26
3.2. Metode Pengambilan Sampel
Populasi penelitian adalah petani yang melakukan usahatani Kakao di Kecamatan Stabat. Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan
sifat antara lapisan-lapisan tersebut. Presisi dan hasil yang dapat di capai dengan penggunaan suatu metode pengambilan sampel, antara lain dipengaruhi oleh
derajat keseragaman populasi yang bersangkutan. Dalam praktek sering dijumpain populasi yang tidak homogen. Untuk
dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus di bagi-bagi dalam lapisan-lapisan yang
seragam, dan dari setiap lapisan dapat dapat di ambil sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih antara satu srata dengan yang lain
mungkin sama, mungkin berbeda. Populasi di daerah penelitian sebanyak 75 KK. Metode penentuan sampel
dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu pemilihan sampel secara acak sebanyak 30 KK dikarenakan populasi yang terdapat di daerah penelitian
homogen Azwar, 2010.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan
responden yang menjadi sampel dengan daftar kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembagainstansi yang
terkait, literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
27
3.4. Metode Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ialah suatu alat analisis dalam ilmu statistik yang berguna untuk mengukur hubungan matematis antara lebih dari 2
peubah. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda ialah sebagai berikut : Y= a + biX1 + b2X2 + b3X3 +.....+ bnXn + e
Dimana : Y
= Produksi Ton a
= Intersep b1,b2,..bn
= Koefisien Variabel Bebas X1
= Lahan Ha X2
= Bibit Batang X3
= Pupuk Kg X4
= Biaya Tenaga Kerja X5
= Herbisida cc X6
= Insectisida cc e
= Error Ilmu Statistik.com, 2008.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat
Universitas Sumatera Utara
28
heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga
dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga
tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja
menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor VIF dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada
10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. 2.
Uji Normalitas Normalitas dalam statistik parametric seperti regresi dan Anova merupakan
syarat pertama. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Jika
asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel kecil. Uji normalitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan
yaitu melalui pendekatan grafik histogram dan P-P Plot atau uji kolmogorov-smirnov, chi-square, Liliefors maupun Shapiro-Wilk.
Universitas Sumatera Utara
29
Supriana, 2009.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Strength, Weakness, Opportunities dan Threats. Analisis SWOT
merupakan identifikasi yang bersifat sistematis. Analisis ini digunakan untuk menemukan faktor intenal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal
peluang dan ancaman pada suatu organisasi. Dari hasil analisis akan ditemukan strategi yang menyajikan kombinasi terbaik diantara keempatnya. Setelah
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, selanjutnya petani tersebut dapat menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya
untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada. Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk memperkecil atau mengatasi kelemahan yang
dimiliki untuk menghindari ancaman yang ada Rangkuti , 2008.
Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi secara sederhana dan selanjutnya dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.
a. Untuk menyelesaikan hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif dengan cara
menggambarkan dan menjelaskan produktivitas kakao di daerah penelitian dan membandingkannya dengan produktivitas kakao pada 5 tahun
sebelumnya. b.
Untuk menyelesaikan hipotesis 2 digunakan regresi linear berganda. Untuk mengetahui faktor produksi yang mana yang berpengaruh secara signifikan
terhadap produktivitas kakao. Di gunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
30
Y= a + biX1 + b2X2 + b3X3 +.....+ bnXn + e
Dimana : Y
= Produksi Ton a
= Intersep b1,b2,..bn = Koefisien Variabel Bebas
X1 = Luas Lahan Ha
X2 = Bibit BCL Batang
X3 = Bibit RCL Batang
X4 = Pupuk Organik Kg
X5 = Pupuk Non Organik Kg
X6 = Biaya Tenaga Kerja HKO
X7 = Pengalaman Bertani Tahun
e = Error
Kriteria uji F : F hitung F tabel = Ho ditolak, H1 diterima
F hitung F tabel = Ho diterima, H1 ditolak Dimana :
• Ho ditolak, H1 diterima berarti variabel luas lahan,bibit BCL, bibit RCL, pupuk organik, pupuk non organik, biaya tenaga kerja, dan pengalaman
petani secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi kakao. • Ho diterima, H1 ditolak berarti variabel luas lahan,bibit BCL, bibit RCL,
pupuk organik, pupuk non organik, biaya tenaga kerja, dan pengalaman petani secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kakao.
Universitas Sumatera Utara
31
Kriteria uji t : t hitung t tabel = Ho ditolak, H1 diterima
t hitung t tabel = Ho diterima, H1 ditolak Dimana :
• Ho ditolak, H1 diterima berarti variabel luas lahan,bibit BCL, bibit RCL, pupuk organik, pupuk non organik, biaya tenaga kerja, dan pengalaman
petani secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi kakao. • Ho diterima, H1 ditolak berarti variabel luas lahan,bibit BCL, bibit RCL,
pupuk organik, pupuk non organik, biaya tenaga kerja, dan pengalaman petani secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kakao.
c. Untuk menyelesaikan masalah 3, digunakan metode analisis SWOT. Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan alat yang dipakai untuk menyusun
faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis, seperti digambarkan pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
32
IFAS EFAS
STRENGTHS S Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal WEAKNESSES W
Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES O Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
TREATHS T Tentukan 5-10 faktor
ancaman Eksternal
STRATEGI ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
Sebelum melakukan analisis data seperti diatas maka terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan
model matrik faktor strategi internal, matrik faktor strategi eksternal seperti dibawah ini :
Tabel 3. Penilaian Matrik Faktor Strategi Internal, Matrik Faktor Strategi Eksternal
Rating Kategori
Faktor internal Faktor Eksternal
4 Sangat Baik
Kekuatan Peluang
3 Baik
Kekuatan Peluang
2 Cukup Baik
Kekuatan Peluang
1 Tidak Baik
Kekuatan Peluang
-4 Sangat Baik
Kelemahan Ancaman
-3 Baik
Kelemahan Ancaman
-2 Cukup Baik
Kelemahan Ancaman
-1 Tidak Baik
Kelemahan Ancaman
Total skor
Setiap faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari 4 untuk
ketegori sangat baik sampai 1 untuk kategori tidak baik. Sedangkan setiap faktor
Universitas Sumatera Utara
33
internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sangat baik
sampai -1 untuk kategori tidak baik.
Tabel 3. Penilaian Bobot Matrik Faktor Strategi Internal, Matrik Faktor Strategi Eksternal
Faktor Strategi internaleksternal
Rating Bobot Skoring
Rating x Bobot KekuatanPeluang:
1. 2.
3. 4.
5.
Total Bobot kekuatanpeluang 100
KelemahanAncaman: 1.
2. 3.
4. 5.
Total bobot kelemahanancaman
100
Selisih Kekuatan-Kelemahan Peluang-Ancaman
Berdasarkan tabel diatas, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strateginya adalah menentukan faktor-faktor yang menjadi kelemahan-
kekuatan serta peluang ancaman dalam kolom 1, lalu beri bobot masing-masing faktor tersebut yang jumlahnya tidak boleh melebihi total 100 pada kolom 2.
kemudian peringkatkan setiap faktor dari 4 sangat baik sampai 1 tidak baik dalam kolom 3 berdasarkan respon petani terhadap faktor itu. Kemudian yang
terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skoring dalam kolom 4. Setelah itu hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal
dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi.
Universitas Sumatera Utara
34
3.5. Definisi dan Batasan Operasional