Taat terhadap Pemimpin PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF KITAB HADITS

111 ideal, di mana pemerintahan dijalankan seperti halnya pemerintahan masa Nabi. Indikator yang dapat di lihat adalah: a. Pembentukannya dengan suara rakyat b. Pemerintahan dijalankan dengan musyawarah c. Kedaulatan hukum Ilahi diaplikasikan dalam kehidupan bernegara, sehingga terdapat keyakinan bahwa segala gerak gerik dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT. d. Kekuasaan negara tidak didominasi oleh satu kelompok ataupun golongan. Selain mampu menciptakan tatanan pemerintahan yang ideal, masa Khulaf‟ al Rasyidun terkenal dengan kemampuanya mengalahkan dua imperium besar sebelumnya yaitu Persia dan Roma. Masing-masing khalifah memiliki kekhasan dalam memerintah umat Islam.Mereka berusaha keras melanjutkan dakwah Nabi ke seluruh alam. Pentingnya mempelajari sejarah ini agar peserta didik dapat memperoleh banyak pelajaran hidup dari pengalaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin. Sehingga nantinya peserta didik tidak akan melakukan kesalahan serupa yang pernah dilakukan para sahabat ketika peserta didik menjadi pemimpin.

R. Taat terhadap Pemimpin

Rasulullah SAW bersabda: 112 Artinya: Dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,Barang siapa yang taat kepadaku, berarti ia taat kepada Allah. Barang siapa yang durhaka kepadaku, berarti ia telah durhaka kepada Allah. Barang siapa yang taat kepada pemimpin, berarti ia telah taat kepadaku. Barang siapa yang durhaka kepada pemimpin, berarti ia telah durhaka kepadaku.H.R Muslim. 73 Berdasarkan hadits di atas Nabi Muhammad SAW, berpesan agar setiap muslim hendaknya mendengar dan mematuhi keputusan, kebijakan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh para pemimpin, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi dirinya. Selama peraturan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Kunci dari keberhasilan suatu negara atau organisasi diantaranya terletak pada ketaatan para warga atau pengikutnya dan pemimpinnya kepada Allah SWT. Dan apabila kaum muslimin tidak mau mendengar dan tidak mau mematuhi serta tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di Negara atupun di organisasi tempat ia tinggal, maka kehancuranlah yang akan terjadi dan sekaligus menjadi bencana bagi umat islam. Apabila pemimpin memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka kita tidak boleh mentaati perintahnya. kepatuhan terhadap pemimpin mempunyai batasan tertentu yakni selama memimpin dan mengarahkan kepada hal-hal yang positif dan tidak menuju ke jalan kemaksiatan 73 Op. Cit, hlm. 26. 113 maka kita wajib mematuhi perintahnya, begitu pula sebaliknya. Misalnya, pemimpinitu melarang wanita muslim mengenakan jilbab; pemimpin yang menyuruh untuk melakukan perjudian dan masih banyak contoh yang lain. Kedudukan seorang pemimpin sangat tinggi dalam agama Islam, sehingga ketaatan kepada merekapun disejajarkan dengan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya, sebagaimana Firman-Nya.   Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. Q.S An-Nisa :59. 74 Kriteria-kriteria pemimpin yang wajib kita taati : 1 Islam 2 Mengikuti perintah-perintah Allah dsan Rasul-Nya 3 Menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar 4 Lebih mementingkan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi 5 Tidak mendzalimi umat Islam 6 Memberikan teladan dalam beribadah. Islam tidak membiarkan begitu saja kaum muslim untuk melepaskan diri dari ketaatan pada pemimpin yang memerintahkan kemaksiatan dan memerintah bukan 74 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahnya, Surabaya: Karya Agung, 2006, hlm. 87. 114 berdasarkan sistem hukum Islam, tetapi Islam mendorong kaum Muslim untuk meluruskan pemimpin yang menyimpang, merubah, bahkan menggantikannya. Karenanya kita akan menjumpai di dalam hukum Islam tuntunan berikutnya, yaitu amar ma‟ruf nahi munkar, taghyir al-munkar merubah kemunkaran, dan muhasabah li al-hukkam mengkritik penguasa. Ini sangat penting, sebab jika ketidaktaatan itu dibiarkan mengikuti hawa nafsu dan akal pikiran manusia, masyarakat akan kacau, stabilitas negara akan hancur, dan pelaksanaan sistem hukum Islam akan lenyap. Dengan demikian, ketaatan di dalam Islam memiliki gambaran yang khas dan unik, sangat berbeda dengan konsep-konsep di dalam masyarakat kapitalis maupun sosialis-komunis. Ketaatan hanyalah kepada Allah Rasul-Nya, dan siapa pun yang menyeru dengan seruan Allah dan Rasul-Nya. Seruan setan dan sekutu-sekutunya, seruan yang mengantarkan pada kehinaan, kekufuran, kemaksiatan, dan berujung pada pintu-pintu neraka wajib dijauhi dan dicampakkan. Allah Swt berfirman:  Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. Q.S Al-Kahfi :28. 75 75 Departemen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahnya, Surabaya: Karya Agung, 2006, hlm. 297. 115

S. Pemberian hadiah untuk para pemimpin