Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM A. Pajak Pertambahan Nilai PPN

1. Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai

a. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009. b. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006 tentang barang kena pajak yang tergolong mewah yang dikenakan pajak penjualan atas barang mewah. c. Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang jenis barang dan jasa yang tidak dikenakan pajak. d. Peraturan Pemerintah Nomor 146 Tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2003 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak Tertentu yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. e. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 Jis Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersiat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. 22 Universitas Sumatera Utara

2. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai nomor 8 tahun 1983 sebagaimana telah direvisi dalam Undang – Undang Nomor 42 tahun 2009 yang dimaksud dengan Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pajak Pertambahan Nilai PPN juga dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 8 huruf b dan huruf c. Sukardji, 2010:54 Pajak Pertambahan Nilai PPN merupakan pajak tidak langsung karena mempunyai tiga unsur terpisah atau terdapat lebih dari satu orangbadan dalam proses pengenaan PPN, yaitu meliputi : 1. Penanggungjawab Pajak Wajib PajakPengusaha Kena Pajak, yaitu orangbadan yang secara hukum yuridis formil harus membayar pajak. Produsen harus melaporkan diri sebagai wajib pajak PPNPengusaha Kena Pajak. 2. Penanggung Pajak, yaitu orangbadan yang membayar pajak dalam arti ekonomis. Penanggung pajak pedagang besar pada setiap melakukan pembelian membayar sejumlah harga beli ditambah dengan PPN. Universitas Sumatera Utara 3. Pemikul Pajak destinataris, yaitu orangbadan yang dimaksud oleh ketentuan harus memikul beban pajak. Konsumen sebagai yang dituju undang-undang untuk memikul beban pajak, pajak dibebankan oleh pedagang besar lewat harga jual yang lebih tinggi. PPN juga tergolong sebagai pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaannya didasarkan pada objek pajak, baik berupa barang ataupun jasa. PPN pada akhirnya akan menjadi beban konsumen, oleh karena itu beban pajak akan dibebankan kepada semua konsumen, tanpa memandang siapa konsumen yang akan menanggung pajak. PPN merupakan pajak pusat karena merupakan sumber penerimaan bagi APBN Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.

3. Subjek PPN