Berdasarkan pasal-pasal ini dapat diketahui bahwa yang dapat dikenakan PPN : 1.
Siapa pun yang mengimpor Barang Kena Pajak BKP. 2.
Siapa pun yang memanfaatkan Barang Kena Pajak BKP tidak dan atau Jasa Kena Pajak JKP dari luar daerah pabean dan di dalam daerah pabean.
3. Siapapun yang membangun sendiri tidak dalam lingkungan perusahaan dan
pekerjaannya.
4. Objek Pajak
Salah satu ketentuan untuk melakukan pengukuhan pengusaha kena pajak yaitu
Objek pajak yang dikenakan atas :
a. Penyerahan Barang Kena Pajak didalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha, b.
Impor Barang Kena Pajak, c.
Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha,
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean, e.
Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, f.
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak, g.
Ekspor Barang Kena Pajak tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak dan h.
Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengertian Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa,
atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. Pengusaha dapat berupa orang pribadi atau Badan. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha
milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif, dan bentuk usaha tetap BUT.
Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud.
Barang kena pajak adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang – Undang
perpajakan, dimana Pengusaha Kena Pajak hanya diharuskan membayar kepada Negara selisih antara Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dari pembeli Barang
Kena Pajak dan atau penerima Jasa Kena Pajak Pajak Keluaran dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar kepada penjual Barang Kena Pajak dan atau pemberi
Jasa Kena Pajak Pajak Masukan.
Universitas Sumatera Utara
Pengusaha Kena Pajak PKP Menurut Undang – Undang Ketentuan Umum
dan Tatacara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 5 adalah pengusaha yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
BKP atau Penyerahan Jasa Kena Pajak JKP dan atau ekspor Barang Kena Pajak BKP dikenakan pajak berdasarkan Undang
– Undang Pajak Pertambahan Nilai yang wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP,
tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak. Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor 68KMK.032010 ini
Pengusaha Kecil sebagai berikut: a.
Pengusaha kecil adalah pengusaha yang menyerahkan Barang Kena Pajak BKP dan atau Jasa Kena Pajak JKP dalam satu tahun buku memperoleh
jumlah peredaran bruto atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 600.000.000,00 enam ratus rupiah.
b. Apabila sampai dengan suatu Masa Pajak dalam satu tahun buku jumlah
peredaran bruto lebih dari Rp 600.000.000,00 maka pengusaha ini memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak sehingga wajib melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
c. Dalam hal kewajiban pelaporan usaha dimaksud dilaksanakan tidak tepat
waktu, maka saat pengukuhan adalah awal bulan berikutnya setelah akhir bulan seharusnya kewajiban pelaporan usaha dilakukan.
d. Dalam hal pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukan secara
jabatan, maka saat pengukuhan tetap pada awal bulan berikunya setelah batas akhir bulan seharusnya kewajiban pelaporan usaha dilakukan.
6. Pengukuhan Pengusaha Pajak PKP