Metode Penelitian Desain Penelitian

orang siswa perempuan. Pemilihan kelas V sebagai subyek penelitian dilandasi atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukan di kelas V banyak kesulitan dalam melakukan gerak dasar meningkatkan kecepatan lari dalam lari jarak pendek. Peneliti bertindak sebagai konseptor dan observer, sedangkan mitra peneliti berperan sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk menyajikan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Adapun kondisi sekolahnya yaitu dengan luas tanah 2240 m2, luas bangunan 539 m2, jumlah guru 19 orang, dan jumlah seluruh siswa 267 orang dengan rincian laki-laki 134 siswa dan perempuan 133 siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas PTK atau class action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Kemmis Dalam Wiriaatmadja, 2008: 12 menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah: sebuah bentuk inkuiri reflektif yang di lakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu termasuk pendidikan untuk meningkatkan resionalitas dan keadilan a. kegiatan praktek social atau pendidikan mereka b. pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan peraktek pendidikan ini dan c. situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan peraktek ini. Ada empat komponen yang menjadi konsep PTK. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto 2002: 83, Keempat komponen tersebut menunjukkan langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan atau Planning. b. Tindakan atau Acting c. Pengamatan atau Observing dan d. Refleksi atau Reflecting. Penelitian Tindakan Kelas memiliki manfaat yang sangat berguna dalam kemajuan kegiatan pembelajaran dimana dla penelitian ini guru dapat guru terjun langsung untuk lebih memahami bagaimana cara untuk peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran di kelas. Kaitannya dengan pembelajaran lari sprint, metode PTK ini sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran secara langsung dengan tetap mempriorotaskan peran profesionalisme guru dalam kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajar. Dalam hal ini guru memiliki wewenang yang luas otonom dalam melaksanakan tindakan- tindakannya selama proses pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Desain peneliti yang digunakan adalah desain yang dibuat oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart, yang mana di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen. Dalam desain ini sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, akan diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri, dan demikian seterusnya, atau dengan beberapa kali siklus. Berikut adalah design penelitian model stphen Kemmis dan Robbin Mc Taggart. Gambar 3.2 Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart Wiriaatmadja 2008: 66 Setiap siklus berdasarkan model spiral di atas dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi kemudian kembali melaksanakan perencanaan jika target yang diharapkan belum tercapai. Gambar 3.1 di atas, diawali dengan perencanaan planning, yaitu perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah: pelaksanaan action yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya; pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan replanning selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ketindakan sampai dengan target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

D. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS V SDN NAGRAK I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 68

Penerapan Permainan Rintangan Untuk Meningkatkan Pergerakan lutu pada gerak dasar lari sprint Di SDN Nyalindung II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang”.

0 2 60

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 47

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA RAJA DI KELAS V SDN MARGAJAYA KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

2 151 45

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BALERANTE KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON.

1 1 44

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SEPAKBOLA DALAM MELAKUKAN PASSING DENGAN KAKI BAGIAN LUAR MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA DALAM LINGKARAN DI SDN JAYASARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 42

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING PRIS PADA SISWA KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 59

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA CABANG ATLETIK MELALUI PERMAINAN BEBENTENGAN PADA SISWA KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 48

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR DRIBBLING DENGAN KAKI BAGIAN DALAM DAN LUAR DALAM SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN ZIG-ZAG PADA SISWAKELAS V SDN JAYASARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 50