Unsur-Unsur Kredit Jaminan pada Perjanjian Kredit Bentuk Penyelamatan Kredit

commit to user 18 b. Kredit Luar Negeri Foreign loanOffshore Credit Kredit luar negeri gengan perkataan lain ialah kredit yang diberikan oleh pihak swastapemerintah luar negeriasing kepada swastapemerintah sendiri. 8. Dilihat dari segi jumlah kreditur: a. Kredit dengan kreditur tunggal b. Kredit dengan kreditur banyak Syndicated Loan

G. Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit dalam suatu fasilitas kredit menurut Kasmir 2002:103 adalah sebagai berikut: 1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. 2. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. 3. Jangka Waktu Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang telah disepakati kedua belah pihak. commit to user 19 4. Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet dalam pemberian suatu kredit. 5. Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian kredit berupa bunga dan biaya administrasi.

H. Prosedur Kredit

Menurut Dr. Gunarto Suhardi, SH. 2003:96 di dalam prosedur pengajuan kredit ada beberapa tahap yaitu: 1. Tahap Permohonan Kredit Dalam menilai permohonan kredit, bank perlu memperhatikan prinsip sebagai berikut: a. Bank hanya memberikan kredit apabila permohonan kredit diajukan secara tertulis. Hal ini berlaku baik untuk kredit baru, perpanjangan jangka waktu, tambahan kredit, maupun permohonan perubahan persyratan kredit. b. Permohonan kredit tersebut harus memuat informasi yang lengkap dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank termasuk riwayat perkreditan pada bank lain. c. Bank harus memastikan kebenaran data informasi yang disampaikan dalam permohonan kredit. commit to user 20 2. Analisis Kredit Setiap permohonan kredit yang telah memenuhi syarat harus dianalisis secara tertulis dengan prinsip sebagai berikut: a. Bentuk, format dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh bank yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit. b. Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total permohonan kredit. Ini berarti bahwa persetujuan pemberian kredit tidak boleh didasarkan semata-mata atas pertimbangan permohonan untuk satu transaksi atau satu rekening kredit dari permohonan, namun harus atas dasar penilaian seluruh kredit dari pemohon kredit yang telah diberikan secara bersamaan oleh bank. c. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut: 1 Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon termasuk hasil penelitian pada daftar kredit macet. 2 Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan proyek atau kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan terjadinya praktek yang tidak diinginkan yang bisa merugikan bank. commit to user 21 3 Menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan permohonan kredit. d. Analisis kredit sekurang-kurangnya harus mencakup penilaian tentang watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha debitur atau lebih dikenal dengan 5C dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititik beratkan pada hasil usaha yang dihasilkan pemohon. e. Dalam pemberian kredit harus dinilai pula bank yang bertindak sebagai bank induk. 3. Batas Maksimum Pemberian Kredit Dalam Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK sesuai dengan SK Direksi BI No 31177KEPDIR 31 Desember 1998. Dikeluarkanya SK Direksi terdapat pertimbangan bahwa bank wajib memelihara kesehatan dan meningkatkan daya tahannya melalui penyebaran resiko dalam penanaman dananya sedemikian rupa agar tidak terpusat pada peminjam atau kelompok peminjam tertentu. Dalam peraturan tersebut terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Batas Maksimum Pemberian Kredit adalah batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan untuk dilakukan oleh bank kepada peminjam atau kelompok peminjam tertentu commit to user 22 b. Kelompok peminjam adalah kumpulan peminjam yang satu sama lain mempunyai kaitan dalam hal kepemilikan, kepengurusan dan atau hubungan keuangan c. Pihak yang terkait dengan bank adalah: 1 Pemegang saham yang memiliki saham 10 atau lebih dari modal disetor bank. 2 Anggota dewan komisaris 3 Anggota direksi 4 Keluarga dari pihak-pihak anggota komisaris dan anggota komisaris 5 Pejabat bank 6 Perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak-pihak diatas d. Batas Maksimum Pemberian Kredit bagi satu kelompok peminjam yang tidak terkait dengan bank sebesar 20 dari modal bank. e. Batas Maksimum Pemberian Kredit bagi pihak-pihak terkait dengan bank baik untuk satu peminjam maupun keseluruhan setinggi-tingginya 10. f. Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan ketentuan ini dan tidak mematuhi peraturan ini diancam dengan ketentuan pidana penjara. commit to user 23

I. Perjanjian Kredit

Menurut Soebekti 1990:26 kata sepakat berarti suatu persesuaian paham dan kehendak antara dua pihak. Berdasarkan pengertian kata sepakat tersebut berarti apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu, juga dikehendaki oleh pihak yang lain, meskipun tidak sejurusan tetapi secara timbal balik kedua kehendak itu bertemu satu sama lain. Perjanjian menurut ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih dengan mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Menurut Abdulkadir Muhammad 1992:78 perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan. Menurut Handri Raharjo 2009:42 Perjanjian merupakan suatu hubungan hukum dibidang harta kekayaan yang didasari kata sepakat antara subjek hukum yang satu dengan yang lain, dan diantara mereka para pihaksubyek hukum saling mengikatkan dirinya sehingga subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan subjek hukum yang lain berkewajiban melaksanakan prestasinya sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan akibat hukum. commit to user 24 1. Perjanjian menurut Handri Raharjo 2009:46 terdiri dari tiga unsur yaitu: a. Essentialia Bagian-bagian dari perjanjian yang tanpa itu perjanjian tidak mungkin ada. Misalnya dalam perjanjian jual beli, harga dan barang merupakan unsure essentialia. b. Naturalia Bagian-bagian yang oleh undang-undang ditentukan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat mengatur. Misalnya dalm perjanjian penanggungan. c. Accidentalia Bagian-bagian yang oleh para pihakditambahkan dalam perjanjian, dimana undang-undang tidak mengaturnya. Misalnya jual beli rumah diperjanjikan tidak termasuk alat-alat rumah tangga. 2. Syarat Sahnya Perjanjian Perjanjian yang sah adalah perjanjian yang memenuhi syarat- syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang terdiri dari empat syarat yaitu: a. Adanya kata sepakat mereka yang mengikat diri b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian c. Suatu hal tertentu commit to user 25 d. Suatu sebab yang halal Sepakat yaitu kesesuain, kecocokan, pertemuan kehendak dari yang mengadakan perjanjian atau pernyataan kehendak yang disetujui antara pihak-pihak. Jadi kesepakatan itu penting karena merupakan awal terjadinya perjanjian. Kecakapan untuk mmebuat suatu perjanjian adalah kewenangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum itu sendiri. Perbedaan antara kewenangan hukum dengan kecakapan berbuat adalah bila kewenangan hukum dalam hal pasif sedangkan pada kecakapan berbuat subjek hukumnya aktif. 3. Berakhirnya perjanjian Dalam suatu perjanjian kita harus tahu kapan perjanjian itu berakhir. Menurut Handri Raharjo 2009:95 perjanjian dapat berakhir karena: a. Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak, misalnya persetujuan yang berlaku untuk waktu tetentu. b. Ditentukan oleh Undang-undang mengenai batas berlakunya suatu perjanjian. c. Ditentukan oleh para pihak atau Undang-undang bahwa perjanjian akan hapus dengan terjadinya peristiwa tertentu, misalnya meninggal dunia. commit to user 26 d. Pernyataan menghentikan persetujuan opzegging, dapat dilakukan oleh kedua belah pihak atau salah satu pihak, misalnya perjanjian kerja, perjanjian sewa menyewa.

J. Jaminan pada Perjanjian Kredit

Menurut Thomas S. 1995:69 adanya suatu jaminan dalam suatu perjanjian sangat diperlukan oleh kreditur, karena kreditur mempunyai kepentingan bahwa akan benar-benar memenuhi kewajibannya yaitu membayar utang. Perjanjian jaminan merupakan perjanjian tambahan atau accesoir yaitu perjanjian yang muncul akibat adanya perjanjian pokoknya. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok, sehingga menimbulkan adanya perjanjian tambahan yang berupa perjanjian tambahan, karena dalam perjanjian kredit disyaratkan adanya jaminan. Menurut Sutarno 2003:145 jaminan yang lahir karena Undang- undang tidak memerlukan perjanjian antara kreditur dan debitur. Perwujudan dari jaminan menentukan bahwa semua harta kekayaan debitur baik benda bergerak ataupun tidak bergerak, akan menjadi jaminan atas seluruh hutangnya.

K. Bentuk Penyelamatan Kredit

Menurut Widjanarto 1994:157 bentuk penyelamatan kredit dapat berupa: 1. Penjadwalan kembali rescheduling, yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak. commit to user 27 2. Persyaratan kembali reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau keseluruhan syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan persyaratan lainya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit. 3. Penataan kembali restructuring, yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut: a. Penanaman dana bank b. Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru c. Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. commit to user 28

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perkembangan Bank BTN

Bank Tabungan Negara BTN didirikan pada Tanggal 16 Oktober 1897 oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No.27 dengan sebuah nama “POSTPAAR BANK”. Bank BTN terus berkembang dan terus hidup serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 empat cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatanya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat. Namun demikian keadaan keuangan Poostpaar Bank pulih kembali pada tahun 1941. Pada tahun 1942 TYOKIN KYOKU dari jepang membekukan kegiatan “POSTSPAAR BANK” dan menggantinya dengan sebuah nama TYOKIN KYOKU yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui Tabungan. Usaha Jepang tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu Cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17-08- 1945 telah memberikan inspirasi kepada bapak Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi