PROSEDUR PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(1)

PROSEDUR PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Keuangan dan Perbankan

Disusun Oleh: WIDYA NUR ISTANTI

F3608065

PROGRAM STUDI DIII KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(2)

(3)

(4)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kita adalah pelukis diri kita masing-masing. Kita akan menjadi apa nantinya

ditentukan oleh sikap kita, perbuatan kita dan segala sesuatu yang kita pelajari”

*Mary-Ellen Drummond*

“Jangan pernah merasa putus asa dalam menghadapi masalah,

karena kalau kita percaya akan diri kita sendiri maka kita akan

sanggup untuk menghadapinya”

*Penulis*

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayah, bunda dan adikku tercinta

2. Teman-teman Keuangan dan Perbankan

angkatan 2008, khususnya sahabat

terdekatku Kristina Listanti, Nur Dwi

Pratiwi, Titik Krisnandari, Idah

Irmawati, Istiqomah, Innanawati terima

kasih atas dukungan dan doanya

3. Almamaterku Universitas sebelas Maret


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini yang berjudul “PROSEDUR PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA“.

Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan Program Studi Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Nurul Istiqomah, SE, M.Si selaku Ketua Program DIII Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ariyanto Adhi Nugroho, SE, selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(6)

commit to user

5. Ibu Endang Murni Lestari selaku pimpinan PT. Bank Tabungan Negara KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berkenan memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan magang.

6. Keluarga besar PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang telah membantu memberikan data-data dan membimbing dalam pelaksanaan praktik magang kepada penulis.

7. Dimas Suprayitno terimakasih untuk perhatian, motivasi dan kasih sayangnya.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan praktik magang dan sekaligus menyusun tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

Surakarta, April 2011

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank ... 8

B. Fungsi Bank ... 9


(8)

commit to user

F. Macam-macam Kredit ... 13

G. Unsur-unsur Kredit ... 18

H. Prosedur kredit ... 19

I. Perjanjian Kredit ... 23

J. Jaminan pada Perjanjian Kredit ... 26

K. Bentuk Penyelamatan Kredit ... 26

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 28

B. Pembahasan ... 62

1. Prosedur Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah ... 62

2. Kendala perjanjian Kredit Pemilikan Rumah ... 79

3. Penyelesaian Debitur Wanprestasi ... 81

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran... 86 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Tingkat Pendidikan Karyawan ... 41 3.2 Jam Kerja Karyawan... 41


(10)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP

Universitas Sebelas Maret ... 36 3.2 Alur Prosedur Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah... 62


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penyataan Tugas Akhir Lampiran 2 Surat Keterangan Magang

Lampiran 3 Laporan Magang Kerja Mahasiswa Lampiran 4 Form Permohonan Kredit

Lampiran 5 Form Wawancara Lampiran 6 Surat Pernyataan

Lampiran 7 Surat Pernyataan Verifikasi Debitur Individual

Lampiran 8 Keterangan Penghasilan untuk Pemohon Penghasilan Tetap Lampiran 9 Keterangan Penghasilan untuk Pemohon Penghasilan Tidak Tetap Lampiran 10 Keterangan Mengenai Rumah dan Penjual Rumah

Lampiran 11 Surat kepada Pimpinan Instansi/Perusahaan Pemohon Lampiran 12 Surat kepada Kepala Desa

Lampiran 13 Kuasa Pemotongan Gaji


(12)

commit to user ABSTRAK

PROSEDUR PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA WIDYA NUR ISTANTI

F 3608065

Rumah merupakan kebutuhan primer bagi sebagian besar keluarga, baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan. Pemenuhan kebutuhan primer tersebut, tidak dapat dipenuhi oleh semua orang untuk membeli secara tunai. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga keuangan untuk memberikan bantuan dana dalam bentuk penyaluran kredit terutama dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR). PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditunjuk untuk melaksankan program kredit perumahan.

Dalam penulisan ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan perjanjian kredit pemilikan rumah serta kendala-kendala dan cara penyelesaian masalah yang dihadapi. Metode yang dipakai dengan cara pengamatan langsung yang dilaksanakan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta serta dengan studi kepustakaan melalui buku-buku yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir, serta wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan obyek penyusunan tugas akhir.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dalam prosedur pelaksanaan perjanjian kredit pemilikan rumah pada PT BTN (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta terdapat empat tahap yaitu wawancara yang merupakan tahap pertama untuk memeriksa identitas dan kemampuan kesanggupan memenuhi syarat kredit, on the spot merupakan penilaian mengenai agunan calon debitur, analisis kredit yaitu melaksanakan analisis mengenai character, capacity, capital, condition, dan collateral dan akad kredit merupakan tahap terakhir untuk memastikan kesesuaian perjanjian tentang jenis, maksimal kredit, angsuran dan jangka waktu. Adapun kendala-kendala yang sering timbul dalam perjanjian kredit ini yaitu wanprestasi dari debitur. Wanprestasi sering terjadi karena kesengajaan dari pihak debitur sendiri, misalnya debitur dengan sengaja tidak melaksanakan kewajibanya yang sudah diperjanjikan diawal atau memang debitur dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kewajibanya karena suatu hal tertentu seperti bencana. Jika terjadi wanprestasi pihak bank BTN memberikan peringatan dan batas waktu tertentu supaya debitur bisa memenuhi kewajibanya.

Saran dari penulis bahwa sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan pelayanan dalam memberikan informasi mengenai pengertian persyaratan dan prosedur bagi debitur serta lebih hati-hati dan teliti dalam menilai dan memeriksa calon debitur, sehingga tidak akan terjadi wanprestasi pada debitur.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat, serta dilaksanakan di semua aspek kehidupan bangsa, sekaligus merupakan pencerminan kehendak untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Di Indonesia kesejahteraan masyarakat erat kaitanya dengan kebutuhan pokok atau kebutuhan primer. Kebutuhan pokok tersebut merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, antara lain kebutuhan akan pangan, sandang dan papan. Melihat perkembangan populasi penduduk Indonesia saat ini yang semakin bertambah, maka kebutuhan masyarakatpun menjadi semakin tinggi, salah satunya adalah kebutuhan akan papan atau rumah

Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer. Dengan terpenuhinya kebutuhan akan rumah maka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta akan terciptanya suasana kerukunan hidup keluarga dan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, Pemerintah menyediakan dan menyelenggarakan program yang ditujukan untuk tercapainya tujuan tersebut melalui program kredit perumahan bagi masyarakat.


(14)

commit to user

Program kredit perumahan ini dilaksanakan oleh Bank yang mempunyai fungsi atau kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Sesuai dengan isi pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yang berbunyi:

“ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak “.

Berdasarkan uraian tersebut perbankan dituntut mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Peran tersebut diwujudkan perbankan melalui kegiatan bank yang menyalurkan dana kepada masyarakat melalui berbagai produk guna memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satu produk yang ditawarkan oleh bank guna ikut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak melalui pemenuhan kebutuhan pokok adalah dengan menawarkan produk pembiayaan rumah atau biasa disebut KPR. Adanya pembiayaan rumah atau KPR bertujuan untuk mempermudah masyarakat yang berpenghasilan rendah memiliki rumah yang diinginkan.

Bank Tabungan Negara merupakan salah satu Bank Badan Usaha Milik Negara yang ditunjuk untuk melaksanakan program kredit perumahan dengan fasilitas kreditnya yang disebut dengan Kredit Pemilikan Rumah Bank Tabungan Negara atau sering dikenal dengan KPR-BTN sebagai program dibidang perumahan rakyat. Bank ini telah


(15)

membuktikan ikut memberikan kontribusi dalam pembangunan Negara, turut mensejahterakan warga negaranya dengan menyediakan Kredit Pemilikan Rumah untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok dalam hidup seseorang, sehingga masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah yang memadai dan layak sehingga hidupnya menjadi lebih tentram dan sejahtera.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menyusun Tugas Akhir dengan judul : “PROSEDUR PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO) Tbk. KCP UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA“ guna mengetahui bagaimana KPR yang ada pada PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka permasalahan yang ingin dibahas atau dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta?


(16)

commit to user

3. Upaya apa yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam Pelaksanaan Perjanjian KPR PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk. KCP UNS.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah PT. Bank Tabungan Negara Tbk. KCP UNS.

3. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam Pelaksanaan Perjanjian KPR PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari segi Praktis

Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka mengadakan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Bank Tabungan Negara, sehingga dapat menghindari masalah yang timbul, baik dari Pihak Bank Tabungan Negara (BTN) maupun pihak debitur.


(17)

2. Dari segi Teoristis

Bagi akademis penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoristis berupa sumbangan bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, metode yang penulis gunakan adalah : 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian berdasarkan keterangan atau data kualitatif yang diberikan oleh perusahaan.

2. Obyek Penelitian

PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP UNS Jl. Ir. Sutami No 36 A Surakarta.

3. Sumber Data a. Data Primer

Merupakan data yang dikumpulkan dari obyek penelitian. Dengan cara wawancara langsung dengan pimpinan dan

karyawan PT. BANK TABUNGAN NEGARA

(PERSERO) Tbk. KCP UNS yaitu seperti sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, produk yang ditawarkan, prosedur pelaksaan perjanjian kredit.


(18)

commit to user b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari intern perusahaan. Ini dapat berupa dokumen yang telah disusun sebelumnya oleh orang lain mengenai gambaran umum perusahaan, serta berupa informasi dari Web yang dimiliki Bank BTN, seperti perkembangan Bank BTN saat ini.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa peristiwa, tempat. Dalam hal ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian yaitu pada PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP UNS

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden.

c. Studi Pustaka

Peneliti menggunakan buku-buku referensi yang berhubungan dengan materi peneliti untuk menambah pengetahuan secara teoritis.


(19)

5. Teknik Pembahasan

Teknik pembahasan yang digunakan dalam laporan ini adalah pembahasan diskriptif kualitatif tentang pembiayaan perumahan (KPR) yang ada pada PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KCP UNS. Diskriptif kualitatif yaitu uraian atas dasar keterangan atau data kualitatif yang diberikan oleh perusahaan dan di susun dalam bentuk laporan.


(20)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Kasmir (2002:2) secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatanya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki beberapa kegiatan. Pertama, menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Kedua, menyalurkan dana dalam bentuk pemberian kredit atau pinjaman kepada masyarakat kekurangan dana yang mengajukan permohonan. Ketiga, memberikan jasa-jasa bank lain, seperti pengiriman


(21)

uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

B. Fungsi Bank

Selain pengertian bank yang sudah dijelaskan di atas, terdapat pula beberapa fungsi bank adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004: 29) : 1. Agent of trust

Artinya bank sebagai lembaga keuangan yang landasannya adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila mau dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

2. Agent of development


(22)

commit to user

perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat di dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

3. Agent of service

Artinya bank sebagai lembaga yang memobilisasi dan untuk pembangunan ekonomi, disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan.


(23)

C. Pengertian Kredit

Kredit menurut Teguh Pudjo Muljono (1993:9

)

berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti “kepercayaan” atau dalam bahasa latin “creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Selanjutnya pengertian tersebut berkembang menjadi lebih luas lagi menjadi kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Kredit berdasarkan UU No.10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Berdasarkan dari dua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Kredit adalah adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau dapat

juga barang yang menimbulkan tagihan tersebut kepada pihak lain, dengan harapan memberikan pinjaman ini akan memperoleh tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan bagi bank yang bersangkutan.

2. Kredit didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai kedua belah pihak akan mematuhi kewajiban masing-masing. 3. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan


(24)

commit to user D. Manfaat Perkreditan

Menurut Teguh Pudjo Muljono (1993:18) manfaat kredit adalah: 1. Manfaat perkreditan dari sudut kepentingan debitur

Mengatasi kesulitan atau masalah dalam pembiayaan dan dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk memperluas dan mengembangkan usahanya dengan lebih leluasa.

2. Manfaat perkreditan dari sudut kepentingan perbankan

a. Memperoleh pendapatan bunga kredit dari selisih bunga kredit yang diterima dari debitur yang dikurangi biaya untuk memperoleh dana dari masyrakat.

b. Dengan memberikan kredit akan membantu jasa perbankan yang lain.

c. Pemberian kredit untuk merebut pasar (market share) dalam industri perbankan.

3. Manfaat perkreditan dari sudut kepentingan pemerintah

a. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk pertumbuhan sektor-sektor ekonomi tertentu. b. Sebagai alat untuk peningkatan dan pemerataan pendapatan

masyarakat.

c. Sebagai sumber pendapatan Negara.

4. Manfaat perkreditan dari sudut kepentingan masyarakat luas

Dengan adanya kelancaraan dari proses perkreditan diharapkan akan diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan


(25)

membuka lapangan usaha lapangan kerja baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat.

E. Fungsi Kredit

Fungsi kredit menurut Muchdarsyah Sinungan dalam Dr. Gunarto Suhardi, SH. (2003:76) antara lain sebagai berikut:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang

2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang 4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

5. Kredit dapat meningkatan kegairahan berusaha 6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan international.

F. Macam-Macam Kredit

Dalam praktiknya jenis-jenis kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit menurut Munir Fuadi dalam Dr. Gunarto Suhardi, SH (2003:77) dapat dilihat dari berbagai jenis antara lain:


(26)

commit to user 1. Dilihat dari segi tujuan kredit:

a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.

b. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi, misalnya pakaian, makanan dan sebagainya. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.

c. Kredit Inventasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek.

d. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Tetapi menurut UUP No.10 Tahun 1998, dalam pengertian kredit jangka pendek ini termasuk kredit untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.


(27)

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai lima tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Tetapi menurut UUP No. 10 Tahun 1998, kredit jangka menengah ini adalah kredit yang berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman. c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang jangka waktunya paling panjang, waktu pengembalianya antara tiga tahun sampai lima tahun dan biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.

3. Dilihat dari segi objek yang ditransfer: a. Kredit uang

Di mana pemberian dan pengembalian kredit dilakukan dalam bentuk uang.

b. Kredit bukan uang

Di mana kredit diberikan dalam bentuk barang dan jasa, dan pengembalianya dilakukan dalam bentuk uang, contohnya jual beli rumah, kendaraan bermotor.

4. Dilihat dari segi pencairan kredit yang dilakukan: a. Kredit tunai (Cash Credit)

Pencairan kredit dilkukan dengan tunai atau pemindahbukuan kedalam rekening debitur.


(28)

commit to user

b. Kredit tidak tunai (Non Credit Cash)

Di mana kredit tidak dibayar pada saat pinjaman dibuat, contohnya Garansi Bank (yang bersifat conditional/bersyarat, yakni pembayaran dilakukan kalau hanya syarat tertentu dipenuhi), Letter of Credit, dalam hal impor barang di mana pembayaran dilakukan bank bila terdapat dokumen perkapalan. 5. Dilihat dari segi penarikannya/pengembaliannya:

a. Kredit Sekali Jadi (aflopend credit).

Kredit sekali jadi, yaitu kredit dengan menerima uangnya sekaligus dan pelunasannya secara dicicil menurut angsuran tertentu sampai lunas sama sekali.

b. Kredit Rekening Koran

Kredit di mana penyediaan dan penarikannya dilakukan melalui rekening Koran yang tidak sekaligus terjadi, tetapi berangsur-angsur selama kredit mencukupi atau dengan kata lain yaitu bila si penerima kredit mengambil kredit itu seperlunya saja sewaktu-waktu membutuhkannya, dan bila pada suatu saat tidak membutuhkannnya dapat disetor kembali.

c. Kredit Berulang-ulang (Revolving Loan)

Hampir sama dengan kredit rekening koran, hanya penggunaaan rekening koranya secara terbatas.


(29)

d. Kredit Bertahap

Kredit yang pencairan dana kreditnya dilakukan secara bertahap.

e. Kredit Tiap Transaksi (Self Liquidating atau Eenmalige Transactie Crediet)

Merupakan kredit yang diberikan untuk satu transaksi tertentu, dimana pengembalian kredit diambil dari hasil transaksi yang bersangkutan.

6. Dilihat dari segi pihak krediturnya: a. Kredit Terorganisasi

Kredit yang diorganisasi oleh lembaga legal dan dengan cara legal pula.

b. Kredit tidak Terorganisasi

Kredit yang tidak terorganisasi oleh berbagai lembaga atau perseorangan yang profesinya bukan sebagai lembaga kredit, seperti rentenir, penjual barang, dan lain-lain.

7. Dilihat dari segi Negara asal :

a. Kredit Domestik (Domestic Loan/Onshore Credit)

Kredit dalam negeri dengan perkataan lain ialah kredit yang diterima oleh badan/perorangan dari negeri sendiri.


(30)

commit to user

b. Kredit Luar Negeri (Foreign loan/Offshore Credit)

Kredit luar negeri gengan perkataan lain ialah kredit yang diberikan oleh pihak swasta/pemerintah luar negeri/asing kepada swasta/pemerintah sendiri.

8. Dilihat dari segi jumlah kreditur: a. Kredit dengan kreditur tunggal

b. Kredit dengan kreditur banyak (Syndicated Loan) G. Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit dalam suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2002:103) adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

3. Jangka Waktu

Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang telah disepakati kedua belah pihak.


(31)

4. Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet dalam pemberian suatu kredit.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian kredit berupa bunga dan biaya administrasi.

H. Prosedur Kredit

Menurut Dr. Gunarto Suhardi, SH. (2003:96) di dalam prosedur pengajuan kredit ada beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Permohonan Kredit

Dalam menilai permohonan kredit, bank perlu memperhatikan prinsip sebagai berikut:

a. Bank hanya memberikan kredit apabila permohonan kredit diajukan secara tertulis. Hal ini berlaku baik untuk kredit baru, perpanjangan jangka waktu, tambahan kredit, maupun permohonan perubahan persyratan kredit.

b. Permohonan kredit tersebut harus memuat informasi yang lengkap dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank termasuk riwayat perkreditan pada bank lain.


(32)

commit to user 2. Analisis Kredit

Setiap permohonan kredit yang telah memenuhi syarat harus dianalisis secara tertulis dengan prinsip sebagai berikut:

a. Bentuk, format dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh bank yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit.

b. Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total permohonan kredit. Ini berarti bahwa persetujuan pemberian kredit tidak boleh didasarkan semata-mata atas pertimbangan permohonan untuk satu transaksi atau satu rekening kredit dari permohonan, namun harus atas dasar penilaian seluruh kredit dari pemohon kredit yang telah diberikan secara bersamaan oleh bank.

c. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan

usaha dan data pemohon termasuk hasil penelitian pada daftar kredit macet.

2) Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan proyek atau kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan terjadinya praktek yang tidak diinginkan yang bisa merugikan bank.


(33)

3) Menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan permohonan kredit.

d. Analisis kredit sekurang-kurangnya harus mencakup penilaian tentang watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha debitur atau lebih dikenal dengan 5C dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititik beratkan pada hasil usaha yang dihasilkan pemohon.

e. Dalam pemberian kredit harus dinilai pula bank yang bertindak sebagai bank induk.

3. Batas Maksimum Pemberian Kredit

Dalam Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) sesuai dengan SK Direksi BI No 31/177/KEP/DIR 31 Desember 1998. Dikeluarkanya SK Direksi terdapat pertimbangan bahwa bank wajib memelihara kesehatan dan meningkatkan daya tahannya melalui penyebaran resiko dalam penanaman dananya sedemikian rupa agar tidak terpusat pada peminjam atau kelompok peminjam tertentu. Dalam peraturan tersebut terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Batas Maksimum Pemberian Kredit adalah batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan untuk dilakukan oleh bank kepada peminjam atau kelompok peminjam tertentu


(34)

commit to user

b. Kelompok peminjam adalah kumpulan peminjam yang satu sama lain mempunyai kaitan dalam hal kepemilikan, kepengurusan dan atau hubungan keuangan

c. Pihak yang terkait dengan bank adalah:

1) Pemegang saham yang memiliki saham 10% atau lebih dari modal disetor bank.

2) Anggota dewan komisaris 3) Anggota direksi

4) Keluarga dari pihak-pihak anggota komisaris dan anggota komisaris

5) Pejabat bank

6) Perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak-pihak diatas

d. Batas Maksimum Pemberian Kredit bagi satu kelompok peminjam yang tidak terkait dengan bank sebesar 20% dari modal bank.

e. Batas Maksimum Pemberian Kredit bagi pihak-pihak terkait dengan bank baik untuk satu peminjam maupun keseluruhan setinggi-tingginya 10%.

f. Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan ketentuan ini dan tidak mematuhi peraturan ini diancam dengan ketentuan pidana penjara.


(35)

I. Perjanjian Kredit

Menurut Soebekti (1990:26) kata sepakat berarti suatu persesuaian paham dan kehendak antara dua pihak. Berdasarkan pengertian kata sepakat tersebut berarti apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu, juga dikehendaki oleh pihak yang lain, meskipun tidak sejurusan tetapi secara timbal balik kedua kehendak itu bertemu satu sama lain.

Perjanjian menurut ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih dengan mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Menurut Abdulkadir Muhammad (1992:78) perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan.

Menurut Handri Raharjo (2009:42) Perjanjian merupakan suatu hubungan hukum dibidang harta kekayaan yang didasari kata sepakat antara subjek hukum yang satu dengan yang lain, dan diantara mereka (para pihak/subyek hukum) saling mengikatkan dirinya sehingga subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan subjek hukum yang lain berkewajiban melaksanakan prestasinya sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan akibat hukum.


(36)

commit to user

1. Perjanjian menurut Handri Raharjo (2009:46) terdiri dari tiga unsur yaitu:

a. Essentialia

Bagian-bagian dari perjanjian yang tanpa itu perjanjian tidak mungkin ada. Misalnya dalam perjanjian jual beli, harga dan barang merupakan unsure essentialia.

b. Naturalia

Bagian-bagian yang oleh undang-undang ditentukan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat mengatur. Misalnya dalm perjanjian penanggungan.

c. Accidentalia

Bagian-bagian yang oleh para pihakditambahkan dalam perjanjian, dimana undang-undang tidak mengaturnya. Misalnya jual beli rumah diperjanjikan tidak termasuk alat-alat rumah tangga.

2. Syarat Sahnya Perjanjian

Perjanjian yang sah adalah perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang terdiri dari empat syarat yaitu:

a. Adanya kata sepakat mereka yang mengikat diri b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian c. Suatu hal tertentu


(37)

d. Suatu sebab yang halal

Sepakat yaitu kesesuain, kecocokan, pertemuan kehendak dari yang mengadakan perjanjian atau pernyataan kehendak yang disetujui antara pihak-pihak. Jadi kesepakatan itu penting karena merupakan awal terjadinya perjanjian.

Kecakapan untuk mmebuat suatu perjanjian adalah kewenangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum itu sendiri. Perbedaan antara kewenangan hukum dengan kecakapan berbuat adalah bila kewenangan hukum dalam hal pasif sedangkan pada kecakapan berbuat subjek hukumnya aktif.

3. Berakhirnya perjanjian

Dalam suatu perjanjian kita harus tahu kapan perjanjian itu berakhir. Menurut Handri Raharjo (2009:95) perjanjian dapat berakhir karena:

a. Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak, misalnya persetujuan yang berlaku untuk waktu tetentu.

b. Ditentukan oleh Undang-undang mengenai batas berlakunya suatu perjanjian.

c. Ditentukan oleh para pihak atau Undang-undang bahwa perjanjian akan hapus dengan terjadinya peristiwa tertentu, misalnya meninggal dunia.


(38)

commit to user

d. Pernyataan menghentikan persetujuan (opzegging), dapat dilakukan oleh kedua belah pihak atau salah satu pihak, misalnya perjanjian kerja, perjanjian sewa menyewa.

J. Jaminan pada Perjanjian Kredit

Menurut Thomas S. (1995:69) adanya suatu jaminan dalam suatu perjanjian sangat diperlukan oleh kreditur, karena kreditur mempunyai kepentingan bahwa akan benar-benar memenuhi kewajibannya yaitu membayar utang. Perjanjian jaminan merupakan perjanjian tambahan atau accesoir yaitu perjanjian yang muncul akibat adanya perjanjian pokoknya. Perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok, sehingga menimbulkan adanya perjanjian tambahan yang berupa perjanjian tambahan, karena dalam perjanjian kredit disyaratkan adanya jaminan.

Menurut Sutarno (2003:145) jaminan yang lahir karena Undang-undang tidak memerlukan perjanjian antara kreditur dan debitur. Perwujudan dari jaminan menentukan bahwa semua harta kekayaan debitur baik benda bergerak ataupun tidak bergerak, akan menjadi jaminan atas seluruh hutangnya.

K. Bentuk Penyelamatan Kredit

Menurut Widjanarto (1994:157) bentuk penyelamatan kredit dapat berupa: 1. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan syarat kredit

yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak.


(39)

2. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau keseluruhan syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan persyaratan lainya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit.

3. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut:

a. Penanaman dana bank

b. Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru

c. Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan.


(40)

commit to user BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perkembangan Bank BTN

Bank Tabungan Negara (BTN) didirikan pada Tanggal 16 Oktober 1897 oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No.27 dengan sebuah nama “POSTPAAR BANK”. Bank BTN terus berkembang dan terus hidup serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatanya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat. Namun demikian keadaan keuangan Poostpaar Bank pulih kembali pada tahun 1941. Pada tahun 1942 TYOKIN KYOKU dari jepang membekukan kegiatan “POSTSPAAR BANK” dan menggantinya dengan sebuah nama TYOKIN KYOKU yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui Tabungan. Usaha Jepang tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu Cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan inspirasi kepada bapak Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi


(41)

KANTOR TABUNGAN POS. Bapak Darmosoetanto menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI) tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS tidak berumur panjang. Karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi substantive bagi sejarah BTN adalah dikeluarkanya Undang-Undang Darurat No.9 th 1950 tanggal 9 Febuari 1950 yang mengubah nama “POOTPAARBANKIN INDONESIA” berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan di bawah Menteri Urusan bank Sentral. Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA di dasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Pada tahun 1968 Bank ini dimiliki oleh negara dengan UU No.2 Tahun 1968. Di tahun 1974 Bank ini ditugaskan memberikan suatu pelayanan KPR sesuai surat Menkeu NO. B-49/MK/IV/I/1974 tanggal 29 Januari 1974 (Realisasi pertama KPR tanggal 10 Desember 1976). Pada tahun 1989 Bank tersebut


(42)

commit to user

Tahun Pada tahun 1992 status Hukum BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Di tahun 1994 Perseroan ini mendapatkan sebuah ijin sebagai Bank devisa. Di tahun 2000 Bank ini sendiri mengikuti dalam program suatu rekapitalisasi. Tahun 2002 Bank ini sendiri sebagai Bank umum dan fokus sebagai peminjam tanpa subsidi untuk perumahan berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S-554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002). Tahun 2003 Restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh yang tertuang dalam Persetujuan RJP tahun 2003-2007 Berdasarkan Surat Menteri BUMN No.S-984/M-MBU/2003 Tanggal 31 Maret 2003 dan ketetapan direksi Bank BTN No.306/DIR/IR-BTN/XII/2004 perihal revisi RJP Bank BTN Tahun 2003-2007. Di tahun 2008 Bank tersebut menjadi Bank pertama di indonesia yang melakukan pendaftaran transaksi kontrak investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (KIK EBA) di Bapepam yang kemudian dilakukan dengan pencatatan perdana dan listing transaksi tersebut di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

Dari tahun ke tahun, bank BTN berupaya untuk melaksanakan diversifikasi sarana dan prasarana. Terutama dengan cara pembukaan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu baru yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya dengan pembukaan Kantor Cabang Pembantu di wilayah Karesidenan Surakarta yaitu Kantor Cabang Pembantu (KCP) Mojosongo, KCP


(43)

Palur, KCP Klaten, KCP Universitas Sebelas Maret, dan KCP Sukoharjo.

2. Visi dan Misi

a. Visi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Yaitu:

Menjadi sebuah bank yang termuka dalam pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) dan mengutamakan kepuasan nasabah-nasabahnya.

b. Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Yaitu:

1) Memberikan suatu pelayanan yang unggul dalam pembiyayaan perumahan dan industri yang terkait dengan konsumsi dan usaha kecil menengah serta menyediakan produk dan jasa perbankan yang lainnya.

2) Menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan professional serta memiliki suatu integritas yang tinggi.

3) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

4) Melaksanakan suatu manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.


(44)

commit to user

3. Budaya Kerja, Nilai Dasar, dan Etika Pegawai a. Budaya Kerja

1) Pola Prima adalah nilai-nilai dasar budaya kerja yang diterapkan dan dikembangkan di PT. Bank BTN Kantor Cabang Pembantu UNS. Di mana pola prima itu mencakup beberapa aspek sebagai berikut:

a) Pelayanan Prima

Pelayanan prima adalah faktor kunci dalam keberhasilan suatu perusahaan karena dari pelayanan inilah seorang nasabah dapat menilai kinerja pegawai tersebut seperti sikap sopan santun yang diberikan oleh pegawai bank kepada nasabahnya.

b) Inovasi

Inovasi adalah penyempurnaan dan menciptakan nilai tambah produk baru yang diperkenalkan oleh bank kepada nasabahnya seperti produk baru dari KPR Sejahtera Tapak itu merupakan produk perumahan terbaru dari bank BTN. c) Keteladanan

Keteladanan adalah suatu sikap yang perlu di contoh seperti masuk kerja tepat waktu


(45)

d) Integritas

Integritas adalah berdedikasi disertai penerapan sifat kejujuran sehingga dapat meningkatkan disiplin kerja dari pegawai tersebut.

e) Kerjasama

Kerjasama adalah saling percaya dan menghargai antara

sesama pegawai sehingga menumbuhkan rasa

persaudaraan. f) Profesionalisme

Profesionalisme adalah bekerja cerdas yang disertai sikap tanggung jawab yang tinggi supaya pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan benar.

b. Nilai Dasar

Nilai dasar yang dianut oleh PT.BTN untuk mewujudkan dan melakukan misi bank tersebut:

1) Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa, pegawai BTN taat melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing secara khusuk.

2) Pegawai BTN selalu berusaha menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan demi kemajuan BTN.


(46)

commit to user

3) Pegawai bank BTN mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan Bank BTN dengan kinerja yang terbaik.

4) Pegawai bank BTN selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi bank BTN dan semua stakeholder sebagai perwujudan dari pengabdian yang didasari oleh semangat kesediaan berkorban tanpa pamrih pribadi.

5) Pegawai Bank BTN selalu bekerja secara professional yang kompeten dalam bidang tugasnya.

c. Etika pegawai

Etika pegawai yang diterapkan di Bank BTN KCP UNS agar dapat melayani nasabah dengan baik yaitu:

1) Patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

2) Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang berkaitan dengan kegiatan Bank BTN.

3) Menghindari diri dari persaingan yang tidak sehat.

4) Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kegiatan pribadi. 5) Menghindarkan diri dari keterlibatanya dalam pengambilan

keputusan dalam hal yang terdapat pertentangan kepentingan. 6) Menjaga kerahasiaan nasabah dan Bank BTN.


(47)

7) Memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang diterapkan Bank BTN terhadap keadaan sosial, ekonomi dan lingkunganya.

8) Tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri sendiri maupun keluarganya.

9) Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan unsur yang paling penting bagi perusahaan. Mekanisme kerja atau operasional seluruh kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila struktur organisasinya jelas. Pengorganisasian bertujuan agar tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga kerja dapat dilaksanakan dengan lancar dan tertib sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis antara tenaga kerja. Dengan demikian dapat memperlancar tercapainya tujuan perusahaan.


(48)

commit to user Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sumber : PT BANK TABUNGAN NEGARA Kantor Cabang Pembantu Universitas Sebelas Maret

Branch Manager

Supervisor

Staff Operation Loan

Service Teller

Customer Service


(49)

Keterangan-keterangan tugas dari setiap organisasi yaitu sebagai berikut: a. Kepala Cabang Pembantu UNS : Ibu Endang Murni Lestari b. Staff Operation : Bapak Susanto

c. Supervisor : Ibu Dwiningsih Fitriati d. Loan Service : Bapak Sujono

e. Selling Officer : Ibu Elizabeth Indriani f. Customer Service : a. Orchid Rorosito

b. Dian Novitasari g. Teller : Antika Cahya MN. 5. Job Description

a. Kepala Kantor Cabang Pembantu.

Tugas pokok Kepala Kantor Cabang Pembantu :

1) Mengatur dan melaksanakan seluruh kewenangan pimpinan pusat di dalam kantor cabang pembantu.

2) Bertanggung jawab atas segala kegiatan di dalam kantor cabang pembantu.

3) Mengusahakan pengembangan dana dan kredit.

4) Mengotorisasi kredit, deposito dan tabungan serta seluruh produk yang ada yang diajukan oleh nasabah malalui staf. b. Kepala Unit Ritel dan Operasional.

Tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh Kepala ritel dan Operasianal ini yaitu Mambantu tugas pimpinan kepala cabang


(50)

commit to user

1) Membantu tugas pimpinan dalam bidang pembukuan kesekretariatan, umum, dan personalia.

2) Mengatur rencana kerja dan anggaran dalam bidang tugasnya selama satu tahun anggaran untuk dijadikan pedoman dalam mengerjakan kegiatan sehari-hari.

3) Menyusun rencana kerja dan anggaran dalam satu tahun anggaran serta menjadikannya pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya.

4) Bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas dan kegiatan petugas di bawahnya.

5) Merumuskan dan menyusun sistem dan prosedur akuntansi serta menjabarkan rincian tugas unit-unit organisasi sesuai dengan bidangnya.

6) Menyelenggarakan administrasi akuntansi keuangan dengan menghimpun serta mengelola data-data semua transaksi keuangan dari semua unit baik bagian dana maupun bagian kredit.

7) Membuat laporan neraca dan laba rugi harian, mingguan, bulanan dan tahunan baik untuk kepentingan intern maupun ekstern.


(51)

c. Loan Service.

Tugas yang harus dilaksanakan oleh Loan Service ini yaitu memberikan syarat-syarat pengkreditan dan membantu kepala yunit ritel. Lebih detailnya sebagai berikut:

1) Membantu Kepala Unit Ritel dan Operasional dalam merumuskan dan menjabarkan kebijakan khusus tentang kredit. 2) Menyampaikan saran pada Kepala Unit Ritel dan Operasional

sehubungan dengan tugas sebagai petugas kredit.

3) Membantu Kepala Unit Ritel dan Operasional dalam mengatur rencana kerja dan anggaran kredit.

4) Menghubungkan sasaran kredit yang potensial di segala sektor. d. Teller

Tugas dari teller ini sendiri yaitu menerima setoran uang dari para nasabahnya. Untuk lebih detailnya yatitu sebagai berikut: 1) Mengatur dan mengamankan uang tunai serta surat-surat

berharga yang dititipkan.

2) Memegang dan mengamankan kunci kontrol terhadap uang tunai dan surat-surat berharga yang menjadi tanggung jawabnya.

3) Menerima setoran-setoran dari nasabah dan setoran-setoran transaksi lainnya.


(52)

commit to user e. Customer service.

Tugas dari customer service ini sendiri yaitu memberikan pelayanan dan memberikan informasi kepada nasabah yang memerlukan informasi. Untuk lebih detailnya yaitu sebagai berikut:

1) Membantu Kepala Unit Ritel dan Operasional dalam merumuskan dan menjabarkan kebijakan khusus tentang dana. 2) Menyampaikan saran-saran kepada Kepala Unit Ritel dan

Operasional sehubungan dengan tugasnya sebagai petugas dana.

3) Membantu Kepala Unit Ritel dan Operasional dalam menyusun rencana kerja dan anggaran dana.

4) Menghubungi sasaran dana yang potensial disegala sektor. 5) Memberi penilaian dan mengusulkan serta memberi

pertimbangan Kepala Unit Ritel dan Operasional terhadap debitur yang hendak menabung.

6) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit Ritel dan Operasional.

f. Personalia

1) Jumlah Karyawan PT BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) Kantor Cabang pembantu Universitas Sebelas Maret (UNS) yang terdiri dari:


(53)

b) Staff Operation : 1 orang

c) Supervisor : 1 orang

d) Loan Service : 1 orang e) Selling Officer : 1 orang f) Customer Service : 2 orang

g) Teller : 1 orang

2) Tingkat Pendidikan Karyawan

Tabel 3.1

Tingkat Pendidikan Karyawan

No Jabatan Tingkat Pendidikan

1 Kepala Cabang Pembantu UNS S1

2 Staf Operation D3

3 Kepala Unit Ritel D3

4 Loan Service D3

5 Selling Officer D3

6 Customer Service D3

7 Teller SMU

Sumber : PT BANK TABUNGAN NEGARA Kantor Cabang Pembantu Universitas Sebelas Maret

3) Jam Kerja

Tabel 3. 2 Jam Kerja Karyawan

Periode 2008 - 2010

Hari Jam Kerja Jam Buka

Senin-Jumat 07.30-04.00 07.30-15.00

Sumber : PT BANK TABUNGAN NEGARA Kantor Cabang Pembantu Universitas Sebelas Maret


(54)

commit to user 6. Produk Perusahaan.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Universitas Sebelas Maret Surakarta merupakan Bank Umum yang mempunyai kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali kepada masyarakat melalui produk-produknya. Berikut ini merupakan produk dan jasa yang ditawarkan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu Universitas Sebelas Maret Surakarta:

a. Produk Dana 1) Tabungan Batara

Manfaat:

a) Mendapatkan kartu ATM untuk bertransaksi diseluruh jaringan bank BTN (ATM link dan ATM bersama)

b) Penyetoran dapat dilakukan diseluruh loket Bank BTN dan Kantor Pos Online

c) Penarikan diseluruh kantor cabang bank BTN secara Online real time

d) Bunga bersaing

e) Fasilitas rekening bersama (joint account)

f)Fasilitas auto debet untuk pembayaran KPR, tagihan telephone, listrik dan telepon seluler

g) Fasilitas auto transfer (transfer antar rekening) ke rekening Bank BTN dan Bank lain


(55)

h) Fasilitas asuransi jiwa bebas premi untuk penabung perorangan

Persyaratan:

a) Penabung perorangan atau lembaga

b) Berlaku untuk WNI maupun Warga Negara Asing

c) Melampirkan fotokopi KTP atau identitas diri dan lainnya d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan

rekening

e) Penabung pertama minimal Rp. 100.000,- f) Penabung lanjutan minimal sebesar Rp. 10.000,- g) Saldo minimum Rp. 50.000,-

2) Tabungan Batara Prima Manfaat:

a) Penyetoran dapat dilakukan diseluruh loket Bank BTN dan Kantor Pos Online

b) Penarikan diseluruh kantor cabang bank BTN secara Online real time

c) Bunga bersaing

d) Memperoleh bonus bunga 1,5% p.a. dari saldo apabila tidak ada penarikan selama 2 bulan penuh

e) Secara otomatis dilindungi asuransi jiwa bebas premi, dengan pertanggungan maksimal Rp. 50.000.000,-


(56)

commit to user

f) Fasilitas asuransi jiwa bebas premi untuk penabung perorangan

Persyaratan:

a) Penabung dapat perorangan atau lembaga

b) Berlaku untuk WNI maupun Warga Negara Asing c) Melampirkan fotokopi KTP diri dan lainnya

d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening

e) Setoran awal dan saldo minimum: (1) Perorangan : Rp. 2.000.000,- (2) Lembaga : Rp. 5.000.000 3) Tabungan Batara Junior

Manfaat:

a) Setoran awal ringan

b) Bebas biaya administrasi rekening setiap bulan

c) Mendapatkan kartu ATM untuk bertransaksi diseluruh jaringan bank BTN (ATM link dan ATM bersama)

d) Fasilitas kartu ATM yang dapat difungsikan sebagai kartu pelajar

Persyaratan:

a) Berlaku untuk WNI maupun Warga Negara Asing

b) Dapat dilakukan penabung secara kolektif dengan fasilitas pick-up


(57)

4) BTN Juara Manfaat:

a) Tidak dikenakan biaya administrasi

b) Perhitungan bunga harian dan dikreditkan setiap akhir bulan.

c) Mendapatkan fasilitas Kartu ATM yang dapat digunakan dilebih dari 5.000 ATM LINK dan lebih dari 12.000 ATM bersama.

Persyaratan:

a) Penabung dapat perorangan dan WNI b) Melampirkan fotokopi KTP diri dan lainnya c) Setoran awal dan saldo minimal Rp.50.000,- d) Penyetor selanjutnya minimal Rp. 20.000,-/bulan e) Free marketing (kolektor) : Rp. 5.000,-/bulan 5) Tabungan eBatara Pos

Manfaat:

a) Mendapatkan kartu ATM untuk bertransaksi diseluruh jaringan Bank BTN (ATM link dan ATM bersama) b) Penyetoran dapat dilakukan diseluruh loket Bank BTN

dan Kantor Pos Online

c) Penarikan diseluruh kantor cabang bank BTN secara Online real time


(58)

commit to user

e) Fasilitas rekening bersama (joint account)

f) Fasilitas auto debet untuk pembayaran KPR, tagihan telephone, listrik dan telepon seluler

g) Fasilitas auto transfer (transfer antar rekening) ke rekening Bank BTN dan Bank lain

h) Fasilitas asuransi jiwa bebas premi untuk penabung perorangan

Persyaratan:

a) Penabung perorangan atau lembaga

b) Berlaku untuk WNI maupun Warga Negara Asing

c) Melampirkan fotokopi KTP atau identitas diri dan lainnya d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan

rekening 6) Tabungan Haji

Manfaat:

a) Dapat dibuka di loket Bank BTN yang terhubung dengan siskohat Departemen agama

b) Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan diseluruh loket Bank BTN dikenakan biaya atministrasi

c) Memeperoleh nomor alokasi porsi keberangkatan ibadah haji baik BPIH (Biaya Pemberangkatan Ibadah Haji) maupun BPIH khusus


(59)

Persyaratan:

a) Penabung dapat perorangan atau lembaga

b) Berlaku untuk WNI maupun warga Negara Asing c) Melampirkan fotokopi KTP diri dan lainnya d) Setoran awal minimal Rp.100.000,-

e) Penyetor lanjutan minimal Rp.10.000,- 7) Giro Rupiah

Manfaat:

a) Sarana penyimpanan uang yang aman dan terpercaya b) Menunjang aktivitas usaha dalam pembayaran dan

penerimaan

c) Memudahkan aktivitas kebutuhan transaksi

keluarga/pribadi/usaha

d) Kartu ATM untuk giran Perorangan Persyaratan:

a) Perusahaan/Lembaga

(1) Melampirkan Fotokopi Akta Pendirian

Perusahaan/Anggaran Dasar dan Izin Usaha (2) Memiliki NPWP

(3) Melampirkan Surat Kuasa khusus untuk bertindak atas nama perusahaan


(60)

commit to user

(6) Penyetoran awal dan saldo minimal Rp.1.000.000,- b) Perorangan:

(1) Umur minimal 18 tahun/ sudah dewasa menurut hukum

(2) Fotocopy KTP atau kartu identitas diri lainnya (3) Tidak termasuk dalam daftar hitam BI

(4) Melampirkan Surat Referensi (5) Memiliki NPWP

(6) Penyetoran pertama dan saldo minimal Rp.500.000,- 8) Giro Valas

Manfaat:

a) Sarana penyimpanan uang yang aman dan terpercaya b) Menunjang aktivitas usaha dalam pembayaran dan

penerimaan

c) Memudahkan aktivitas kebutuhan keluarga/pribadi/usaha d) Mendapatkan jasa giro yang menarik

Persyaratan: a) Perorangan:

(1) Umur minimal 18 tahun/ sudah dewasa menurut hukum

(2) Melampirkan fotocopy KTP atau kartu identitas diri lainnya


(61)

(4) Melampirkan Surat Referensi (5) Memiliki NPWP

(6) Penyetoran awal USD $500 (7) Saldo minimum USD $500 b) Perusahaan:

(1) Melampirkan fotocopy Akte Pendirian perusahaan/ Anggaran dasar Izin Usaha

(2) Memiliki NPWP

(3) Melampirkan Surat Kuasa khusus untuk bertindak atas nama perusahaan

(4) Cap perusahaan

(5) Melampirkan Surat Referensi

(6) Tidak Termasuk dalam daftar hitam BI (7) Penyetoran awal minimal USD $2.500

(8) Saldo Sumber: PT BTN KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta

(9) Minimum USD $2.500 9) Deposito Berjangka

Manfaat:

a) Bunga menarik


(62)

commit to user

c) Bunga deposito dapat dipindahbukukan untuk pembayaran angsuran rumah, tagihan rekening listrik dan telepon.

d) Dapat dijadikan sebagai jaminan kredit (Kredit Swadana). Persyaratan:

a) Dapat dibuka atas nama perorangan atau perusahaan/ lembaga

b) Berlaku bagi WNI maupun WNA

c) Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya d) Minimum penempatan:

(1) Perorangan Rp. 1.000.000 (2) Lembaga Rp. 5.000.000,-

(3) Mengisi dan menandatangani formulir Pembukaan rekening.

b. Jasa dan layanan 1) ATM Batara

a) Layanan kartu yang memberikan kemudahan bagi nasabah melalui mesin ATM

b) Untuk penarikan uang tunai, transfer antar rekening di Bank BTN dan antar bank anggota ATM bersama

c) Untuk pembayaran angsuran KPR, tagihan listrik, telepon, telephone seluler dan voucher telephone isi ulang


(63)

2) SMS Batara

a) Layanan perbankan yang dapat diakses langsung oleh nasabah melaui tetephone seluler dengan mengetik sms ke 3555

b) Untuk informasi saldo tabungan, sisa kredit, dan sisa bunga

c) Pemindah bukuan antar rekening di Bank BTN

d) Pembayaran KPR, tagihan telephone, listrik, telephone seluler paska bayar dan isi ulang

3) Contact Center

a) Memberikan layanan terpadu dan terbaik bagi nasabah selama 24 jam sehari dalam 7 hari seminggu

b) Mendapatkan informasi mengenai produk dan layanan Bank BTN, BTN Syariah serta program promosi Bank BTN

c) Menerima dan menindak lanjuti complain dan saran nasabah

4) Western Union

a) Sarana pengiriman dan penerimaaan uang melalui Western Union yang terpercaya dan telah berpengalaman lebih dari 150 tahun


(64)

commit to user

b) Uang telah tersedia dalam hitungan menit, dengan tujuan kelebih dari 200 negara serta lebih dari 350.000 jaringan agen di seluruh dunia

5) Batara Payroll

a) Layanan bagi pengguna jasa (perusahaan, perorangan dan lembaga) dalam mengelola pembayaran gaji, THR dan bonus serta kebutuhan financial lainnya yang bersifat rutin bagi karyawan pengguna jasa

b) Fasilitas kredit ringan tanpa agunan bagi karyawan peserta Batara Payroll

c) Pengguna jasa memiliki hiro aktif di Bank BTN dan karyawan penerima gaji memiliki rekening tabungan atau giro di Bank BTN

6) SPP Online

a) Layanan bagi perguruan tinggi atau sekolah dalam menyediakan delivery channel menerima setoran biaya-biaya pendidikan secara online

b) Mahasiswa dapat melakukan pembayaran secara online, cepat, tepat, mudah, aman dan nyaman

c) Persyaratan perjanjian kerjasama antara perguruan tinggi dan Bank BTN


(65)

7) Payment point

a) Penerima pembayaran berbagai tagihan secara online yaitu tagihan telephone, listrik, air tagihan telephone seluler dan pulsa isi ulang telephone seluler

b) Penerimaan pembayaran pajak secara online dengan Dirjen pajak melalui loket bank BTN untuk berbagai jenis pajak yaitu PPh, PPn dan pajak lainnya

c) Pembayaran dapat dilakukan melaui ATM batara, pemindahbukuan, auto debet dari rekening di Bank BTN dan loket bank BTN secara tunai

8) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

a) Member (nomor) anggota kepastian keberangkatan ibadah haji melalui system online SISKOHAT

b) Dilakukan dengan penyetoran BPIH dengan melampirkan surat pendaftaran pergi haji dari kandepag setempat c) BPIH dilunasi sekaligus sesuai ketentuan departemen

agama 9) Kiriman Uang

a) Jasa pengiriman dalam rupiah atau valuta asing

b) Menggunakan RTGS (Real Time Gross Settlement) Bank Indonesia untuk pengiriman uang secara online real time keseluruh bank di Indonesia


(66)

commit to user

c) Menggunakan media elektronik (SWIFT) untuk

pengiriman uang ke luar negeri yang didukung oleh bank korespondensi di seluruh dunia

d) Biaya yang kompetitif

e) Dilayani di seluruh outlet Bank BTN dan Kantor Cabang Devisa untuk pengiriman uang ke luar negeri

10) Inkaso dan Collection

a) Proses pembayaran warkat yang diterbitkan oleh bank yang berbeda wilayah kliring

b) Warkat inkaso sendiri: warkat inkaso yang diterbitkan oleh kantor cabang bank BTN yang wilayah kliringnya dengan wilayah kliring bank pengirim

c) Warkat inkaso bank lain: warkat inkaso yang diterbitkan oleh bank lain yang wilayah kliringnya berbeda dengan wilayah kliring bank pengirim

d) Outward collection (inkaso masuk): penerimaan warkat-warkat valuta asing (clean collection) dari bank koresponden bank BTN di luar negeri untuk ditagihkan pembayarannya kepada tertarik di dalam negeri. Umumnya berupa warkat-warkat tanpa dokumen

11) Bank Garansi

a) Pernyataan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan nasabah untuk menjamin resiko tertentu yang timbul


(67)

apabila nasabah tidak dapat menjalankan kewajibanya dengan baik kepada pihak yang menerima jaminan

b) Digunakan untuk order pekerjaan dari pemerintah atau swasta, pembongkaran barang-barang dari kapal sebelum asli dokumen (bill of loading) datang serta pembelian/penebusan barang-barang dari penjual dengan pembayaran kewajiban tertentu kepada Negara (ditjen bea cukai)

c) Pemohon adalah koperasi atau badan usaha dan telah menjadi nasabah bank BTN

d) Jaminan berupa uang tunai, tanah, bangunan, deposito, dan cek

c. Produk Kredit 1) KPR Subsidi

a) Kredit bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk pembelian rumah yang dibeli dari pengembang

b) Jangka waktu maksimal 20 tahun c) Sistem bunga anuitas

d) Maksimal kredit tidak melebihi 1/3 kali gaji

e) Bagi masyarakat berpenghasilan maksimal Rp2.500.000,- baru pertama kali memiliki rumah dan bersubsidi


(68)

commit to user 2) Kredit Griya Utama

a) Kredit dengan peruntukan pembelian rumah baik rumah baru, rumah lama, ready stock, maupun indent.

b) Jangka waktu maksimal 15 tahun c) Sistem bunga anuitas

d) Maksimal kredit sampai dengan 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk debitur non kolektif, dari harga jual setelah diskon harga pasar wajar berdasarkan taksasi appraisal.

e) Maksimal angsuran/bulan 70% dari penghasilan bersih setelah dipotong biaya hidup

3) KPR Platinum

a) Kredit dengan peruntukan pembelian rumah, baik rumah baru, rumah lama, ready stock, maupun indent, dengan maksimal kredit lebih dari 150 juta

b) Jangka waktu maksimal 15 tahun c) Sistem bunga anuitas

d) Maksimal kredit sampai dengan 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk debitur non kolektif, dari harga jual setelah diskon harga pasar wajar berdasarkan taksasi appraisal.

e) Maksimal angsuran/bulan 70% dari penghasilan bersih setelah dipotong biaya hidup


(69)

4) KPR Ruko

a) Kredit dengan peruntukan pembelian rumah toko, rumah usaha, rumah kantor dan kios

b) Nilai kredit bebas

c) Jangka waktu maksimal 15 tahun d) Sistem bunga anuitas

e) Maksimal kredit sampai dengan 70% dari harga jual setelah diskon atau harga pasar wajar berdasrkan taksasi appraisal

f) Maksimal angsuran/ bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih setelah dipotong biaya hidup

5) Kredit Griya Multi

a) Kredit untuk memenuhi segala keperluan debitur b) Nilai kredit bebas

c) Jangka waktu maksimal 10 tahun d) Sistem bunga anuitas

e) Maksimal kredit 75% untuk rumah tinggal, 60% untuk rumah usaha dan apartemen, dari nilai taksasi pasar wajar f) Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% untuk debitur

kolektif dan 50% debitur non kolektif, dari penghasilan bersih setelah dipotong biaya hidup


(70)

commit to user 6) Kredit swagriya

a) Kredit untuk membangun rumah di atas tanah milik sendiri

b) Agunan berupa tanah dan bangunan yang akan dibangun c) Jangka waktu maksimal 10 tahun

d) Sistem bunga anuitas

e) Maksimal kredit 70% dari RAB berdasrkan perhitungan bank

7) Kredit Swadana

a) Kredit bagi nasabah yang memerlukan dana segera sementara nasabah tidak menginginkan posisi seposito/tabungannya berkurang untuk jangka waktu tertentu atau depositonya belum jatuh tempo

b) Agunan deposito atau tabungan batara c) Nilai kredit bebas

d) Sistem bunga anuitas

e) Maksimal kredit 90% dari nilai agunan

f) Pokok kredit biasa diangsur setiap bulan atau pada saat jatuh tempo

8) Kredit Yasa Griya

a) Kredit bagi pengembang (perorangan atau perusahaan) untuk membantu modal kerja pendanaan pembangunan


(71)

proyek perumahan, yang meliputi rumah/bangunan berikut sarana dan prasarana

b) Jangka waktu sesuai dengan estimasi masing-masing proyek maksimal 4 tahun

c) Sistem bunga efektif

d) Maksimal kredit sampai dengan 80% dari biaya konstruksi (bangunan, sarana dan prasarana)

9) Kredit Investasi

a) Kredit bagi perseroan terbatas, CV, koperasi, yayasan dan perorangan dalam rangka pembiayaan investasi, baik investasi baru, pelunasan, modernisasi atau rehabilitasi b) Maksimal kredit sebesar 70% dari biaya proyek

c) Pencairan sesuai dengan prestasi proyek di lapangan d) Jangka waktu maksimal 15 tahun

e) Sifat kredit non revolving f) Sistem bunga efektif 10) Kredit pendukung perumahan

a) Kredit bagi perseroan terbatas, CV, koperasi, firma dan perorangan dalam rangka pembiayaan modal kerja dan atau investasi bagi industri dan perdagangan yang terkait dengan perumahan


(72)

commit to user

c) Maksimal kredit sebesar 70% dari kebutuhan modal kerja atau KMK (Kredit Modal Kerja) dan 65% dari total biaya investasi untuk Kredit Investasi

d) Jangka waktu untuk KMK adalah 12 bulan dan 36 bulan (KMK berjangka), sementara jangka waktu kredit investasimaksimal 5 tahun

11) Kredit Modal Kerja Kontraktor

a) Kredit untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan fisik, pengadaan barang maupun fasilitas untuk keperluan pembiayaan modal kerja bagi kontraktor/pemborong penyerahan jasa sesuai dengan kontrak kerja/perintah kerja

b) Pemohon adalah kontraktor berbentuk perseroan terbatas, koperasi, CV, firma atau perorangan

c) Maksimal kredit sebesar 60% dari nillai kontrak

d) Jangka waktu ditetapkan sesuai dengan jangka waktu penyelesaian proyek

e) Sistem bunga efektif 12) Kredit Usaha Rakyat

a) Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai usaha mikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha produktif


(73)

b) Maksimal kredit sebesar 500 juta

c) Jangka waktu untuk KUR modal kerja maksimal 3 tahun dan maksimal 5 tahun untuk KUR investasi

d) Agunan pokok adalah proyek yang dibiayai bank

e) Bank dapat meminta agunan tambahan bila dianggap perlu

13) Kredit Usaha Mikro dan Kecil

a) Kredit untuk pengikatan akses usaha mikro dan kecil terhadap dana pinjaman guna pembiayaan investasi dan modal kerja dengan persyaratan ringan dan terjangkau b) Maksimal kredit untuk usaha mikro sebesar Rp 50 juta

dan Rp 500 juta untuk usaha kecil

c) Pembiayaan sendiri minimal 20 % dari kebutuhan nodal kerja untuk KUMK modal kerja dan minimal 25% dari total biaya investasi untuk KUMK investasi


(74)

commit to user

B. PEMBAHASAN

1. PROSEDUR PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT

PEMILIKAN RUMAH

Sesuai dengan standar operasional prosedur yang digunakan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KCP UNS dalam perjanjian kredit, maka PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk KCP UNS memiliki Prosedur Perjanjian Kredit sebagai berikut:

Gambar 3.2

Alur/Skema Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah

Ditolak Disetujui

Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Nasabah membawa

syarat-syarat pengajuan kredit

On The Spot

Analisis kredit Calon

Debitur

Akad Kredit

SP3K

Pengikatan

Realisasi Kredit Wawancara


(75)

Dari gambar 3.2 dapat dijelaskan mengenai alur Prosedur Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yaitu:

a. Wawancara

1. Penelitian Berkas Aplikasi

Penelitian berkas dapat dilaksanakan sebelum atau sesudah Pelaksanaan Wawancara:

a) Teliti kelengkapan berkas berdasarkan checklist kelengkapan data

(1) Teliti foto copy KTP dan KK calon debitur

(2) Sesuaikan informasi yang ada dalam KTP dengan KK, Akta Nikah/Akta Cerai, NPWP

(3) Teliti keabsahan KTP:

Nomor yang tertera dalam KTP adalah 16 digit. AA.BBBB.CCCCCC.DDDD

AA : Kode Propinsi

BBBB : Kode Daerah ( Kodya/Kabupaten)

CCCCCCC : Tanggal, Bulan, Tahun Lahir

DDDD : No Register

b) Teliti kesesuaian informasi pada berkas aplikasi dengan berkas-berkas lainya


(76)

commit to user 2. Pelaksanaan Wawancara

a) Informasi yang didapat pada saat wawancara apabila masih meragukan perlu dilakukan On The Spot

b) Pembicaraan dilakukan dalam suasana yang santai, sehingga debitur tidak terlalu tegang dan bisa berbicara secara panjang lebar atas informasi-informasi yang akan digali

c) Tanyakan tentang data-data pemohon, informasi pekerjaan dan penghasilan, Informasi Permohonan Kredit

d) Analis perlu menggali informasi secara mendalam sehingga diperoleh secara jelas dan meyakinkan informasi yang menggambarkan karakter dan kemampuan calon debitur untuk membayar angsuran kredit secara lancar sampai dengan lunas.

Wawancara perlu dilakukan dengan tujuan :

a) Melakukan verifikasi data-data yang telah diberikan b) Menggali lebih jauh data-data tentang debitur mencakup

karakter, penghasilan, agunan

c) Memastikan debitur memahami produk yang akan dibeli serta hak dan kewajibanya

d) Meyakinkan bahwa penggunaan kredit sesuai dengan peruntukan kredit


(77)

Informasi yang perlu digali adalah:

a) Data-data pemohon (sebagai verifikasi identitas yang sudah disampaikan)

b) Pekerjaan (Karyawan)

1) Apa pekerjaan, lama masa kerja, status (kontrak/permanen) jabatan, departemen, jumlah bawahan, nama atasan langsung

2) Nama perusahaan, Jenis usaha tempat kerja, alamat kantor, nomor telepon kantor, jumlah cabang, jumlah karyawan

3) Klien/konsumen perusahaan 4) Supplier perusahaan

5) Penghasilan (secara rinci), jumlah dan jenis potongan 6) Cara pembayaran gaji (harian/bulanan dan cash/lewat

rekening)

c) Pekerjaan untuk wiraswasta

1) Bagaimana permodalanya (siapa saja pemegang sahamnya)

2) Apa jabatan, lama masa kerja dan menduduki jabatan tersebut

3) Nama perusahaan, jenis usaha, lama usaha, alamat kantor, nomor telepon, jumlah cabang, jumlah


(78)

commit to user

4) Tempat usaha (sewa/milik sendiri) 5) Klien/konsumen perusahaan 6) Supplier perusahaan

7) Jumlah asset dan omset perusahaan, perkiraan keuntungan, penghasilan kotor perusahaan, biaya operasional, biaya lain-lain, pendapatan lain-lain. Jika yang bersangkutan kurang memahami informasi bisa diambil dari laporan keuangan tetapi perlu dilakukan verifikasi kepada calon debitur terutama masalah perkiraan laba, penjualan dll.

8) Cari informasi tentang pesaing dan tingkat pesaing 9) Asset-aset dan hutang-hutang perusahaan

10)Cara pembagian keuntungan, berapa hak calon debitur 11)Cari informasi dimana rekening untuk transaksi

perusahaan

d) Penghasilan pasangan

1) Apa jabatan, lama masa kerja dan menduduki jabatan tersebut

2) Nama perusahaan, jenis usaha, lama usaha, alamat kantor, nomor telepon, jumlah cabang, jumlah karyawan

e) Asset calon debitur


(79)

g) Dicari informasi share calon debitur untuk pengajuan kredit KPR

h) Dipastikan pemahaman terhadap rumah yang dijual: Alamat, harga jual, luas tanah, luas bangunan, kondisi rumah saat ini, lokasi, kondisis sarana dan prasarana i) Perlu dicari informasi seberapa jauh calon debitur

mengenal penjual : Hubungan dengan penjual, nama penjual, no telepon penjual, tempat tinggal

j) Perlu dipastikan calon debitur memahami produk kredit yang akan diambil:

1) Jenis kredit dan peruntukanya

2) Sistem bunga, penetapan bunga dan Tingkat suku bunga

3) Perkiraan angsuran

4) Cara pembayaran angsuran

5) Biaya-biaya proses yang harus dibayar debitur

k) Sampaikan penjelasan tentang hak dan kewajiban Bank, debitur dan penjual/developer

l) Tanyakan pengeluaran calon debitur 1) Belanja rumah tangga per bulan 2) Biaya air, listrik dan telepon 3) Angsuran kredit


(80)

commit to user

m) Untuk KPR perorangan (non developer) calon debitur diminta untuk menggambarkan denah lokasi rumah 1) Denah lokasi rumah (yang digambar calon debitur)

diarsipkan kedalam berkas permohonan

2) Denah tersebut digunakan untuk dicocokan dengan sertifikat asli untuk melihat kesesuaian agunan dengan legalitasnya

b. On The Spot (OTS)

On The Spot merupakan kegiatan penilaian agunan calon debitur yang dilakukan oleh petugas Administrasi Kredit guna mengetahui kebenaran agunan, legalitas agunan, layak atau tidaknya barang dijadikan agunan serta mengetahui harga pasaran agunan/harga taksasi bank.

OTS dilakukan jika:

1) Bank masih meragukan informasi yang didapat pada saat wawancara misalnya tentang: penghasilan, pekerjaan, alamat, agunan dll

2) Diperlukan informasi tambahan yang hanya bisa didapat dengan menghubungi pihak ketiga

1. OTS penghasilan wiraswasta :

a. Informasi dapat diperoleh dari mitra kerja (supplier/customer), pesaing, kelurahan. RT/RW, Tetangga dll


(1)

kendala atau permasalahan kredit yang mengalami ketidak lancaran atau debitur wanprestasi, yaitu dengan melakukan teguran-teguran untuk menagih pembayaranya yaitu dengan tindakan-tindakan sebagai berikut:

a. Surat Peringatan

Surat peringatan ini diberikan kepada debitur bahwa jangka waktu pembayaran sudah lewat dan debitur masih mempunyai tunggakan pinjaman selama tiga bulan berturut-turut. Didalam surat peringatan ini terdapat tiga kali surat peringatan yaitu: surat peringatan I, surat peringatan II dan surat peringatan III yang masing-masing memiliki jangka waktu yaitu 15 hari dan jarak antara surat peringatan I ke surat peringatan II selama 7 hari begitupun dari surat peringatan II ke surat peringatan III.

b. Surat Somasi

Somasi adalah peringatan agar debitur melaksanakan kewajibanya sesuai dengan tegoran kelalaian yang telah disampaikan kreditur kepadanya. Surat somasi ini akan diberikan kepada debitur jika sampai surat peringatan yang ke III debitur belum melakukan kewajibanya. Dalam surat somasi tersebut kreditur menyatakan kehendaknya bahwa debitur harus segera melunasi hutangnya atau harus segera melakukan kewajibanya sesuai dengan apa yang


(2)

commit to user c. Penyitaan

Jika setelah diberikanya surat somasi kepada debitur tetapi debitur belum juga melakukan kewajibanya, maka kredit dinyatakan macet dan debitur dinyatakan wanprestasi. Dan setelah usaha-usaha yang dilakukan oleh kreditur mengalami kegagalan maka kreditur akan melaksanakan haknya dengan cara melelang barang jaminan untuk melunasi hutang debitur.

Dengan adanya pelelangan tersebut, barang jaminan yang masih dikuasai oleh pemberi Hak Tanggungan dilakukan penarikan oleh pihak pemegang Hak Tanggungan dengan surat penarikan jaminan.


(3)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis sajikan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Di dalam Prosedur Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta antara lain ada empat tahap yaitu tahap pertama merupakan tahap wawancara antara pihak debitur dengan pihak Bank Tabungan Negara, dari hasil wawancara ini Bank Tabungan Negara dapat melakukan seleksi awal terhadap calon debitur mengenai karakter dari pemohon atau debitur setelah mengajukan permohonan melalui Bank Tabungan Negara dan mempelajari syarat-syarat serta ketentuan yang berlaku, memeriksa identitas, kemampuan kesanggupan memenuhi syarat kredit (melampirkan daftar gaji dari instansi calon debitur atau penghasilan calon debitur).

Tahap kedua yaitu On The Spot yang merupakan kegiatan penilaian mengenai penilaian tentang agunan calon debitur yang dilakukan oleh petugas Administrasi Kredit untuk mengetahui kebenaran tentang agunan, layak atau tidaknya barang yang dijadikan jaminan tersebut


(4)

commit to user

melaksanakan analisis mengenai karakter debitur (Character),

kemampuan debitur (capacity), modal (capital), kondisi/prospek

(condition), dan agunan (collateral).

Tahap yang keempat yaitu tahap akad kredit dalam tahap akad kredit ini analis harus memastikan mengenai kesesuaian perjanjian kredit tentang jenis kredit, maksimal kredit, angsuran dan jangka waktu. Selain itu asli legalitas agunan yang telah diserahkan tentang kesesuain agunan (nama dalam sertifikat, nomor, luas dan gambar atau surat ukur).

2. Adapun kendala-kendala yang terjadi dalam Perjanjian Kredit ini yaitu terjadinya Wanprestasi dari pihak debitur, untuk mengatasi masalah tersebut pihak Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta melakukan cara-cara yaitu dengan Surat Peringatan dengan cara ini pihak Bank Tabungan Negara memberikan Surat Peringatan sampai tiga kali yang bertujuan agar pihak debitur bisa melaksanakan kewajibanya atau membayar tunggakan. Kedua dengan Surat Somasi diberikan kepada debitur jika sampai surat peringatan ketiga pihak debitur belum melaksanakan kewajibanya. Ketiga yaitu penyitaan, penyitaan ini dilakukan apabila pihak debitur belum juga melakukan kewajibanya setelah diberikan surat somasi. Dalam hal ini pihak kreditur melaksanakan haknya dengan cara menyita barang jaminan yang telah diserahkan untuk melunasi hutang debitur.


(5)

B. Saran-Saran

1. Dalam membicarakan masalah persyaratan dan prosedur bagi calon debitur yang akan melakukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam hal ini pihak PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memberikan penjelasan serta informasi harus bersikap sabar, bertanggung jawab dan sejelas mungkin serta lebih meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, sehingga nasabah merasa puas akan penjelasan dan pelayanan yang didapat dan nasabah pada suatu saat tidak akan komplain mengenai penjelasan tersebut yang merasa seakan-akan belum mendapatkan penjelasan itu.

2. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya Wanprestasi yang dilakukan debitur, maka pihak Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KCP Universitas Sebelas Maret Surakarta sebelum memberikan kredit harus lebih hati-hati dan teliti dalam menilai dan memeriksa calon debitur dan tentang jaminan yang diserahkan.


(6)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Divisi Pengelolaan Kredit. Panduan Proses Kredit Perorangan. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Pudjo Mulyono, Teguh. 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Raharjo, Handri. 2009. Hukum Perjanjian di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Suharto, Gunardi. 2003. Usaha Perbankan dalam Perpekstif Hukum.

Yogyakarta: Kanisius

Suyatno, Thomas. 1995. Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

Widjanarto. 1994. Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: PT Pusaka Utama Grafiti.