Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011

(1)

PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS DALAM MENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA KA NUNG BAKERY TAHUN 2011

WURRY WULANSARI

H24087074

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

RINGKASAN

WURRY WULANSARI. H24087074. Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011. Dibawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

______________________________________________________________________________ Sejauh ini dunia usaha telah berkembang dengan cepat seiring dengan kemampuan dalam mengelola usaha, hal ini tentu saja menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara badan usaha lainnya, persaingan inilah yang memicu suatu badan usaha untuk mengelola usahanya dengan lebih efisien dan efektif agar dapat terus bertahan di tengah persaingan yang ada saat ini. Dengan dapat mempertahankan badan usahanya maka suatu badan usaha tersebut dapat berhasil untuk terus bertahan dan bersaing

Ka Nung Bakery merupakan UKM yang bergerak di bidang makanan khususnya roti dan makanan timur tengah lainnya, hasil produksi dari Ka Nung Bakery diantaranya adalah roti konde, martabak mesir, pastry, pastry kulit, dan asyidah. Ka Nung Bakery selama ini belum menerapkan analisa perhitungan biaya, volume dan laba. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mengetahui volume penjualan yang harus terjual agar perusahaan berada dalam titik impas maupun volume penjualan untuk mencapai target laba yang diinginkan oleh pihak Ka Nung Bakery. Ka Nung Bakery juga mengalami kesulitan dalam menentukan produk manakah yang memberikan keuntungan terbesar dan produk manakah yang memberikan keuntungan terkecil.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, Menghitung berapa besar volume penjualan untuk masing – masing produk agar dapat mencapai titik impas. Menganalisis produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terbesar dan produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terkecil bagi perusahaan dan menghitung volume penjualan untuk mencapai target laba yang ditetapkan oleh perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa data-data dokumen dan angka-angka laporan, yaitu berupa data biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Metode dan pengolahan analisis data yang digunakan adalah cost volume profit. Dengan analisis Cost Volume Profit yang telah dilakukan bahwa produk yang memberikan keuntungan terbesar bagi Ka Nung Bakery adalah Roti Konde dengan margin kontribusi sebesar Rp 43.402.162,30. Sedangkan produk yang memberikan keuntungan paling kecil terhadap Ka Nung Bakery adalah Asyidah atau dodol arab dengan margin kontribusi Rp 377.559,18.

Titik impas tercapai saat penjualan sebesar 1.950 unit. Jumlah tersebut merupakan kombinasi penjualan produk roti konde sebesar 1.579 unit, roti konde kacang hijau 316 unit, kulit pastry 16 unit, martabak 20 unit dan asyidah 18 unit. Artinya jika Ka Nung Bakery mencapai titik penjualan tersebut maka Ka Nung Bakery akan memperoleh laba sebesar nol. Berdasarkan nilai penjualan, titik impas dapat dicapai pada tingkat penjualan sebesar Rp. 4.860.987.28 jika dibandingkan dengan penjualan periode Desember 2010 sebesar Rp. 54.305.500 maka penjualan Ka Nung Bakery selama periode Desember 2010 masih berada diatas titik impas


(3)

PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS DALAM MENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA KA NUNG BAKERY TAHUN 2011

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

WURRY WULANSARI H24087074

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011


(4)

Judul Skripsi : Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011

Nama : Wurry Wulansari

NIM : H24087074

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP : 197103072005012001

Mengetahui

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 196101231986011002


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Dadi Rosadi dan Rina Subartini. Penulis dilahirkan di Garut, 02 Mei 1987. Penulis mulai bersekolah di Taman Kanak-kanak Sandi Putera Bogor pada tahun 1991, kemudian memasuki Sekolah Dasar pada tahun 1993 di SDN Pengadilan 3, kemudian penulis melanjukan pendidikan ke SMPN 4 Bogor dan lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 6 Bogor dan lulus tahun 2005.

Tahun 2005, penulis diterima di Program Diploma IPB Jurusan Komunikasi melalui jalur USMI. Penulis aktif di organisasi Klub Jurnalistik Jejak Pena Diploma pada tahun 2005-2008. Tahun 2008 penulis melanjutkan studi ke Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Semasa kuliah penulis bekerja sebagai Asisten Dosen di Program Keahlian Komunikasi Diploma IPB. Penulis menjadi Asisten Dosen untuk mata kuliah Produksi Percetakan selama 1 tahun.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan kesempatan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam dilatunkan kepada junjungan nabi Rasullulah SAW. Skripsi berjudul “Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini. Penulis sangat berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pihak-pihak yang memerlukannya, terutama Ka Nung Bakery Bogor.

Bogor, Agustus 2011


(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011, banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas bimbingan dan motivasinya.

2. Ayah , Ibu, dan adik yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dan dukungannya baik secara moril maupun materil kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

3. Pihak Ka Nung Bakery yang telah memberi izin dan informasi penulis untuk melakukan penelitian.

4. Teman-teman Ekstensi Manajemen Angkatan 5 yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas persahabatan dan kegembiraan selama ini.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Pengertian biaya ... 7

2.1.1 Klasifikasi Biaya ... 7

2.1.1 Biaya Dalam Hubungan Dengan Produk ... 8

2.1.3 Perilaku Biaya ... 9

2.1.4. Pemisahan Biaya Tetap dan BiayaVariabel ... 10

2.2. Cost Volume Profit ... 11

2.3. Break Event Point ... 11

III. METODE PENELITIAN ... 14

3.1. Kerangka Pemikiran ... 16

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 17

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 19

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 19

4.1.2 Deskripsi Produk ... 21

4.1.3 Proses Produksi ... 22

4.2. Data Biaya Bulan Desember ... 25

4.2.1 Data Pemakaian Biaya Bahan Baku ... 25

4.2.2 Data Penjualan ... 28

4.3. Analisa dan Pembahasan ... 29

4.3.1 Biaya Bahan Baku ... 31

4.3.2 Analisis Harga Pokok Produksi ... 34

4.3.3 Analisis Margin kontribusi ... 38

4.4. Analisis Break Event Point ... 39

4.5. Analisis Target Laba ... 42


(9)

KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

1. Kesimpulan ... 45

2. Saran ... 46


(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Bakery Kota Bogor ... 2

2. Penjualan tahun 2008-2010 ... 3

3. Data biaya tahun 2010 ... 25

4. Biaya bahan baku Desember 2010 ... 26

5. Tenaga kerja langsung per Desember 2010 ... 26

6. Jam kerja masing-masing produk ... 27

7. Data penjualan tahun 2010 ... 28

8. Pengklasifikasian biaya tetap dan biaya variabel Desember 2010 ... 29

9. Kemasan dan label ... 30

10. Bahan baku roti konde ... 31

11. Bahan baku roti konde kacang hijau ... 32

12. Bahan baku kulit pastry ... 32

13. Bahan baku asyidah ... 33

14. Bahan baku martabak ... 34

15. Biaya overhead tetap ... 35

16. Biaya overhead variabel ... 36

17. Pembebanan biaya overhead variabel ... 37

18. Harga pokok produksi ... 37

19. Margin kontribusi... 38

20. Weighted Average Unit Contribution Margin ... 41

21. Kombinasi penjualan impas Desember 2010 ... 41


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman 1. Kerangka pemikiran ... 16


(12)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejauh ini dunia usaha telah berkembang dengan cepat seiring dengan kemampuan dalam mengelola usaha, hal ini tentu saja menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara badan usaha lainnya, persaingan inilah yang memicu suatu badan usaha untuk mengelola usahanya dengan lebih efisien dan efektif agar dapat terus bertahan di tengah persaingan yang ada saat ini. Dengan dapat mempertahankan badan usahanya maka suatu badan usaha tersebut dapat berhasil untuk terus bertahan dan bersaing

Hal yang sering dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan oleh suatu badan usaha adalah laba atau keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut. Sebagian besar perusahaan yang didirikan berorientasi untuk mencari laba atau keuntungan yang tinggi, perolehan laba harus memadai sesuai dengan investasi yang diberikan oleh para investor untuk memperoleh pendapatan. Dengan banyaknya laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan maka perusahaan akan mampu untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan perusahannya bahkan perusahaan akan mampu mengembangkan dirinya menjadi suatu usaha yang lebih besar lagi.

Pihak perusahaan harus mempunyai manajemen yang baik agar dapat bersaing dan memperoleh laba yang maksimal. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah dengan berperan aktif dalam melakukan evaluasi terhadap kekuatan atau kelemahan perusahaan, selain itu untuk menjamin agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal adalah dengan cara mengendalikan dua faktor yang mempengaruhi laba yaitu pendapatan dan biaya.

Selain banyaknya badan usaha yang bermunculan, saat ini banyak juga bermunculan UKM. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah usaha yang mempunyai atau memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. Salah satu UKM yang berada di kota Bogor adalah Ka Nung Bakery yang bergerak di bidang makanan.


(13)

Ka Nung Bakery merupakan UKM yang bergerak di bidang makanan khususnya roti dan makanan timur tengah lainnya, hasil produksi dari Ka Nung Bakery diantaranya adalah roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, asyidah dan martabak. Selain Ka Nung Bakery terdapat beberapa bakery lainnya yang ada di Kota Bogor. Berikut ini merupakan tabel bakery yang terdapat di kota Bogor

Tabel 1. Bakery di kota Bogor

NO NAMA TEMPAT ALAMAT

1 Bogor Permai Bakery and Restaurant

Jalan Jenderal Sudirman 23 – A Bogor

2 Tan Ek Tjoan Bakery Cipaku Jalan Raya Suryakencana 153-155, Babakan Pasar – Bogor

3 Tan Ek Tjoan Bakery Cipaku Jalan Raya Tajur – Bogor 4 Holland Bakery Jalan Raya Pajajaran – Bogor

5 Ka Nung Bakery Jalan Sedane No 23A Empang – Bogor Sumber : Literatur Jajanan Kota Bogor, 2011

Sama halnya dengan UKM lainnya Ka Nung Bakery juga menghadapi persaingan dengan UKM lainnya dan berusaha tetap menjaga stabilitas penjualan produknya. Ka Nung Bakery adalah salah satu usaha home industry, hal ini karena semua aktivitas produksi dilakukan di rumah pemilik. Karena bersifat home industry maka sejauh ini Ka Nung Bakery belum memiliki sistem manajemen yang dapat menentukan jumlah produk yang harus terjual agar mencapai target laba yang diinginkan, hal ini karena Ka Nung Bakery belum memiliki alat bantu khusus untuk menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai agar target laba pada periode berikutnya dapat tercapai.

Jumlah produk yang terjual di Ka Nung Bakery setiap bulannya dapat mengalami kenaikkan dan penurunan. Jumlah penjualan roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, martabak dan asyidah dari tahun 2008-2010 akan ditunjukkan pada Tabel 2.


(14)

Tabel 2. Penjualan tahun 2008-2010

No Tahun Roti

Konde

Roti Konde Kacang Hijau

Kulit

Pastry Asyidah Martabak

unit unit unit unit unit

1 Januari 2008 5.644 8.573 160 110 -

2 Februari 5.310 10.177 192 162 -

3 Maret 5.610 11.609 284 295 -

4 April 5.400 2.523 - 130 -

5 Mei 5.580 8.443 288 129 -

6 Juni 5.400 11.347 160 129 41

7 Juli 5.580 12.449 232 223 133

8 Agustus 5.580 15.680 332 230 197

9 September 5.400 11.793 216 110 44

10 Oktober 5.580 7.465 208 110 -

11 November 5.400 12.316 288 119 -

12 Desember 5.580 10.796 238 145 -

13 Januari 2009 5.580 9.586 224 175 92

14 Februari 5.541 10.376 144 145 62

15 Maret 8.147 14.420 154 215 112

16 April 10.220 12.900 156 243 63

17 Mei 10.565 8.862 248 273 152

18 Juni 10.358 7.454 220 146 324

19 Juli 11.328 6.730 240 210 202

20 Agustus 11.993 5.967 216 167 480


(15)

Sumber : Data Perusahaan

Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat bahwa untuk penjualan roti konde mengalami kenaikkan setiap tahunnya, sedangkan untuk roti konde kacang hijau penjualannya cenderung mengalami penurunan. Untuk kulit pastry dan asyidah penjualan mengalami penurunan, tetapi penurunan penjualannya ini tidak terlalu besar dan penjualan dapat langsung meningkat kembali di bulan berikutnya. Untuk martabak penjualannya relatif naik turun, di awal bulan tahun 2008 dapat dilihat jika penjualan martabak tidak terlalu baik, pada bulan-bulan tertentu martabak tidak ada yang terjual sama sekali. Tetapi pada tahun 2009 dan 2010 penjualan martabak mengalami peningkatan.

22 Oktober 10.271 6.650 168 230 216

No Tahun

Roti Konde

Roti Konde Kacang

Hijau

Kulit

Pastry Asyidah Martabak

23 November 11.611 5.040 224 95 359

24 Desember 13.987 5.009 232 120 435

13 Januari 2010 15.250 2.670 160 80 484

14 Februari 14.267 4.860 264 234 653

15 Maret 14.584 5.330 236 150 277

16 April 13.389 4.780 232 100 472

17 Mei 12.711 6.843 264 100 390

18 Juni 13.322 3.520 488 95 220

19 Juli 13.670 4.389 48 100 278

20 Agustus 12.541 3.830 312 110 376

21 September 10.086 2.882 104 107 190

22 Oktober 16.560 2.480 252 119 624

23 November 13.140 2.698 196 113 387

24 Desember 17.631 3.530 184 200 225

Total 351.352 267.717 7.644 5.499 7.775


(16)

Ka Nung Bakery selama ini belum menerapkan analisa perhitungan biaya, volume dan laba. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mengetahui volume penjualan yang harus terjual agar perusahaan berada dalam titik impas maupun volume penjualan untuk mencapai target laba yang diinginkan oleh pihak Ka Nung Bakery. Ka Nung Bakery juga mengalami kesulitan dalam menentukan produk manakah yang memberikan keuntungan terbesar dan produk manakah yang memberikan keuntungan terkecil. Cost Volume Profit merupakan alat analisis untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba untuk membantu pihak perusahaan dalam merencanakan laba untuk pendek.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut Ka Nung Bakery belum menerapkan alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung biaya, volume dan laba untuk masing-masing produknya agar dapat mencapai titik impas,sehingga diambil beberapa rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut :

1. Berapakah volume penjualan yang harus terjual untuk masing-masing produk agar Ka Nung Bakery mengalami keadaaan titik impas?

2. Produk manakah yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan produk manakah yang memberikan keuntungan terkecil bagi perusahaan?

3. Berapakah volume penjualan atas target laba yang ditetapkan perusahaan untuk produk roti konde, roti konde kacang hijau,kulit pastry, martabak dan asyidah?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menghitung berapa besar volume penjualan untuk masing – masing produk agar dapat mencapai titik impas.

2. Menganalisis produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terbesar dan produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terkecil bagi perusahaan.


(17)

1.4. Ruang Lingkup

Penelitian ini hanya dilakukan terhadap data – data Cost Volume Profit (CVP) pada Ka Nung Bakery selama periode satu bulan yaitu bulan Desember 2010. Analisis CVP ini dilakukan sebagai alat bantu dalam menentukan volume penjualan untuk mencapai keadaaan titik impas, mengetahui produk manakan yang memberikan keuntungan bagi perusahaan dan dalam menetapkan jumlah penjualan atas target laba perusahaan, dalam penelitian ini akan diambil contoh mengenai enam produk yang terdapat Ka Nung Bakery yaitu roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, martabak mesir dan asyidah.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan oleh suatu produk, volume penjualan suatu produk dan harga jual dari suatu produk tersebut.

2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam materi yang berhubungan dengan penggunaaan analisis Cost Volume Profit (CVP) yang berkaitan dengan target laba


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Biaya

Perusahaan yang berbentuk profit pasti akan berusaha untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu perusahaan adalah besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah biaya.

Menurut Hansen dan Mowen (2000), biaya adalah nilai kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan memberikan keuntungan pada perusahaan baik saat ini maupun saat yang akan datang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian biaya adalah suatu pengorbanan atau penyerahan sumber daya guna mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang ataupun keuntungan di masa yang akan datang.

Menurut Mulyadi (2000) biaya diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada empat unsur pokok dalam biaya tersebut yaitu

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang

3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.1.1 Klasifikasi Biaya

Menurut Mulyadi (2000), penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok biaya yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut


(19)

dengan istilah biaya utama atau Prime Cost, sedangkan biaya overhead pabrik sering disebut dengan istilah biaya konversi atau Conversion Cost, yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi. Contoh dari biaya produksi misalnya biaya bahan baku, biaya depresiasi mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya penolong dan biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.

2. Biaya Pemasaran

Merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran dan biaya contoh atau sample.

3. Biaya Administrasi dan Umum

Merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemsaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan dan biaya fotocopy.

2.1.2 Biaya dalam Hubungan dengan Produk

1. Bahan Baku Langsung atau Direct Material

Bahan langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan langsung ke dalam kalkulasi biaya produk. Sedangkan Biaya bahan baku langsung dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai, jadi biaya langsung akan dapat dengan mudah diindentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Contohnya dari bahan langsung adalah kain dalam perusahaan konveksi, kayu dalam perusahaan mebel, (Hammer,1994).

2. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labor

Tenaga kerja langsung adalah seluruh karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku langsung menjadi barang jadi. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya-biaya utama yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam menghasilkan produknya.


(20)

Overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke dalam produk tertentu. Bahan tidak langsung adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat kecil sehingga tidak dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tak berguna atau ekonomis.

Tenaga kerja tidak langsung dapat didefinisikan sebagai para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Overhead pabrik mencakup semua biaya pabrik kecuali yang dicatat sebagai biaya langsung yaitu bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya

overhead pabrik dibagi menjadi dua yaitu :

1. Biaya overhead pabrik variabel

2. Biaya overhead pabrik tetap (Hammer,1994)

2.1.3 Perilaku Biaya

Perilaku biaya adalah perubahan biaya sebagai akibat dari perubahan volume aktivitas tertentu. Berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Biaya Tetap atau Fixed Cost

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap pada volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per uni akan berubah dengan adanya perubahan volume aktivitas. Biaya tetap merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode strategi manajemen. Contoh dari biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

2. Biaya Variabel atau Variabel Cost

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan atau tetap dengan adanya perubahan volume aktivitas.semakin tinggi volume kegiatan secara proposional total biaya variabel akan semakin tinggi dan semakin rendah volume kegiatan secara proposional maka biaya variabel akan semakin rendah. Contoh dari biaya variabel adalah biaya bahan baku yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.


(21)

3. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Dalam prakteknya banyak biaya-biaya yang tidak dapat digolongkan ke dalam biaya variabel maupun biaya tetap, karena biaya tersebut mengandung unsur biaya langsung dan biaya tetap. Biaya semivariabel jumlahnya akan semakin tinggi apabila volume kegiatan semakin tinggi, dan semakin rendah jumlahnya apabila volume kegiatan semakin rendah. Akan tetapi perubahan jumah biayanya tidak proposional dengan perubahan volume kegiatan. Contoh dari biaya semivariabel adalah biaya perbaikan dan perawatan mesin, biaya pemakaian dan perawatan kendaraan dan biaya telepon.

2.1.4 Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Untuk merencanakan, menganalisa, mengendalikan, mengukur, atau mengevaluasi biaya dalam berbagai kegiatan harus dilakukan pemisahan terhadap biaya tetap dan biaya variabel. Biaya-biaya yang sepenuhnya tetap atau sepenuhnya variabel dalam proses kegiatan harus diketahui dan unsur tetap serta variabel dari biaya semivariabel harus dipisahkan . pemisahan biaya tetap dan biaya variabel bertujuan untuk (Hongren,2000) : 1. Perhitungan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu

2. Penyusunan anggaran fleksibel

3. Kalkulasi biaya langsung dan analisis margin kontribusi. 4. Analisis impas dan analisis Cost Volume Profit

5. Analisis biaya diferensial dan komparatif.

6. Analisis atas maksimalisasi laba dan minimalisasi biaya dalam jangka pendek 7. Analisis penganggaran barang modal

8. Analisis profitabilitas pemasaran per wilayah, produk, pelanggan.

Karena itu untuk keperluan perhitungan analisis Cost Volume Profit maka biaya semivariabel harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel

2.2. Cost Volume Profit Analysis

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, manajemen seringkali dihadaprkan pada perencanaan maupun pengambilan keputusan yang menyangkut harga jual, biaya variabel dan biaya tetap. hal tersebut pada dasarnya dilakukan manajemen untuk memutuskan bagaimana mendayagunakan sumber-sumber ekonomi sesuai dengan tujuan organisasi, diantaranya yaitu


(22)

untuk memperoleh laba. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil harus mempertimbangkan dampaknya terhadap laba yang akan diperoleh.

Cost Volume Profit atau CVP menurut Horngren (2000) adalah cost volume profit

analysis examine the behavior of total revenues, total cost and operating income as changes

occur in the output level, selling price, variabel cost per unit or fixed cost. Berdasarkan

pengertian tersebut CVP dapat didefinisikan sebagai teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.

Analisis CVP memperlihatkan bagaimana total biaya berubah jika ada perubahan volume penjualan, bagaimana total pendapatan dapat dipengaruhi jika ada perubahan pada volume penjualan serta memperlihatkan bagaimana biaya dan pendapatan sekaligus dipengaruhi dengan adanya perubahan pada volume penjualan yang pada akhirnya menunjukkan bagaimana laba dipengaruhi dengan adanya perubahan volume penjualan. Analisis CVP secara sederhana sering diimplementasikan dalam bentuk Break Even Point Analysis atau sering disebut dengan istilah BEP, namun hal tersebut masih kurang tepat karena BEP merupakan salah satu bagian dari analisis CVP.

2.3. Break Even Point Analysis (BEP)

Menurut Hansen and Mowen (2000) break even point didefinisikan sebagai berikut the

break even point is the point where total revenue equal total cost, the point of zero profit. BEP

disebut juga sebagai keadaan titik impas yaitu keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak mendapatkan kerugian, keadaan demikian sering disebut dengan istilah zero profit.

Dapat disimpulkan bahwa BEP merupakan titik impas keadaan suatu usaha dimana jumlah total pendapatan sama dengan jumlah total biaya, dimana laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja sehingga tidak memperoleh laba atau rugi. Maka dari titik impas dapat dihitung berapa volume penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan agar tidak rugi tetapi belum juga memperoleh laba atau laba sama dengan nol. Tiga pendekatan untuk menentukan break even point yaitu :

1. Pendekatan Persamaan atau Equation Method

Analisis CVP dengan menggunakan metode ini yaitu dengan cara memisahkan biaya total menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel.


(23)

Revenue – Variabel Cost – Fixed Cost = 0……….. (1) 2. Pendekatan Margin Kontribusi atau Contribution Margin Method

Margin kontribusi adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi biaya variabel. Margin kontribusi per unit dapat diperoleh dari harga jual per unit dikurangi biaya variabel per unit, jadi margin kontribusi per unit adalah sisa hasil penjualan setelah menutup biaya variabel yang disumbangkan untuk menutup biaya tetap. Persamaan yang digunakan adalah :

Margin kontribusi = Pendapatan Penjualan – Biaya variable………(2)

Menurut Hansen and Mowen the contribution margin ratio is the proportion of each

sales dollar available to cover fixed and provide for profit. Dapat diartikan bahwa

rasio margin kontribusi menunjukkan proporsi dari setiap penjualan atau rupiah yang mampu menutup biaya tetap serta menghasilkan laba.

... (3)

Untuk mendapatkan BEP dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

……… (4)

Sedangkan titik BEP dalam rupiah dapat ditentukan dengan cara :

……… )

………

……….………. )

Persamaan laba yang digunakan diatas dapat dikembangkan untuk mengetahui beberapa unit produk yang harus dijual untuk memperolah laba yang dinginkan, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :


(24)

……… )

3. Pendekatan Grafik atau Graph Method

Pada pendekatan ini perhitungan BEP ditampilkan dalam bentuk grafik, yaitu mempertemukan garis penjualan dengan garis biaya. Titik perpotongan pada garis tersebut menunjukkan titik break even. Dalam penyusunan break even informasi yang diperlukan adalah hasil penjualan per unitnya dalam harga, biaya variabel dan biaya tetap.


(25)

3. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Ka Nung Bakery adalah salah satu UKM yang memiliki tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimal. Ka Nung Bakery memproduksi makanan berupa roti dan makanan timur tengah lainnya, produk dari Ka Nung Bakery antara lain roti konde, roti konde kacang hijau, martabak mesir, kulit pastry, dan asyidah. Kelima produk tersebut masih ada yang kurang dalam penjualannya sehingga tidak memberikan keuntungan yang maksimal kepada Ka Nung Bakery. Dari kelima produk tersebut akan dianalisa mengenai laba atau keuntungan yang dapat diperoleh oleh Ka Nung Bakery, hal ini karena Ka Nung Bakery merupakan usaha yang memiliki tujuan untuk mengedepankan laba yang maksimal dan meningkatkan penjualan untuk setiap produk yang diproduksinya.

Target laba yang telah ditetapkan oleh Ka Nung Bakery untuk kelima produk tersebut adalah sebanyak 50 persen dari setiap biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi kelima produk tersebut dan selama ini pemilik Ka Nung Bakery belum merasakan apakah penjualan dari kelima produk tersebut telah memberikan keuntungan atau justru merugi. Perhitungan mengenai target laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, volume penjualan dan harga jual. Biaya yang dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery akan menjadi penentu untuk harga jual kelima produk tersebut, artinya jika biaya yang dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery tersebut tinggi maka secara otomatis harga jual untuk setiap produknya akan ikut tinggi.

Harga jual untuk setiap produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery akan berpengaruh terhadap volume penjualan dari produk-produk tersebut. Volume penjualan ini dapat dilihat berdasarkan volume penjualan per produk dan margin kontribusi per poduk. Biaya yang dikeluarkan untuk setiap produk akan menghasilkan total biaya secara keseluruhan yang dilihat dari biaya tetap, semi variabel dan variabel, sedangkan dari volume penjualan dan harga jual akan menghasilkan total pendapatan yang didapatkan oleh Ka Nung Bakery dari setiap produk yang terjual.

Total biaya dan total pendapatan yang dihasilkan, dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan yang akan datang dalam memperoleh laba. Perhitungan mengenai hubungan antara biaya, volume penjualan dan harga jual dapat dihitung dengan menggunakan break even point atau titik impas yaitu dimana penjualan akan sama dengan total biaya, dengan perhitungan titik


(26)

impas akan terlihat bahwa Ka Nung Bakery mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Dengan melihat titik impas pada Ka Nung Bakery, maka selanjutnya dapat dilakukan analisis

cost volume profit sehingga dapat diambil keputusan yang terbaik dalam pencapaian laba yang

optimal, yaitu mengenai kebijakan harga dan volume penjualan yang harus dicapai oleh Ka Nung Bakery. Kerangka pemikiran tersebut dapat disederhanakan dalam bagan berikut ini.


(27)

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Harga Jual Ka Nung Bakery

Target Laba

Biaya Volume Penjualan

Tetap Variabel Volume Penjualan

per produk

Margin Kontribusi per Produk

Total Biaya Total Pendapatan

Cost Volume Profit

Hasil CVP

Rekomendasi Jenis Produk


(28)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di sebuah home industry yang memproduksi roti konde atau roti maryam serta makanan Timur Tengah lainnya yang bernama Ka Nung Bakery. Ka Nung Bakery bertempat di Jalan Sedane No. 23A Empang-Bogor. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dimulai dari bulan Januari sampai bulan Maret 2011.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pemilik Ka Nung Bakery. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan yang berisi rincian biaya operasional Ka Nung Bakery Desember 2010.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa data-data dan laporan, yaitu berupa data-data biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Serta data kualitatif yaitu data yang berupa penjelasan dan keterangan-keterangan.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengolah data yang diperoleh maka langkah-langkah yang harus diambil adalah: 1. Menganalisa laporan biaya-biaya operasional perusahaan yang terjadi selama bulan

Desember 2010 serta besarnya jumlah penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan selama kurun waktu tersebut.

2. Memisahkan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan menjadi biaya tetap, biaya semivariabel dan biaya variabel. Untuk biaya semivariabel harus dilakukan pemisahan menjadi biaya tetap dan biaya variabel menggunakan alat statistic berupa model persamaan regresi linier sederhana berupa least equares method.

3. Membuat analisis break even point berdasarkan data penjualan dan biaya-biaya tetap maupun variabel, sehingga dapat menghasilkan gambaran titik dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun mengalami kerugian

4. Membuat analisis CVP berdasarkan anggaran biaya dan penjualan bulan Desember 2010. Persamaan CVP adalah sebagai berikut :


(29)

Pendapatan penjualan – Beban variabel - Beban tetap = Laba operasi Metode analisis data yang digunakan adalah :

Break even point , Ka Nung Bakery memproduksi lebih dari satu produk makanan

sehingga analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan break even point untuk multiple product.

Cost Volume Profit analysis yang akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan laba

atau untuk mencapai titik BEP. Analisis CVP yang dilakukan adalah : 1. Menurunkan biaya variabel per unit (VCu)

Untuk meningkatkan laba maka biaya variabel harus diturunkan. Jika baiay variabel diturunkan maka margin kontribusi akan bertambah sehingga laba akan menjadi lebih besar.

2. Menurunkan biaya tetap (FC)

Menurunkan biaya tetap juga bertujuan untuk memperoleh laba yang lebih besar. 3. Menaikkan harga jual (P)

Dalam proses perencanaan laba maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan meningkatkan harga jual.

4. Menaikkan volume penjualan (Q)

Dalam mencapai peningkatan laba, maka volume penjualan harus ditingkatkan, setelah penjualan mencapai BEP maka peningkatan penjualan akan menambah laba yang akan dihasilkan.


(30)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Ka Nung Bakery merupakan usaha kuliner yang berdiri sejak tahun 1974 yang dirintis oleh keluarga keturunan arab. Pada awalnya usaha ini hanya dikenal dari mulut ke mulut, Usaha ini mulai berkembang di tahun 2002 yang dikembangkan oleh Bapak Askar Cholid. Beliau merupakan generasi kedua di dalam keluarganya yang mengembangkan usaha ini sehingga usaha ini dapat berkembang dengan lebih modern, hal ini dapat terlihat dari merek, aspek kesehatan, kehalalannya serta legalitas dari usaha tersebut. Ka Nung Bakery telah mendapatkan beberapa aspek legalitas diantaranya Depkes No 206371010568 dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, legalitas halal No 01101016690606 LPP POM MUI JABAR, SIUP No 517/299/PK/DIPERINDAGKOP Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, Patent No IDM 000163497 Departemen Hukum dan HAM, sub bidang hak patent.

Produk pertama dari Ka Nung Bakery adalah roti maryam yaitu makanan khas dari Timur Tengah, kemudian produk tersebut diberi nama Roti Konde Ka Nung, tujuannya agar tidak sama dengan yang lain. Pada umumnya orang mengenal roti maryam atau cane, tetapi inti dari produk tersebut adalah sama hanya namanya saja yang berbeda, dan produk roti konde hanya ada di Ka Nung Bakery, selain itu Ka Nung juga memproduksi makanan lainnya yaitu roti konde kacang hijau, pastry, sambosa, martabak dan asyidah

Di daerah Bogor, Ka Nung Bakery merupakan pionir atau pelopor dari pembuatan dari roti konde yang bersifat massal, hal ini karena untuk proses produksinya Ka Nung Bakery telah menggunakan sistem semi otomatis machinery sehingga dapat membuat atau memproduksi roti dalam jumlah yang cukup besar. Sementara dalam hal sistem dan kualitas, Ka Nung Bakery telah menerapkan SOP (Standard Operational Prosedure) pada setiap bagian, mulai dari bagian produksi yang menyangkut bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi dan bagian kemasan hingga pelayanan di gerai dan pengiriman.

Saat ini Ka Nung Bakery memiliki satu gerai atau outlet yaitu di Jalan R. Aria Wiranata (alun-alun) Empang-Bogor, tetapi untuk proses produksi atau pabrik dari pembuatan produk tersebut, semuanya dilakukan di Ka Nung Bakery Pusat Jalan Sedane


(31)

23A Empang-Bogor. Ka Nung Bakery memiliki beberapa distributor di kota-kota besar seperti di Jakarta dan Bandung, untuk wilayah Bogor distributornya berada di daerah Ciapus dan menyediakan jasa delivery service.

Pada awal berdirinya Ka Nung Bakery hanya dapat memproduksi sebanyak 10-50 untuk roti konde, maksimumnya hanya dapat membuat sebanyak 100. Namun setelah produksi menggunakan mesin. Ka Nung Bakery dapat membuat sebanyak 600 roti setiap harinya. Untuk proses produksinya Ka Nung Bakery tidak menggunakan bahan pengawet, pengembang, pewarna ataupun bahan kimia lainnya, semua produk yang dibuat oleh Ka Nung Bakery dibuat secara murni dan natural. Bahan baku yang digunakan oleh Ka Nung Bakery seperti terigu, mentega, minyak dan butter didapatkan dari supplier khusus yang sangat memperhatikan kesempurnaan cita rasa makanan. Cara pengolahan dan pembuatan mulai dari membuata adonan hingga proses produksi dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga menghasilkan roti yang bercitarasa tinggi.

Di wilayah Bogor produk dari Ka Nung Bakery banyak dipesan di beberapa café dan perorangan untuk berbagai pesta dan keperluan lainnya. Untuk wilayah Bogor pesanan tidak dibatasi dan dapat diantar ke tempat tujuan.

4.1.2 Deskripsi Produk

Ka Nung Bakery mempunyai lima produk yang dibuat sendiri dan proses produksi dilakukan setiap hari dengan menggunakan mesin dan juga tenaga manusia untuk membuat adonannya, keenam produk tersebut antara lain

1. Roti Konde

Roti konde merupakan produk unggulan dari Ka Nung Bakery, bentuk dari roti konde ini melingkar seperti konde atau spiral, sehingga jika bagian tengah dari roti konde ini ditarik maka akan terus tertarik seperti mie. Roti konde ini berukuran 120-120 mm dengan ketebalan 9 mm dan berat rata-rata 100 gram. Roti konde adalah produk makanan yang berbahan baku terigu, telur, mentega dan garam.

2. Roti Konde Kacang Hijau

Roti konde kacang hijau merupakan variasi dari roti konde yang dibuat oleh Ka Nung Bakery. Roti konde kacang hijau memiliki bahan dasar yang sama dengan roti konde, hanya saja bentuk dari roti konde ini lebih kecil mirip seperti bakpia, dan diisi dengan kacang hijau sebagai variasi rasa. Dalam proses pembuatannya roti konde kacang hijau


(32)

berbeda dengan roti konde, pada roti konde dilakukan proses drafting yaitu proses melebarkan adonan, sedangkan pada roti konde hijau hal tersebut tidak dilakukan. Kemudian perbedaan lainnya terlihat dari proses memasak, jika roti konde dimasak dengan digoreng menggunakan kompor, maka roti konde kacang hijau dimasak dengan menggunakan oven.

3. Kulit Pastry

Ka Nung Bakery memproduksi kulit pastry karena hanya Ka Nung Bakery yang memiliki mesin untuk membuat kulit pastry. Kulit pastry terdiri dari 96 lembar lapis dengan ketebalan ½ cm. Namun tidak jarang Ka Nung Bakery pun membuat hingga menjadi pastry, tidak hanya kulitnya saja. Pastry merupakan roti dari Perancis yang berlapis –lapis dengan bentuk dan isinya bermacam-macam.

4. Martabak

Ka Nung Bakery juga memproduksi martabak mesir, yaitu martabak telur yang dibuat dengan ½ matang. Dibuatnya martabak ini secara ½ matang adalah agar konsumen dapat menggoreng ulang martabak tersebut. Jika disimpan dalam freezer martabak ini bisa awet hingga satu bulan.

5. Asyidah

Asyidah adalah dodol yang diproduksi sendiri oleh Ka Nung Bakery, dodol ini berbentuk kerucut menggunung seperti cup cakes yang dibuat matang dan dapat langsung dikonsumsi. Sebagian besar pembelinya menyebut ini adalah dodol arab, dengan bahan baku tepung terigu, aren, mentega, butter dan kapolaga.

4.1.3 Proses Produksi

Dalam melakukan produksi kelima produk makanan tersebut, perusahaan memerlukan bahan baku dan bahan packaging atau pengemasan. Selain itu diperlukan juga mesin-mesin yang digunakan untuk melakukan proses produksi mulai dari bahan baku menjadi produk jadi. Bahan baku, packaging serta mesin yang diperlukan pada proses produksi produk tersebut adalah :

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi kelima makanan tersebut terdiri dari tepung terigu, mentega, minyak, butter. Bahan baku tersebut merupakan bahan inti dalam melakukan proses produksi untuk semua produk yang diproduksi sendiri


(33)

oleh Ka Nung Bakery, meskipun dalam prosesnya dikombinasikan dengan bahan-bahan yang lain misalnya untuk roti konde kacang hijau maka akan ditambahkan dengan bahan baku kacang hijau dan Asyidah yaitu dodol arab maka dalam proses produksi akan ditambah dengan aren.

2. Bahan Packaging

Bahan untuk packaging atau pengemasan untuk produk-produk yang dijual oleh Ka Nung Bakery terdiri dari plastik, karton, kantong kresek, M2, BX-3 serta sablon dan label Ka Nung Bakery. Plastik adalah kemasan untuk roti konde, sedangkan BX-3 adalah kemasan untuk roti konde hijau dan martabak. Untuk kulit pastry pengemasan dilakukan dengan menggunakan karton yang dibentuk seperti kardus dan asyidah dalam pengemasan menggunakan M2 seperti cupcakes.

3. Mesin

Mesin merupakan peralatan yang membantu dalam proses produksi untuk menghasilkan produk setengah jadi maupun produk jadi. Dengan adanya mesin ini maka proses produksi dapat berjalan dengan lancar, mesin yang digunakan di Ka Nung Bakery terdiri dari mixer yaitu mesin yang digunakan untuk mengolah adonan dalam proses pencampuran bahan baku yang digunakan untuk membuat suatu produk. Hanya Asyidah yang tidak menggunakan mesin mixer untuk mengolah adonannya

Mesin lain yang digunakan oleh Ka Nung Bakery adalah mesin drafting yaitu mesin yang berfungsi untuk melebarkan adonan setelah diolah dengan mixer, produk yang menggunakan mesin drafting hanya roti konde. Ka Nung Bakery juga menggunakan mesin sheeter yaitu mesin yang berfungsi untuk memipihkan adonan, dari kelima produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery hanya kulit pastry yang menggunakan mesin sheeter dalam proses produksinya.

Proses Produksi untuk kelima produk tersebut terdiri dari : 1. Roti Konde

Proses pembuatan roti konde dimulai dengan memasukkan semua bahan baku yang terdiri dari tepung terigu, minyak, telur, garam, butter kedalam mixer. Aduk adonan tersebut sampai rata. Kemudian bagi adonan menjadi beberapa bagian kecil, setelah itu diamkan adonan selama 30 1 jam. Setelah didiamkan selama 30 menit-1jam bentuk adonan menjadi bentuk lingkaran dan bentuk bagian tengahnya hingga


(34)

berbentuk spiral. Setelah adonan dibentuk roti konde maka oleskan bagian atas roti dengan mentega, kemudian goreng roti tersebut diatas wajan dengan api yang sedang, tekan permukaan roti secara merata kemudian setelah berwarna agak coklat angkat roti tersebut dari atas wajan. Roti konde yang telah matang dapat disajikan dengan gulai kambing, gula pasir atau susu kental manis sebagai pelengkap.

2. Roti Konde Kacang Hijau

Roti konde kacang hijau pada proses awal pembuatannya hampir sama dengan roti konde, yang membedakan adalah bentuk dan isinya saja. Pada roti konde kacang hijau adonan tidak dipipihkan tetapi dibiarkan berbentuk bulat kecil sehingga bentuknya akan mirip dengan bakpia. Tepung terigu, garam dan gula dicampur rata di dalam mixer untuk mendapatkan adonan yang rata. Setelah adonan rata maka dibentuk bulatan kecil kemudian masukan kacang hijau sebagai isi pada bagian tengah adonan. Setelah semua adonan terisi dengan kacang hijau maka lakukan proses pemanganggan hingga warna roti kecoklatan, setelah itu roti dapat diangkat dan disajikan.

3. Kulit Pastry

Campurkan tepung terigu, butter, garam, gula, telur dan susu menjadi satu adonan yang rata dengan menggunakan mixer. Kemudian pindahkan adonan dari mixer ke dalam sebuah wadah dan berikan sedikit tepung terigu agar adonan tidak lengket. Kemudian pipihkan adonan kulit pastry tersebut dengan menggunakan mesin

shetter sehingga nantinya adonan akan siap untuk dibentuk dalam beberapa lembar

berbentuk segi empat memanjang. Setelah kulit pastry dibentuk segi empat memanjang kemudian olesin kulit tersebut dengan mentega. Kulit pastry dapat disimpan di dalam lemari es atau freezer sehingga dapat digunakan kapan saja. 4. Martabak

Proses membuat kulit martabak hal pertama yang dilakukan adalah mencampurkan tepung terigu dengan minyak, telur dan garam serta tambahkan sedikit air agar adonan lebih lembut dan tidak lengket. Bagi adonan menjadi 2 bagian kemudian dibentuk bulat dan rendam dengan minyak goreng, setelah itu diamkan adonan selama 1-2 jam. Adonan harus terendam dengan minyak goreng kemudian setelah matang angkat adonan dan tempatkan di dalam wadah terpisah.


(35)

Untuk membuat isi martabak tumis bawang Bombay dan bawang putih hingga baunya harum, kemudian masukan bumbu kari dan tambahkan lada dan garam sedikit. Aduk hingga merata dan setelah matang angkat kemudian sisihkan.

Untuk membuat martabaknya ambil kulit martabak yang telah dibuat kemudian tipiskan kulit tersebut diatas wajan setelah itu isi bagian tengah martabak dengan bahan-bahan yang telah ditumis. Lipat bagian dari kulit martabak tersebut hingga bagian isinya tidak terlihat, kemudian goreng martabak tersebut hingga matang, martabak juga dapat digoreng setengah matang dan dapat disimpan di dalam freezer.

5. Asyidah

Proses pembuatan dodol arab atau yang biasa disebut dengan asyidah adalah dengan cara mencampurkan semua bahan seperti terigu, aren, kapolaga, mentega dan butter. Kemudian aduk semua adonan tersebut diatas api kecil hingga adonannya menyatu, setelah adonan menyatu kemudian adonan kembali diaduk diatas api sedang hingga adonan mengental, setelah mengental maka adonan dapat diangkat dan dicetak.

4.2. Data Biaya Bulan Desember 2010

Biaya yang terjadi selama bulan Desember 2010 terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Data tersebut ditampilkan pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Data Biaya Desember 2010

4.2.1 Data Biaya Pemakaian Bahan Baku

Laporan biaya pemakaian bahan baku menunjukkan besarnya biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi setiap jenis produk. Tabel 4 menunjukkan daftar biaya pemakaian bahan baku untuk setiap jenis produk

No Jenis Biaya Total Biaya (Rp)

1 Biaya Bahan Baku 480.738

2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 4.332.835


(36)

Tabel 4. Biaya Bahan Baku Desember 2010

Sumber : Data Perusahaan (diolah)

Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery kepada setiap karyawannya yang terlibat langsung dalam proses produksi. Pada saat bulan Desember 2010 Ka Nung Bakery memiliki 4 orang tenaga kerja langsung yang melakukan proses produksi untuk kelima produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery, Tenaga kerja langsung tersebut terdiri dari 1 orang wanita dan 3 orang laki-laki. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery untuk Tenaga Kerja Langsung.

Tabel 5.Tenaga Kerja Langsung Per Desember 2010

Nama Gaji (Rp)

Siti Sofia 1.047.500

Wawan Gunawan 1.505.800

Dadin Syahrudin 868.625

Muhamad Nur Umaryudi 910.910

Total 4.332.835

No Jenis Produk Biaya Bahan Baku (Rp)

1 Roti Konde 22.147,70

2 Roti Konde Kacang Hijau 12.401,10

3 Kulit Pastry 211.749,90

4 Martabak 102.381,90

5 Asyidah 132.062,40


(37)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui total dari biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery adalah Rp. 4.332.835. Pada penelitian ini biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan alokasi jumlah jam kerja yang digunakan oleh tenaga kerja langsung untuk memproduksi kelima produk tersebut. Jam kerja untuk masing-masing produk dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Jam kerja masing-masing produk

Produk Jam Kerja

Roti konde 5 jam

Roti konde kacang hijau 5 jam

Kulit pastry 8 jam

Martabak 6 jam

Asyidah 10 jam

Total 34 jam

Sumber: Data Perusahaan

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah jam kerja untuk masing-masing produk berbeda-beda, kecuali untuk roti konde dan roti konde kacang hijau karena dikerjakan secara bersama-sama maka masing-masing jam kerja yang digunakan adalah 5 jam. Kulit pastry dikerjakan selama 8 jam, sedangkan untuk martabak dikerjakan selama 6 jam dimulai dari pembauatan kulit hingga menjadi martabak mesir dan untuk asyidah dikerjakan selama 10 jam, .Total jam kerja yang digunakan oleh karyawan untuk mengerjakan kelima produk tersebut adalah 34 jam. Dengan adanya jumlah jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan masing-masing produk maka dapat dilakukan penghitungan biaya tenaga kerja langsung yang dihitung berdasarkan total gaji tenaga kerja langsung dan total jam kerja. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut :

Roti Konde : =

= Rp 637.181 Roti Konde Kacang Hijau : =

= Rp 637.181


(38)

= Rp 1.019.490

Martabak : =

= Rp 764.617

Asyidah : =

= Rp 1.274.363

4.2.2 Data Penjualan

Data penjualan meliputi volume penjualan dan harga jual masing-masing produk selama Desember 2010. Tabel di bawah ini menunjukkan data penjualan masing-masing produk selama Desember 2010.

Tabel 7. Data Penjualan Tahun 2010 Produk

Penjualan (Unit)

Harga Jual (Rp)

Total Pendapatan (Rp)

Roti konde 17.631 2.500 Rp. 44.077.500

Roti konde kacang

hijau 3.530 1.200 Rp. 4.236.000

Kulit pastry 184 13.000 Rp. 2.392.000

Martabak 225 8.000 Rp. 1.800.000

Asyidah 200 9.000 Rp. 1.800.000

Total 21.770 Rp. 54.305.500

Sumber : Data Perusahaan

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui total penjualan selama bulan Desember 2010 adalah sebesar 21.770, total penjualan tersebut merupakan jumlah penjualan dari roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, martabak dan asyidah yang terjual selama bulan Desember 2010. Sedangkan untuk total pendapatn yang diperoleh oleh Ka Nung Bakery selama bulan Desember 2010 adalah Rp 54.305.500, total pendapatan tersebut didapatkan dari hasil perkalian antara jumlah penjualan masing-masing produk dengan harga jual dari produk tersebut.


(39)

4.3. Analisa dan Pembahasan

Selama ini Ka Nung Bakery belum menerapkan analisa Cost Volume Profit dalam menentukan volume penjualan atas target laba yang ditetapkan oleh Ka Nung Bakery. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan bagaimana penerapan Cost

Volume Profit tersebut pada Ka Nung Bakery. Untuk menggambarkan bagaimana penerapan

analisa Cost Volume Profit tersebut, penulis menggunakan beberapa asumsi dalam penelitian ini. 1. Harga jual produk tiap unitnya tetap sama selama bulan Desember 2010

2. Semua biaya yang terjadi dapat dikelompokan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap akan tetap konstan atau tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi berubah.

Dalam penelitian ini akan dipisahkan mana yang termasuk ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan masing-masing biaya tetap dan biaya variabel pada tahun 2010.

Tabel 8. Pengklasifikasian Biaya Tetap dan Biaya Variabel Desember 2010 Jenis Biaya

Biaya Tetap (Rp)

Biaya Variabel (Rp)

Total (Rp)

Bahan Baku Langsung 480.738 480.738

Tenaga Kerja Langsung 4.332.835 4.332.835

Gas 80.000 80.000

Kemasan dan Label

33.265.20

33.265,20

Biaya Listrik 692.152 692.152

Biaya Telepon 410.071 410.071

Penyusutan Mesin 322.238 322.238

Kontrak Gerai 3.000.000 3.000.000

Total 4.424.461 4.926.838 9.351.299


(40)

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa yang termasuk ke dalam biaya variabel adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, gas dan kemasan dan label. Sedangkan yang termasuk ke dalam biaya tetap adalah biaya listrik, biaya telepon, kontrak toko dan penyusutan mesin. Untuk biaya penyusutan mesin menggunakan metode garis lurus.

Penyusutan Mesin

=

= 3.866.867 / 12 Bulan = 322.238

Sedangkan untuk kemasan dan label, Ka Nung Bakery memiliki kemasan yang berbeda-beda untuk setiap produknya. Berikut ini adalah tabel yang akan menunjukkan rincian biaya kemasan dan label yang digunakan oleh Ka Nung Bakery untuk setiap produknya selama periode Desember 2010.

Tabel 9. Kemasan dan Label Produk

Kemasan (Rp)

Label (Rp) Roti konde kacang hijau 10,42 5,00 Roti Konde Kacang Hijau 18,00 5,00

Kulit Pastry 1.000,00 5,00

Martabak 45,00 5,00

Asyidah 10,42 5,00

Jumlah 1.083,84 25,00

Total Kemasan dan Label Per 1 Kali Produksi Rp. 1.108,84 Total Kemasan dan Label Dalam 1 Bulan Rp. 33.265,20 Sumber: Data Perusahaan (Diolah)

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan penggunaan kemasan dan label dalam satu kali produksi, kelima produk memiliki biaya yang berbeda untuk setiap kemasannya. Untuk roti konde kemasan menggunakan plastik, untuk roti konde kacang hijau dan martabak kemasan yang digunakan adalah BX-3, kulit pastry menggunakan kemasan karton dan untuk asyidah


(41)

kemasan yang digunakan adalah M-2, sedangkan harga penggunaan label sama untuk setiap produknya. Total penggunaan kemasan dan label dalam satu kali produksi adalah Rp 1.108,84 kemudian dikalikan dengan 30 hari sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian kemasan dan label periode Desember 2010 adalah sebesar Rp. 33.265,20.

4.3.1 Biaya Bahan Baku

Biaya untuk masing-masing produk berbeda-beda, hal ini karena proses produksinya pun berbeda. Tetapi bahan dasar untuk produksi keenam jenis makanan ini sama yaitu berbahan dasar tepung terigu, mentega, minyak dan butter. Berikut ini adalah tabel untuk masing-masing produk berdasarkan bahan bakunya.

Tabel 10. Bahan Baku Roti Konde

Bahan Baku Pemakaian (Rp)

Terigu 442

Minyak 63,19

Telur 50

Garam 2,08

Mentega 160,56

Butter 13,33

Keju 6,93

Total Bahan Baku per 1 kali Proses

Produksi 738,09

Total Bahan Baku dalam 1 bulan 22.142,70 Sumber : Data Perusahaan

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui pemakaian bahan baku yang digunakan untuk membuat roti konde, bahan dasar untuk membuat roti konde terdiri dari terigu, minyak, telur, garam, mentega, butter dan keju. Masing-masing bahan baku memiliki biaya yang berbeda-beda dalam penggunaanya. Berdasarkan Tabel 10 total bahan baku yang dikeluarkan untuk 1 kali proses produksi adalah sebesar Rp 738,09 kemudian total bahan baku per 1 kali produksi tersebut dikalikan dengan 30 hari sehingga total bahan baku yang dikeluarkan selama periode Desember 2010 adalah sebesar Rp. 22.142,70.


(42)

Tabel 11. Bahan Baku Roti Konde Kacang Hijau

Bahan Baku Pemakaian (Rp)

Terigu 86,13

Mentega 71,78

Kacang Hijau 153,85

Susu 55,38

Gula Pasir 46,15

Garam 0,08

Total Bahan Baku per 1 kali

Proses Produksi 413,37

Total Bahan Baku dalam1 bulan 12.401,10 Sumber : Data Perusahaan

Tabel 11 menunjukkan penggunaan bahan baku untuk membuat roti konde kacang hijau, selain menggunakan bahan dasar tepung terigu, roti konde kacang hijau menggunakan kacang hijau sebagai bahan dasar sebagai isi dari roti tersebut. Selain itu yang membedakan bahan baku roti konde dengan roti konde kacang hijau adalah penggunaan susu dan gula pasir. Dari tabel tersebut dapat diketahui total biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat roti konde kacang hijau per 1 kali produksi adalah Rp 413,37 sedangkan untuk total biaya bahan baku selama periode Desember 2010 adalah Rp 12.401,10.

Tabel 12. Bahan Baku Kulit Pastry

Sumber : Data Perusahaan

Bahan Baku Pemakaian (Rp)

Terigu 1.806

Butter 312,5

Mentega 177.08

Telur 500

Gula Pasir 500

Susu 750

Garam 12,5

Fat 3.000

Total Bahan Baku per 1 Kali Proses

Produksi 7.058


(43)

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahan baku yang digunakan untuk membuat kulit pastry, jika dibandingkan dengan kelima produk lainnya, kulit pastry mengeluarkan biaya bahan baku yang besar hal ini karena dalam proses pembuatan kulit pastry harus terdiri dari 96 lapisan dengan masing-masing ketebalan 1/2 cm. Total biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk satu kali proses produksi membuat kulit pastry adalah Rp 7.058, sedangkan total biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk membuat kulit pastry selama periode Desember 2010 adalah sebesar Rp. 211.749,90.

Tabel 13 .Bahan Baku Asyidah

Bahan Baku Pemakaian (Rp)

Terigu 850

Aren 1.125

Mentega 708,33

Butter 1.250

Kapolaga 468,75

Total Bahan Baku per 1 kali Proses

Produksi 4.402,08

Total 1 bulan 132.062,40

Sumber : Data Perusahaan

Tabel 13 menunjukkan pengunaaan bahan baku yang dipakai untuk membuat asyidah atau dodol arab. Bahan baku yang digunakan untuk membuat asyidah terdiri dari terigu, aren, mentega, butter dan kapolaga, untuk satu kali proses produksi membuat asyidah total bahan baku yang digunakan sebesar Rp 4.402,08 sedangkan untuk total biaya bahan baku selama periode Desember 2010 adalah sebesar Rp. 132.062,40.


(44)

Tabel 14. Bahan Baku Martabak

Bahan Baku Pemakaian (Rp)

Terigu 442

Minyak 63,19

Telur 50

Garam 2,08

Daging 2.000

Bombay 533,33

Bumbu Kari 266,67

Bawang Putih 27,73

Lada 27,73

Total Bahan Baku per 1 kali Proses

Produksi 3.412,73

Total Bahan Baku dalam 1 bulan 102.381,90

Sumber : Data Perusahaan

Bahan baku untuk membuat martabak dapat diketahui dari Tabel 14, dari tabel tersebut diperlihatkan bahan baku untuk membuat martabak hingga isi dari martabak tersebut. Tabel tersebut juga menunjukan seberapa besar total biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat martabak dalam 1 kali proses produksi, total bahan baku yang dikeluarkan untuk satu kali proses produksi adalah Rp. 3.412,73 sedangkan total biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat martabak dalam 1 bulan adalah sebesar Rp 102.381,90.

4.3.2 Analisis Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi merupakan jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya overhead pada Ka Nung Bakery dibedakan menjadi biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. Biaya overhead tetap yang terjadi pada Ka Nung Bakery selama periode Desember 2010 terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan mesin, premi asuransi dan biaya penyusutan pabrik. Rincian biaya overhead tetap selama Desember 2010 ditunjukan pada tabel 15 berikut ini


(45)

Tabel 15. Biaya Overhead Tetap Desember 2010

Sumber: Data Perusahaan

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui total dari biaya overhead tetap selama periode bulan Desember 2010 adalah sebesar Rp 655.571, dengan ini maka pembebanan biaya overhead kepada setiap produk pun dapat dilakukan. Pembebanan biaya overhead dilakukan dengan menggunakan alokasi jam kerja yang digunakan untuk melakukan proses produksi kelima produk tersebut. Perhitungan biaya overhead untuk setiap produk adalah sebagai berikut:

Roti Konde = x 655.571

= Rp. 96.407

Roti Konde Kacang Hijau = X 655.571

= Rp. 96.407

Kulit Pastry = X 655.571

= Rp. 154.252

Martabak = X 655.571

= Rp. 115.689

Asyidah = X 655.571

= Rp. 192.815

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa biaya overhead tetap untuk masing-masing produk berbeda-beda, untuk roti konde dan roti konde kacang hijau biaya overhead tetap yang dikeluarkan sebesar Rp. 96.407, untuk kulit pastry biaya overhead

Biaya Overhead Tetap Jumlah (Rp)

Penyusutan Mesin 322.238

Penyusutan Pabrik 333.333


(46)

tetap sebesar Rp.154.252. biaya overhead tetap yang dikeluarkan untuk martabak dan asyidah masing –masing Rp.115.689 dan Rp 192.815.

Sedangkan Biaya overhead variabel yang terjadi pada Ka Nung Bakery selama periode Desember 2010 terdiri dari biaya perbaikkan dan perawatan mesin dan packaging. Rincian biaya overhead tetap selama Desember 2010 ditunjukan pada tabel 16 berikut ini.

Tabel 16. Biaya Overhead Variabel Desember 2010 Biaya Overhead Variabel Jumlah (Rp) Biaya Perbaikan dan Perawatan

Mesin 800.000

Packaging 33.265,20

Total 833.265,2

Sumber : Data Perusahaan

Tarif Overhead Variabel =

= 0.82

Untuk biaya overhead variabel, besarnya biaya overhead variabel yang terdapat pada Ka Nung Bakery dihitung berdasarkan pengalokasian biaya. Dasar alokasi biaya yang digunakan dalam menghitung biaya overhead variabel yaitu berdasarkan jumlah jam kerja yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Cara menentukan jumlah biaya overhead variabel adalah dengan menjumlahkan semua biaya overhead variabel yang terjadi selama periode Desember 2010 dibagi dengan jumlah total produksi.

Setelah biaya overhead variabel diketahui maka dapat dialokasikan untuk masing-masing produk. Cara mengalokasikan untuk setiap produk adalah dengan mengalikan tarif overhead variabel dengan jumlah produksi masing-masing produk.


(47)

Tabel 17. Pembebanan Biaya Overhead Variabel Jenis Produk Tarif Overhead Variabel (Rp) Jumlah Produksi (unit) Biaya Overhead Variabel (Rp)

Roti Konde 0,82 500.000

410.000

Roti Konde Kacang

Hijau 0,82 500.000

410.000

Kulit Pastry 0,82 500

410

Martabak 0,82 15.000

12.300

Asyidah 0,82 300

246

Total 1.015.800

832.956

Berdasarkan Tabel 17 besarnya biaya overhead variabel untuk masing-masing produk adalah Rp 410.000 untuk roti konde dan roti konde kacang hijau. Kulit pastry biaya overhead variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 410, martabak Rp. 12.300 dan untuk biaya overhead asyidah adalah Rp 246. Setelah semua biaya overhead diketahui maka dapat dilakukan penghitungan harga pokok produksi untuk setiap produknya, harga pokok produksi meliputi jumlah bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan biaya perhitungan harga pokok produksi untuk kelima produk Ka Nung Bakery.

Tabel 18. Harga Pokok Produksi

Biaya Roti Konde (Rp) Kacang Hijau (Rp) Kulit Pastry (Rp) Martabak (Rp) Asyidah (Rp)

Bahan Baku 22.142 12.401 211.749 102.381 132.062

Tenaga Kerja

Langsung 637.181 637.181 1.019.490 764.617 1.274.363

Overhead

Tetap 96.407 96.407 154.252 115.689 192.815

Overhead

Variabel 410.000 410.000 410 12.300 246

Harga Pokok

Produksi 1.165.730 1.155.989 1.385.901 994.987 1.599.486 Harga Pokok


(48)

Berdasarkan Tabel 18 tersebut dapat diketahui bahwa nilai harga pokok produksi untuk setiap produknya berbeda-beda. Harga pokok produksi per unit untuk roti konde adalah Rp 1.033. Untuk roti konde kacang hijau harga pokok produksi per unitnya sebesar Rp. 1.031, sedangkan harga pokok produksi per unitnya untuk kulit pastry adalah Rp. 2.771, untuk martabak harga pokok produksi per unitnya sebesarnya Rp 2.731 dan harga pokok produksi per unitnya untuk produk asyidah adalah sebesar Rp.5.331. Harga pokok produksi per unit merupakan hasil perhitungan harga pokok produksi dibagi dengan total jumlah produksi per Desember 2010.

4.3.3 Analisis Margin Kontribusi

Margin kontribusi diperoleh dari perhitungan jumlah penjualan dikurangi dengan biaya variabel. Dengan mengetahui margin kontribusi makan pihak dari Ka Nung Bakery dapat melihat bagaimana kemampuan tiap jenis produk dalam memberikan kontribusi untuk menghasilkan laba. Dengan demikian dapat diketahui produk manakah yang memberikan laba terbesar dan produk manakah yang menghasilkan laba terkecil. Perhitungan margin kontribusi keenam produk Ka Nung Bakery terlihat pada Tabel 19. Tabel 19. Margin Kontribusi

Keterangan Jenis Produk Roti Konde (Rp) Roti konde Kacang Hijau (Rp) Kulit Pastry (Rp) Martabak (Rp) Asyidah (Rp)

Penjualan 44.077.500 4.236.000 2.392.000 1.800.000 1.800.000 Biaya

Variabel

Bahan Baku

Langsung 22.142,70 12.401,10 211.749,90 102.381,90 132.062,40 Tenaga

Kerja

Langsung 637.181 637.181 1.019.490 764.617 1.274.363

Kemasan

dan Label 14,00

23,00 1.005,00 50,00 15,42

Gas 16.000 16.000 16.000 16.000 16.000

Total Biaya

Variabel 675.337,70 665.605,10 1.248.244,90 883.048,90 1.422.440,82 Margin


(49)

Berdasarkan Tabel 19 margin kontribusi dihitung dari penjualan dikurangi dengan biaya variabel, biaya variabel tersebut adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, kemasan dan label serta penggunaan gas. Untuk biaya tenaga kerja langsung, dihitung berdasarkan alokasi jam kerja dari masing masing tenaga kerja sehingga diperoleh hasil untuk roti konde dan roti konde kacang hijau Rp 637.181, untuk kulit pastry Rp 1.019.490, untuk martabak dan asyidah masing-masing bernilai Rp 764.617 dan Rp 1.274.363.

Untuk kemasan dan label setiap produk mengeluarkan biaya yang berbeda-beda, roti konde mengeluarkan biaya sebesar Rp 14,00, roti konde hijau mengeluarkan biaya Rp. 23,00, sedangkan kulit pastry biaya yang dikeluarkan untuk kemasan dan label adalah sebesar 1.005, kemasan dan label yang dikeluarkan oleh martabak Rp 50 dan asyidah Rp 15,42 untuk biaya kemasan dan label. Untuk penggunaan gas setiap produk menghabiskan sebesar 16.000. Setelah diketahui biaya variabel masing-masing produk maka diperoleh hasil total biaya variabel roti konde sebesar Rp 675.337,70. Roti konde kacang hijau Rp 665.605,10. Kulit pastry Rp 1.248.244,90, martabak Rp 883.048,90 dan total biaya variabel untuk asyidah sebesar Rp 1.422.440,82

Setelah diketahui total biaya variabel maka dapat dihitung berapa besar margin kontribusi yang dihasilkan oleh setiap produknya. Dari hasil Tabel 19 telah didapatkan bahwa produk yang memberikan margin kontribusi terbesar adalah roti konde yaitu dengan nilai margin kontribusi sebesar Rp 43.402.162,30. Secara berurutan setelah roti konde produk yang selanjutnya memberikan kontribusi yang besar adalah roti konde kacang hijau, kulit pastry dan martabak asyidah memiliki nilai margin kontribusi paling kecil yaitu sebesar Rp 377.559,18.

4.4. Analisis Break Even Point

Perhitungan margin kontribusi memberikan informasi mengenai kontribusi dari setiap produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery dalam perolehan laba secara keseluruhan, maka selanjutnya perlu dilakukan perhitungan break even point yang memberikan informasi bagi pihak Ka Nung Bakery mengenai tingkat penjualan yang harus dicapai oleh Ka Nung Bakery agar tidak menderita kerugian.


(50)

Penyelesaian analisis cost volume profit pada multi produk dapat diselesaikan dengan mengkonversikan produk tersebut sehingga menjadi produk tunggal, yaitu dengan mengasumsikan suatu sales mix. Sales mix dianggap sebagai suatu paket yang dapat diperlakukan sebagai produk tunggal yang terdiri dari kombinasi produk yang dijual oleh perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka sales mix yang digunakan oleh Ka Nung Bakery ditentukan berdasarkan margin kontribusi rata-rata tertimbang (Weighted Average Unit

Contribution Margin) dengan komposisi sebagai berikut :

Roti Konde =

= 80,98 %

Roti Konde Kacang Hijau =

= 16,21 %

Kulit Pastry =

= 0,84 %

Martabak =

= 1,03 %

Asyidah =

= 0,91 %

Tabel 20. Weighted Average Unit Contribution Margin

Jenis Produk Sales mix

Margin Kontribusi


(51)

Roti Konde 80,98 %

2.461,70 1.993,48 Roti Konde Kacang Hijau 16,21 % 1.011,44 163.85

Kulit Pastry 0,84 % 6.216,06 52,21

Martabak 1,03 % 4.075,34 41,97

Asyidah 0.91 % 1.887.80 17,17

Total 100,00 % 2.268,68

Volume Titik Impas BEP

= 1.950.23 unit

Volume titik impas tersebut merupakan suatu paket yang terdiri dari kombinasi penjualan kelima jenis produk yang diproduksi dan dijual oleh Ka Nung Bakery yaitu roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, asyidah dan martabak. Kombinasi penjualan kelima jenis produk tersebut akan ditunjukan pada tabel 21.

Tabel.21. Kombinasi Penjualan Impas Desember 2010

Jenis Produk sales mix

Target Penjualan (unit) Harga Jual (Rp) Penjualan Titik Impas (Rp)

Roti Konde 80.98%

1.579,30 2.500

3.948.240,64 Roti Konde

kacang hijau 16.21%

316,13 1.200

379.358,74

Kulit Pastry 0.84%

16,38 13.000

212.965,12

Martabak 1.03%

20,09 8.000

160.698,95

Asyidah 0.91%

17,75 9.000

159.723,84 Total 1.950,23 4.860.987,28

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa Ka Nung Bakery mempunyai sales mix dengan komposisi roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, martabak dan asyidah


(52)

adalah sebesar 80,98% : 16.,21% : 0,84% : 1,03% : 0.,91%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, margin kontribusi rata rata tertimbang diperoleh dari komposisi sales mix untuk setiap jenis produknya yang kemudian dikalikan dengan margin kontribusi per unitnya. Sedangkan margin kontribusi per unit diperoleh dari hasil margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan tiap unit produk selama Desember 2010. Hasil perhitungan kombinasi volume titik impas atau BEP diperoleh dengan cara membagi biaya tetap dengan rata-rata tertimbang

Dengan menggunakan kompisis sales mix dan perhitungan menggunakan margin rata-rata tertimbang diperoleh hasil bahwa titik impas akan tercapai pada volume 1.1950,23 unit, artinya Ka Nung Bakery akan mencapai suatu keadaan usaha yang tidak memperoleh laba ataupun memperoleh kerugian pada tingkat penjualan 1.1950,23 unit. Jumlah tersebut merupakan kombinasi penjualan produk roti konde sebesar 1.579,30 unit, roti konde kacang hijau 316,13 unit, kulit pastry 16,38unit, martabak 20,09 unit dan asyidah 17,75 unit. Artinya jika Ka Nung Bakery mencapai titik penjualan tersebut maka Ka Nung Bakery akan memperoleh laba sebesar nol. Berdasarkan nilai penjualan, titik impas dapat dicapai pada tingkat penjualan sebesar Rp. 4.860,987,28 jika dibandingkan dengan penjualan periode Desember 2010 sebesar Rp. 54.305.500 maka penjualan Ka Nung Bakery selama periode Desember 2010 masih berada diatas titik impas.

4.5. Analisis Target Laba

Ka Nung Bakery merencanakan memperoleh laba sebesar Rp 800.000.000 untuk periode tahun 2011. Untuk mencapai laba tersebut maka Ka Nung Bakery harus mengetahui berapakah volume penjualan yang harus dicapai dengan menggunakan asumsi produk mix dan faktor-faktor yang lainnya adalah tetap, berikut ini merupakan perhitungan target volume penjualan.

Total Volume Penjualan (unit)


(1)

adalah sebesar 80,98% : 16.,21% : 0,84% : 1,03% : 0.,91%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, margin kontribusi rata rata tertimbang diperoleh dari komposisi sales mix untuk setiap jenis produknya yang kemudian dikalikan dengan margin kontribusi per unitnya. Sedangkan margin kontribusi per unit diperoleh dari hasil margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan tiap unit produk selama Desember 2010. Hasil perhitungan kombinasi volume titik impas atau BEP diperoleh dengan cara membagi biaya tetap dengan rata-rata tertimbang

Dengan menggunakan kompisis sales mix dan perhitungan menggunakan margin rata-rata tertimbang diperoleh hasil bahwa titik impas akan tercapai pada volume 1.1950,23 unit, artinya Ka Nung Bakery akan mencapai suatu keadaan usaha yang tidak memperoleh laba ataupun memperoleh kerugian pada tingkat penjualan 1.1950,23 unit. Jumlah tersebut merupakan kombinasi penjualan produk roti konde sebesar 1.579,30 unit, roti konde kacang hijau 316,13 unit, kulit pastry 16,38unit, martabak 20,09 unit dan asyidah 17,75 unit. Artinya jika Ka Nung Bakery mencapai titik penjualan tersebut maka Ka Nung Bakery akan memperoleh laba sebesar nol. Berdasarkan nilai penjualan, titik impas dapat dicapai pada tingkat penjualan sebesar Rp. 4.860,987,28 jika dibandingkan dengan penjualan periode Desember 2010 sebesar Rp. 54.305.500 maka penjualan Ka Nung Bakery selama periode Desember 2010 masih berada diatas titik impas.

4.5. Analisis Target Laba

Ka Nung Bakery merencanakan memperoleh laba sebesar Rp 800.000.000 untuk periode tahun 2011. Untuk mencapai laba tersebut maka Ka Nung Bakery harus mengetahui berapakah volume penjualan yang harus dicapai dengan menggunakan asumsi produk mix dan faktor-faktor yang lainnya adalah tetap, berikut ini merupakan perhitungan target volume penjualan.

Total Volume Penjualan (unit)


(2)

354.578 unit

Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa untuk mencapai target laba sebesar Rp. 800.000.000 pada tahun 2011 maka Ka Nung Bakery harus menjual produknya sebanyak 354.578 unit yang merupakan paket yang terdiri dari kombinasi penjualan kelima jenis produk yaitu roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, martabak dan asyidah. Maka kombinasi penjualan yang harus dicapai oleh Ka Nung Bakery di tahun 2011 adalah sebagai berikut

Tabel 22. Kombinasi Target Penjualan Berdasarkan Target Laba

Jenis Produk sales mix

Target Penjualan (Unit) Harga Jual (Rp) Penjualan Titik Impas (Rp)

Roti Konde 80.98%

287.137.,6 2.500

717.843.161 Roti Konde kacang

hijau 16.21%

57.477,09 1.200

68.972.512,56

Kulit Pastry 0.84%

2.978,46 13.000

38.719.917,60

Martabak 1.03%

3.652,15 8.000

29.217.227,20

Asyidah 0.91%

3.226,66 9.000

29.039.938,20

Total 354.578

883.792.756,56


(3)

4.6. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa roti konde memberikan margin kontribusi yang paling besar bagi Ka Nung Bakery, dengan hal ini maka pihak Ka Nung Bakery harus dapat mempertahankan penjualan untuk roti konde. Sedangkan produk yang memberikan margin kontribusi paling kecil bagi Ka Nung Bakery adalah asyidah atau dodol arab, kecilnya margin kontribusi yang diberikan oleh asyidah dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Ka Nung Bakery untuk melakukan strategi pemasaran agar penjualan asyidah dapat meningkat. Salah satu cara yang dpat dilakukan untuk meningkatkan penjualan asyidah adalah dengan melakukan promosi penjualan untuk produk tersebut, hingga saat ini konsumen yang datang banyak yang membeli produk roti konde hal ini karena roti konde merupakan produk unggulan dari Ka Nung Bakery, dengan banyaknya konsumen yang membeli roti konde maka pihak Ka Nung Bakery dapat memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan promosi untuk produk asyidah. Dengan ini maka konsumen akan dapat lebih mengenal produk lain selain roti konde yaitu dodol arab atau asyidah, dengan melakukan strategi promosi secara personal selling maka diharapkan penjualan untuk produk asyidah dapat meningkat sehingga akan memberikan margin kontribusi atau keuntungan yang cukup baik bagi Ka Nung Bakery, harga dapat juga dijadikan bahan pertimbangan bagi Ka Nung Bakery untuk meningkatkan penjualan asyidah.


(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya bahwa penerapan analisis Cost Volume Profit Ka Nung Bakery dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna bagi pemilik Ka Nung Bakery dalam menjalankan operasional perusahaan yang lebih baik dan terarah. Informasi –informasi yang diperoleh tersebut antara lain

1. Titik impas tercapai saat penjualan sebesar 1.950 unit. Jumlah tersebut merupakan kombinasi penjualan produk roti konde sebesar 1.579 unit, roti konde kacang hijau 316 unit, kulit pastry 16 unit, martabak 20 unit dan asyidah 18 unit. Artinya jika Ka Nung Bakery mencapai titik penjualan tersebut maka Ka Nung Bakery akan memperoleh laba sebesar nol. Berdasarkan nilai penjualan, titik impas dapat dicapai pada tingkat penjualan sebesar Rp. 4.860.987.28 jika dibandingkan dengan penjualan periode Desember 2010 sebesar Rp. 54.305.500 maka penjualan Ka Nung Bakery selama periode Desember 2010 masih berada diatas titik impas. 2. Dengan analisis Cost Volume Profit yang telah dilakukan bahwa produk yang memberikan

keuntungan terbesar bagi Ka Nung Bakery adalah Roti Konde dengan margin kontribusi sebesar Rp 43.402.162,30. Sedangkan produk yang memberikan keuntungan paling kecil terhadap Ka Nung Bakery adalah Asyidah atau dodol arab dengan margin kontribusi Rp 377.559,18.

3. Sesuai dengan target laba Ka Nung Bakery yaitu untuk mencapai laba sebesar Rp. 800.000.000 untuk periode tahun 2011, maka volume penjualan yang harus dicapai adalah 354.578 unit, yang terdiri dari kombinasi penjualan roti konde sebanyak 287.137 unit, roti konde kacang hijau sebesar 57.477 unit, kulit pastry sebanyak 2.978 unit, martabak sebanyak 3.652 unit dan asyidah sebanyak 3.226 unit.


(5)

Saran

1. Pihak Ka Nung Bakery harus dapat terus mempertahankan penjualan untuk roti konde, hal ini karena roti konde merupakan produk unggulan dan telah memiliki pasar atau konsumen sendiri, sehingga roti konde memberikan margin kontribusi yang besar bagi Ka Nung Bakery

2. Produk yang mmberikan margin kontribusi paling kecil adalah asyidah, karena hal tersebut maka pihak Ka Nung Bakery harus dapat meningkatkan penjualan asyidah agar dapat memberikan keuntungan atau margin kontribusi yang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan asyidah adalah dengan cara promosi secara personal selling, yaitu dengan mengenalkan produk asyidah secara langsung kepada konsumen sehingga konsumen dapat mengetahui dan mengenal produk asyidah dengan lebih baik.

3. Penulis menyarankan agar Ka Nung Bakery menerapkan analisi Cost Volume Profit sebagai alat bantu dalam menetapkan volume penjualan atas target laba yang diinginkan.

4. Penerapan tersebut hendaknya disertai dengan pemahaman yang baik mengenai pemisahan biaya tetap dan variabel yang selama ini belum dilakukan oleh Ka Nung Bakery.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hansen &Mowen. 2000. Management Accounting. South–Western College Publishing, Ohio Hammer, L. R. 1994.Cost Accounting. South-Western College Publishing, Ohio

Horngren, D, R.2000.Cost Accounting A Managerial Emphasis. Prentice-Hall International, New Jersey

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Salemba, Jakarta