Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah

32 Tabel 9 menunjukkan bahwa semakin besar penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga maka keputusan petani untuk beraktivitas di luar kegiatan bertani semakin kecil. Hal ini terjadi karena penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga tidak dianggap sebagai bagian dari biaya produksi yang harus dikeluarkan atau petani tidak perlu mengeluarkan upah tenaga kerja bagi keluarganya. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga akan menghasilkan pendapatan yang relatif lebih besar dibandingkan dengan jika petani menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Oleh karena itu petani akan lebih fokus pada kegiatan bertaninya dan tidak akan mencari aktivitas lain di luar kegiatan bertani, serta mempekerjakan seluruh keluarganya dalam kegiatan bertani dan tidak akan mencari tenaga kerja dari luar keluarga.

4.3. Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah

Tanggungan, Status Pennguasaan Lahan, Pengalaman dan Pendapatan Bertani Hasil pengujian perbedaan faktor luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, status penguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak memiliki aktivitas di luar kegiatan bertani dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10. Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 10 . Hasil Analisis Perbedaan Luas Lahan, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan, Status Pennguasaan Lahan, Pengalaman dan Pendapatan Bertani Variabel Beraktiviatas di luar kegiatan bertani Tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani Sign Rata-rata Rata-rata Luas Lahan 0,78 0,58 .00 Tingkat Pendidikan 9,93 9,75 .67 Jumlah Tanggungan 3,79 4,27 .06 Pengalaman 10,16 12,40 .01 Pend. Usahatani 3209,71 2777,75 .02 Jumlah Sampel 74 40 Sumber : Lampiran 2, 5, 6 Tabel 10 menjelaskan perbedaan luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, status pennguasaan lahan, pengalaman dan pendapatan dari kegiatan bertani antara petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Jumlah populasi di daerah penelitian adalah 114 orang petani yang terdiri dari 74 orang petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan 40 orang petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Dari hasil penelitian dengan menggunakan alat uji SPSS dapat dilihat bahwa rata-rata luas lahan yang diusahakan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 0,8 hektar, sedangkan pada petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 0,6 hektar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan yang diusahakan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih tinggi 36 dari rata-rata luas lahan petani yang tidak beraktivitas di Universitas Sumatera Utara 34 luar keg iatan bertani. Secara statistik signifikansi α yang diperoleh adalah sebesar 0,000 atau α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik luas lahan yang diusahakan petani sampel berbeda secara nyata atau ada perbedaan yang nyata antara luas lahan yang diusahakan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Perbedaan luas lahan garapan antara petani yang beraktivitas diluar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani disebabkan karena jenis-jenis kegiatan yang ditekuni oleh petani sebagian besar membutuhkan modal untuk menjalankannya. Lahan yang relatif lebih luas diharapkan akan menghasilkan pendapatan yang besar pula. Oleh karena itu petani membutuhkan pendapatan yang besar agar dapat dijadikan sebagai tambahan modal dalam aktivitasnya di luar kegiatan bertani. Dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lamanya pendidikan formal yang ditempuh petani pada dua daerah penelitian adalah 10 tahun. Secara statistik, rata- rata tingkat pendidikan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani tidak berbeda secara nyata. Hal ini dapat dilhat dari hasil uji signifikansi yang diperoleh sebesar 0,67 atau α 0,05. Lamanya tingkat pendidikan yang dijalankan oleh petani sangat berhubungan erat dengan kecakapannya untuk menjalankan aktivitas di luar kegiatan bertani. Hal ini terjadi karena kegiatan yang ditekuni petani di luar bertani bukan hanya memerlukan modal tetapi juga ada jenis pekerjaan tertentu yang memerlukan keterampilan khusus untuk menjalankannya. Petani yang memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi akan lebih mudah untuk dapat belajar hal-hal baru untuk menambah keterampilan dalam dirinya. Universitas Sumatera Utara 35 Besarnya jumlah tanggungan petani di desa penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan. Rata-rata jumlah tanggungan masing-masing petani adalah 4 jiwa. Secara statistik juga diperoleh hasil signifikansi α yang lebih besar dari kriteria uji y aitu sebesar 0,06 atau α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani secara statistik tidak berbeda secara nyata. Dalam menjalankan kegiatan bertaninya, petani di daerah penelitian umumnya menggunakan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga. Mengingat bahwa luas lahan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih luas dari pada petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani, maka jika terjadi kekurangan tenaga kerja petani akan mencari tenaga kerja dari luar keluarga. Oleh karena itu jika ada penambahan jumlah anggota tanggungan keluarga maka petani akan mengikutsertakan anggota keluarganya untuk bertani. Untuk tingkat pengalaman petani, rata-rata pengalaman petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 10 tahun sedangkan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah 12 tahun. Hal ini berarti bahwa pengalaman petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih tinggi 22 dari pengalaman petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani. Hasil uji statistik menunjukkan hasil signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,01 atau α 0,05 artinya bahwa ada perbedaan yang nyata antara pengalaman petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Oleh Karena itu dapat disimpulkan bahwa pengalaman petani di desa penelitian berbeda nyata atau berbeda secara signifikan. Universitas Sumatera Utara 36 Pengalaman petani yang memiliki aktiviatas lain relatif lebih rendah dari pada petani yang tidak memiliki aktivitas di luar bertani menyebabkan petani belum begitu cakap terampil untuk berusahatani yang baik. Oleh karena itu petani akan menggunakan waktu luang, modal dan keterampilannya di bidang lain untuk menjalankan aktivitas di luar bertani untuk penambahan pendapatan rumah tangganya. Rata-rata pendapatan usahatani petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani adalah Rp. 3.209.000 dan Rp. 2.777.000 untuk petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendapatan bertani yang diperoleh petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih tinggi 16 dari pendapatan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Secara statistik juga dapat dinyatakan bahwa pendapatan petani di dua daerah penelitian berbeda secara nyata yaitu dengan tingkat signifikansi sebesar 0,02 atau α 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pendapatan petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dan petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani. Besar kecilnya luas lahan garapan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh dari kegiatan bertani. Pendapatan yang diterima petani yang memiliki aktivitas di luar kegiatan bertani relatif lebih besar dari pendapatan petani yang tidak memiliki aktivitas di luar bertani karena luas lahan yang dikerjakan petani yang memiliki aktivitas di luar kegiatan bertani juga relatif lebih besar dari luas lahan petani yang tidak memiliki aktivitas di luar bertani. Universitas Sumatera Utara 37 Status penguasaan lahan pada penelitian ini terbagi atas 2 macam yakni sebagai pemilik dan sebagai penggarap, adapun data status pengasaan lahan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Uji Chi Square untuk Status Penguasaan Lahan Keputusan Petani Status Penguasaan Lahan Jumlah orang Pemilik Penggarap Beraktivitas di luar kegiatan bertani 36 38 74 Tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani 13 27 40 Jumlah orang 49 65 114 Pearson Chi-Square Signifikansi 0,096 Sumber : Lampiran 3 Dari total populasi di daerah penelitian sebesar 114 orang sampel terdiri dari 65 orang petani dengan status penggarap dan 49 orang dengan status sebagai pemilik. Untuk petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani dari total polpulasi sebanyak 74 orang terdiri dari 36 orang berstatus pemilik dan 38 orang berstatus sebagai penggarap, sedangkan untuk petani yang tidak beraktivitas di luar kegiatan bertani dari total populasi sebanyak 40 orang yang terdiri dari 13 orang berstatus pemilik dan 27 orang berstatus sebagai penggarap. Secara statistik dapat dilihat bahwa penguasaan lahan petani untuk daerah penelitian tidak berbeda secara nyata, hal ini ditunjukkan dari hasil uji signifikansi yng diperoleh sebesar 0,09 atau α 0,005. Dapat kita lihat bahwa status petani yang beraktivitas di luar kegiatan bertani lebih dominan sebagai penggarap. Oleh sebab itu walaupun luas lahan garapan yang diusahakan lebih luas, tetapi pendapatan yang diterima petani harus dibagi lagi kepada pemilik sebagai balas jasa atas sewa lahan tersebut. Hal ini menyebabkan jika memiliki waktu luang, modal dan keterampilan yang cukup Universitas Sumatera Utara 38 maka petani akan beraktivitas di luar kegiatan bertaninya untuk menambah pendapatan rumah tangganya.

4.4. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk

Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Sawi dan Jenis Sayur Lainnya (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan)

0 39 89

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga di Puskesmas Langsa Baro Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa-NAD Tahun 2010

6 109 104

Analisis Efisiensi Produksi Pada Usaha Keripik Ubi Sebagai Makanan Khas Langsa Di Kota Langsa, Provinsi Aceh

10 56 81

NASKAH PUBLIKASI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 17

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Listrik Rumah Tangga (Studi Kasus di Kecamatan Grogol, Sukoharjo) IMG 20151207 0008

0 0 1

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP) | Karya Tulis Ilmiah

5 21 88

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI DI KECAMATAN AMURANG TIMUR

0 4 11

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Fertilitas Di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun 2013

0 0 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN WANITA UNTUK BEKERJA (Studi Kasus di Kabupaten Kebumen)

0 2 16

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Beraktivitas di Luar Kegiatan Bertani (Studi Kasus di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa)

0 0 35