5.3 Upaya Keselamatan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan telah melakukan upaya keselamatan kerja di setiap area kerja dalam mencegah dan atau
meminimalisir kecelakaan kerja. Kegiatan upaya keselamatan kerja masing - masing berbeda untuk setiap area kerja, hal ini dikarenakan potensi bahaya untuk
setiap area kerja berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kegiatan tersebut antara lain dibuatnya SOP untuk setiap area kerja, adanya pengenalan bahaya -
bahaya di tempat kerja HES Induction, di adakannya training - training baik sebelum maupun seseudah bekerja, hal ini berguna untuk merefresh kembali
pengetahuan pekerja akan hazard atau bahaya - bahaya yang ada di area kerjanya. Hal sesuai dengan penelitian Emli 2014 yaitu ρ = 0,021 yang berarti
bahwa ada pengaruh standar operational prosedur SOP terhadap kejadian kecelakaan kerja. Hasil penelitian dari Lidya 2011 juga menunjukkan kesesuaian
yaitu ρ = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan standar operational prosedur terhadap kejadian kecelakaan kerja.
Ratnawati 2010 mengatakan bahwa SOP adalah satu set instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin dalam suatu organisasi.
Pengembangan dan penggunaan SOP merupakan salah satu faktor kesuksesan sistem kualitas, dimana SOP menyediakan informasi untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan benar bagi tiap personil, dan mempermudah dalam menerapkan kekonsistenan dalam kualitas dan integritas suatu produk atau hasil akhir.
Universitas Sumatera Utara
Konsorsium BP3 juga melakukan penerapan Job Safety Analisys JSA, pemberian program sosialisasi tentang keselamatan kerja, serta dilakukannya
analisis kembali apakah trainingsharing yang diberikan sudah berjalan dengan baik atau tidak, jika hasilnya tidak sesuai maka training ulang akan dilakukan
kepada pekerja tersebut, sampai seluruh pekerja mengerti dan paham sehingga dapat merubah behavior atau perilaku pekerja menjadi lebih safety. Pemberian
sanksi atau punishment juga di terapkan oleh perusahaan bagi yang melanggar prosedur - prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, serta pemberian reward atau penghargaan bagi pekerja yang bekerja dengan selamat dan komit akan safety di tempat kerja, dalam
pemberian sanksi maupun award kepada pekerja , perusahaan juga telah menerapkan prosedur ataupun tahapan pemberiannya.
Meskipun upaya keselamatan kerja ini telah dilakukan oleh perusahaan, kecelakaan kerja masih pernah terjadi yang mana hal ini banyak diakibatkan oleh
human error atau kesalahan pekerja itu sendiri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lidya
2011 yaitu ρ = 0,000 menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan Job Safety Analysis JSA
terhadap kejadian kecelakaan kerja. Jika terjadi suatu insident atau kejadian kecelakaan kerja maka upaya
keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan RCA Root Cause Analisis, kegiatannya adalah memberhentikan semua proses produksi
dimana insident tersebut terjadi, kemudian dilakukan pencatatan kejadian selama
Universitas Sumatera Utara
satu hari tersebut sampai insident itu terjadi, pencatatan ini dilakukan oleh korban dan semua yang ada di sekitar kejadianinsident, selanjutnya akan dilaporkan
sesuai dengan tahapannya yang pertama dari si penemu melaporkan ke atasan, atasan melaporkan ke Consultan atau RW, RW melaporkan ke CPI, setelah itu
dilaporkan kalau ada cedera maka akan langsung kita di bawa ke rumah sakit CPI, tetapi ditangani terlebih dahulu dengan P3K di perusahaan. Di lokasi kerja juga
dilatih beberapa orang yang bertanggung jawab apabila ada cedera pada pekerja, yang akan menangani terlebih dahulu dengan P3K kemudian dibawa ke rumah
sakit. Kegiatan selanjutnya adalah dengan melakukan Investigasi kejadian , analisis , dan meeting dari masing - masing perusahaan mengenai mengapa
kecelakaan kerja tersebut terjadi dan bagaimana solusinya, kemudian dilakukan review kembali SOP dan JSA nya sehingga kejadian serupa tidak akan terulang
kembali. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gunawan 2006 mengenai peranan
manajemen k3 dalam pencegahan kecelakaan kerja konstruksi, yakni pada setiap minggubulan, perlu adanya meeting untuk membahas segala hal yang
menyangkut pelaksanaan K3 di perusahaan, sehingga semua informasi dan persoalan dapat diketahui oleh seluruh bagian yang terkait.
Hal tersebut diatas juga sejalan dengan pencegahan kecelakaan kerja yang disampaikan Sumamur P.K 2009 yang mengatakan bahwa pencegahan
kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang sebab kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan mengadakan analisis setiap
kecelakaan yang terjadi. Metode analisis penyebab kecelakaan harus betul-betul
Universitas Sumatera Utara
diketahui dan diterapkan sebagaimana mestinya. Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa kecelakaan, untuk pencegahan kecelakaan
kerja sangat penting artinya dilakukannya identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta mengases
assessment besarnya resiko bahaya. Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa kendala - kendala yang
terdapat dalam pelaksanaan upaya keselamatan kerja terutama disebabkan oleh perilaku, seperti ketika pekerja diberikan program baru atau di berikan sosialisasi,
pekerja tersebut tidak siap menerima program tersebut, kemudian memberontak sehingga berimbas kepada perilaku yang tidak selamat dan juga bisa berdampak
kepada yang ada disekitarnya, selain itu kendala dari sisi manajemen HES nya adalah kurang didukung dari material, media, perusahaan mendukung tetapi ada
satu sisi mengapa perusahaan tidak mendukung yaitu karena mereka mengganggap memperlambat produktivitas, kalau dilapangan kendalanya yakni
PEMKO, pemko itu wajib dilapangan, jadi ketika manajemen HES akan memberikan pelajaran ataupun sosialisasi kepada pemko maka manajemen HES
tersebut harus turun langsung kelapangan atau paling tidak pada saat hari libur. Hal tersebut sesuai dengan peryataan Silalahi 1995 dimana kecelakaan
selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga, sedangkan kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara
Kusuma 2011 dalam Iman 2013 mengatakan bahwa apabila perusahaan melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka
perusahaan akan memperoleh banyak manfaat. Hal ini sesuai dengan manfaat pelaksanaan upaya keselamatan kerja yang
di peroleh perusahaan Konsorsium BP3 yaitu dari segi produksi semakin meningkat, karna apabila terjadi suatu insident maka produksi akan di hentikan
sementara yang berdampak menimbulkan kerugian yang besar kepada perusahaan, angka kecelakaan rendah, penilaian kinerja perusahaan semakin baik
dihadapan klien dalam hal keselamatan kerja, hal ini dapat dilihat dari pemberian reward oleh PT. Chevron Pasific Indonesia kepada perusahaan Konsorsium BP3
atas pencapaian keselamatan kerja, sehingga kesempatan untuk memenangkan tender berikutnya menjadi lebih besar, seluruh pekerja sehat dan selamat di
tempat kerja dan di rumah.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan