42 Gambar 3.1 Disain Penelitian.
Keterangan : X1 : Variabel kedisiplinan.
X2 : Variabel kemampuan berbahasa Inggris. Y : Variabel semangat kerja.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung,
Jl.Pasantren Km 2 Cibabat, Cimahi 40513 Jawa Barat. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung adalah Unit
Pelaksana Teknis dan bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional. Sebagai lembaga pemerintah, P4TK BMTI Bandung dalam tugasnya melaksanakan Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri. X
1
X
2
Y
Y X 1
Y X
r
2
43
C. Populasi dan Sampel.
1. Populasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk
dipelajari dan
kemudian ditarik
kesimpulannya Sugiyono,2002:57. Berdasarkan judul penelitian maka populasi dalam
penelitian ini adalah widyaiswara yang bekerja di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik
Industri Bandung yang terdiri atas 105 orang widyaiswara dari berbagai unit verja yaitu : bangunan, elektronika, listrik, mesin, otomotif, las dan fabrikasi,
dan pendidikan umum. 2.
Sampel.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sukmadinata 2006 : 253 salah satu cara pengambilan sampel
yang representatif adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk
dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel menurut Yamane Riduwan 2008 : 65 dapat menggunakan rumus :
1 .
2
+ =
d N
N n
Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi.
d = Presisi yang ditetapkan 10
44 Berdasarkan rumus di atas maka sampel untuk responden di atas:
1 1
, 105
105
2
+ =
n
51 05
, 2
105 =
= n
Pengambilan sampel adalah 51 dari 105 orang populasi yang terdiri atas widyaiswara pada bagian bangunan, elektronika, listrik, mesin, otomotif, las dan
fabrikasi, dan pendidikan umum.
D. Instrumen Penelitian.
1. Instrumen Pengumpul Data.
Instrumen penelitian ini dikembangkan sesuai dengan variabel yang akan diukur. Jenis instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Angket.
Angket merupakan salah satu alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab Sugiyono, 2005: 162. Angket pada umumnya digunakan untuk meminta keterangan tentang fakta, pendapat, pengetahuan, sikap dan perilaku responden
dalam suatu peristiwa. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang kedisiplinan dan semangat kerja. Model pengukuran yang digunakan
untuk menjaring data pada variabel-variabel penelitian ini adalah :
1
Variabel kedisiplinan : menggunakan angketlembar evaluasi.
2
Variabel semangat kerja : menggunakan angketlembar evaluasi. Teknik angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup
karena jawaban telah disediakan. Angket yang digunakan adalah pilihan ganda
45 dimana setiap item soal disediakan 5 jawaban dengan skor masing-masing sebagai
berikut : 1. Jawaban “a” diberi skor 5 dengan kategori sangat tinggi.
2. Jawaban “b” diberi skor 4 dengan kategori tinggi. 3. Jawaban “c” diberi skor 3 dengan kategori sedang.
4. Jawaban “d” diberi skor 2 dengan kategori rendah. 5. Jawaban “e” diberi skor 1 dengan kategori sangat rendah.
Instrumen disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
b. Tes.
Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan untuk mengukur pengetahuan, inteligensia, kemampuan, bakat yang dimiliki individu. Tes TOEIC,
TOEFL dan IALT digunakan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan dan pengetahuan berbahasa Inggris. Dalam penelitian ini variabel kemampuan
berbahasa Inggris diukur menggunakan tes TOEIC yang telah baku.
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian.
Penelitian terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebasnya independen terdiri dari kedisiplinan X
1
, kemampuan berbahasa Inggris X
2
, Variabel terikat atau dependen Y adalah semangat kerja. Ketiga variabel tersebut kemudian dibuatkan kisi-kisi penelitian yang terdiri dari
variabelsubvariabel dan dimensi. Dimensi instrumen penelitian diperinci menjadi bentuk butir-butir pernyataan.
46 Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen penelitian
No Variabel
Dimensi No. Soal
1 Kedisiplinan
Faktor Kepribadian •
Disiplin karena kepatuhan. Kepatuhan terhadap aturan-
aturan yang didasarkan atas dasar perasaan takut.
• Disiplin karena identifikasi.
Kepatuhan aturan yang didasarkan pada identifikasi
Dimensi
adalah perasaan kekaguman atau penghargaan pada pimpinan.
• Disiplin karena internalisasi.
Disiplin kerja dalam tingkat ini terjadi karena karyawan
mempunyai sistem nilai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-
nilai kedisiplinan.
Faktor Lingkungan Disiplin yang tinggi merupakan
proses pembelajaran agar dapat merupakan agen pengubah perlu
memperhatikan prinsip-prinsip : •
Konsisten, adalah memperlakukan aturan
secara berkesinambungan dari waktu ke waktu.
• Adil bersikap positif adalah
setiap pelanggaran yang dibuat seharusnya dicari fakta
dan dibuktikan terlebih dahulu.
• Terbuka.
Komunikasi terbuka mengenai apa yang boleh dan tidak
boleh. 1,2,3,4,5,
6,7,8,9,10,
11,21,22,23
12,13,14,15,
16,17,18,19
20,24,25
2 Kemampuan
berbahasa Inggris
Reading. Listening
Writing. Speaking
Test TOEIC
47 No
Variabel Dimensi
No. Soal 3
Semangat kerja
Tanggungjawab. Hubungan yang harmonis
Kerja sama Kepuasan Kerja
1,2,3,4,5,6 7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17 18,19,20,21,22,
23,24,25
3. Uji Coba Instrumen.
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan betul-betul mengukur yang seharusnya diukur dan untuk melihat
konsistensi dari instrumen tersebut dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda Sugiyono
2005 :137.
a. Uji Validitas Instrumen.
Uji validitas digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono 2005 : 137 sehingga instrumen penelitian bisa memenuhi persyaratan.
Arikunto dikutip oleh Akdon 2005 :143 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Untuk mengungkap data yang sesungguhnya, maka terlebih dahulu instrumen tersebut perlu diujicoba untuk menguji validitas
instrumen tersebut. Hasilnya dihitung dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan rumus :
Riduan 2008 : 136
Dimana : = Koefisien Korelasi
} {
}
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
− −
− =
2 2
2 2
y x
x n
y x
y x
n r
xy
n y
{
xy
r
48 ∑x = Jumlah skor item
∑y = Jumlah skor total seluruh item Setelah perhitungan selesai dan instrumen valid, maka dilihat kriteria
penafsiran mengenai indeks korelasinya r sebagai berikut : Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Riduan 2008: 136 Untuk menguji signifikansi hubungan yaitu apakah hubungan yang
ditemukan itu berlaku untuk seluruh sampel yang berjumlah 51 orang, maka perlu diuji signifikansinya. Rumus uji signifikansi korelasi product moment adalah
sebagai berikut :
Keterangan : t
= Nilai t
hitung
r = Koefisien korelasi hasil r
hitung
n = Jumlah responden
Harga t
hitung
selanjutnya dibandingkan dengan harga t
tabel
, untuk kesalahan 5.
α
= 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2. Kaidah keputusan : jika t
hitung
t
tabel
berarti valid, sebaliknya t
hitung
≤ t
tabel
berarti tidak valid. Riduan 2008: 137
2
1 2
r n
r t
− −
=
49
b. Hasil Uji Validitas Instrumen Kedisiplinan X
1
Variabel ini terdiri dari 25 butiritem pernyataan positif maupun negatif. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 28 orang widyaiswara, dengan
hasil. Tabel 3.3
Hasil uji Validitas instrumen kedisiplinan. X1 Pernyataan
t hitung t tabel
Kesimpulan 1
4,12 1,706
Valid 2
2,13 1,706
Valid 3
-0,53 1,706
Tidak Valid 4
2,98 1,706
Valid 5
1,74 1,706
Valid 6
0,39 1,706
Tidak Valid 7
2,39 1,706
Valid 8
2,42 1,706
Valid 9
-0,49 1,706
Tidak Valid 10
-0,42 1,706
Tidak Valid 11
4,85 1,706
Valid 12
1,96 1,706
Valid 13
7,03 1,706
Valid 14
2,82 1,706
Valid 15
5,83 1,706
Valid 16
5,99 1,706
Valid 17
6,95 1,706
Valid 18
6,89 1,706
Valid 19
4,83 1,706
Valid 20
2,13 1,706
Valid 21
2,31 1,706
Valid 22
8,32 1,706
Valid 23
9,19 1,706
Valid 24
3,91 1,706
Valid 25
0,50 1,706
Tidak Valid
Analisis data menunjukkan hasil bahwa 20 butiritem pernyataan dinyatakan valid dan 5 item tidak valid.
50
c. Hasil Uji Validitas Instrumen Semangat Kerja Y
Variabel ini terdiri dari 25 butiritem pernyataan positif maupun negatif. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 28 orang widyaiswara, dengan
hasil. Tabel 3.4
Hasil uji Validitas instrumen semangat kerja Y Pernyataan
t hitung t tabel
Kesimpulan 1
3,28 1,706
Valid 2
5,95 1,706
Valid 3
1,62 1,706
Tidak Valid 4
17,53 1,706
Valid 5
13,09 1,706
Valid 6
9,73 1,706
Valid 7
19,76 1,706
Valid 8
13,93 1,706
Valid 9
14,46 1,706
Valid 10
1,76 1,706
Valid 11
5,79 1,706
Valid 12
1,71 1,706
Valid 13
16,37 1,706
Valid 14
15,70 1,706
Valid 15
17,30 1,706
Valid 16
17,30 1,706
Valid 17
18,57 1,706
Valid 18
16,43 1,706
Valid 19
16,83 1,706
Valid 20
13,41 1,706
Valid 21
15,74 1,706
Valid 22
15,70 1,706
Valid 23
1,68 1,706
Tidak Valid 24
4,75 1,706
Valid 25
6,78 1,706
Valid
Analisis data menunjukkan hasil bahwa 23 butiritem pernyataan
dinyatakan valid. dan 2 item tidak valid.
51
d. Uji Reliabilitas Instrumen.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam
waktu yang berbeda. Reliabilitas instrumen adalah keajegan konsistensi alat ukur dalam mengukur yang diukurnya, sehingga perbedaan dimensi waktu alat
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas instrumen dengan internal consistency dilakukan satu kali. Data kemudian yang diperoleh
dianalisis. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baik. Beberapa teknik atau cara menghitung reliabilitas instrument dapat
dilakukan. Penelitian menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Riduan 2008 : 125. Uji reabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai
berikut :
−
−
=
∑
2 2
1 1
t i
S S
k k
α
Di mana : k = jumlah item. St² = jumlah varians skor total.
Si² = varians responden untuk item ke i.
Menurut Usman, koefisien reabilitas α di atas 0,80 sudah memperlihatkan bahwa instrumen itu reliabel.Riduan, 2008 :125.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.
52 Tabel 3.5
Hasil uji Reliabilitas variabel X
1
dan Y
Variabel Nilai Alpha
Keputusan
Kedisiplinan 0,813
Reliabilitas tinggi
Semangat Kerja 0,770
Reliabilitas tinggi
4. Revisi Instrumen
Setelah memperhatikan beberapa butir instrumen yang tidak valid dalam analisis validitas di atas, maka setelah dibandingkan dengan kisi-kisi yang telah
disusun di depan ternyata bahwa informasi yang terdapat dalam beberapa butir yang tidak valid tersebut diprediksi tidak mengganggu proporsi kisi-kisi yang ada,
karena itu diputuskan untuk membuang instrument yang tidak valid .
5. Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data. a. Prosedur Penelitian.
Prosedur pengumpulan data ini termasuk pada saat pengambilan data uji coba instrumen sampai pada pengumpulan data penelitian yang sesungguhnya.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah : 1 Penggandaan instrumen, 2 mempersiapkan surat izin melaksanakan penelitian.
3 Penyebaran angket.
b. Prosedur Pengolahan data.
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Hasil
pengolahan data dapat memberikan makna data yang dikumpulkan sehingga hasil
53 penelitianpun segera diketahui. Langkah-langkah pengolahan data dalam
penelitian adalah : 1
Menyeleksi editing data yang telah dikumpulkan dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan
editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Hasan 2002: 89 menyatakan bahwa kesalahan data dapat
dilengkapi atau diperbaiki dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan
penyisipan interpolasi. 2
Memberi skor terhadap item-item kuesioner berdasarkan pola skor ke dalam tabel rekapitulasi data tabulasi.
3 Menganalisis data kemudian diinterpretasikan untuk dapat menarik
kesimpulan.
c. Teknis Analisis Data.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis, dan tahapan pengujian hipotesis.
1. Tahap Deskripsi Data.
Sebelum data dideskripsikan terlebih dahulu data mentah dikonversikan menjadi Z skor dan T skor. Adapun perhitungan data mentah menjadi Z skor dan
T skor untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :
SD M
X Z
skor
− =
Riduan 2008:181
Dimana : N
X M
∑
=
54 1
2
− −
=
∑
N M
X SD
i
Z T
Skor
10 50
+ =
Riduan 2008:189 Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah
membuat tabulasi data untuk setiap variabel, mengurutkan data secara interval dan menyusunnya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, mencari modus, median,
rata-rata mean, dan simpangan baku. Deskripsi data dilakukan dengan menggunakan program MS Exel dan kalkulator jenis Casio FX 4500 PA.
Hasil konversi data mentah menjadi Z skor dan T skor pada lampiran 6.
2. Tahap Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis yang akan dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya
sebaran data yang akan dianalisis.Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji normalitas menggunakan uji
Lilliefors, sedangkan uji homogenitas menggunakan uji Bartleth.
a. Uji Normalitas Data X
1
, X
2
dan Y
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena
semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Formularumus yang digunakan untuk melakukan suatu uji t-test misalnya
dibuat dengan mengasumsikan bahwa data yang akan dianalisis berasal dari populasi yang sebarannya normal. Dalam penelitian ini digunakan uji normalitas
metode Lilliefors dengan cara sebagai berikut Ating 2006 : 289.
55 Langkah-langkah uji normalitas data dengan uji Lilliefors :
a. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang terbesar dan menentukan frekuensi tiap-tiap data.
b. Menentukan nilai z dari tiap-tiap data. c. Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z,
selanjutnya disebut dengan Q z. d. Menghitung frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z,
selanjutnya disebut dengan S z. e. Menentukan nilai Lo = F z – S z dan membandingkannya dengan nilai Lt
dari tabel Liliefors. f. Kaidah keputusan :
Ho :
sampel berdistribusi normal H
1
: sampel berdistribusi tidak normal
Lo ≤ Lt , maka terima Ho yang berarti sampel berdistribusi normal
Lo Lt, maka tolak Ho yang berarti sampel tidak berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas pada lampiran 7.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggnakan uji Bartleth. Sesuai dengan ketentuan, kriteria homogenitas menurut uji Barleth adalah χ
²
h
χ ²
t
, maka data mempunyai varian yang homogen atau berasal dari populasi yang homogen.
Untuk melakukan pengujian homogenitas menggunakan uji Bartlet yaitu dengan
menggunakan rumus: χ
2 hitung
= lon10.[B-Σdk Log S
i 2
] Riduan 2008 : 178
56 dimana :
..... .....
. .
2 1
2 2
1 1
2
+ +
+ +
= n
n S
n S
n S
i
dan
∑
− =
1 .
2
n S
Log B
Selanjutnya membandingkan χ
2 hitung
dengan χ
2 tabel
untuk alpa α= 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 1.
Kriteria pengujian: Jika χ
2 hitung
χ
2 tabel
maka distribusi data tidak homogen. Riduwan2003:185 Jika χ
2 hitung
≤ χ
2 tabel
maka distribusi data homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas pada lampiran 8.
3. Tahap Pengujian Hipotesis.
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua digunakan
teknik analisis korelasi dan regresi linear sederhana sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga digunakan teknik korelasi dan regresi linear ganda. Uji
keberartian menggunakan uji t dan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05. Sesuai dengan hipotesis dan desain penelitian yang telah dikemukakan,
maka dalam pengujiannya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Untuk mengetahui hubungan antara X
1
dengan Y; X
2
dengan Y; digunakan rumus korelasi sederhana Pearson Product Moment berikut:
Riduan 2008 : 136
Di mana : r
xy
= Koefisien korelasi ∑x
= Jumlah skor item
} {
}
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
− −
− =
2 2
2 2
Y
X
X
n
Y X
Y X
n r
xy
n
Y
{
57 ∑y
= Jumlah skor total seluruh item n = Jumlah sampel
Nilai korelasi PPM dilambangkan r, apabila nilai r telah diperoleh dari hasil
perhitungan, selanjutnya ditafsirkan dengan tabel interpretasi tabel 3.3. Hasil perhitungan korelasi pada lampiran 9.
1. Uji Multikolinier
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel bebas apakah variabel bebasnya saling independent atau tidak independent.
Rumus yang digunakan untuk mencari korelasi antar variabel bebas adalah Pearson Product Moment berikut:
{ }
{ }
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
2 2
2 2
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
. .
. X
X n
X X
n X
X X
X n
r
X X
Jika harga 8
,
2 1
≥
X X
r artinya X
1
dan X
2
tidak independent. Jika harga
8 ,
2 1X
X
r artinya X
1
dan X
2
saling independent.
2. Kontribusi variabel X terhadap Y.
Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :
Di mana : KD
= Nilai koefisien determinan r
= Nilai koefisien korelasi KD = r
2
x 100 Riduan 2008: 136
58 Untuk uji signifikansi variabel X terhadap Y digunakan rumus seperti
dibawah ini, sedangkan mencari t
tabel
menggunakan bantuan MsExcel.
Di mana : t
= Nilai t
hitung
r = Koefisien korelasi hasil r
hitung
n = Jumlah responden
Untuk mengetahui hubungan secara simultan X
1
, X
2
, terhadap Y menggunakan koefisien korelasi ganda, perhitungan dilakukan dengan bantuan
program MsExcel. Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variabel digunakan metode
regresi.
3. Regresi Linear Sederhana
Uji regresi ini ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X dan Y. Persamaan regresi ini dinyatakan dengan rumus :
bX a
Y +
=
Di mana :
∧
Y = Variabel terikat variabel yang diduga
X = Variabel bebas
a = Intersepkonstanta
b = Koefisien regresi
Riduan 2008: 137
2
1 2
r n
r t
− −
=
59 Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi
tersebut, maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu melalui persamaan berikut :
2 1
2 1
1 1
1 2
1 1
X x
n Y
X X
X Y
a ∑
− ∑
∑ ∑
− ∑
∑ =
2 1
2 1
1 1
1 1
X x
n Y
X Y
X n
b ∑
− ∑
∑ ∑
− ∑
=
Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian signifikansi arah koefisien dengan menggunakan analisis varians ANAVA yang diolah dengan
bantuan MsExcel. Kaidah pengujian linearitas :
F
hitung
F
tabel
, maka terima H
0,
dan tolak H
a
artinya data berpola tidak linear.
F
hitung
≤ F
tabel
, maka tolak H , terima H
a
artinya data berpola linear. Dengan taraf signifikan α = 0,05; mencari F
tabel
menggunakan rumus: F
tabel
= F
1- α dk= TC, dk= E
Selanjutnya pada umumnya semua besaran yang diperoleh, disusun dalam sebuah daftar yang disebut analisis varians ANAVA sebagaimana terlihat pada
lampiran 10.
4. Regresi Linear Ganda.
Uji regresi linear ganda bertujuan untuk membuktikan ada atau tidak adanya hubungan fungsional atau kausal antara variabel bebas X
1
, X
2
, terhadap Y. Riduan 2008: 145
Riduan 2008: 145
60 Pengujian data dilakukan menggunakan bantuan program MsExcel.. Persamaan
regresi linear ganda dinyatakan dalam rumus :
∧
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
d. Hipotesis Statistik.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis I
: H
1
:
ρ
x1y
≠ 0 Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kemampuan berbahasa
Inggris dengan semangat kerja. Hipotesis II : H
1
:
ρ
x2y
≠ 0 Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kemampuan berbahasa
Inggris dengan semangat kerja. Hipotesis III : H
1
:
ρ
x1x2y
≠ 0 Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kedisiplinan, kemampuan
berbahasa Inggris secara bersama-sama dengan semangat kerja.
Keterangan : Ho
: Hipotesis Nol.
H
1
: Hipótesis Alternatif.
ρ
x1y
: Koefisien korelasi antara kedisiplinan X
1
dengan semangat kerja Y.
ρ
x2y
: Koefisien korelasi antara kemampuan berbahasa Inggris
X
2
dengan semangat kerja Y.
ρ
x1x2y
: Koefisien korelasi antara kedisiplinan X
1
, kemampuan berbahasa Inggris X
2
dengan semangat kerja Y.
E. Prosedur Penelitian.
Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut :
61
Tahap Pendahuluan :
Pada tahap pendahuluan dilakukan berbagai persiapan sebagai berikut : a.
Menyusun proposal. b.
Melaksanakan seminar proposal dan perbaikan hasil seminar. c.
Mengadakan observasi ke lembaga yang ditunjuk sebagai tempat penelitian.
d. Mengurus surat izin penelitian.
Tahap Persiapan.
a. Membuat alat pengumpul data berupa angket dan tes.
b. Menguji coba alat pengumpul data.
c. Menganalisis hasil uji coba validitas dan reabilitas.
d. Memperbanyak alat pengumpul data.
Tahap Pelaksanaan :
a. Mengumpulkan nilai tes TOEIC.
b. Mendistribusikan alat pengumpul data angket.
c. Mengumpulkan data.
d. Mengolah data.
e. Menginterpretasikan hasil pengolahan data.
f. Menyimpulkan dan membuat laporan.
62 Gambar 3.2 Alur Penelitian
Menyusun Instrumen
Uji Coba Instrumen
Analisis Uji Coba Instrumen
Revisi Instrumen
Penjaringan Data Penelitian
Analisis Data
KesimpulanLaporan Menyusun Proposal
Sidang Proposal
Menyusun Instrumen
Semangat Kerja
Menyusun Instrumen
Kedisiplinan Tes TOEIC
Sudah Baku
87
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kedisiplinan dengan
semangat kerja widyaiswara. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif kedisiplinan, akan diiringi dengan meningkatnya semangat kerja widyaiswara.
Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kedisiplinan, akan diiringi dengan menurunnya semangat kerja widyaiswara.
Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kemampuan berbahasa Inggris dengan semangat kerja widyaiswara. Hal ini memberikan pengertian bahwa
semakin positif kemampuan berbahasa Inggris, akan diiringi dengan meningkatnya semangat kerja widyaiswara. Demikian pula sebaliknya, semakin negatif kemampuan
berbahasa Inggris, akan diiringi dengan menurunnya semangat kerja widyaiswara. Terdapat pengaruh positif yang signifikan secara bersama-sama antara
kedisiplinan dan kemampuan berbahasa Inggris dengan semangat kerja widyaiswara. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif baik kedisiplinan, dan
kemampuan berbahasa Inggris maka semakin tinggi pula semangat kerja widyaiswara. Sebaliknya semakin negatif kedisiplinan dan kemampuan berbahasa
Inggris, maka semakin rendah pula semangat kerja widyaiswara.