II.1.2 Aspek Hardiness
Menurut Kobasa 1979 menjelaskan adanya tiga aspek hardiness. Ketiga aspek itu adalah :
a. Kontrol
Kontrol adalah keyakinan individu bahwa dirinya dapat mempengaruhi peristiwa-peristiwa yang terjadi atas dirinya, Kobasa dan Maddi 2005.
Aspek ini berisi keyakinan bahwa individu dapat memengaruhi atau mengendalikan apa saja yang terjadi dalam hidupnya. Individu percaya
bahwa dirinya dapat menentukan terjadinya sesuatu dalam hidupnya, sehingga tidak mudah menyerah ketika sedang berada dalam keadaan
tertekan. Individu dengan hardiness yang tinggi memiliki pandangan bahwa semua kejadian dalam lingkungan dapat ditangani oleh dirinya
sendiri dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang harus dilakukan sebagai respon terhadap stres.
b. Komitmen
Komitmen adalah kecenderungan untuk melibatkan diri dalam aktivitas yang sedang dihadapi, Kobasa dan Maddi 2005. Aspek ini berisi
keyakinan bahwa hidup itu bemakna dan memiliki tujuan. Individu juga berkeyakinan teguh pada dirinya sendiri walau apapun yang akan
terjadi. Individu dengan hardiness yang tinggi percaya akan nilai-nilai kebenaran, kepentingan dan nilai-nilai yang menarik tentang siapakah
dirinya dan apa yang mampu ia lakukan. Selain itu, individu dengan hardiness yang tinggi juga percaya bahwa perubahan akan membantu
Universitas Sumatera Utara
dirinya berkernbang dan mendapatkan kebijaksanaan serta belajar banyak dari pengalaman yang telah didapat.
c. Tantangan
Tantangan adalah kecenderungan untuk memandang suatu perubahan yang terjadi sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri, bukan
sebagai ancarnan terhadap rasa amannya, Kobasa dan Maddi 2005. Aspek ini berupa pengertian bahwa hal-hal yang sulit dilakukan atau
diwujudkan adalah sesuatu yang umum terjadi dalam kehidupan, yang pada akhirnya akan datang kesempatan untuk melakukan dan
mewujudkan hal tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat simpulkan bahwa aspek dari hardiness
adalah kontrol, komitmen, dan tantangan. Individu yang hardiness memiliki keyakinan untuk dapat mengendalikan kejadian
– kejadian hidupnya dengan keterlibatannya dalam pekerjaan maupun orang
– orang
didalam hidupnya
komitmen, kemampuan
untuk mengendalikan dirinya kontrol, serta keyakinan untuk memandang
bahwa kejadian yang terjadi dalam hidup sebagai perubahan untuk mengembangkan diri menjadi lebih positif tantangan.
II.1.3 Fungsi Hardiness
Menurut Florian dalam Heriyanto, 2011 fungsi hardiness adalah : a. Membantu individu dalam proses adaptasi dan lebih toleransi terhadap
stres.
Universitas Sumatera Utara
b. Mengurangi akibat buruk dari stres yang kemungkinan dapat terjadinya burnout dan penilaian negatif terhadap suatu kejadian yang mengancam
dan meningkatkan pengharapan untuk melakukan coping yang berhasil. c. Membuat individu tidak mudah jatuh sakit.
d. Membantu individu mengambil keputusan yang baik dalam keadaan stress.
Dari beberapa penjelasan tentang fungsi hardiness dapat disimpulkan bahwa hardiness dapat efek negatif dari stres yang dialami oleh individu dan
dapat memberikan penilaian yang lebih positif terhadap suatu peristiwa sehingga mampu meningkatkan harapan individu sehingga mampu mengambi keputusan
yang baik.
II.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Hardiness
Faktor-faktor yang mempengaruhi hardiness adalah : 1. Well-being, menurut Pollachek 2001 dan Noreuil 2002, well-being
yang merupakan suatu konsep kesejahteraan dimana individu mampu menciptakan kepuasan dalam hidupnya dan merupakan salah satu
faktor yang dapat membantu mengurangi stres yang dialami oleh individu, individu yang memiliki well-being yang baik akan membuat
hardiness juga meningkat.
2. Social Support, menurut Pagana 1990 dan Dibartolo 2001, merupakan bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi dan
informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara atau orang yang dicintai ketika
Universitas Sumatera Utara
individu yang bersangkutan sedang menghadapi masalah yang dapat menimbulkan stress sehingga membuat individu lebih kuat dan dapat
mengurangi beban dalam hidupnya, individu yang memiliki sosial support yang baik akan membuat hardiness juga meningkat.
3. Etnis dan kualitas dari hubungan pasangan, menurut Dibartolo 2001, individu yang berasal dari etnis yang serupa akan membuat individu
merasa aman, nyaman untuk berbagi cerita dan masalah yang terjadi dalam hidup begitu juga dengan kualitas dari hubungan pasangan, jika
pasangan dari individu yang memiliki masalah dapat mengerti dan tetap bersikap hangat kepada pasangannya dapat mengurangi beban dalam
hidupnya. 4. Gender, menurut Belmont 2000, pria dan wanita akan berbeda dalam
menanggapi atau menghadapi masalah yang terjadi dalam hidup. Wanita sudah terbiasa mengalami rasa sakit mulai dari siklus
menstruasi setiap bulan, mengandung, melahirkan, dan wanita juga dikatakan sebagai mahkluk yang sabar, mengalah, dan lemah lembut.
Pria lebih menggunakan pemikiran yang logis dan juga pria dikatakan lebih egois dalam menghadapi suatu hal. Dengan melihat tugas pada
pria dan wanita, membuat gender sebagai prediktor dalam menentukan hardiness
individu. \
Universitas Sumatera Utara
II.2 Penyintas Bencana Gunung Sinabung