Metode Penelitian Tempat dan Waktu Prosedur Kerja

29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental laboratorium secara in vitro, dilakukan terhadap cacing tanah Peryonix sp. yang terdiri dari tahapan penyiapan bahan penelitian, determinasi bahan penelitian, pembuatan ekstrak etanol cacing tanah, formulasi sediaan salep ekstrak etanol cacing tanah, selanjutnya pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar menggunakan pencadang kertas.

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Sistematika Hewan Departemen Biologi FMIPA USU, Laboratorium Fitokimia USU, Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi I USU, Laboratorium Mikrobiologi USU, dimulai bulan Januari 2014 sampai bulan April 2014. 3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik, spatula, batang pengaduk, blender, kertas perkamen, lumpang dan alu, rotary evaporator, water bath, lemari pengering, autoklaf, inkubator, jangka sorong, jarum ose, kamera digital, laminar air flow cabinet, tabung reaksi, lemari pendingin, pinset, pipet mikro, spektrofotometer visibel Dynamica, dan alat-alat gelas lainnya. Universitas Sumatera Utara 30

3.3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah, etanol Brataco, vaselin Brataco, adeps lanae Brataco, propilen glikol Brataco, nutrient agar NA Oxoid, nutrient broth NB Oxoid, dimetilsulfoksida DMSO, air suling.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pengumpulan sampel

Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah cacing tanah spesies Peryonix sp yang diperoleh dari Tempat Pembuangan Akhir TPA Jalan Puluh Nibung Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan.

3.4.2 Identifikasi sampel

Identifikasi cacing tanah dilakukan di Laboratorium Sistematika Hewan Departemen Biologi FMIPA USU Medan.

3.4.3 Pengolahan sampel

Cacing tanah Peryonix sp. dibersihkan dari bahan organik asing dan pengotor lain dengan cara mencucinya dengan air yang bersih, lalu ditiriskan dan ditimbang, kemudian dikeringkan dalam lemari pengering menggunakan lampu pijar 75 watt yang memiliki suhu sekitar 50 o C, diambil suhu yang tidak terlalu panas karena sebagian besar komponen cacing tanah merupakan protein yang akan rusak bila dalam suhu yang tinggi. Setelah kering lalu dihaluskan dengan menggunakan blender sehingga diperoleh simplisia cacing tanah dan siap untuk diekstraksi Ditjen POM, 1999. Universitas Sumatera Utara 31

3.4.4 Pembuatan ekstrak cacing tanah Peryonix sp.

Pembuatan ekstrak cacing tanah Peryonix sp. dilakukan secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Cara kerja: Sebanyak 600 g serbuk simplisia cacing tanah Peryonix sp. dimaserasi dengan pelarut etanol 96 dalam wadah tertutup rapat selama 5 hari terlindung dari cahaya matahari sambil sering diaduk, kemudian disaring, sehingga diperoleh maserat, pekerjaan maserasi diulangi seperti semula Ditjen POM, 1979. Maserat diuapkan atau disuling menggunakan rotary evaporator dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 o C hingga diperoleh ekstrak kental, lalu ditimbang.

3.5 Pembuatan Formula Sediaan