Upaya Keselamatan Kerja Gambaran Kecelakaan Kerja dan Upaya Keselamatan Kerja di Konsorsium BP3 (PT. Berkat Karunia Phala - PT. Petronesia Bennimel - PT. Petroflexx Prima Daya - PT. Prime Petro Services) Kota Duri Tahun 2015

5.3 Upaya Keselamatan Kerja

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan telah melakukan upaya keselamatan kerja di setiap area kerja dalam mencegah dan atau meminimalisir kecelakaan kerja. Kegiatan upaya keselamatan kerja masing - masing berbeda untuk setiap area kerja, hal ini dikarenakan potensi bahaya untuk setiap area kerja berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan tersebut antara lain dibuatnya SOP untuk setiap area kerja, adanya pengenalan bahaya - bahaya di tempat kerja HES Induction, di adakannya training - training baik sebelum maupun seseudah bekerja, hal ini berguna untuk merefresh kembali pengetahuan pekerja akan hazard atau bahaya - bahaya yang ada di area kerjanya. Hal sesuai dengan penelitian Emli 2014 yaitu ρ = 0,021 yang berarti bahwa ada pengaruh standar operational prosedur SOP terhadap kejadian kecelakaan kerja. Hasil penelitian dari Lidya 2011 juga menunjukkan kesesuaian yaitu ρ = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan standar operational prosedur terhadap kejadian kecelakaan kerja. Ratnawati 2010 mengatakan bahwa SOP adalah satu set instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin dalam suatu organisasi. Pengembangan dan penggunaan SOP merupakan salah satu faktor kesuksesan sistem kualitas, dimana SOP menyediakan informasi untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar bagi tiap personil, dan mempermudah dalam menerapkan kekonsistenan dalam kualitas dan integritas suatu produk atau hasil akhir. Universitas Sumatera Utara Konsorsium BP3 juga melakukan penerapan Job Safety Analisys JSA, pemberian program sosialisasi tentang keselamatan kerja, serta dilakukannya analisis kembali apakah trainingsharing yang diberikan sudah berjalan dengan baik atau tidak, jika hasilnya tidak sesuai maka training ulang akan dilakukan kepada pekerja tersebut, sampai seluruh pekerja mengerti dan paham sehingga dapat merubah behavior atau perilaku pekerja menjadi lebih safety. Pemberian sanksi atau punishment juga di terapkan oleh perusahaan bagi yang melanggar prosedur - prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja, serta pemberian reward atau penghargaan bagi pekerja yang bekerja dengan selamat dan komit akan safety di tempat kerja, dalam pemberian sanksi maupun award kepada pekerja , perusahaan juga telah menerapkan prosedur ataupun tahapan pemberiannya. Meskipun upaya keselamatan kerja ini telah dilakukan oleh perusahaan, kecelakaan kerja masih pernah terjadi yang mana hal ini banyak diakibatkan oleh human error atau kesalahan pekerja itu sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lidya 2011 yaitu ρ = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan Job Safety Analysis JSA terhadap kejadian kecelakaan kerja. Jika terjadi suatu insident atau kejadian kecelakaan kerja maka upaya keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan RCA Root Cause Analisis, kegiatannya adalah memberhentikan semua proses produksi dimana insident tersebut terjadi, kemudian dilakukan pencatatan kejadian selama Universitas Sumatera Utara satu hari tersebut sampai insident itu terjadi, pencatatan ini dilakukan oleh korban dan semua yang ada di sekitar kejadianinsident, selanjutnya akan dilaporkan sesuai dengan tahapannya yang pertama dari si penemu melaporkan ke atasan, atasan melaporkan ke Consultan atau RW, RW melaporkan ke CPI, setelah itu dilaporkan kalau ada cedera maka akan langsung kita di bawa ke rumah sakit CPI, tetapi ditangani terlebih dahulu dengan P3K di perusahaan. Di lokasi kerja juga dilatih beberapa orang yang bertanggung jawab apabila ada cedera pada pekerja, yang akan menangani terlebih dahulu dengan P3K kemudian dibawa ke rumah sakit. Kegiatan selanjutnya adalah dengan melakukan Investigasi kejadian , analisis , dan meeting dari masing - masing perusahaan mengenai mengapa kecelakaan kerja tersebut terjadi dan bagaimana solusinya, kemudian dilakukan review kembali SOP dan JSA nya sehingga kejadian serupa tidak akan terulang kembali. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gunawan 2006 mengenai peranan manajemen k3 dalam pencegahan kecelakaan kerja konstruksi, yakni pada setiap minggubulan, perlu adanya meeting untuk membahas segala hal yang menyangkut pelaksanaan K3 di perusahaan, sehingga semua informasi dan persoalan dapat diketahui oleh seluruh bagian yang terkait. Hal tersebut diatas juga sejalan dengan pencegahan kecelakaan kerja yang disampaikan Sumamur P.K 2009 yang mengatakan bahwa pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang sebab kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan mengadakan analisis setiap kecelakaan yang terjadi. Metode analisis penyebab kecelakaan harus betul-betul Universitas Sumatera Utara diketahui dan diterapkan sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukannya identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases assessment besarnya resiko bahaya. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa kendala - kendala yang terdapat dalam pelaksanaan upaya keselamatan kerja terutama disebabkan oleh perilaku, seperti ketika pekerja diberikan program baru atau di berikan sosialisasi, pekerja tersebut tidak siap menerima program tersebut, kemudian memberontak sehingga berimbas kepada perilaku yang tidak selamat dan juga bisa berdampak kepada yang ada disekitarnya, selain itu kendala dari sisi manajemen HES nya adalah kurang didukung dari material, media, perusahaan mendukung tetapi ada satu sisi mengapa perusahaan tidak mendukung yaitu karena mereka mengganggap memperlambat produktivitas, kalau dilapangan kendalanya yakni PEMKO, pemko itu wajib dilapangan, jadi ketika manajemen HES akan memberikan pelajaran ataupun sosialisasi kepada pemko maka manajemen HES tersebut harus turun langsung kelapangan atau paling tidak pada saat hari libur. Hal tersebut sesuai dengan peryataan Silalahi 1995 dimana kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga, sedangkan kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Universitas Sumatera Utara Kusuma 2011 dalam Iman 2013 mengatakan bahwa apabila perusahaan melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan memperoleh banyak manfaat. Hal ini sesuai dengan manfaat pelaksanaan upaya keselamatan kerja yang di peroleh perusahaan Konsorsium BP3 yaitu dari segi produksi semakin meningkat, karna apabila terjadi suatu insident maka produksi akan di hentikan sementara yang berdampak menimbulkan kerugian yang besar kepada perusahaan, angka kecelakaan rendah, penilaian kinerja perusahaan semakin baik dihadapan klien dalam hal keselamatan kerja, hal ini dapat dilihat dari pemberian reward oleh PT. Chevron Pasific Indonesia kepada perusahaan Konsorsium BP3 atas pencapaian keselamatan kerja, sehingga kesempatan untuk memenangkan tender berikutnya menjadi lebih besar, seluruh pekerja sehat dan selamat di tempat kerja dan di rumah. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan