Karakteristik Responden HASIL DAN PEMBAHASAN

37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Dari tabel 4.1 dapat diketahui karakteristik responden yang diperoleh selama penelitian. Tabel 4.1 Karakteristik Sosiodemografi Seluruh Responden. Variabel Jumlah N 342 Persentase Umur a. 18-28 b. 29-39 c. 40-50 d. 51-60 284 38 14 6 83,0 11,1 4,1 1,8 Jenis Kelamin a Laki-Laki b Perempuan 105 237 30,7 69,3 Pendidikan terakhir a Di bawah SMP b SMP c SMA d Perguruan Tinggi 32 88 199 23 9,4 25,7 58,2 6,7 Pekerjaan a Tidakbelum bekerja b Guru c Tenaga kesehatan d Lainnya 142 18 20 162 41,5 5,3 5,8 47,4 Total 342 100 Sebanyak 342 responden yang berasal dari tiga apotek terlibat dalam penelitian ini, 164 responden berasal dari apotek A, 129 responden berasal dari apotek B dan 49 responden berasal dari apotek C. Berdasarkan hasil penelitian ini, responden didominasi oleh perempuan 69,3 dengan golongan umur antara 18- 28 tahun 83,0 dan mayoritas pendidikan terakhir adalah SMA 58,2 dengan 38 kategori pekerjaan yang paling banyak adalah petani, karyawan dan wiraswasta di dalam tabel disebut sebagai lainnya 47,4. Data lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Italia, yang menyebutkan bahwa frekuensi pengobatan sendiri cukup tinggi terutama pada wanita, usia yang lebih muda dan kelompok dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi Garofalo, L, dkk., 2014. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa menurut faktor sosiodemografi seperti umur, jenis kelamin, dan pendapatan, yang paling banyak melakukan pengobatan sendiri adalah kelompok usia di bawah 30 tahun 59,5, jenis kelamin wanita 61,9 dan kelompok berpenghasilan tinggi 40,5 Worku dan Abebe, 2003. Hal ini juga sesuai dengan survei yang dilakukan oleh The World Self Medication Industry WSMI sebelumnya yang mengungkapkan bahwa swamedikasi meningkat jumlahnya pada populasi penduduk yang tingkat pendidikannya lebih tinggi PAHO, 2004. 4.2 Sumber Informasi dan Tempat Mendapatkan Swamedikasi Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden melakukan swamedikasi berdasarkan pengalaman pribadikeluarga 31,6. Data lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.1. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan pengobatan sendiri karena pengalaman penggunaan obat sebelumnya Abay dan Amelo, 2010. Semua konsumen obat berharap bahwa obat yang digunakan akan secepatnya dapat dirasakan manfaatnya. Obat-obat yang dirasakan lambat atau tidak memberikan efek, akan mendorong mereka tidak lagi merasa membutuhkan obat tersebut. Oleh karena itu peran Apoteker dibutuhkan 39 Apotek 29,8 Supermarket 4,4 untuk memberikan informasi, membimbing dan memilih obat yang tepat untuk pasien Anief, 1997. Gambar 4.1 Sumber Informasi Obat Swamedikasi Dari gambar 4.2 dapat diketahui tempat responden dalam melakukan swamedikasi. Gambar 4.2 Tempat Mendapatkan Obat Swamedikasi. Tempat responden dalam melakukan swamedikasi antara lain 55,8 di warung, 29,8 di apotek, 8,5 di toko obat, 4,4 disupermarket dan 1,5 lainnya seperti dari tetangga atau saudarai responden. Data lengkap dapat dilihat Warung 55,8 Toko obat 8,5 Lainnya 1,5 Iklan 17,3 Petugas kesehatan 21,1 Saran dari orang lain Lainnya0,9 Pengalaman pribadi 31,6 40 pada Gambar 4.2. Alasan masyarakat cenderung membeli obat di warung adalah karena lebih terjangkau, lebih murah dan dapat juga menyembuhkan rasa sakit.

4.3 Keluhan Penyakit dan Pilihan Subkelas Farmakologi Obat