dilakukan untuk mengetahui signifikansi parameter β secara
keseluruhan atau serentak. Hipotesis pengujian ini adalah: H
o
: β
o
= β
1
= … = β
p
= 0 H
1
: paling tidak ada satu β
j
≠ 0, j = 1, 2, …, p Dengan uji statistik:
G = -2ln
− Π
− =
i i
y i
y i
n i
n n
n n
n n
1 1
1 1
1
1
π π
Daerah penolakan : tolak H
o
apabila nilai G
2 1
, α
χ dimana p merupakan banyaknya variabel statistik dalam model atau p- value
α
b. Uji Wald Individu Dimaksudkan untuk memeriksa
signifikansi parameter β secara individu. Hipotesanya adalah:
H : β
j
= 0 H
1
: β
j
≠ 0, j = 1, 2, …, p
Universitas Sumatera Utara
20 Dengan uji statistik:
W Wald =
j j
E S
β β
.
Daerah penolakan : tolak H apabila
2 j
W
2 1
, α
χ atau p- value α
c. Uji Hosmer and Lemeshow Uji ini bertujuan untuk membandingkan distribusi observasi
dengan distribusi teori uji model. Hipotesisnya adalah: Ho : K = 1-B = 0, tidak ada perbedaan distribusi observasi dengan
distribusi teori model sesuai dengan data H
1
: K = 1-B ≠ 0, ada perbedaan distribusi observasi dengan distribusi
teori model tidak sesuai dengan data Kriteria pengujian:
Jika sign 0,05 maka terima H
1
tolak Ho Jika sign 0,05 maka terima Ho tolak H
1
d. Marginal Effect Untuk menghitung perubahan peluang atas perubahan tertentu dari
variabel independent dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
ci i
P i
P i
dXi dPi
= −
= ˆ
1 ˆ
ˆ
β
Untuk menjelaskan identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati karakteristik pekerjaan yang dilakukan
petani diluar kegiatan bertaninya. Hal yang diamati berupa jenis pekerjaan, waktu bekerja dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
3.5.1. Definisi Operasional
1. Luas lahan garapan adalah luas lahan garapan yang diusahakan oleh petani dalam satuan hektar.
2. Tingkat pendidikan yaitu lamanya pendidikan formal yang ditempuh petani, dinyatakan dalam tahun.
3. Jumlah tanggungan yaitu banyaknya jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung petani, dalam satuan jiwa.
4. Status penguasaan lahan yaitu status petani dalam megerjakan lahan pertanian.
5. Pendapatan bertani yaitu pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan bertani, dinyatakan dalam rupiah per musim tanam.
6. Pengalaman yaitu lamanya waktu yang telah ditempuh petani dalam kegiatan bertani, dinyatakan dalam tahun.
7. Pendapatan total rumah tangga petani yaitu pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan bertani dan pendapatan dari diluar kegiatan bertani
dinyatakan dalam rupiah.
Universitas Sumatera Utara
22
3.5.2. Batasan Operasional
1. Pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan yang diperoleh petani dari hasil usaha bertani dan usaha lainnya di luar kegiatan bertani.
2. Kegiatan bertani yaitu kegiatan bertani yang dilakukan petani dalam hal ini budidaya padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Wilayah
Kota Langsa merupakan kota pemekaran daerah Aceh Timur yang terletak antara 04
24`35,68” – 04
o
33`47,03” Lintang Utara dan 97
o
53`14,59” - 98
o
04`42,16” Bujur Timur. Sebelah utara Kota Langsa berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka, sebelah timur berbatasan dengan Aceh
Tamiang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur.
Luas daerah kota Langsa adalah 262,41 Km
2
, dengan suhu rata-rata 28
o
C- 32
o
C banyaknya desa yang terdapat di Kota Langsa sebanyak 66 desa yang terbagi kedalam 5 kecamatan. Luas Kota Langsa menurut kecamatan dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas Kota Langsa Menurut Kecamatan
Kecamatan Luas Km
2
Luas Ha Persentase
Langsa Timur 75,04
7504 28,6
Langsa Lama 42,39
4239 16,15
Langsa Barat 59,95
5995 22,85
Langsa Baro 77,5
7750 29,53
Langsa Kota 7,53
753 2,87
Jumlah 262,41
26241 100
Sumber : BPS Kota Langsa, 2012
4.1.1. Letak, Luas dan Batas Daerah
Kecamatan Langsa Timur merupakan kecamatan kedua terbesar di Kota Langsa tetapi memiliki luas lahan sawah yang paling besar. luas kecamatan
Langsa Timur seluruhnya 7504 hektar yang terdiri dari 16 desa.
Universitas Sumatera Utara
24 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang, sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Langsa Lama, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Langsa Kota dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Langsa
Barat.
4.1.2. Keadaan Tanah dan Topografi
Tanah merupakan salah satu faktor yang sngat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena tanah merupakan tempat persediaan unsure
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada umumnya keadaan tanah di kecamatan Langsa Timur sangat cocok untuk dijadikan lahan sawah karena kandungan fraksi
pasir, debu dan lempung yang sesuai dan ketersediaan air yang cukup. Kecamatan Langsa Timur mempunyai dataran rendah dan bergelombang
serta memiliki sungai-sungai, dengan curah hujan rata-rata tiap tahunnya dengan kisaran 1850-4013 mm, dimana suhu udara berkisar antara 28
o
C-32
o
C serta berada pada ketinggian antara 0 – 29 m diatas permukaan laut, kelembaban nisbi
rata-rata 75 .
4.1.3. Luas Lahan Sawah dan Jumlah Petani
Luas lahan sawah di Kecamatan Langsa Timur adalah 1470 hektar dengan jumlah total petani 1500 orang yang terbagi dalam tiap-tiap desa dan masing-
masing terbagi lagi kedalam beberapa kelompok tani. Luas lahan dan jumlah petani di Kecamatan Langsa Timur dapat dilihat pada Tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
25 Tabel 4. Luas Lahan Sawah dan Jumlah Petani di Kecamatan Langsa Timur
No Desa
Luas Lahan Ha
Jumlah Kelompok Tani
Unit Jumlah
Petani Jiwa
1 Buket Medang Ara
37 3
62 2
Matang Seutui 114
4 104
3 Buket Pulo
78 2
40 4.
Matang Panyang 55
2 59
5 Simpang Wie
10 2
43 6
Buket Rata -
1 15
7 Buket Meutuah
118 7
156 8
Alue Merbau 352
7 187
9 Matang Cengai
210 5
139 10
Senebok Antara 45
2 74
11 Alue Pineng
120 3
127 12
Sukarejo 171
3 105
13 Cinta Raja
147 6
178 14
Sungai Lueng 4
5 121
15 Alue Pineung Timur
5 2
50 16
Kapa 4
2 40
Jumlah 1470
56 1500
Sumber: Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Langsa Timur, 2012
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa desa yang memiliki lahan sawah paling luas dan jumlah petani terbanyak adalah Desa Alue Merbau sedangkan yang
memiliki lahan paling kecil dan jumlah petani yang sedikit adalah Desa Kapa dengan jumlah petani sebanyak 40 orang.
4.2. Kontribusi Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani terhadap
Pendapatan Total Rumah Tangga Petani Pendapatan total rumah tangga petani yang beraktivitas di luar kegiatan
bertani berasal dari pendapatanya dari kegiatan bertani dan pendapatan yang diperoleh dari aktivitas di luar kegiatan bertaninya. Besarnya masing-masing
pendapatan petani dapat dilihat pada Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
26 Tabel 5. Deskripsi Pendapatan Petani Yang Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani
Pendapatan dalam Ribu Rupiah Rentang
Rata-rata
Bertani 5306
3209,71 Luar Bertani
3500 2377,56
Sumber : Lampiran 5
Tabel 5 menunjukkan bahwa rentang antara pendapatan terendah dan tertinggi yang diperoleh petani dari kegiatan bertaninya adalah sebesar Rp.
5.306.000. Pendapatan terendah yang adalah sebesar Rp. 1.000.000 sedangkan yang tertinggi sebesar Rp. 6.306.000. Dari Tabel 6 juga dapat dilihat bahwa
rentang antara pendapatan terendah dan tertinggi yang diperoleh petani dari kegiatan bertaninya sebesar Rp. 3.500.000. Pendapatan terendah yang diperoleh
petani dari kegiatannya di luar bertani adalah sebesar Rp. 1.000.000 dan yang tertinggi adalah sebesar Rp. 4.500.000.
Rata-rata pendapatan petani sampel dari kegiatan bertaninya sebesar Rp. 3.209.000, sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh dari aktivitas lain di
luar kegiatan bertaninya sebesar Rp. 2.377.000. Rata-rata total pendapatan rumah tangga petani yang diperoleh dari kegiatan bertani dan aktivitas di luar kegiatan
bertani sebesar Rp. 5.587.000. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata kontribusi pendapatan
yang diperoleh dari aktivitas lain di luar kegiatan bertani terhadap total pendapatan rumah tangga petani sebesar 43. Hal ini menunjukkan bahwa
pendapatan dari kegiatan di luar bertani memberi kontribusi cukup besar bagi total pendapatan rumah tangga petani atau hampir sebagian dari total pendapatan
berasal dari aktivitas lain di luar kegiatan bertani.
Universitas Sumatera Utara
27 Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya
yang dikeluarkan. Namun dalam kenyataannya ada biaya-biaya yang tidak diperhitungkan petani dalam kegiatan bertaninya, seperti biaya sewa lahan dan
biaya tenaga kerja. Hal ini terjadi karena pada umumnya petani pemilik tidak menghitung biaya lahannya sebagai bagian dari biaya produksi yang harus
dikeluarkannya atau diperhitungkan. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan bertani sebagian besar berasal dari dalam keluarga. Dalam bisnis setiap tenaga
kerja yang digunakan dianggap sebagai biaya yang harus dibayarkan sesuai dengan besarnya upah yang berlaku. Namun petani juga tidak membayarkan atau
menganggap penggunaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga sebagai biaya produksi.
Menurut realitas pembayarannya, biaya dibagi menjadi 2 yaitu 1 Biaya pengorbanan opportunity cost adalah biaya yang timbul karena mengorbankan
kesempatan tertentu. Dalam prakteknya biaya ini tidak pernah dibayarkan, 2 Biaya sebenarnya real cost adalah biaya-biaya yang benar-benar dibayarkan
sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Dengan demikian terjadi perbedaan yang sangat nyata antara total pendapatan yang diperoleh petani dari kegiatan bertani
dengan menggunakan perhitungan biaya riil dan biaya opportunity.
Tabel 6. Rata-Rata Kontribusi Pendapatan Luar Bertani Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani
Biaya Pendapatan
Bertani dalam Ribu Rupiah
Pendapatan Luar Bertani
dalam Ribu Rupiah
Pendapatan Total dalam
Ribu Rupiah Kontribusi
Riil 3209
2377 5587
43 Opportunity
8433 2377
10811 29
Sumber : Lampiran 16, 17
Universitas Sumatera Utara
28 Dari Tabel 6 dapat dlihat bahwa kontribusi pendapatan luar bertani yang
diperoleh selama ini lebih rendah dari kontribusi pendapatan luar bertani yang sebenarnya dapat diperoleh petani. Hal ini diseebabkan karena dengan tidak
memasukkan sewa lahan milik dan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga sebagai biaya produksi maka pendapatan yang diperoleh akan lebih besar. oleh
karena itu pendapatan yang diterima dari kegiatan luar bertani seolah-olah tidak memberi kontribusi yang cukup besar bagi rumah tangga petani.
Tabel 7. Deskripsi kontribusi Pendapatan di Luar Kegiatan Bertani terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani
Kontribusi n
Minimun Maksimum
Dengan Biaya Riil 74
20 75
Dengan Biaya Opportunity 74
10 50
Sumber : Lampiran 18
Dari Tabel 7 dapat dilihat besarnya kontribusi pendapatan luar bertani untuk masing-masing biaya.
Kontribusi pendapatan terendah dengan menggunakan biaya riil adalah 20 dan tertinggi adalah 75, sedangkan
kontribusi terendah dengan menggunakan biaya opportunity sebesar 10 dan tertinggi sebesar 50.
Sebanyak 20 orang petani atau sekitar 27 petani dari total petani yang dijadikan sampel penelitian memiliki kontribusi pendapatan diluar kegiatan
bertani yang lebih besar dari 50. Jenis pekerjaan yang ditekuni bervariasi yaitu 10 orang tukang bangunan, 1 orang berkebun, 2 orang pedagang, 2 orang nelayan,
2 orang pembuat kuedan 3 orang serabutan. Jenis pekejaan yang paling banyak ditekuni yaitu sebagai tukang bangunan sebab menghasilkan pendapatan yang
relatif lebih tinggi dari jenis pekerjaan lainnya, tidak menuntut keterampilan yang
Universitas Sumatera Utara
29 terlalu khusus, tidak memerlukan modal yang besar, serta adanya kepastian
besarnya pendapatan yang akan diperoleh nantinya. Tenaga kerja yang digunakan petani untuk membantu kegiatan bertaninya
berasal dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga yang membantu petani adalah istri, adik dan anak, sedangkan tenaga kerja yang
berasal dari luar keluarga merupakan buruh upahan yang pada umumnya adalah tenaga kerja pria. Untuk perhitungan biaya tenaga kerja akan dikonversikan
kedalam Hari Kerja Pria HKP untuk masing-masing bagian yaitu pria 1 HKP, wanita 0,75 HKP dan anak-anak 0,5 HKP. Perbandingan penggunaan tenaga kerja
dalam keluarga dan tenga kerja luar keluarga pada kegiatan bertani dapat dilihat pada Tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
30 Tabel 8. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Tenaga Kerja Luar
Keluarga
Keputusan Petani Kegiatan
Asal
Penggunaan Tenaga Kerja HKP
Beraktivias di Luar Kegiatan Bertani
Pengolahan Lahan DK
444.6
LK
678.3
Penanaman DK
936.2
LK
492.8
Pemupukan DK
548
LK
45.6
Pemberantasan Hama DK
450.3
LK
57
Pemanenan DK
856.01
LK
815.1
Total
Penggunaan Tenaga Kerja HKP
DK
3235.11
LK
2088.8
Tidak Beraktivias di Luar Kegiatan
Bertani Pengolahan Lahan
DK
228
LK
171
Penanaman DK
425.8
LK
103.2
Pemupukan DK
253.8
LK
34.2
Pemberantasan Hama DK
228
LK
34.2
Pemanenan DK
400
LK
421.8
Total
Penggunaan Tenaga Kerja HKP
DK
1535.6
LK
764.4
Sumber
:
Lampiran 8,9
Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani sebesar 5359,3 HKP, yang berasal dari dalam keluarga sebesar
3235,11 HKP dan tenaga kerja luar keluarga sebesar 2088,8 HKP. Sedangkann penggunaan tenaga kerja dalam keluarga petani yang tidak beraktivitas di luar
kegiatan bertani sebesar 2300 HKP, yang berasal dari dalam keluarga sebesar 1535,6 HKP dan tenaga kerja luar keluarga sebesar 764,6 HKP. Kegiatan yang
dilakukan dalam kegiatan bertani adalah pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan pemanenan. Semua jenis kegiatan
Universitas Sumatera Utara
31 dilakukan oleh tenaga kerja dari dalam keluarga, namun untuk kegiatan-kegiatan
tertentu yang membutuhkan banyak tenaga maka petani menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga.
Untuk kegiatan pengolahan lahan, penanaman dan pemanenan dibutuhkan banyak tenaga kerja karena kegiatan-kegiatan tersebut harus diselesaikan dengan
cepat dan waktu yang serentak pula. Pada umumnya untuk kegiatan pemupukan dan pemberantasan hama, hanya petani yang memiliki lahan yang relatif luas
menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Hal ini disebabkan karena kegiatan pemupukan dan pemberantasan hama tidak harus diselesaikan dalam waktu yang
cepat dan serentak. Penggunana tenaga kerja dalam keluarga berhubungan dengan keputusan
petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hubungan Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Dengan Aktivitas di Luar Kegiatan Bertani
Penggunaan Tenaga Keja
Dalam Keluarga HKP
Keputusan Petani Total
Beraktivias di Luar Kegiatan Bertani
Tidak Beraktivias di Luar Kegiatan
Bertani
32,80 - 37.20 28
22 50
39,90 - 45.53 6
28 34
45,70 - 50.00 6
19 25
64,30 - 82.80 5
5 Total sampel
40 74
114
Sumber : Lampiran 19
Universitas Sumatera Utara
32 Tabel 9 menunjukkan bahwa semakin besar penggunaan tenaga kerja dari
dalam keluarga maka keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani semakin kecil. Hal ini terjadi karena penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga
tidak dianggap sebagai bagian dari biaya produksi yang harus dikeluarkan atau petani tidak perlu mengeluarkan upah tenaga kerja bagi keluarganya. Dengan
demikian penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga akan menghasilkan pendapatan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan jika petani
menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Oleh karena itu petani akan lebih fokus pada kegiatan bertaninya dan tidak akan mencari aktivitas lain di luar
kegiatan bertani, serta mempekerjakan seluruh keluarganya dalam kegiatan bertani dan tidak akan mencari tenaga kerja dari luar keluarga.
4.3. Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah