Kebijakan redaksional annida online pada kanal citizen journalism
KEBIJAKAN REDAKSIONAL ANNIDA ONLINE PADA
KANAL CITIZEN JOURNALISM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
ACHMAD YANI
NIM: 106051101912
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./2011 M.
(2)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
ACHMAD YANI
NIM: 106051101912
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./2011 M.
(3)
(4)
KEBIJAKAN REDAKSIONAL ANNIDA ONLINE PADA
KANAL CITIZEN JOURNALISM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh Achmad Yani NIM: 106051101912
Di bawah bimbingan
Rulli Nasrullah, M. Si
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./2011 M.
(5)
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul KEBIJAKAN REDAKSIONAL ANNIDA ONLINE PADA KANAL CITIZEN JOURNALISM telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa ,8 maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta, 8 Maret 2011 Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
(Drs. Wahidin Saputra, M.A) (Ade Rina Farida, M. Si) NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 19770513 200701 2 018
Penguji I Penguji II
(Drs. Wahidin Saputra, M.A) (Rubiyanah, M.A)
NIP: 19700903 199603 1 001 NIP:19730822 199803 2001
Pembimbing
Rulli Nasrullah, M. Si NIP: 19750318 200801 1008
(6)
i Achmad Yani (106051101925)
Kebijakan Redaksional Annida Online Pada Kanal Citizen Journalism
Ledakan teknologi informasi merupakan problem nyata pada era komputerisasi yang berkembang cepat ini. Keperluan akan informasi sudah dikenal bukan dari jumlah informasi yang penting tetapi nilainya, yaitu ketelitian (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), kelengkapan (complete), keringkasan (conciseness), kesesuaian (relevancy). Lima karakteristik inilah yang harus diperhatikan para insan media online untuk memperhitungkan betapa pentingnya informasi yang dapat diakses melalui internet. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, cybermedia memungkinkan setiap individu berperan dalam penyaluran informasi melalui internet.
Alasan penulis memilih judul Kebijakan Redaksional Annida Online Pada Kanal Citizen Journalism karena penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan kebijakan redaksi pada Annida Online, sehingga informasi dapat diakses tepat waktu demi memenuhi kebutuhan khalayak luas akan informasi yang akurat.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif yang akan mendeskripsikan bagaimana kebijakan para tim redaksi Annida Online dalam kanal Citizen Journalism. Citizen Journalism menurut versi Annida Online adalah berita yang dikirimkan oleh seseorang (warga Negara) dengan menggunakan data yang akurat baik secara langsung (wawancara ke narasumber) atau tidak langsung (buku dan berita dari media lain) yang bertujuan memberikan informasi untuk khalayak dengan cara mengkomparasikan kedua sumber tersebut,
Setelah meneliti mengenai kebijakan redaksi Annida Online pada kanal Citizen Journalism, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang diterapkan mencakup dua segi yakni: penulis dan berita. Dalam segi penulis, mereka (sender) diharapkan dapat mengkomparasikan kedua sumber baik langsung dan tidak langsung dan tidak hanya menghimpun fakta-fakta dari media lain lalu menuliskan berita itu secara utuh. Kemudian, penulis juga diharuskan memiliki kemampuan menulis agar berita layak dibaca. Berita yang dipilih pun diutamakan berita yang mempunyai nilai (value) dan berita itu menjadi sorotan masyarakat dalam tenggang waktu yang cukup lama. Selain itu, syarat terakhir dalam segi berita ialah berita itu belum tercover atau ditulis oleh tim Annida Online.
Dalam kebijakan redaksional Annida Online pada kanal Citizen Journalism mengacu kepada kebijakan yang ada di Annida Online untuk memilih tulisan yang layak di muat dalam kanal Citizen Journalism harus sesuai dengan ideology Annida Online dan tidak bertentangan dengan etika yang berlaku di Indonesia.
(7)
(8)
5. Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang juga merangkap sebagai pembimbing saya, DR. Rulli Nasrullah, M.Si Terima kasih, Pak karena telah memberikan bimbingan terbaik untuk saya.
6. Pihak Annida Online khusus kepada Mas Muhammad Yulius dan Mba Shinta Dewi Indriani, terima kasih banyak untuk waktu dan informasi yang sungguh bermanfaat.
7. Teman-teman seperjuangan pada Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2006 yang dengan berbagai karakter, terima kasih telah menjadi teman terbaik. 8. Sahabat tak tergantikan Shadow, Kasoy dan PB Jurnalistik, terimakasih
untuk semangat yang terus kalian kobarkan kepada penulis agar tetap semangat dalam mengerjakan sripsi ini.
9. Untuk wanita yang selalu ada saat kapanpun susah maupun senang, kasih sayang yang tak pernah lupa ia berikan sejauh apapun ia berada, terimakasih banyak untuk itu semua. U’re my soul..
Akhir kata, mungkin ada beberapa pihak yang belum penulis urai di sini. Namun semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah dengan balasan yang berlipat. Penulis merasa masih banyak terdapat kekurangan pada karya akhir ini. Kritik yang membangun sangat penulis nanti demi perbaikan skripsi ini dan skripsi selanjutnya di masa mendatang.
Ciputat, 23 Februari 2011
(Achmad Y ani)
(9)
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI………...iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 4
D. Metodologi Penelitian……….... 5
E. Tinjauan Pustaka……….... 7
F. Sistematika Penulisan... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Media Islam di Indonesia……….. 9
B. Media Online………. 12
1. Definisi Internet………... 13
2. Perkembangan Internet………. 14
C. Citizen Journalism………. 21
D. Karakteristik Jurnalisme Online……… 26
1. Karakteristik Berita………. 32
2. Karakteristik Redaksional……….. 33
(10)
B. Visi Misi Annida Online... 41
C. Struktur Redaksional Annida Online... 41
D. Profil Pembaca Annida Online... 42
E. Kanal-kanal Annida Online... 43
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN A. Kebijakan Redaksional Annida Online dalam Kanal Citizen Journalism... 55
B. Karakteristik Berita... 56
C. Karakteristik Redaksional... 57
D. Karakteristik Bisnis... 58
E. Kebijakan Redakasi pada Annida Online... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 65
B. Saran………... 66
DAFTAR PUSTAKA………... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Majalah
Annida
pertama kali terbit pada Mei 1991. Saat itu,
Annida
muncul
dengan dominasi rubrik yang membahas seputar masalah wanita dewasa, rubrik
keislaman dan cerpen. Untuk nama
Annida,
menurut situas
Annida online
diambil dari
ayat Al-Qur'an surat Maryam ayat 3 yang artinya menyeru dengan lemah lembut.
Surat Maryam ayat 3 tersebut pun sesuai dengan visi dan misi
Annida
, yaitu
menyeru kepada yang (
haq
). Pada September tahun ketiga tepatnya tahun 1993,
Annida
bergabung dengan
Umi Group
(sekarang PT Kimus Bina Tadzkia).
Seiring berkembangnya media
Online
, Annida yang dahulunya sukses dengan
media cetak kini berpindah haluan lagi mengingat geliat laman islam makin diminati
khalayak.
Annida online
ialah media
Online
yang sebelumnya sukses dengan majalah
Annida
.
Media online ini kini tak lagi mengandalkan versi cetaknya, melainkan sudah
mentrasformasikan diri menjadi media
Online
.
Kanal-kanal
(
tools
bagian atas dan
bawah) pada media ini pun beragam. Dari cerpen, portal berita, cerbung, tebak Nida,
hingga
Citizen Journalism
.
Citizen journalism
atau yang dikenal dengan jurnalisme warga kini marak
(12)
bersamaan. Aktivitas jurnalistik pada media
Online
kini banyak melibatkan peranan
para jurnalis non profesional. jurnalisme warga adalah keterlibatan warga dalam
memberitakan sesuatu tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dalam
merencanakan, menggali, mencari, mengolah dan melaporkan informasi. Sehingga
semua warga negara dapat menjadi wartawan.
1Peranan seorang wartawan menurut definisi Jurnalisme Warga oleh Shayne
Bowman dan Chris Willis dalam laporannya ”
We Media: How Audiences are
Shaping the Future of News and Information
.
The purpose of this participation news
that is free, reliable, accurate, comprehebsivve, and information relate to
democracy”
Ringkasnya, tujuan dari keikutsertaan wwarga dalam menuliskan idenya pada
sebuah media adalah untuk menyajikan berita yang bebas, dapat dipercaya, akurat,
meliput banyak hal dan informasi yang terkait dengan kebutuhan akan demokrasi.
Pengertian Jurnalisme Warga – yang seharusnya Jurnalisme Warganegara
sebagai terjemahan dari
Citizen Journalism
– tidak boleh dikacaukan dengan
Jurnalisme Kewarganegaraan (Civic Journalism), yang dipraktekkan oleh
wartawan-wartawan profesional. Jurnalisme warga adalah bentuk yang spesifik dari media
warga dimana warga berperan sebagai pengguna sekaligus penghasil isi.
Sedangkan Jay Rousen memberikan definisi berbeda seputar
Citizen
Journalism
. Menurutnya,
Citizen Journalism
ialah :
1
(13)
“when the people formely known as viewers have the power control the media
to share indormation with each other among the media audionce, then that Citizen
Journalism.”
Artinya, ketika orang-orang yang sebelumnya dikenal sebagai pemirsa media
pers mempunyai kekuatan kontrol untuk berbagi informasi satu sama lain sesama
pemirsa media pers, maka itulah jurnalisme warga.
Didasari oleh rasa keingintahuan penulis lebih dalam lagi mengenai penerapan
citizen journalism pada media online islam di Indonesia yakni Annida Online, maka
penelitian ini pun dilakukan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi
mengenai kebijakan redaksional dan citizen journalism dan segala bahasan yang
berkaitan dengan tema tersebut. Selanjutnya, penulis juga ingin mengetahui
bagaimana para penulis (non wartawan) turut berperan serta memberikan informasi
bagi pembaca yang pada akhirnya tulisan tersebut dapat menjadi motivasi baru bagi
para pembaca untuk turut serta mengirim tulisannya.
Memahami definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
Citizen Journalism
ialah
kegiatan pencarian, peliputan dan penulisan berita oleh wartawan warga (non
professional) yang kemudian laporannya dapat disuguhkan pada beberapa media,
lebih khusus pada media
Online
yang lebih banyak melibatkan warga dalam kegiatan
Citizen Journalism
untuk kemudian dikomentari (
post a comment
) oleh pembaca
maupun berita-berita yang ditulis dalam blog mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul
“Kebijakan
Redaksional
Annida Online
Pada
Kanal Citizen Journalism
”
(14)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terlalu luas dalam pengelolaan data, maka penelitian ini dibatasi
pada konsep
Citizen Journalism
serta kebijakan redaksi
Annida Online
dalam kanal
“
Citizen Journalism
” edisi September – Desember 2010.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini ialah:
a)
Bagaimana konsep
Citizen Journalism
pada
Annida Online
?
b)
Bagaimana kebijakan redaksi
Annida Online
dalam menentukan konten di
kanal
“Citizen Journalism?”
c)
Bagaimana kebijakan redaksi
Annida
dalam publikasi visual konten di kanal
“Citizen Jornalism?”
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
a)
Untuk mengetahui konsep
Citizen Journalism
pada
Annida Online
b)
Untuk mengetahui kebijakan redaksi
Annida Online
dalam
kanal “Citizen
Journalism
.
c) Untuk mengetahui kebijakan redaksi
Annida
dalam publikasi visual konten di
kanal
“Citizen Jornalism?”
2. Manfaat Penelitian
2.1. Manfaat Teoritis
(15)
a)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada disiplin ilmu
jurnalistik dalam konsep
Citizen Journalism
dalam sebuah media massa.
2.2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:
a)
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi,
terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN)
Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik agar
lebih mengetahui bagaimana konsep
Citizen Journalism
dalam sebuah media
serta kebijakan seperti apa yang harus diambil dalam pemilihan berita yang
layak dan tak layak muat.
b)
Agar para mahasiswa dapat memahami apa
Citizen Journalism
dan
penerapannya dalam media
online
.
c)
Untuk melengkapi penelusuran koleksi skripsi dalam bidang
Citizen
Journalism
media
Online
pada perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi sehubungan dengan belum adanya penelitian khusus terhadap
Citizen Journalism
pada media
Online.
D.
Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif
dengan menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang dalam hal ini ialah
pendeskripsian konsep
Citizen Journalism
serta kebijakan redaksi Annida
Online
(16)
Dalam
penerapannya,
pendekatan
kualitatif
menggunakan
metode
pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti misalnya
penggunaan instrument wawancara mendalam (
in depth interview
) pada Pemimpin
Redaksi dan Redaktur
Annida Online
dan pengamatan (
observation
).
2Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian
nonhipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan
hipotesis.
32. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini ialah
Annida Online
sedangkan yang menjadi objek
dalam penelitian ini ialah tim redaksi
Annida Online.
3. Tahapan Penelitian Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam
penelitian ini, Data primer (
Primary Source
) dalam peneltian ini diperoleh melalui
wawancara kepada tim redaksi
Annida Online
, terlebih pemimpin redaksinya karena
ia memiliki wewenang penuh dalam penyeleksian berita. Sedangkan data sekunder
(
Secondary Source
) dalam penelitian ini diperoleh dari referensi berupa buku-buku,
ensiklopedia, artikel, jurnal, atau tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian. Data
2
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 2.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989), h.194
(17)
sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna mempertajam analisis data primer,
yaitu sebagai pendukung dan penguat data dalam penelitian.
b. Teknik Pengolahan Data
Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan atau data, melalaui
meninjau kembali berkas-berkas yang telah terkumpul. Data yang diperoleh yaitu dari
obervasi, wawancara, serta dokumentasi seperti arsip-arsip tampilan
Annida Online
Seluruh data tersebut nantinya akan dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil
temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.
c. Teknik Analisa Data
Jenis penelitian ini ialah analisis deskriptif, dimana hasil temuan akan
dideskripsikan kemudian ditinjau kembali untuk dianalisis dari hasil pengamatan
lapangan dan penelusuran pustaka.
e. Tinjauan Pustaka
Penelitian berjudul “Kebijakan Redaksional
Annida Online
pada Kanal
Citizen Journalism
” memiliki perbedaan signifikan terhadapa beberapa skripsi yang
membahas tentang media
online.
Namun. Karena penelitian tentang media
online
di
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi terbatas dan mayoritas meneliti
tentang media cetak, maka dapat dicontohkan dua skripsi karya Ina Salmah Febriani
yang berjudul “Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi
Republika Online
” dan
skripsi karya Emi yang berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Syekh Puji dan
Luthfiana Ulfa pada
Kompas.com dan Republika.co.id”
Dari dua media yang diteliti di atas tidak ada yang membahas mengenai
(18)
penulis dengan dua skripsi di atas terletak pada konten yang akan dibahas. Dalam
skripsi ini, penulis menekankan kepada kebijakan redaksional pada Kanal
Citizen
Journalis.
F. Sistematika Penulisan
Bab I:
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, pembatasan masalah, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data,
teknik analisis data, tinjauan pustaka dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
Bab II:
Pada bab II ini berisi kajian teoritis yang berisi kebijakan redaksional,
pengertian
media Islamdi Indonesia,
media online
,
definisi internet
,
perkembangan
internet
,
citizen journalism
,
karakteristik jurnalisme online
,
karakteristik berita
,
karakteristik redaksional
diakhiri dengan
karakteristik bisnis.
Bab III:
Bab ini berisi tentang gambaran
Annida Online
meliputi, sejarah
Annida
Online,
visi misi
Annida Online,
struktur redaksional
Annida Online,
profil
pembaca
Annida Online,
kanal-kanal
Annida Online
.
Bab IV:
Bab ini berisi tentang temuan dan analisis data, kebijakan
redaksional
Annida Online
dalam kanal
Citizen Journalism,
karakteristik berita
,
karakteristik redaksional
dan
karakteristik bisnis
(19)
9 BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Media Islam Di Indonesia
Konsep penting dalam komunikasi Islam adalah tabligh, gagasan tentang dakwah, penyebarluasan prinsip, keyakinan dan praktik Islam. Tabligh yang berakar pada tradisi lisan dan sosial komunitas Islam yang lebih besar, menetapkan kerangka bagi etika yang berkaitan dengan interaksi personal dan sosial. Beberapa hal tersebut merupakan contoh betapa Islam sangat kaya dengan praktik dan dasar bagi produksi teori-teori komunikasi, khususnya komunikasi massa. Namun demikian, kita harus mengakui bahwa yang dilakukan dunia Islam dalam berbagai studi komunikasi, khususnya media massa, sejauh ini belum ada studi yang sistematis untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi media muslim.1
Media massa muslim yang banyak bermunculan saat ini terdorong dan sejalan oleh firman Allah Ta’ala dalam Surah Al-Hujurat ayat 6.
“Hai orang yang beriman! Jika dating kepadamu seorang fasik membawa berita, carilah keterangan tentang kebenarannya, supaya jangan kamu rugikan orang karena tidak tahu, hingga menyebabkan kamu penuh penyesalan atas perbuatanmu (QS. Al-Hujurat [49]: 6).
Berkaitan dengan firman Allah pada surah Al-Hujurat di atas, maka lahirnya media Islam selain karena kebutuhan, juga karena ingin mencari informasi serta menyebarkan berita tersebut dengan benar untuk khalayak.
Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, sejumlah besar berkala pamflet, dan penerbitan pada masyarakat muslim dibuat dengan latar belakang perlawanan,
1
(20)
sehingga sulit untuk memilah media muslim sebagai satu kesatuan yang terpisah. Tak ada definisi yang pasti tentang media muslim. Studi-studi yang dilakukan pleh para peneliti berpusat pada fungsi media, sistem media, perilaku media, politik media, pemilikan media, dan pola pembaca media.
Studi media dalam dunia Islam, banyak dilakukan dengan bahasa Arab untuk pers Arab. Bahasa Persia untuk pers Persia. De Arab Press oleh William A. Rough dan Daily Journalism in the Arab States oleh Mc Fadden merupakan dua karya terkenal dalam bahasa Inggris mengenai bidang media Islam.
Perkembangan selanjutnya dari sejarah komunikasi massa di belahan dunia Islam, menunjukkan bahwa dunia Islam tidak berhasil mengadopsi teknologi komunikasi baru karena factor politik, ekonomi, dan social, baik internal maupun eksternal. Penemuan mesin cetak pada pertengahan abad ke-15, melahirkan budaya cetak dan kenaikan kuantitatif yang hebat dalam penyebaran informasi. Akan tetapi, dalam masyarakat Islam, satu cara komunikasi tidak menggantikan cara lain, tetapi komunikasi lisan dan tulisan melengkapi berbagai teknologikomunikasi dalam zaman modern. Oleh karena itu, pertumbuhan komunikasi di dunia Islam ditandai oleh kemanjuan kualitatif, bukan kenaikan kuantitatif.
Mesin cetak masuk ke Negara Islam seperti Mesir, Iran dan Turki pada abad ke-17. selama akhir abad ke-18 dan peruh pertama abad ke-19, mesin cetak memudahkan terbitnya surat kabar di seluruh dunia Islam. Pada periode awal pers tersebut, nasionalisme modern dan sekularisme Eropa masuk, serta berperan
(21)
penting dalam penyebaran gerakan pembaruan Islam abad 19 dan saat kampanye melawan kolonialisme Eropa.2
Karakteristik media massa di dunia Islam kontemporer sangat dipengaruhi oleh rekan media Barat. Karena kurangnya fasilitas produksi di beberapa Negara Islam dan tingkat ekonomi yang umumnya rendah, media harus mengimpor beberapa perlengkapan. Pada saat yang sama, kurangnya prasarana tlekomunikasi dan transportasi yang memadai, menyebabkan distribusi menjadi mahal.
Kendati masih terdapat banyak media massa di dunia Islam yang memberikan berita untuk mengimbangi berita yang mendiskreditkan Islam di Barat, namun pada sejumlah media lainnya, pengaruh rekan mereka di Barat terus berlangsung hingga saat ini. Contoh paling baru datang dari Amman Yordania, editor tabloid Shihane turut menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, sejak munculnya penyiaran pada abad ke-20, pola komunikasi di dunia Islam mengalami perubahan besar. Pada tahun 1930-an, Mesir, Iran dan Turki termasuk Negara Islam yang pertama yang mengembangkan penyiaran radio sendiri. Mereka memanfaatkan radio sebagai alat interaksi nasional, penyebaran berita dan informasi pemerintah serta propaganda Negara dan ideologi.
Televisi yang diperkenalkan kepada beberapa Negara Islam pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, menjadi media yang ampuh untuk informasi, pendidikan dan hiburan. Pengenalan televisi telah menambah dimensi baru dalam sarana komunikasi tradisional di dunia Islam. Masjid menggunakan radio dan
2
(22)
televisi untuk menyiarkan khotbah dan peristiwa agama lain kepada pemirsa yang lebih banyak.3
Pada era globalisasi saat ini, di mana informasi dari berbagai media menjamur, tapi tetap saja media massa Islam masih kurang siap bersaing dengan media pada umumnya. Meskipun terdapat keanekaragaman dalam dunia Islam dan sistem penyiarannya, criteria moral dan etika Islam berpengaruh besar pada isi, produksi, dan distribusi media komunikasi modern, khususnya radio dan televisi. Namun, perkembangan media massa Islam masih dihambati oleh beberapa faktor sehingga masih sulitnya berkembang meski memang tak dapat dipungkiri banyak media massa Islam berjamur saat ini.
Faktor yang paling menghambat kemajuan penyiaran di dunia Islam adalah kurangnya sumber daya ekonomi dan penanaman modal secara keseluruhan faktor lainnya adalah keterbatasan jumlah lembaga pendidikan dan latihan yang menyediakan kursus.4
B. Media Online
John M. Echols dan Hasan Shadily memberikan definisimengenai online. On berarti sedang berlangsung, dan line berarti garis, barisan, jarak dan tema.5. Singkatnya, online berarti proses pengaksesan informasi yang sedang berlangsung melalui media internet.
Menurut Harris Poll, lebih dari 137 juta orang Amerika melaksanakan seluruh kegiatan mereka melalui dunia internet. Pada tahun 1995, hanya 9% orang
3
. Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 19.
4
. Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik. h. 19.
5
John M. Echols dan Hassan Shadily, English Indonesian Dictionary (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h. 360.
(23)
yang belum memanfaatkan internet. Saat ini, diperkirakan pengguna internet lebih dari tiga jam dalam perharinya.6
1. Definisi Internet
Pada tahun 1991, sebuah buku yang ditulis oleh kalangan terkemuka dalam proses komputasi, Technology 2001: The Future of Computing and Communication, diterbitkan oleh MIT, belum menyebut-nyebut tentang internet. Begitu pula tidak terdapat kata ‘World Wide Web’ atau ‘cyberspace (dunia maya)’ dalam indeks. Namun di tahun yang sama David Gelenter menerbitkan sebuah buku bagi teknolog. Mirror Worlds, sebuah paper penelitian yang dielaborasi lebih jauh dalam mengagumkan, yang mana, tanpa menyebutkan kata, ia meramalkan tentang Web; dan di akhir 1990-an.7
Dilihat dari segi bahasa, internetberasal dari dua kata, Interconnected dan Network. Interconnected berarti jaringan sistem komunikasi data yang melibatkan satu atau lebih sistem komputer dan dihubungkan dengan jalur transmisi alat komunikasi Internet adalah sebuah jaringan komputer yang menghubungkan beberapa sumberdaya, berupa pendidikan, bisnis yang diakses dengan menggunakan Internet Protocol8
Sedangkan menurut Laquey (1997), asal mula internet adalah tercipta oleh suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya ARPAnet, suatu proyek eksperimen Kementrian Pertahanan Amerika Serikat bernama DARPA (Departement of Defense Advanced Research Project Agency). Misi awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat
6
Brad Schultz, Broadcast News Producing (London: Sage Publications, 2005), h.134.
7
Asa Briggs dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h. 375-376).
8
M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2003), h. 36.
(24)
menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar.9
Pada akhirnya, ARPAnet berhasil membantu membudidayakan sejumlah jaringan lainnya, yang kemudian saling berhubungan. Dua puluh lima tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu orgasme yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan.
2. Perkembangan Internet
Riwayat perkembangan komunikasi antar manusia adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan varis ada empat titik penentuan yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1) Di temukanya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia.
2) Berkembangnay seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa.
3) Berkembangnya kemampuan repodruksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya.
4) Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi hingga satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi merupakan puncak prestasi peradaban umat manusia, mengungguli siapapun makhluk tuhan di alam jagat raya ini. Dari emapaty titik ini kemudian manusia
9
Elvinaro Ardianto dan Lukati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa; Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 142.
(25)
berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakannya dengan makhluk lainya.10
Menurut Everett M. Rogers dalam bukunya Communication Technology; The New Media In Society, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media komputer, videotext dan teletext, teleconfrencing, TV kabel, dan sebagainya.11
Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan berhubungannya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut internet.12
Internet adalah jaringan komputer untuk sistem pertahanan yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan AS pada tahun 1969. Proyek jaringan ini diberi nama Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Jaringan komputer yang pertama yang dibuat DARPA kemudian diberi nama ARPAnet.
Pada tahun 1981 jumlah situs yang tergabung dalam ARPAnet berkembang menjadi 200 situs. ARPAnet berkembang sangat cepatnya dan tidak hanya melibatkan jaringan di universitas saja, tetapi melibatkan organisasi-organisasi lain di dunia.
10
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Prenada Media Group, 2007) h.107
11
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. h.111.
12
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat . h.113.
(26)
Pada tahun 1983, karena sistem ini telah menghubungkan banyak sekali jaringan-jaringan di seluruh dunia, maka mulai dikenal dengan interconnected network atau internet.
World Wide Web (WWW) ialah sebuah jaringan global situs internet multimedia untuk informasi, hiburan, pendidikan dan bisnis. WWW merupakan system hypertext yang terangkai menjadi jaringan, yang memungkinkan dokumen dibaca banyak orang melalui internet.13 WWW mulai populer digunakan sekitar awal tahun 90-an dengan memakai berbagai web browser seperti, Internet Explorer, Opera,Mozilla Firefox dan sebagainya.
Lahirnya internet juga didasari dengan lahirnya serangkaian media massa. Media massa pertama adalah surat kabar dari abad ke-19. Pembentukan berikutnya radio dan kemudian televisi sebagai media massa didirikan atas layanan berita mereka14. Dengan demikian, publik menjadi terbiasa dengan berita yang diformat dan dikemas dengan baik dalam bentuk cetak, suara atau video transmisi. Abad ke-20 adalah awal munculnya bentuk-bentuk baru komunikasi yang lebih pesat dibandingkan periode sebelumnya dalam sejarah. Internet sebagai media baru yang telah terwujud, penduduk dunia telah menikmati kualitas jangkauan yang luas, pilihan hiburan dan konten informasi.15 Interaksi di media online membuat berbeda dengan media lain, seperti dapat mengomentari berita, berdiskusi sesama pembaca dan dapat berinteraksi dengan penulis langsung.
Dalam perkembangan media online tersebut, pengguna media diberi kekuasaan pribadi yang lebih besar atas penerimaan konten. Perluasan media massa tidak hanya dimaksudkan lebih persaingan untuk para pemilik media,
13
M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, h. 36.
14
Barrie Gunter, News and the Net. (London: Lawrence Erlbaum Associates, 2003), h.1
15
(27)
produsen dan distributor konten media, telah mengubah sifat khalayak media. Menurut Barrie, dalam media online, khalayak pengguna atau audiens menjadi lebih terfragmentasi.16 Artinya, komunikasi massa telah terintegrasi menjadi "komunikasi interpersonal", yang berarti bahwa konsumen media sekarang berharap untuk dapat memilih apa yang ingin mereka konsumsi saat itu sesuai dengan kehendak mereka. Perkembangan tersebut memiliki implikasi penting bagi penyediaan dan konsumsi berita.
Selain itu, perkembangan teknologi komunikasi membuka kemungkinan baru untuk pengiriman berita, baik oleh pengelola media online atau oleh khalayal media online tersebut. Melalui sistem transmisi digital memfasilitasi konvergensi penyiaran, penerbitan, telekomunikasi, dan teknologi komputerisasi peralatan digital, seperti layar datar menandai evolusi dari televisi tradisional yang memakai tabung dan bersifat satu arah menjadi tidak saja sebagai pusat informasi dan atau hiburan, melainkan televisi yang dapat berinteraksi dengan audien.17 Media telah dapat menembus realitas masyarakat dengan dapat menyiarkan sebuah peristiwa di tempat lain ataupun di belahan bumi lain dalam waktu sesaat atau waktu saat itu. Berbagai kejadian yang terjadi di tempatlain, telah dapat disaksikan oleh orang lain yang sangat jauh sekalipun.
Konvergensi teknologi tersebut mengarah ke konvergensi bisnis, seperti bahwa surat kabar, majalah, televisi, dan radio tidak akan lagi beroperasi dengan layanan terpisah. Layanan ini diterima melalui satu jenis teknologi dan pengguna dapat beralih. Mereka pun dapat memilih apakah akan mendengarkan berita dari saluran televisi, stasiun radio atau membaca koran tertentu. Konsumen berita pun
16
Barrie Gunter, News and the Net. h.1
17
(28)
dapat menentukan berita-berita khusus yang mereka ingin ketahui dari banyak sumber informasi yang ada dan juga dapat memutuskan apakah mereka menginginkannya hanya dalam bentuk teks atau teks dan video.18 Potensial pasar untuk layanan online telah tumbuh secara signifikan. Pada awal 1980 di Amerika Serikat, misalnya, hanya 2-3 juta rumah dilengkapi dengan komputer pribadi, sedangkan tahun 1994, jumlahnya meningkat menjadi 35 juta komputer. Hampir (62%) memiliki modem. Potensi pasar untuk berita online bertambah sepanjang waktu. Amerika Serikat memperkirakan pada akhir abad ke-20 pengguna Internet sebanyak 144,000,000. Pada September 2000, pengguna Internet di seluruh dunia yang berusia di atas 12 tahun sebanyak 360 juta.19
Meskipun keprihatinan tentang masalah seperti privasi, hakcipta, identitas budaya, dan pornografi, namun media internet terus berekspansi, pengelola media melihat hal itu tidak mungkin untuk diabaikan. Bahwa industri penerbitan mulai memiliki iniovasi baru, tenaga, jasa dan produk yang ditawarkan dalam menanggapi kemajuan terbaru dalam informasi dan komunikasi teknologi.
Daya tarik internet sebagai media berita mungkin tidak hanya berasal dari jumlah konsumen yang mempunyai akses, tapi juga dalam hal komposisi pasar tersebut. Penggunaan Internet lebih banyak dikalangan orang-orang muda. Berbeda dengan konsumsi berita tradisional, media yang digunakan juga sudah cukup lama, khususnya surat kabar. Ahli Komunikasi di Amerika Serikat melaporkan wanita yang online pada tahun 1999 lebih dari 46 juta. Netsmart ™
18
Barrie Gunter, News and the Net. h.2
19
(29)
meramalkan bahwa wanita akan menjadi setengah dari Pengguna internet pada tahun 2002. Fungsi Internet secara internasional telah tersebar luas dan cepat20
Saat ini, berita dan informasi dari setiap bagian dunia dapat dibaca hanya dengan mengklik sebuah tombol. Bibit baru dari bisnis media muncul dalam hubungan dengan internet yang telah menjadi sumber informasi dunia (Nicholas, Williams, Cole&Martin, 2000). Berita internet saat ini kebanyakan menggunakan World Wide Web (WWW). Peningkatan jumlah surat kabar yang di konvergensikan ke internet selama beberapa tahun terakhir pada abad ke-20 semakin banyak. Dalam sebuah kasus, media cetak mengalami masalah pelik tersendiri sejak lahirnya media online. Penerbit mereka telah dianggap berubah dari cetak untuk didistribusi secara elektronik sebagai strategi dari bisnis masa depan (Noack, 1999).21 Keluasan dalam penggunaan internet, pembuatan WWW dan bentuk-bentuk komunikasi digital difasilitasi melalui penggabungan komputer dan jaringan telekomunikasi telah membayangkan sebagai keenam revolusi komunikasi utama (Fang, 1997). " The Information Superhighway" yang telah dibangun dari konvergensi teks dan gambar berbasis sistem komunikasi elektronik merupakan tonggak penting dalam pengembangan komunikasi dalam pembuatan aspek sejarah.
Fang (1997) membagi sejarah komunikasi menjadi: Pertama, dimulai dengan penemuan tulisan di Yunani sekitar abad ke-8 sebelum Masehi;22 Kedua, adalah penemuan mesin cetak oleh Gutenberg di Eropa pada paruh kedua dari abad ke-15; Ketiga, mulai (di Eropa Barat dan Amerika Serikat di timur tengah abad ke-19) dengan konvergensi kemajuan teknologi produksi kertas dan
20
Barrie Gunter, News and the Net. h.3
21
Barrie Gunter, News and the Net . h.4
22
(30)
percetakan, untuk pertama kalinya, produksi massal dan sirkulasi komunikasi, dalam bentuk surat kabar dan majalah; Keempat, pada abad yang sama sebuah revolusi hiburan muncul pada fase menjelang akhir abad ke-19, dengan munculnya camera film dan fotografi dengan harga terjangkau; Kelima, adalah penciptaan seperti apa yang Fang ucapkan “Communication Toolshed Home” yang berevolusi selama pertengahan abad ke-20, mengubah rumah menjadi lokasi pusat untuk menerima informasi dan hiburan, berkat telepon, pemancar, teknologi perekam suara dan video, perbaikan dalam teknologi cetak, layanan mail universal dan harga yang terjangkau. Sebagai tambahan dari Fang, revolusi keenam, mencakup penggabungan teknologi sebelumnya, seperti telekomunikasi, penyiaran, dan komputerisasi untuk menciptakan, digital multimedia, komunikasi interaktif persimpangan di mana divisi antara pengirim dan penerima menjadi kabur.
Ringkasnya, media online yang berkembang saat ini lahir karena peranan media yang telah ada sebelumnya. Dari tahun ke tahun, media online lahir diawali dengan lahirnya fotografi seperti yang dikutip buku Ricard Craig Online Journalism yaitu pada tahun 1880-1890. Saat itulah untuk pertama kalinya sebuah foto dikirimkan oleh jurnalis foto ke media harian.Perkembangan ini selanjutnya disusul oleh radio pada tahun 1900-1930 kemudian pada tahun 1950-1990, televisi mulai berkembang.Selanjutnya, pada tahun 2000, untuk pertama kalinya media online lahir dalam kompetisi internasional. Tepat pada serangan 11 September 2001 penyerangan tersebut mampu mengundang khalayak untuk memublikasikan segala pendapat khalayak sehingga pendapat tersebut dipublikasikan pada salah satu web di Amerika Serikat yakni CNN.com.
(31)
C. Citizen Journalism
Istilah "jurnalistik" masuk ke dalam penggunaan umum 1830-an.23 Pada tahun yang sama, beberapa surat kabar menggunakan kecepatan tinggi untuk memulai sirkulasi di seluruh Amerika timur. Sebanyak 26 media cetak menggunakan mesin cetak.
Media tradisional surat kabar, radio, dan televisi, ada batas untuk ruang berita dan untuk partisipasi individu. Namun, dengan internet, hambatan banyaknya berita dan temporal tidak ada lagi. sehingga, lebih banyak orang yang dapat menyumbangkan ide-ide dan pendapat kepada masyarakat.24 Jumlah orang berkontribusi di Internet telah berkembang pesat. Jumlah blog (dan pembaca blog) telah melonjak secara drastis dalam beberapa tahun terakhir. Pada hitungan terakhir, ada sekitar 34.500.000 blog dan meningkat setiap hari. Technorati.com, yang melacak tren di blogosphere melaporkan bahwa 75.000 blog baru dibuat setiap hari. Salah satu alasan utama blog telah tumbuh dan berkembang adalah tidak adanya hambatan masuk. Selain itu, website dapat dibuat dalam beberapa menit dengan sedikit atau tanpa biaya. Blog mencakup setiap macam masalah yang bisa dibayangkan. Meskipun banyak dari jutaan blog adalah buku harian online.
Blogging adalah hanya satu segi dari jurnalisme baru yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Bentuk lain dari citizen jornalism atau yang lebih
23
John E. Newhagen & Mark R. Levy, The Future of Journalism in a Distributed Communication Architecture in a Electronic Gravite, Rumor, Reputation and Reporting in the New Online Environment.
24
(32)
dikenal dengan jurnalisme warga ialah salah satu usaha untuk mempublikasi, kompilasi dan kontribusi berita yang ditulis dari orang-orang biasa.25
Praktik Citizen Journalism juga telah dipraktekkan di Amerika Serikat beberapa tahun silam. Sebagai contoh, Backfence.com, gagasan dari sebuah mantan wartawan Washington Post, menyediakan penduduk forum publik untuk Kabupaten pinggiran Columbia dengan isu-isu seperti si tukang ledeng terbaik di kota, perkembangan perumahan baru, dan lain sebagainya. Selain itu, warga pun diberikan kebebasan untuk menulis tentang isu-isu sekolah yang setuju untuk mematuhi peraturan tertentu, seperti mengatakan kebenaran, menghormati privasi orang lain, dan membatasi bahasa tidak senonoh atau menghina, semua itu dimuat kedalam blog tersebut tanpa diedit. Jurnalisme partisipatif nama lain Citizen journalism yang lebih terfokus kedalam lingkup politik, sosial, dan isu-isu ekonomi. Di Korea Selatan, Ohmy News website klaim atas 39.000 warga biasa sebagai kontributor dan dikreditkan dengan membantu Roh Moo Hyun memenangkan pemilu. Misalnya, Wikimedia adalah perusahaan yang mempelopori beberapa usaha kolaboratif, termasuk empat tahun sesudahnya muncullah Wikipedia bahasa, yang berisi lebih dari 1,5 juta artikel ensiklopedia dan hampir tiga juta pengguna terdaftar.26
Sedangkan Wikinews adalah sebuah proyek yang lebih baru yang dimulai pada bulan Desember 2004. ini bertujuan untuk menggunakan pengabungan pelaporan dari para penggunanya untuk merangkum berita pada semua subjek.
25
Mary Rose Papandrea, Citizen Journalism and the reporter’s previlage (boston College law school : 2007) h. 521 Mary menggunakan istilah citizen journalism dengan beberapa sebutan di antaranya citizen journalism, open source journalis”, “citizen media”, “participatory media”, dan “network journalism”
26
Wikipedia, Statistics, http://en.wikipedia.org/wiki/Special:Statistics. see also Aaron Weiss, The Unassociated Press, N.Y. TIMES, Feb. 10, 2005, at G5. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.
(33)
Pedoman Kebijakan untuk Wikinews menekankan netralitas, dan mengedit semua mekanisme yang dirancang untuk sepenuhnya secara transparan. Para pendiri berharap bahwa para pembaca dan kontributor akan meningkatkan keakuratan artikel. Banyak dengan cepat menyatakan bahwa blogger dan wartawan jurnalisme warga negara tidak benar-benar terlibat dalam jurnalisme.
Elizabeth Osder, menjadi dosen tamu di Universitas Southern California Sekolah Jurnalistik, menyatakan bahwa blog terdiri dari "pendapat tanpa keahlian, tanpa sumber daya, tanpa pelaporan". Jurnalis lain mengatakan bahwa jurnalis professional yang pertama mengutamakan keakuratan sedangkan citizen journalism yang pertama mengutamakan daya tarik.27
David Shaw dari Los Angeles Times mengatakan bahwa tidak seperti wartawan profesional, pekerjaan mereka yang harus melalui beberapa tahapan penyeleksian sebelum dipublikasikan, blogger berkembang tanpa tahap penyeleksian, sehingga informasi yang dipublikasikan masih mentah.28
Selain itu, bahkan arus utama publikasi jurnalisme dianggap dengan berbagai tingkat kepercayaan. Pembaca lebih mempercayai Los Angeles Times dibandingkan dengan National Enquirer, tetapi wartawan yang bekerja untuk publikasi sudah lama berusaha menolak memisahkan media ke tingkatan berdasarkan persepsi kualitas.29
Newsweek telah bekerja sama dengan blog-pelacak Technorati untuk menyediakan link langsung ke komentar blogger yang membuat tentang cerita
27
Fred Brown, Citizen’ Journalism Is Not Professional Journalism (QUILL, Aug. 2005), hal. 42.
28
David Shaw, Media Matters: Do Bloggers Deserve Basic Journalistic Protections, (L.A. TIMES, Mar, 2005), h. 14.
29
Lyrissa Barnett Lidsky, Silencing John Doe: Defamation & Discourse in Cyberspace, (DUKE L.J, juli 2000) hal. 49
(34)
Newsweek's (Yang muncul baik online dan cetak) 0,98 Pada bulan Januari 2006, New York Times meluncurkan "The Opinionator," blog fitur pada versi online dari halaman opininya, yang menyediakan link ke survei dan blog serta tanggapan harian pendapat blogs. Situs ini memberikan bobot kira-kira sama untuk pandangan blogger besar dan orang-orang dari halaman editorial utama Amerika newspapers.
Pada bulan Mei 2006, Associated Press (AP) bekerja sama dengan Technorati blogger untuk membuat komentar pada berita AP yang tersedia untuk anggota AP websites. Beberapa surat kabar dengan cepat telah merangkul konsep jurnalisme warga dengan mendorong anggota masyarakat biasa untuk berkontribusi. Di London, Guardian dan BBC aktif mencari foto dan video berita dari pembaca, dan lainnya mainstream media yang siap untuk mengikuti mereka.30 Beberapa media utama entitas menggunakan jurnalis warga untuk memberikan rekaman tidak hanya visual tetapi juga tulisan.
Pada bulan November 2006, Gannett, yang memiliki sembilan puluh surat kabar di seluruh negeri, mengumumkan bahwa tidak hanya secara resmi penggabungan online tapi juga perencanaan untuk menggunakan "non-wartawan" untuk mengembangkan konten untuk publikasinya.31 Gannett mengumumkan perubahan-perubahan radikal sebagai bagian dari sadar upaya untuk meningkatkan jumlah sirkulasi dengan memanfaatkan pada popularitas blog dan komunitas e-mail groups.
30
Daithi O Hanluain, Forget F-Stops: These Cameras Have Area Codes, N.Y. TIMES, July 3, 2003, at G1; Joe Light, Lessons of the Internet Age: Citizen Journalism Shows How Firms Have Learned to Quickly Embrace New Technologies, BOSTON GLOBE, July 16, 2005, at A13
31
Frank Ahrens, Gannett to Change Its Papers’ Approach, WASHINGTON POST, Nov. 7, 2006.
(35)
Chris Atton memberikan definisi tentang citizen journalism. Baginya, citizen journaslism atau yang lebih dikenal dengan sebutan jurnalisme warga negara ialah warga negara yang secara profesional sebagai wartawan, mereka menulis dan melaporkan dari posisi mereka sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat atau sebagai aktivis.32
Raymond Williams (1980) menyoroti tiga aspek komunikasi yang menyediakan material untuk fondasi ini. Untuk Williams, komunikasi publik hanya bisa dipahami ketat dengan mempertimbangkan proses "keterampilan, permodalan dan kontrol". Untuk menerapkan prinsip media alternatif ini, James Hamilton berpendapat bahwa kita perlu berbicara tentang keprofesionalan.33 Dengan demikian, jaringan berita global berbasis internet, Indymedia, dapat dipertimbangkan sebagai kelipatan dari lokal ruang publik alternatif yang bersama-sama terdiri dari sebuah lingkup publik yang menawarkan kesempatan kepada peserta secara terpisah geografis untuk isu-isu perdebatan dan peristiwa untuk berkolaborasi pada inisiatif aktivis jangkauan dunia.
Menurut Rodriguez, istilah "warga negara" adalah mereka anggota masyarakat yang "aktif berpartisipasi dalam tindakan yang membentuk identitas mereka sendiri, identitas orang lain, dan lingkungan sosial mereka, di mana mereka menghasilkan kekuatan”.
Dari uraian panjang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Citizen Journalism adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penulisan berita yang ditulis oleh seseorang (non-wartawan) dengan tujuan memberikan informasi
32
Kharin whal-Jorgense dan Thomas hanscitzh, The Handbook of Journalism Studies, (New Yorn an London: Routledge, 2009) h. 265
33
(36)
kepada suatu khalayak tentang suatu peristiwa yang terjadi dengan menekankan unsur 5W+1H.
D. Karakteristik Jurnalisme Online
Jurnalisme online menjadi berbeda dengan jurnalisme tradisional yang sudah dikenal sebelumnya (cetak, radio, TV) bukan semata-mata karena dia mengambil venue yang berbeda; melainkan karena jurnalisme ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang berbeda baik dalam format, isi, maupun mekanisme dan proses hubungan penerbit dengan pengguna/ pembacanya. Lima perbedaan utama diantara jurnalisme online dan media massa tradisional yaitu34 :
1) Kemampuan internet untuk mengombinasikan sejumlah media.
2) Kurangnya tirani penulis atas pembaca.
3) Tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak.
4) Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung.
5) Interaktif web, dan karakteristik yang luar biasa dari media online adalah kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan.
Karakeristik jurnalisme online lainnya yaitu35 :
a. Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak
34
Weir. D, web journalism Crosses many Traditional lines, ( Nieman Reports,2000) hal.35
35
Perbedaan jurnalisme online dan jurnalisme konvensional, dari http://karakteristik online..htm/ artikel diakses pada tanggal 18/10/2010, jam 21. 09 wib,
(37)
terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau teletype.
b. Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru. c. Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme
online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
d. bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda.
e. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan
(38)
f. Tidak membutuhkan penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat kabar konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak.
g. Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan
h. Relatif lebih terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital.
Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
Selain itu, jurnalisme online dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas bahkan sama sekali berbeda.
Interaktivitas jurnalisme online tentu bukan hanya didukung oleh kemampuan teknologi Internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi Internet juga membuka peluang kepada para jurnalis online untuk menyediakan features yang memungkinkan sajiannya bersifat customized, tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna/pembacanya; yang memungkinkan para pengguna/ pembaca berinteraksi dengan lebih cepat, lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna/pembaca, narasumber, bahan-bahan berita, dan
(39)
jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya, jurnalisme online mampu membangun hubungan yang partisipatif dengan pemirsanya.
Dari karakteristik-karakteristik tersebut di atas tersirat bahwa jurnalisme online membutuhkan penanganan yang berbeda dalam penyelenggaraannya dan dinikmati dengan cara yang berbeda oleh para pengguna/pemirsanya ketimbang jurnalisme tradisional. Dalam jurnalisme tradisional, tata-tutur informasi misalnyadisajikan secara linear kepada para pembaca/pemirsanya. Pemirsa/pembaca jurnalisme tradisional tidak bisa tidak harus mengikuti urut-urutan informasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbitnya: Dari kisah satu ke kisah kedua lalu ke kisah ketiga dan seterusnya tanpa bisa melakukan lompatan.
Tapi dalam jurnalisme online, tata-tutur informasi dapat disajikan sedemikian rupa secara non-linear untuk mengakomodasi 'kebebasan' pengguna/pemirsanya: Anda dapat mulai menikmati publikasi online dari kisah terakhir lalu melompat ke kisah sebelumnya atau ke kisah yang pernah dipublikasi sekian tahun sebelumnya bahkan ke sumber informasi yang sama sekali lain di tengah-tengah proses penikmatan informasi.
Apa yang disebut 'kebebasan memilih' dalam media online, sebetulnya bukanlah sebuah kebebasan pilihan yang sejati melaikan ilusi memilih; sebab pada dasarnya jurnalis atau penerbit online telah terlebih dahulu menentukan opsi-opsinya (dalam prakteknya dapat berupa rujukan dengan menggunakan hyperlink). Inilah salah satu aspek yang membuat jurnalisme online dapat menyajikan informasi lebih kaya ketimbang jurnalisme tradisional.
(40)
Sementara itu, misal yang lain, tampilan akhir dari produk jurnalisme tradisional lebih banyak ditentukan oleh rancangan dan bahan yang disediakan oleh penerbitnya; sedangkan pada produk jurnalisme online, perlengkapan (device) dan preferensi yang diset dan dimiliki oleh penggunalah yang banyak menentukan tampilan akhir produk sehingga bisa jadi tampilan produk akhir jurnalisme online berbeda-beda di depan masing-masing penguna/pemisanya.
Dan sampai saat ini, secara fisik, ukuran-ukuran device yang tersedia untuk mengakses informasi secara masih cukup besar dan tidak nyaman untuk dicangking ke berbagai tempat. Anda dapat menikmati novel atau koran sambil tiduran, menonton berita TV sambil leyeh-leyeh di karpet, atau mendengarkan talk show dari sebuah stasiun radio sambil jalan-jalan dengan pesawat walkman di saku Anda. Itu semua, pada saat ini, tak dapat dilakukan ketika memirsa karya jurnalistik online: orang harus duduk di depan komputer atau membaca teks di layar sempit pesawat selular maupun PDA (personal Data Assistant) yang mampu-WAP. Meski bukan tidak mungkin di masa depan akan ditemukan device baru yang akan memberikan kenyaman yang lebih baik untuk pemirsa informasi secara online.
Di luar device pengguna, jurnalisme online seperti halnya bentuk-bentuk komunikasi lain yang memanfaatkan media digital online berhadapan dengan kondisi infrastruktur yang tersedia dalam jaringan komputer. Besarnya bandwidth, routing dan kualitas media jaringan komputer juga merupakan variable yang menentukan kualitas komunikasi antara device pengguna dengan device penerbit. Di samping sosiologi pengguna sasaran, faktor-faktor yang saya sebut di atas
(41)
merupakan beberapa variable yang harus diperhitungkan dalam mendesain format tampilan maupun isi serta arsitektur informasi yang akan disajikan.
Dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web keuntungan dari jurnalisme online yaitu36:
Audience Control :Audience untuk bisa lebih leluasa dalam
memilih berita yang ingin didapatkannya.
Nonlienarity :Setiap berita yang disampaikan dapat berdiri
sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.
Storage and retrieval :Berita tersimpan dan diakses kembali dengan
mudah oleh audience.
Unlimited Space :Jumlah berita yang disampaikan/ditayangkan
kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
Immediacy :Informasi dapat disampaikan secara cepat dan
langsungkepada audience.
Multimedia Capability :Memungkinkan bagi tim redaksi untuk
menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.
36
Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005)
(42)
Interactivity :Adanya peningkatan partisipasi audience
dalam setiap berita.
1. Karakteristik Berita
Aktivitas jurnalisme pada media online yang kini telah pesat dipraktekkan berkaitan erat dengan proses penulisan berita dari nencari, menggali, mengolah hingga menuliskan suatu peristiwa.
Dalam media online, seperti pada media massa pada umumnya, berita pun dinilai juga dari kelengkapan isi yang mengacu pada 5 W+ 1H. Siapa saja yang telah membaca berita media online tahu bahwa membaca dari media online sangat berbeda dengan membaca koran, majalah dan menonton televisi. Namun, berita online memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Beberapa kelebihan itu antara lain:37
a) Users can to read more about subject. Artinya, pengguna dapat membaca kembali berita atau tulisan yang telah dimuat.
b) Users can updates stories instantly and regularly. Berita pada media online juga memungkinkan pengguna untuk memperbaharui kembali berita secara cepat dan instan.
c) The lack of space limitations allows great depth in reporting. Tidak ada batasan ruang (space) untuk memberitakan laporan langsung dari lapangan.
d) We can add audio, video, and other online-spesific content to stories. Pengguna dapat melengkapi informasi dengan menambahkan suara, video agar berita semakin hidup dan menarik.
37
(43)
e) We can keep online archives to stories. Pembaca juga dapat menyimpan berita yang diinginkan.
Namun, di samping kelebihan tersebut, berita dalam media online juga mempunyai kekurangan, yaitu:
a) Televisi menawarkan gambar yang lebih menarik dengan kualitas yang baik, baik disiarkan secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan media online hanya menawarkan video dengan kualitas yang rendah. b)Penelitian telah menunjukan bahwa pengguna komputer cenderung merasa
tidak nyaman saat membaca teks panjang pada media online, terlebih pada pengguna pemula kesulitan dalam mencari berita yang ingin dibaca. c) Pada media online ukuran teks kecil dibandingkan dengan media cetak.
Apabila layar komputer terkena matahari akan menimbulkan backlight sehingga kerja mata menjadi lebih berat
2. Karakteristik Redaksional
Redaksi ialah bagian atau sekumpulan orang dalam sebuah organisasi perusahaan media massa (cetak, elektronik, online) yang bertugas untuk menolak atau mengizinkan pemuatan sebuah tulisan atau berita melalui berbagai pertimbangan, di antaranya ialah bentuk tulisan berupa berita atau bukan, bahasa, akurasi, dan kebenaran tulisan.38
Dari definisi di atas, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa redaksi ialah sekumpulan orang tim atau tim kerja (team work) dalam sebuah organisasi media massa yang bekerja sama dan bersinergi untuk mencapai tujuan bersama yang tugas utamanya ialah mempertimbangkan atau memilih
38
Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 226-227.
(44)
berita mana yang layak muat dan tidak layak muat baik dari segi bahasa, akurasi maupun kebenaran tulisan. Kesemuanya itu akan dipertimbangkan oleh redaktur pada sebuah media, ada beberapa dasar pertimbangan media untuk menyiarkan atau tidaknya suatu peristiwa, diantaranya adalah :
Ideologis
Pertimbangan ideologis media massa biasanya ditentukan oleh latar belakang pendiri atau pemilik media massa tersebut. Baik itu agama, ataupun nilai-nilai yang dihayati, seperti nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan sebagainya.
Politik
Kehidupan pers merupakan indikator demokrasi. Oleh sebab itu, pers tidak pernah lepas dari masalah politik. Demokrtis tidaknya suatu Negara antara lain ditentukan oleh kehidupan pers nya, yaitu bebas atau tidak. Adanya pemilik tau pimpinan media massa yang juga menjadi pemimpin suatu partai politik, maka akan menyebabkan kedekatan media massa dengan partai politik yang bersangkutan. Bisnis
Dalam hal ini, pemilik media massa lebih melihat kepada pertimbangan siapa sasaran yang paling besar (segmentasi pasar), agar media tersebut banyak dikonsumsi masyarakat. Misalnya dengan melihat ekonomi masyarakat, pendidikan, dan sebagainya.39
39
(45)
Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita.40 Kebijakan redaksi penting untuk menyikapi suatu peristiwa. Apabila media massa tidak memiliki kebijakan redaksi, maka dapat dipastikan beritanya tidak akan konsisten41
Berikut adalah yang menentukan kebijakan redaksi suatu media:
1. Pemimpin redaksi. Ia menjadi kepala dibagian editorial, atau ruang pemberitaan, ia bertanggung jawab atas isi redaksional media. Ia menerima langsung hasil kerja redaksional berbagai redaktur yang dipimpinya.
2. Redaktur pelaksana. Penanggung jawab utama seluruh pelaksanaan pencarian berita. Ia memutuskan berbagai berita utama harus ditetapkan di halaman mana.
3. Redaktur opini. Ia adalah orang yang membidangi halaman opini. Ia biasanya mengerjakan tajuk rencana, yang mencerminkan sikap media terhadap berbagai di masyarakat, memilah-milah kiriman artikel para penulis lepas.
3. Karakteristik Bisnis
Bisnis online atau Bisnis Internet seperti dua sisi mata uang. Kedua sisi ini tidak bisa dipisahkan. Bisnis Online bisa sebangun maknanya dengan Bisnis di Internet karena model bisnis ini menggunakan fasilitas internet sebagai media pemasaran produk dan jasanya. Jadi, dalam Bisnis Online, internet hanyalah media pelayanan pemasarannya sehingga kemudian dikenal istilah Internet Marketing. Ketiganya kemudian populer dengan sebutan Bisnis Online, Internet Marketing dan Make Money Blogging karena memanfaatkan fungsi blog dalam bisnis online, yang bisa menghasilkan uang.
40
Sudirman Teba, Jurnalistik Baru, (Kalam Indonesia: Jakarta 2005) h.150
41
(46)
Bisnis Online dalam siklus Internet Marketing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Bisnis yang dijalankan secara offline. Ada penjual ada pembeli, ada produk yang dijual dan ada alat pembayarannya. Namun perbedaan yang tipis tersebut justru menjadi ciri khas dari Bisnis Online42 .
Cara pemasaran bisnis online bisa melalui e-mail, milis, iklan, blog dan website yang semuanya berbasis internet. Blog semakin hari semakin berpeluang menjadi media pendulang uang yang sering disebut dengan istilah make money blogging. Ibarat sebuah warung atau toko, Website atau Blog misalnya, bisa dijadikan, Blogshop, toko online, warung digital atau nama sejenisnya.
Dalam Bisnis Online, produk yang dipasarkan bisa berupa produk fisik maupun produk digital. Produk fisik dalam hal ini memerlukan pengiriman produk melalui jasa post, sedangkan produk digital seperti ebook, software, fasilitas internet lainnya menggunakan akses koneksi internet.
Mungkin ada definisi lain untuk bisnis online, ada istilah e-commerce. Tetapi yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang e-commerce mereka memahaminya sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet.
Dari definisi diatas, bisa diketahui karakteristik bisnis online, yaitu43:
1) Terjadinya transaksi antara dua belah pihak.
2) Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi.
42
Munawar AM, “Bisnis Online, Internet Marketing dan Make Money Blogging”, artikel, dari http://bisnis-online-internet-marketing-dan-make-money-blogging.htm diakses pada tgl 23/11/2010, jam 17.46 wib.
43
Bisnis online, dari http://eramuslim.com, pesantrenvirtual.com, msi-uii.net -bisnis-online-htm artikel diakses pada tanggal 22/11/ 2010 jam 18.47 wib
(47)
3) Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme transaksi tersebut.
Dari karakteristik di atas, bisa di lihat bahwa yang membedakan bisnis online dengan bisnis offline yaitu proses transaksi dan media utama dalam proses tersebut. Transksi merupakan unsur penting dalam suatu bisnis. Secara umum, bisnis dalam Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan benda tersebut ketika transaksi, atau tanpa menghadirkan benda yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda secara konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan kemudian sampai batas waktu tertentu, contohnya ada dua macam yaitu:
a) bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara tunai/disegerakan tetapi penyerahan barang ditangguhkan.
b) bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan barang yang ditangguhkan.
Ada dua jenis komoditi yang dijadikan objek transaksi online, yaitu barang/jasa non digital dan digital. Transaksi online untuk komoditi non digital, pada dasarnya tidak memiliki perbedaan dengan transaksi barangnya harus sesuai dengan apa yang telah disifati ketika bertransaksi. Sedangkan komoditi digital seperti ebook, software, script, data, dll yang masih dalam bentuk file (bukan CD) diserahkan secara langsung kepada konsumen, baik melalui email ataupun download.
(48)
Bagian bisnis dalam sebuah media massa dikendalikan oleh seorang pemimpin perusahaan.44 Ia bertugas untuk mengembangkan bisnis dari sebuah lembaga media. Dengan kata lain, ia menjadi orang yang membantu usaha mengembangkan lembaga media pemberitaan yang bukan saja dapat menyejahterakan seluruh pekerja di kelembagaan media, tapi juga memenuhi standar kelembagaan media yang bertugas sebagai peyampai ”kebenaran” yang di butuhkan masyarakat
Bidang-bidang yang ada dalam lingkup usaha, antara lain bidang produksi, sirkulasi, iklan, keuangan, teknik, personalia, dan layanan pelanggan. Semua bagian itu dikendalikan oleh seorang pemimpin perusahaan.45
Dalam karakter bisnis ini, tujuan media online tersebut adalah untuk sedapat mungkin menarik pembaca sebanyak-banyaknya.
44
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Yayasan Obor Indonesia: Jakarta 2005) h.112.
45
(49)
39
BAB III
GAMBARAN UMUM
ANNIDA ONLINE
A.
Sejarah Singkat
Annida Online
Awal kemunculan majalah
Annida
pada Mei 1991. Pada saat itu,
Annida
muncul dengan dominasi rubrik yang membahas seputar masalah wanita dewasa.
Nama
Annida
diambil dari ayat Al-Qur'an surat Maryam ayat 3, yang artinya
menyeru dengan lemah lembut. Hal ini sesuai dengan keinginan
Annida,
yaitu
menyeru kepada yang
haq
. Pada September di tahun ketiga penerbitan (1993),
Annida
bergabung dengan Umi Group (sekarang PT Kimus Bina Tadzkia). Bersama dengan
itu,
Annida
pun berganti haluan. Mereka mencoba peruntungan dengan mengganti
segmentasi pasar untuk para remaja, khususnya remaja muslim. Usulan yang datang
dari Ahmad Mabruri ini, berdasarkan pertimbangan bahwa saat ini remaja muslim
semakin jauh dari nilai-nilai Islam dan hampir bisa dibilang tidak mempunyai media
yang mampu mengembalikan mereka pada nilai-nilai fitrahnya. Padahal seruan
modernisasi, feminisasi dan hedonisasi dari mayoritas media saat ini mempunyai
presentase besar dalam membelokkan akhlak remaja.
Oleh karenanya,
Annida
mulai menyesuaikan diri dengan mengganti beberapa
rubriknya agar lebih meremaja, dengan menampilkan cerita atau kisah islami sebagai
menu andalnya. Di tahun 2000, Annida kembali melakukan perubahan, hal ini terlihat
pada rubrik yang semakin beragam dan tidak terfokus lagi pada cerita atau kisah.
(50)
Seperti rubrik konsultasi remaja dan profil remaja berprestasi setiap rubrik yang ada
di
Annida
walupun terlihat serius, tapi dalam penyajiannya terkesan santai. Hal ini
disebabkan karena pihak redaksi mengharapkan pembaca yang sedang diarahkan
dalam nilai-nilai kebaikan tidak menyadari kalau mereka sedang diarahkan, hal ini
terkait dengan sifat remaja yang egois dan biasanya tidak mau dinasehati
mengingat dunia remaja juga penuh keceriaan. Di akhir tahun 2001,
Annida
berusaha
memenuhi kebutuhan latent pembaca remajanya dengan memberikan sajian yang
lebih menghibur.
Pada tahun ke 11 ini,
Annida
menambah rubrik yang memberi informasi khas
remaja, meliputi kegiatan remaja, kuis sampai pemberiaan hadiah untuk pembaca.
Untuk menyesuaikan kebujakan yang baru ini, maka
Annida
mengganti motto mereka
menjadi
Cerdas Gaul Syar'I
. Seiring dengan bertambahnya usia,
Annida
menyadari
bahwa ia tidak lagi sejalan dengan konsepnya semula.
Annida
sudah terlalu jauh
melangkah, oleh karena nya di tahun ke 17,
Annida
kembali menjadi literasi dan
berdasarkan hasil rapat kerja
Annida
ditetapkanlah motto yang baru, yang sesuai
dengan konsepnya sebagai media literasi, yaitu inspirasi tak bertepi. Sejak saat itu,
diperbanyak rubrik-rubrik cerpen dan
Annida
selalu menyelipkan isu-isu seputar
dunia literasi pada setiap rubriknya
Pada tahun ke-18 majalah
Annida
berhenti cetak dan berubah menjadi
Annida
Online
tepatnya pada tanggal 1 Juli 2009. Majalah
Annida
berubah menjadi
Annida
Online
karena ada dua faktor yang pertama dari sisi pembiayaan
Annida Online
lebih
(51)
kertas, percetakan dan distribusi sedangkan
Annida Online
hanya membutuhkan
hosting
atau
server
untuk menjalankan
Web
tersebut. Kedua Majalah
Annida
sudah
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan pembaca
Annida
karena majalah
Annida
hanya
terbit sebulan sekali
B.
Visi dan misi
Annida Online
Setiap media massa dewasa ini pasti memiliki visi dan misi. Adapun visi dari
majalah
Annida
adalah menjadi media
online
remaja Islam yang terdepan dan
berkualitas. Sedangkan misi dari
Annida Online
:
1.
Mengenalkan remaja pada nilai-nilai Islam,
2.
Memberikan pencerahan pada wawasan berfikir pembacanya,
3.
Memunculkan citra media Islam yang berkualitas,
4.
Mengarahkan remaja untuk berakhlak mulia,
5.
Menjadi wadah bagi penulis muda Islam,
6.
Memberikan hiburan yang sehat bagi remaja, dan
7.
Memberikan sumbangsih bagi khasanah kesusastraan di Indonesia,
khususnya sastra islam.
1C.
Struktur Redaksi
Struktur redaksi
Annida Online
yang memang masih satu redaksi dengan
Ummi Group
, pada saat mereka masih dalam edisi cetak hingga saat ini telah
1
(1)
berita komunitas, toko buku dan umum.3 Setelah beita tersebut ditentukan barulah dilakukan penyeleksian sesuai dengan kriteria yang berlaku di Annida Online untuk penulisan di Canal Citizen Journalism.
Berikut adalah hasil wawancara dengan Muhammad Yulius selaku pemimpin Redaksi Annida Online sekaligus penanggung jawab atas Canal Citizen Journalism:
“Pertama kemampuan menganalisis jadi bukan Cuma kemampuan menghimpun fakta-fakta media, bukan, tetapi juga menganalisisnnya karena ketika terjadi analisis berarti dia mencoba kan. salah satu instrument analisis adalah komparasi jadi ada perbandingan antara fakta-fakta media dengan fakta lain seperti wawancara dengan ahli tertentu trus browsing dengan media lain nah kan dia komparasikan nah hasil komparasinya itukan menghasilkan analisis yang menarik gitu, dia harus mempunyai keahlian itu”4
Berdasarkan informasi yang saya dapat dari Muhammad Yulius Pemimpin Redaksi Annida Online, bahwa penyeleksian berita untuk Canal Citizen Journalism, adalah berita-berita yang tidak tercover oleh team Annida Online dan masih menjadi bahan pembicaraan khalayak umum.
“Kita mengakui bahwa annida itu bukan portal berita, sehingga banyak berita yang tidak tecover oleh Annida nah disinilah fungsi Citizen Journalism mengcover berita-berita yang tidak bisa dicover Annida karena ke khasan Annida ini maka kemudian Annida jadi membatasi peliputannya”…5
…“saya akan menyaring itu berdasarkan criteria yang tadi, selain criteria itu juga ada unsur kebaruan misanya up to date, ga mesti up to date itu pristiwa
3
Wawancara pribadi bersama Pemimpin Redaksi Annida Online, Muhammad Yulius, 28 September 2010, pukul. 13.00 Wib.
4
Wawancara pribadi bersama Pemimpin Redaksi Annida Online, Muhammad Yulius, 28 September 2010, pukul. 13.00 Wib.
5
Wawancara pribadi bersama Pemimpin Redaksi Annida Online, Muhammad Yulius, 28 September 2010, pukul. 13.00 Wib.
(2)
64
yang kemarin trus dibicarakan hari ini. gak, tapi peristiwa yang punya resonansi, gemanya menjadi terus menerus isu yang dibicarakan”…6
Penilaian juga dilakaukan dengan dua faktor, yaitu
a) Faktor teknis
Faktor teknis, adalah penilaian berita international berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau dilihat berdasarkan kelengkapan isi berita, sesuai dengan fakta-fakta yang sesungguhnya.
b) Faktor nonteknis
Faktor non teknis, adalah penilaian berdasarkan isi pesan dari berita Citizen Journalism. Dengan kata lain, penilaian berdasarkan sisi nilai moral dan berita yang tidak tercover oleh Annida Online dan berita yang masih menjadi pembicaraan di masyarakat. Penilaian ini perlu agar Annida Online dapat memenuhi kebutuhan pembaca.
Berita yang lolos atau layak muat adalah berita yang mendapatkan persetujuaan dari semua redaktur dalam rapat redaksi. Setelah berita dinyatakan layak muat akan memasuki tahap selanjutnya, yaitu proses penyuntingan. Dalam proses penyuntingan ini, wewenang penuh ada pada Pemimpin Redaksi Annida Online, Muhammad Yulius untuk membaca secara keseluruhan berita yang masuk.
6
Wawancara pribadi bersama Pemimpin Redaksi Annida Online, Muhammad Yulius, 28 September 2010, pukul. 13.00 Wib.
(3)
65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap tulisan yang bagus dan memenuhi kriteria memang layak dimuat di sebuah media, baik tulisan yang dibuat oleh seorang jurnalis atau pun non jurnalis (warga Negara). Kelayakan sebuah tulisan bisa diterbitkan jika memenuhi kriteria kebijakan redaksi media tersebut. Apabila isi dan penyajiannya sesuai dengan visi dan misi media tersebut, maka tulisan pun akan dipublikasikan.
Tak berbeda dengan kebijakan yang diaplikasikan oleh salah satu media bernuansa islam nan meremaja, Annida yang kini telah mentransformasikan diri sebagai media online. Tak hanya menyuguhkan cerita-cerita bertemakan remaja, kini dalam versi online-nya Annida sudah menyuguhkan sajian berita yang ditulis oleh penulis non-wartawan yakni kanal Citizen Journalism.
Adapun konsep yang diterapkan pada Annida Online pada kanal Citizen Journalism ialah menerima semua naskah berita yang masuk dan dievaluasi lagi oleh pemimpin redaksi Annida Online. Pemimpin redaksi Annida Online-lah yang mempunyai wewenang untuk memilih berita mana yang layak publikasi.
Konten yang dipilih Annida Online pada kanal citizen journalism harus sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami pembaca dan tentu saja kebijakan dan serta konten berita akan mempengaruhi tampilan visual dalam kanal Citizen Journalism itu sendiri.
(4)
66
B. Saran
Adapun saran untuk Annida Online dari penulis, di antaranya:
1) Dalam kanal Citizen Journalism, berita terbaru sebaiknya dipercepat lagi agar pembaca tidak merasa jenuh karena berita terlalu lama diupdate. 2) Berita yang disajikan sebaiknya kejadian yang tidak terlalu lama terjadi
maupun tidak sebatas feature saja.
3) Sebaiknya pihak redaksi Annida Online menyediakan tema-tema segar maupun bingkisan bagi para penulis untuk memotivasi mereka agar tulisan semakin banyak yang masuk.
4) Untuk para penulis berbakat dan siapa pun yang aktif mengirimkan tulisan, hendaknya memperkaya jenis tulisan mereka dengan mengirimkan tulisan pada Annida Online agar informasi seputar dunia Islam, nasional maupun internasional dapat dirasakan bagi semua pembaca.
(5)
67
A. BUKU
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:Simbiosa Rekatama Media. 2005
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara. 1989
Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gintanyali. 2004.
Briggs, Asa dan Peter Burke. Sejarah Sosial Media: Dari Guttenberg sampai Internet. Jakarta: Yayasan Obor. 2006
Brown, Fred. Citizen Journalism Is Not Professional Journalism. QUILL. 2005. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group. 2007. Craig, Richard. Online Journalism. USA: Thomson Wadsworth. 2005.
Echols, John dan Hassan Shadily. English Indonesian Dictionary Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005.
Garrison, Bruce. Principles and Practices of News for The Web. Holcomb Hathaway Publishers. 2005.
Gunter, Barrie. News and the Net. London: Lawrence Erlbaum Associates. 2005. Jorgense Kharin dan Thomas Hanscitzh. The Handbook of Journalism Studies.
New York London: Routledge. 2009.
Junaedhie, Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1991.
Nurudin. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Rajawali Press.2009.
Santana, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2005.
Schultz, Brad. Broadcast News Producing. London: Sage Publications. 2005. Suyanto. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.
(6)
68
Syahputra, Iswandi. Komunikasi Profetik. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007. Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Kalam Indonesia: Jakarta. 2005.
Volokh, Eugene. Cheap Speech and What it Will Do. Yale University. 1995. Weir. D. Web Journalism Crosses many Traditional. Linen: Nieman Reports.
2000.
Rose Papandrea, Mary. Citizen Journalism and the Reporter’s Previlage boston College law school. 2007.
B. MEDIA ONLINE
Bisnis online, dari http://eramuslim.com, pesantrenvirtual.com, msi-uii.net -bisnis-online-LAMPIhtm artikel diakses pada tanggal 22/11/ 2010 jam 18.47 wib
Munawar AM, “Bisnis Online, Internet Marketing dan Make Money Blogging”, artikel, dari http://bisnis-online-internet-marketing-dan-make-money-blogging.htm diakses pada tgl 23/11/2010, jam 17.46 wib.
Perbedaan jurnalisme online dan jurnalisme konvensional, dari http://karakteristik online..htm/ artikel diakses pada tanggal 18/10/2010, jam 21. 09 wib,