20 adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan daerah. Dengan ketersediaan informasi, masyarakat dapat ikut sekaligus mengawasi sehingga kebijakan publik yang muncul bisa memberikan
hasil yang optimal bagi masyarakat, serta mencegah terjadinya kecurangan dan manipulasi yang hanya akan menguntungkan salah satu kelompok masyarakat
secara tidak proporsional. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
transparansi berarti penjamin kebebasan dan hak masyarakat untuk mengakses informasi yang bebas didapat, siap tersedia dan akurat yang berhubungan dengan
pengelolaan rumah tangga di pemerintah daerah sehingga akan menyebabkan terciptanya pemerintahan daerah yang baik dan memikirkan kepentingan
masyarakat.
2.1.4 Pengawasan
Pengawasan controlling adalah proses pemantauan kegiatan untuk menjaga bahwa suatu kegiatan dilaksanakan terarah dan menuju kepada
tercapainya tujuan yang telah direncanakan dengan mengadakan penilaian, tindakan kooperatif terhadap kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau kurang
tepat dengan sasaran yang dituju Sukirno, 2004:99. Menurut Terry dan Rue 2005:10, ”pengawasan adalah mengukur pelaksanaan tujuan, menentukan sebab-
sebab penyimpangan, dan mengambil tindakan-tindakan korektif yang diperlukan”. Keputusan Presid en No, 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa pengawasan pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan
Universitas Sumatera Utara
21 untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan pengawasan pada dasarnya adalah untuk mengamati apa yang
sungguh -sungguh terjadi serta membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi. Bila ternyata kemudian ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan,
maka penyimpangan atau hambatan itu diharapkan dapat segera dikenali agar dapat diambil tindakan koreksi. Melalui tindakan koreksi ini, maka
pelaksanaankegiatan yang bersangkutan diharapkan masih dapat tercapai secara maksimal Pratuvaliandry, 2004:19.
Adapun jenis-jenis pengawasan dapat dibedakan berdasarkan obyek, sifat, ruang lingkup, dan berdasarkan metode pengawasan Baswir, 1999:121, yaitu:
1. Pengawasan berdasarkan obyek a. Pengawasan terhadap penerimaan negara, merupakan pengawasan
terhadap segala bentuk penerimaan negara, seperti penerimaan pajak dan bea cukai, dan penerimaan bukan pajak.
b. Pengawasan terhadap pengeluaran negara, merupakan pengawasan terhadap pengeluaran negara yang terdiri dari belanja rutin dan belanja
pembangunan. 2. Pengawasan menurut sifat
a. Pengawasan preventif, merupakan pengawasan yang dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan suatu kegiatan atau sebelum terjadinya
pengeluaran keuangan
dengan tujuan
mencegah terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan. b. Pengawasan detektif, merupakan suatu pengawasan yang dilakukan
dengan meneliti dan mengevaluasi dokumen-dokumen laporan pertanggungjawaban untuk membandingkan antara hal yang telah
terjadi dengan hal yang seharusnya terjadi.
3. Pengawasan menurut ruang lingkup a. Pengawasan internal, merupakan pengawasan yang dilakukan oleh
aparat pengawasan yang berasal dari lingkungan internal organisasi dengan tujuan untuk melakukan tindakan verifikasi dan membantu
pihak yang diawasi dalam menunaikan tugasnya secara lebih baik.
b. Pengawasan eksternal, merupakan pengawasan yang dilakukan oleh suatu unit pengawasan yang sama sekali berasal dari luar lingkungan
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
22 4. Pengawasan menurut metode pengawasan
a. Pengawasan melekat, merupakan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan atau atasan langsung suatu organisasi atau unit kerja terhadap
bawahannya dengan tujuan untuk mengetahui atau menilai apakah program kerja yang ditetapkan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Pengawasan fungsional, merupakan pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional, baik yang berasal dari lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal organisasi.
Secara umum terdapat tiga indikator yang digunakan dalam kegiatan pengawasan Gaspersz, 1998:287, yaitu:
1. Input masukan pengawasan Input masukan pengawasan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik untuk menghasilkan keluaran. Input dalam kegiatan pengawasan terkait
dengan sumber daya manusia, anggaran yang tersedia, sarana dan prasarana, serta waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan
aktivitas pengawasan.
2. Proses pengawasan Proses pengawasan merupakan tahapan-tahapan yang dilalui selama
menjalankan aktivitas pengawasan. Proses pengawasan berkaitan erat dengan tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan.
3. Output keluaran pengawasan Output keluaran pengawasan adalah sesuatu yang diharapkan dapat
dicapai dari suatu kegiatan pengawasan yang telah dilaksanakan. Output pengawasan terkait dengan laporan hasil pengawasan dan
pengaruhnya terhadap obyek yang diperiksa atau pihak-pihak terkait lainnya.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan dapat mengukur kinerja anggaran dan pengambilan tindakan untuk
menjamin hasil yang diinginkan. Merupakan peran penting dan positif dalam proses manajemen. Menjamin segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya dan
sesuai waktunya serta bila ternyata kemudian ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan itu diharapkan dapat segera dikendaliakan agar dapat diambil
tindakan koreksi, melalui koreksi ini pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
23 diharapkan masih dapat tercapai secara maksimal dan membantu setiap SKPD
untuk memperhatikan kinerja anggaran yang baik.
2.2 Review Peneliti Terdahulu