Analisis Data METODE PENELITIAN

117 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu klasifikasi data dalam bentuk tabel atau gambar sebingga memperlihatkan kaitan, hubungan atau paduan dari hal-hal yang dikaji dan 4 conclusion : drawing and verifying terhadap data dan informasi yang diperoleh. Pada saat dilakukan pengumpulan data kualitatif digunakan dengan teknik saturasi kecukupan data dan triangulasi. Tujuannya adalah untuk menguji apakah model yang diajukan layak diimplementasikan di lapangan dan menjaga keobjektifan temuan. Selain itu juga untuk merefleksikan dan melakukan interpretasi atas dasar acuan teori serta memberikan penguatan terhadap proses pemagangan. Untuk menjaga validitas, reliabilitas dan objektifitas temuan dilakukan melalui pengujian credibility validitas internal, transferability validitas eksternal, dependability reliabilitas dan corfirmability objektifitas. Credibility kepercayaan dilakukan agar hasil-hasil temuan dapat dicapai kebenarannya oleh peneliti untuk data dan informasi ganda atau yang memi1iki penafsiran berbeda. Penarikan keabsahan data dan informasi melalui upaya 1 activies increasing the probality that credible finding will be produced, 2 persistent observasion, 3 triangulation, 4 peer debiefing, 5 referential adequacy, 6 negative case analysis dan 7 member checks. Gambar 3.3 Model Interaktif Analisis Data Kualitatif Data Collecting Data Display Data reduction Data Conclusion Sumber: Miles dan Huberman 1994 dalam Sugiyono 2009 118 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Transferability validitas ekstemal dilakukan untuk mengkaji sejauhmana hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi berbeda. Transferability ditempuh peneliti dengan mencari dan mengumpulkan kejadian-kejadian empiris, yaitu model-model faktual dalam penyelenggaraan magang, baik yang dilakukan oleh Penilik PLS, Parnong Belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar maupun lembaga swadaya masyarakat. 3. Dependability reliabilitas atau ketergantungan yaitu upaya untuk melihat sejauhmana hasil penelitian atau model magang yang dikembangkan memiliki tingkat keandalannya. Semakin sama hasil pengulangan dari model yang diujicobakan pada kondisi dan setting tertentu, maka model tersebut dinyatakan memiliki dependability. 4. Comfirmability derajat keyakinan ditempuh untuk melihat kebenaran data yang diperoleh melalui audit trail. Audit trail dilakukan dengan 1 pemeriksaan terhadap semua catatan lapangan, laporan dan dokumen, 2 hasil analisis data, baik berupa hasil pengolahan data, rangkuman, tabel, garnbar dan konsep-konsep dan 3 catatan mengenai proses penelitian. 5. Untuk menafsirkan data penelitian dari kuisioner variabel kreativitas maka digunakan skala penilaian variabel dengan cara mencari presentase, penulis berpedoman kepada pendapat yang dikemukakan Champion 1985:302, yaitu : P = Jumlah Skor Hasil Penelitian x 100 Jumlah Skor Jawaban Ideal Jumlah presentase tangagapan responden tersebut kemudian ditafsirkan dan dinilai. Deskripsi hasil penelitian dalam penelitian ini akan diintrepretasikan berdasarkan pendapat Arikunto 1996: 244, pada tabel 3.9 berikut : Tabel 3.10 Skala Penilaian Variabel Nilaia Prosentase Kriteria Penilaian 76 - 100 Baik 56 - 75 Cukup BaikSedang 119 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40 - 55 Kurang Baik 40 Tidak Baik 6. Pengujian efektifitas model dilakukan dengan quasi-experimental melalui ujicoba dalam kancah lapangan. Data yang diperoleh dari hasil angket adalah data dalam bentuk ordinal sehingga data tersebut peneliti ubah menjadi data dalam bentuk interval melalui Method of Successive Interval MSI. Dengan Tahapan-tahapan tersebut menurut Harun Al-Rasyid 1993: 131 yaitu: a. Menentukan frekuensi setiap respon b. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah sampel c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif d. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku e. Menghitung scale value SV untuk masing-masing respon dengan rumus : 2 z exp 2 1 z f 2    f. Mengubah scale value SV terkecil menjadi sama dengan satu 1 dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh transformedscale value TSV. 7. Untuk melihat efektivitas pelaksanaan Kursus Keterampilan Kreatif berbasis potensi industri dalam meningkatkan kreativitas maka digunakan metode statistik parametrik uji t untuk dua sampel independen yaitu kreativitas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji T independen ini memiliki asumsisyarat yang mesti dipenuhi, yaitu : a. Datanya berdistribusi normal b. Kedua kelompok data independen bebas c. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik dengan hanya 2 kelompok 120 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Secara perhitungan manual ada dua formula rumus uji T independen, yaitu uji T yang variannya sama dan uji T yang variannya tidak sama. Untuk varian sama menggunakan formulasi berikut : √ Keterangan : Xa = rata-rata kelompok kontrol Xb = rata-rata kelompok eksperimen Sp = Standar Deviasi gabungan Sa = Standar deviasi kelompok a Sb = Standar deviasi kelompok b na = banyaknya sampel di kelompok a nb = banyaknya sampel di kelompok b DF = na + nb -2 Sedangkan untuk varian yang tidak sama menggunakan formulasi berikut : ̅ ̅ √ Untuk DF degrre of freedom uji T independen yang variannya tidak sama itu berbeda dengan yang di atas DF= Na + Nb -2, tetapi menggunakan rumus : ⌊ ⌋ Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka menggunakan rumus : 121 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Df a = na - 1 dan Df b = nb – 1 Bila nilai P α , maka variannya sama, namun bila nilai P = α, berarti variannya berbeda Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan proses dan hasil dari pelaksanaan penelitian dan pengembangan model kursus keterampilan kreatif yang dilaksanakan di Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Konseptual Model Kursus Keterampilan Kreatif

Konseptual model kursus keterampilan kreatif menekankan pada penguatan strategi pengembangan kreativitas melalui strategi 4P press, person, process, product. Strategi tersebut meliputi penguatan motivasi peserta didik, penyusunan kurikulum berdifferensiasi, pemilihan instruktur kreatif dan penggunaan pendeketan pembelajaran kontektual.

2. Penerapan Model Kursus Keterampilan Kreatif

Berdasarkan hasil ujicoba model kursus keterampilan kreatif dengan strategi 4 P dapat diterapkan di lapangan. Hasilnya model kursus keterampilan kreatif menunjukkan adanya peningkatan sikap dan keterampilan kreatif peserta didik dalam menghasilkan produk-produk kreatif. Adapun langkah-langkah dalam penerapan model adalah sebagai berikut. a. Identifikasi kebutuhan jenis kursus yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, potensi daerah dan sumber daya manusia serta melihat kebutuhan pasar atau konsumen. Melihat aspek teknis, ekonomis dan social. Dengan adanya identifikasi dapat ditemukan jenis kursus yang sesuai dengan kebutuhan pereta didik, potensi lingkungan, dan kebutuhan pasar. b. Menyusun rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, sasaran, pengelola, instruktur, program belajar, tempat belajar, proses belajar, evaluasi dan hasil belajar, dapat memudahkan pelaksanaan kursus keterampilan kreatif. 206 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Rekruitmen peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi menunjang dalam keseriusan peserta didik dalam mengikuti kursus, d. Rekruitmen instrukturpendidik yang memiliki kepribadian kreatif sangat efektif sebagai model untuk menularkan kepribadian kreatif kepada peserta didik, hal ini dikarenakan sikapnya menjadi teladan bagi peserta didik. e. Menjalin kemitraan dengan dinas pendidikan, pelaku usaha, tokoh-tokoh masyarakat sangat efektif karena bisa dijadikan sebagai instruktur, alat dan bahan pembelajaran, tempat pembelajaran, atau magang, serta adanya kerjasama dalam kontrak kerja dalam penyaluran lulusan. f. Dengan adanya penyusunan kurikulum berdifferensiasi, maka materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, potensi lingkungan dan kebutuhan pasar. Materi yang mendukung keberhasilan kursus keterampilan kreatif diantaranya adalah materi membuat produk sesuai pola, memodifikasi produk dan membuat produk baru. g. Penyiapan alat dan bahan pembelajaran yang lengkap, benda nyata dan sesuai dengan dengan jenis kursus dapat mendorong motivasi peserta didik dalam pembelajaran, sehinggga dapat mendukung terhadap peningkatan dan mengembangkan kreativitas peserta didik h. Proses pembelajaran dengan penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual yang meliputi inkuiri, konstruksi, bertanya kemudian pemodelan, masyarakat belajar refleksi dan penilaian sebenarnya sangat efektif dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kreativitas peserta didik. i. Pendampingan pada saat belajar dan bekerja sangat diperlukan dalam mengarahkan, dan membimbing peserta didik dalam belajar dan pada saat bekerja atau berusaha. j. Hasilnya peserta didik memiliki motivasi yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan kreatif. Memiliki kemampuan dalam berpikir kreatif seperti senang dengan ide-ide baru, bertanya dan memberian