Tatacara Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem E-Registration

16. Tatacara Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem E-Registration

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak danatau Pengusaha Kena Pajak untuk mendaftarkan dirimelaporkan kegiatan usahanya melalui jaringan sistem informasi yang tergabung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak, ditetapkan peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.24PJ2009 tentang Tatacara Pendaftaran NPWP danatau Pengusaha Kena Pajak dan perubahan Data Pajak dan atau Pengusaha Kena Pajak dengan sistem E-Registration. a. Bagi Pengusaha Kena Pajak 1. Membuka situs Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http:www.pajak.go.id . 2. Memilih menu sistem e-Registration. 3. Membuat account dengan melakukan login pada sistem e-Registration. 4. Login ke sistem e-Registration dengan mengisi username dan password yang telah dibuat. 5. Memilih menu “permohonan pendaftaran NPWP danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak”. 6. Memilih jenis pajak yang sesuai Orang Pribadi, Badan, atau Bendahara. Universitas Sumatera Utara 7. Mengisi formulir permohonan pada layar komputer dengan lengkap dan benar. 8. Memilih tombol “daftar” untuk mengirim Formulir Pemohonan Pendaftaran NPWP danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 9. Mencetak formulir permohonan yang sudah diisi secara lengkap dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara SKTS melaui aplikasi e-Registration. 10. Menerima Surat Keterangan Terdaftar SKT, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak SPPKP dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama dimana wajib pajak terdaftar. b. Petugas pendaftaran wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat wajib pajak seharusnya terdaftar. 1. Memantau informasi pemohonan wajib pajak pada sistem e-Registration. 2. Menerima, memproses dan melakukan filtering atas isian formulir permohonan pendaftaran NPWP danatau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak yang disampaikan melalui sistem e-Registration. 3. Menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak paling lama 1 satu hari kerja sejak informasi pendaftaran pengukuhan PKP diisi secara lengkap. 4. Menyampaikan SKT dan SPPKP kepada wajib pajak. 5. Setelah menerbitkan SKT dan SPPKP, Kepala Kantor dalam jangka waktu paling lama 1 satu tahun menugaskan petugas konfirmasi lapangan untuk melakukan konfirmasi lapangan dengan prioritas sesuai resiko wajib pajak Universitas Sumatera Utara dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian formulir permohonan yang disampaikan wajib pajak. 6. Kategori wajib pajak sebagai wajib pajak berisiko antara lain : a. Wajib pajak yang dikirimi surat tetapi “kembali dari pos kempos” dengan dibubuhi catatan dari Kantor Pos berupa : 1. Nama tidak dikenal; atau 2. Alamat tidak ditemukan; atau 3. Rumahgedung tidak dihuni. b. Tidak menyampaikan SPT. c. Wajib Pajak yang sering berpindah Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat terdatar. d. Wajib Pajak yang sering berpindah alamat tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat usaha. e. Wajib Pajak yang melaporkan adanya kegiatan ekspor. f. Wajib Pajak yang melakukan kegiatan impor terlihat dari adanya pembayaran pajak dalam rangka impor tetapi tidak berstatus sebagai PKP. g. Wajib Pajak mengajukan Restitusi. h. Wajib Pajak yang tidak berstatus sebagai PKP tetapi menyampaikan SPT Massa PPN. i. Wajib Pajak berdiri langsung melakukan penyerahan dalam jumlah besar tetapi jumlah kurang bayarnya relatif kecil. Universitas Sumatera Utara j. Wajib Pajak badan yang akte pendiriannya dibuat dihadapan notaris yang sama tanggal dan pendiriannya pada waktu yang bersamaan atau berdekatan. k. Wajib Pajak yang memiliki nama yang aneh. l. Wajib Pajak lain yang menurut pertimbangan Kepala KPP Pratama termasuk Wajib Pajak berisiko. 7. Dalam hal konfirmasi lapangan menunjukkan bahwa data yang disampaikan oleh PKP terdaftar tidak benar, KPP Pratama menerbitkan Surat Pencabutan SKT danatau Surat Pencabutan SPPKP secara jabatan untuk disampaikan kepada PKP. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Statistik Pengusaha Kena Pajak yang Terdaftar pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Barat Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada Kantor Pajak Pratama Medan Barat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, dapat kita lihat pada tabel berikut. Tabel Jumlah Pengusaha Kena Pajak pada KPP Pratama Medan Barat PKP 2010 2011 2012 ORANG PRIBADI 486 484 196 BADAN 1.428 1.351 469 JUMLAH 1.914 1.835 665 Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat 1. Orang Pribadi Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sebanyak 486 orang yang terdaftar sebagai PKP. Dan selanjutnya pada tahun 2011 terdapat sebanyak 484 orang PKP yang terdaftar. Kemudian pada tahun 2012 ada sebanyak 196 orang yang terdaftar, disini terlihat bahwa dari tahun ke tahun terdapat penurunan jumlah orang pribadi yang terdaftar sebagai PKP di Kantor Pelayanan Pajak Pratama 45 Universitas Sumatera Utara Medan Barat. Hal ini terjadi karena pada tahun 2012 adanya Registrasi ulang PKP yang dilakukan KPP Pratama Medan Barat sehingga semakin menurun PKP Orang Pribadi yang terdaftar, ini disebabkan adanya PKP yang dicabut dan ditolak yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagai PKP sebagaimana yang sudah ditentukan. 2. Badan Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2010 terdapat 1.428 Pengusaha Kena Pajak Badan yang terdaftar dan pada tahun 2011 jumlah PKP Badan yang terdaftar 1.135 PKP yang terdaftar, kemudian pada tahun 2012 ada sebanyak 469 PKP yang terdaftar. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pada Tahun 2012 adanya Registrasi ulang PKP yang dilakukan KPP Pratama Medan Barat sehingga semakin menurun PKP Badan yang terdaftar, ini disebabkan adanya PKP yang dicabut dan ditolak yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagai PKP sebagaimana yang sudah ditentukan.

B. Kendala-kendala yang dihadapi Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak

yang ingin Mendaftarkan Dirinya dalam Hal Perpajakan 1. Rendahnya tingkat pengetahuan Pengusaha Kena Pajak tentang Perpajakan. 2. Sulitnya Pengusaha Kena Pajak dalam memahami Undang – Undang yang sering berubah dalam perpajakan. 3. Kurangnya kerja sama antara Pengusaha Kena Pajak dengan Fiskus. Universitas Sumatera Utara Dalam hal komunikasi dan informasi antara Pengusaha Kena Pajak dengan fiskus menyebabkan terhambatnya pengurusan admininstrasi perpajakan, ini terlihat apabila Pengusaha Kena Pajak melakukan pengurusan-pengurusan dalam hal administrasi perpajakan selalu saja memiliki kendala-kendala : a. Pengusaha Kena Pajak tidak melengkapi surat-surat sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam hal adminitrasi perpajakan. b. Pengusaha Kena Pajak menggunakan perantara yang tidak ditunjuk secara sah oleh hukum atau dengan kata lain tidak dilengkapi oleh surat kuasa dari Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan. Kejanggalan inilah yang banyak ditemui dalam hal kepengurusan perpajakan yang mengakibatkan terhambatnya kelancaran tugastugas dari aparat pajak. Dalam hal pelaksanaan administrasi perpajakan dan juga melayani jumlah Pengusaha Kena Pajak ang begitu banyak, disamping itu agar berjalannya tertib administrasi dengan baik dan lancar, maka dirasakan sangat kurang tenaga pegawai yang jumlahnya sangat minim untuk melayani para wajib pajak atau Pengusaha Kena Pajak sehingga secara otomatis volume kerja semakin meningkat. Hal –hal seperti ini yang dapat menghambat kelancaran petugas-petugas aparat perpajakan. Universitas Sumatera Utara

C. Upaya-upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Mengatasi Kendala-

kendala yang Dihadapi oleh Pengusha Kena Pajak. a. Pemerintah telah mencoba menyenderhanakan membuat peraturan yang mudah dimengerti oleh Pengusaha. b. Direktorat Jenderal Pajak secara aktif memberikan pelatihan bagi fiskus agar pengusaha dapat menjalin kerja sama yang baik dengan fiskus. c. Hal lain yang dapat dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah menyebarkan informasi perpajakan yaitu menigkatkan sosialisasi dan memperbanyak buku-buku panduan perpajakan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat oleh penulis dari bab-bab yang telah dibahas sebelumnya antara lain : 1. Kewajiban untuk mendaftaran diri sebagai Pengusaha Kena Pajak diawali berdasarkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 bahwa Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jederal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. 2. Pengusaha dapat dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak apabila telah memenuhi syarat dibawah ini : a. Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai PKP. b. Pengusaha tersebut memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP berdasarkan oleh kemauannya sendiri. 49 Universitas Sumatera Utara Pengusaha kecil yang tidak memilih sebagai PKP tetapi sampai pada tahun buku seluruh peredaran brutonya telah melampaui batasan sebagai Pengusaha Kecil. 3. Pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dapat dilakukan dengan 3 tiga cara, yaitu : a. Pengusaha Kena Pajak dapat langsung datang ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama. b. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan adalah pemberian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak NPPKP yang dilakukan terhadap Pengusaha Kena Pajak yang telah memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dan atau melaporkan usahanya berdasarkan data-data yang diperoleh dan dimiliki oleh Direktur Jenderal Pajak. c. Dengan sistem E-Registration, yaitu wajib pajak danatau Pengusaha Kena Pajak untuk mendaftarkan dirimelaporkan kegiatan usahanya melalui jaringan sistem informasi yang tergabung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak. 4. Kendala-kendala yang dihadapi Pengusaha Kena Pajak yang ingin mendaftarkan dirinya dalam hal perpajakan . a. Rendahnya tingkat pengetahuan Pengusaha Kena Pajak tentang perpajakan. b. Rendahnya kerja sama antara Pengusaha Kena Pajak dengan Fiskus. Universitas Sumatera Utara c. Sulitnya Pengusaha Kena Pajak dalam memahami Undang – Undang yang sering berubah dalam perpajakan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan pada bagian akhir dan sekaligus penutup tulisan ini adalah : 1. Mengupayakan peningkatan jumlah Pengusaha Kena Pajak dengan cara Intensifikasi, yaitu pemanfaatan data internal Direktorat Jenderal Pajak dan diimbangi dengan Ekstensifikasi, yaitu penambahan Pengusaha Kena Pajak atau memperluas objek pajak yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Agar Pengusaha Kena Pajak dapat mengetahui hak dan kewajibannya dalam bidang perpajakan, hendaknya Direktorat Jenderal Pajak memperbanyak buku-buku panduan perpajakan bagi masyarakat yang mudah terjangkau dan mudah dimengerti para pembacanya. 2. Untuk mengatasi kurangnya kesadaran Pengusaha Kena Pajak dalam membayar pajak perlu ditingkatkan sosialisasi kepada seluruh Pengusaha dan mengadakan penyuluhan perpajakan, seminar-seminar perpajakan. 3. Untuk dapat meningkatkan pelayanan pajak dibutuhkan petugas pemerintah yang benar-benar menguasai bidangnya, memiliki keterampilan yang memadai dan sikap moral yang terpuji dan profesional dalam pelayanan yang diberikan. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Lokasi Praktik kerja Lapangan Mandiri PKLM

Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak disebut Kantor Inspeksi Pajak. Kantor Inspeksi Pajak Medan terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berlokasi di JL. Suka mulia No. 17 A. 2. Kantor Inspeksi Pajak Selatan yang berlokasi di JL. Diponegoro No. 3 A. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.276KMK.011989 tanggal 25 Maret 1989 tentang organisasi dan tata usaha Direktorat Jenderal Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga sejak April 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara di ganti namanya Menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.443PMK.012001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat di pecah menjadi dua kantor yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang mulai berlaku sejak 25 Januari 2002. Pada saat itu wilayah kinerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat meliputi: 1. Kecamatan Medan Barat 2. Kecamatan Medan Helvetia 3. Kecamatan Medan Sunggal 13 Universitas Sumatera Utara 4. Kecamatan Medan Petisah Namun seiring dengan perubahan kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak untuk menuju yang lebih baik, Kecematan Medan Barat adalah wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Selain itu, Kantor Pelayanan Pajak Pratama terbagi menjadi 9 Kantor Pelayanan Pajak Pratama yaitu: 1. KPP Madya Medan 2. KPP Pratama Medan Barat 3. KPP Pratama Medan Petisah 4. KPP Pratama Binjai 5. KPP Pratama Medan Belawan 6. KPP Pratama Medan Kota 7. KPP Pratama Medan Timur 8. KPP Pratama Medan Polonia 9. KPP Pratama Lubuk Pakam Adapun visi dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat adalah menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara bertaraf internasional yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat, serta instrumental bagi proses transformasi bangsa menuju masyarakat adil, makmur dan berperadaban tinggi. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat juga memiliki 5 misi yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Di bidang Fiskal Mengembangkan kebijakan fiskal yang sehat dan berkelanjutan serta mengelola kekayaan dan utang negara secara hati-hati prudent, bertanggung jawab dan trasparan. 2. Di bidang Ekonomi Mengatasi masalah-masalah ekonomi serta proaktif senantiasa mengambil peran strategis dalam upaya membangun ekonomi bangsa yang mampu mengantarkan bangsa Indonesia menuju masyarakat yang dicita-citakan konstitusi. 3. Di bidang Politik Mendorong proses demokrasi fiskal dan ekonomi. 4. Di bidang Sosial Budaya Mengembangkan masyarakat finansial yang berbudaya dan modern. 5. Di bidang Kelembagaan Memperbaharui diri self reinventing sesuai dengan aspirasi masyarakat dan perkembangan mutakhir teknologi keuangan serta administrasi publik, serta pembenahan pembangunan kelembagaan dibidang keuangan yang baik dan kuat yang akan memberikan dukungan dan pedoman pelaksana yang rasional dan adil, dengan didukung oleh pelaksana yang potensial dan mempunyai integritas yang tinggi. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawas Wajib Pajak dibidang Pajak Pengahasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Universitas Sumatera Utara Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wailayah wewenang berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Beberapa tugas dan fungsi organisasi pelaksana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut: 1. Penetapan dan Penerbitan produk hukum perpajakan. 2. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya. 3. Penyuluhan perpajakan. 4. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak. 5. Pelaksanaan ekstensifikasi. 6. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak. 7. Pelaksanaan pemeriksaan pajak. 8. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 9. Pelaksanaan konsultasi perpajakan. 10. Pelaksanaan intensifikasi. 11. Pembetulan ketetapan pajak. 12. Pelaksanaan administrasi Kantor.

B. Struktur Oraganisasi KPP Pratama Medan Barat

Struktur oraganisasi adalah bagan yang menggambarkan secara sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur Universitas Sumatera Utara tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar kerja dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang maksimal. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat terdiri atas sebealas seksi yang masing-masing seksi dipimpin oleh kepala seksi. Struktur oraganisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat digambarakan sebagai berikut: 1. Sub Bagian Umum 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3. Seksi Pelayanan 4. Seksi Penagihan 5. Seksi Pemeriksaan 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11. Kelompok Jabatan Fungsonal. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dapat dilihat pada bagan berikut ini: Universitas Sumatera Utara Struktur Oraganisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Sumber: Sub Bagian Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. KEPALA KANTOR Sub Bagian Umum Seksi Pengolaha n Data dan Informasi Seksi Pelayanan Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Seksi Penagihan Seksi Pemeriksaan Seksi Pengawasan dan Konsultasi Kelompok Jabatan Fungsional Universitas Sumatera Utara

C. Deskripsi Tugas

Adapun gambaran tugas dari masing-masing bagian kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah sebagai berikut: 1. Sub Bagian Umum Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan perlengkapan rumah tangga. 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling, serta penyampaian laporan kinerja. 3. Seksi Pelayanan Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan regristrasi perpajakan Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. 4. Seksi Penagihan Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan angsuran dan tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. Universitas Sumatera Utara 5. Seksi Pemeriksaan Mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta pemeriksaan administrasi perpajakan lainnya. 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Mempunyai tugas melakukan tugas pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek pajak dan subjek pajak, pembentukan dan pemuktakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Masing-masing mempunyai tugas pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbinganhimbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, dan melakukan evaluasi hasil banding. 8. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku: a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian. Universitas Sumatera Utara b. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. c. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasrkan kebutuhan dan beban kerja. d. Jenis dan jenjang jabatan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Pajak merupakan suatu kewajiban kenegaraan dan pengabdian serta peran aktif warga negara dan para anggota masyarakat untuk membiayai semua keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksaannya diatur oleh Undang – Undang UU dengan tujuan kesejahteraan bangsa dan negara, dimana pajak sudah memberikan prestasi yang bisa dirasakan bagi masyarakat. Sehingga dalam menjalankan program pemerintah diperlukan perhatian khusus bagaimana target tersebut dapat tercapai. Aplikasinya bahwa pembangunan nasional dan keperluan negara lainnya tidak akan tercapai jika dana yang digunakan mini atau tidak mencukupi, maka pembangunan nasional tidak akan mencukupi, maka dengan itu pemerintah berupaya mencari solusi bagaimana cara meningkatkan penerimaan negara tersebut sehingga dapat membiayai program pemerintah seperti yang ditargetkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN. Pajak yang merupakan sumber utama penerimaan negara yang paling dominan sehingga pemerintah berupaya bagaimana agar penerimaan dari pajak tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Salah satu usaha yang harus dilakukan meliputi Ekstensifikasi yaitu penambahan wajib pajak atau memperluas Universitas Sumatera Utara objek pajak dengan berbasis pada Undang – Undang Perpajakan.Wajib pajak yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu wajib mendaftarkan diri dan melaporkan usahanya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP dan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Menurut Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 pasal 1 mengenai Pajak Pertambahan Nilai PPN bahwa pengusaha adalah orang pribadi atau badan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 14 adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Untuk dikukuhkan sebagai Pegusaha Kena Pajak dan Wajib mendaftarkan dan melaporkan PPN yang terutang dan dapat memperoleh Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Sukardji,2009:14 Namun adakalanya wajib pajak khususnya pengusaha yang memenuhi syarat tersebut diatas, masih belum juga memahami dan mengerti bagaimana proses pengusaha tersebut memohon mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak serta bagaimana pengusaha tersebut melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini terdapat prosedur dan Tatacara pendaftaran pengusaha tersebut sehingga tujuan pemungutan pajak yang baik dapat berjalan dengan semestinya. Universitas Sumatera Utara Dengan dasar ilmiah inilah yang menjadi dasar bagi penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dengan topik “TATACARA PERMOHONAN DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK KPP PRATAMA MEDAN BARAT”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM 1. Tujuan PKLM

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilum Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Ada pun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah : 1.1 Untuk mengetahui gambaran pengusaha dalam melakukan Permohonan dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. 1.2 Untuk mengetahui Tatacara Permohonan dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Universitas Sumatera Utara 1.3 Untuk mengetahui upaya KPP Pratama Medan Barat dalam meningkatkan kesadaran Pengusaha Untuk melakukan Permohonan dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di KPP Pratama Medan Barat.

2. Manfaat PKLM