9
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Media Islam Di Indonesia
Konsep penting dalam  komunikasi  Islam  adalah  tabligh,  gagasan  tentang dakwah,  penyebarluasan  prinsip,  keyakinan  dan  praktik  Islam.  Tabligh  yang
berakar  pada  tradisi  lisan  dan  sosial  komunitas  Islam  yang  lebih  besar, menetapkan  kerangka  bagi  etika  yang  berkaitan  dengan  interaksi  personal  dan
sosial. Beberapa hal tersebut merupakan contoh betapa Islam sangat kaya dengan praktik  dan  dasar  bagi  produksi  teori-teori  komunikasi,  khususnya  komunikasi
massa. Namun demikian, kita harus mengakui bahwa yang dilakukan dunia Islam dalam berbagai studi komunikasi,  khususnya media massa,  sejauh ini belum ada
studi yang sistematis untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi media muslim.
1
Media  massa  muslim  yang  banyak  bermunculan  saat  ini  terdorong  dan sejalan oleh firman Allah Ta’ala dalam Surah Al-Hujurat ayat 6.
“Hai orang yang beriman Jika dating kepadamu seorang fasik membawa berita,  carilah  keterangan  tentang  kebenarannya,  supaya  jangan  kamu  rugikan
orang  karena  tidak  tahu,  hingga  menyebabkan  kamu  penuh  penyesalan  atas perbuatanmu QS. Al-Hujurat [49]: 6.
Berkaitan  dengan  firman  Allah  pada  surah  Al-Hujurat  di  atas,  maka lahirnya  media  Islam  selain  karena  kebutuhan,  juga  karena  ingin  mencari
informasi serta menyebarkan berita tersebut dengan benar untuk khalayak. Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, sejumlah besar berkala pamflet,
dan penerbitan pada masyarakat muslim dibuat dengan latar belakang perlawanan,
1
. Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 17.
sehingga sulit untuk memilah media muslim sebagai satu kesatuan yang terpisah. Tak  ada  definisi  yang  pasti  tentang  media  muslim.  Studi-studi  yang  dilakukan
pleh  para  peneliti  berpusat  pada  fungsi  media,  sistem  media,  perilaku  media, politik media, pemilikan media, dan pola pembaca media.
Studi  media  dalam  dunia  Islam,  banyak  dilakukan  dengan  bahasa  Arab untuk pers Arab. Bahasa Persia untuk pers Persia. De Arab Press oleh William A.
Rough dan Daily Journalism in the Arab States oleh Mc Fadden merupakan dua karya terkenal dalam bahasa Inggris mengenai bidang media Islam.
Perkembangan  selanjutnya  dari  sejarah  komunikasi  massa  di  belahan dunia  Islam,  menunjukkan  bahwa  dunia  Islam  tidak  berhasil  mengadopsi
teknologi  komunikasi  baru  karena  factor  politik,  ekonomi,  dan  social,  baik internal maupun eksternal. Penemuan mesin cetak pada pertengahan abad ke-15,
melahirkan  budaya  cetak  dan  kenaikan  kuantitatif  yang  hebat  dalam  penyebaran informasi.  Akan  tetapi,  dalam  masyarakat  Islam,  satu  cara  komunikasi  tidak
menggantikan cara  lain, tetapi komunikasi lisan dan tulisan melengkapi berbagai teknologikomunikasi  dalam  zaman  modern.  Oleh  karena  itu,  pertumbuhan
komunikasi  di  dunia  Islam  ditandai  oleh  kemanjuan  kualitatif,  bukan  kenaikan kuantitatif.
Mesin  cetak  masuk  ke  Negara  Islam  seperti  Mesir,  Iran  dan  Turki  pada abad ke-17. selama akhir abad ke-18 dan peruh pertama abad ke-19, mesin cetak
memudahkan terbitnya surat kabar di seluruh dunia Islam. Pada periode awal pers tersebut,  nasionalisme  modern  dan  sekularisme  Eropa  masuk,  serta  berperan
penting dalam penyebaran gerakan pembaruan Islam abad 19 dan saat kampanye melawan kolonialisme Eropa.
2
Karakteristik media massa di dunia Islam kontemporer sangat dipengaruhi oleh rekan media Barat. Karena kurangnya fasilitas produksi di beberapa Negara
Islam  dan  tingkat  ekonomi  yang  umumnya  rendah,  media  harus  mengimpor beberapa perlengkapan. Pada saat yang sama, kurangnya prasarana tlekomunikasi
dan transportasi yang memadai, menyebabkan distribusi menjadi mahal. Kendati  masih  terdapat  banyak  media  massa  di  dunia  Islam  yang
memberikan  berita  untuk  mengimbangi  berita  yang  mendiskreditkan  Islam  di Barat, namun pada sejumlah media lainnya, pengaruh rekan mereka di Barat terus
berlangsung  hingga  saat  ini.  Contoh  paling  baru  datang  dari  Amman  Yordania, editor tabloid Shihane turut menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya,  sejak  munculnya  penyiaran  pada  abad  ke-20,  pola komunikasi  di  dunia  Islam  mengalami  perubahan  besar.  Pada  tahun  1930-an,
Mesir,  Iran  dan  Turki  termasuk  Negara  Islam  yang  pertama  yang mengembangkan  penyiaran  radio  sendiri.  Mereka  memanfaatkan  radio  sebagai
alat  interaksi  nasional,  penyebaran  berita  dan  informasi  pemerintah  serta propaganda Negara dan ideologi.
Televisi  yang  diperkenalkan  kepada  beberapa  Negara  Islam  pada  akhir 1950-an  dan  awal  1960-an,  menjadi  media  yang  ampuh  untuk  informasi,
pendidikan dan hiburan. Pengenalan televisi telah menambah dimensi baru dalam sarana  komunikasi  tradisional  di  dunia  Islam.  Masjid  menggunakan  radio  dan
2
. Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 18.
televisi untuk menyiarkan khotbah dan peristiwa agama lain kepada pemirsa yang lebih banyak.
3
Pada  era  globalisasi  saat  ini,  di  mana  informasi  dari  berbagai  media menjamur, tapi tetap saja media massa Islam masih kurang siap bersaing dengan
media  pada  umumnya.  Meskipun  terdapat  keanekaragaman  dalam  dunia  Islam dan  sistem  penyiarannya,  criteria  moral  dan etika Islam  berpengaruh  besar  pada
isi,  produksi,  dan  distribusi  media  komunikasi  modern,  khususnya  radio  dan televisi.  Namun,  perkembangan  media  massa  Islam  masih  dihambati  oleh
beberapa  faktor  sehingga  masih  sulitnya  berkembang  meski  memang  tak  dapat dipungkiri banyak media massa Islam berjamur saat ini.
Faktor  yang  paling  menghambat  kemajuan  penyiaran  di  dunia  Islam adalah  kurangnya  sumber  daya  ekonomi  dan  penanaman  modal  secara
keseluruhan  faktor  lainnya  adalah  keterbatasan  jumlah  lembaga  pendidikan  dan latihan yang menyediakan kursus.
4
B. Media Online