Topografi Batuan Permukaan Evaluasi Kesesuaian Lahan Kabupaten Dairi untuk Tanaman Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.)

dimana x adalah simbol kedalaman air genangan, dan y adalah lamanya banjir Ritung, dkk, 2007.

7. Topografi

Kemiringan dan panjang lereng adalah dua sifat topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Unsur lain yang mungkin berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman, dan arah lereng. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Dua titik yang berjarak 100 m yang mempunyai selisih tinggi 10 m membentuk lereng 10. Kecuraman lereng 100 sama dengan kecuraman lereng 45 Ketinggian permukaan tanah, kemiringan, dan aspek kemiringan utara, selatan, timur, dan barat berpengaruh terhadap hubungan permukaan tanah dan kedalaman air tanah, ketahanan terhadap erosi, dan gerakan air lateral di dalam tanah. Di samping itu, juga mempengaruhi iklim mikro dan sebaran tumbuhan Sutanto, 2005. Arsyad, 2010. P ada lereng yang lebih curam dari 8 atau tanah yang lebih peka erosi, guludan mungkin tidak akan mampu mengurangi erosi sampai batas laju erosi yang masih dapat dibiarkan. Dalam keadaan ini dapat digunakan metode lain yaitu guludan bersaluran. Guludan bersaluran juga dibuat memanjang menurutarah garis kontur atau memotong lereng Arsyad, 2010.

8. Batuan Permukaan

Batuan permukaan adalah batuan yang tersebar diatas permukaan tanah dan berdiameter lebih besar dari 25 cm berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm berbentuk gepeng. Arsyad, 2010 mengelompokkan penyebaran batuan diatas permukaan tanah sebagai berikut: b0 apabila kurang Universitas Sumatera Utara dari 0,01 luas areal tidak ada, b1 apabila 0,01 – 3 sedikit, b2 apabila 3 – 15 sedang. b3 apabila 15 – 90 banyak, dan b4 apabila besar dari 90 sangat banyak. Batuan merupakan bahan dasar mineral tanah. Tanah yang belum bekembang mempunyai karakteristik yang cukup dekat antara sifat batuan induk dan sifat tanah latosol. Sifat bahan induk tanah juga berpengaruh terhadap aras perkembangan tanah dan kecepatan faktor lain dalam mempengaruhi proses pembentukan tanah. Karakteristik batuan dapat dipilahkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan: kompisisi mineral dan kimiawi, sifat fisik batuan struktur dan tekstur, dan relief permukaan batuan Sutanto, 2005. Batuan singkapan adalah batuan terungkap diatas permukan tanah yang merupakan bagian dari batuan besar yang terbenam di dalam tanah. Arsyad, 2010 mengelompokkan penyebaran batuan singkapan sebagai berikut; b0 apabila kurang dari 2 tidak ada, b1 2 - 10 sedikit, b2 apabila 10 - 50 sedang, b3 50 - 90 banyak, dan b4 apabila lebih dari 90 sangat banyak. Sifat Kimia Tanah 1. pH Tanah Ada empat bentuk kemasaman tanah, berkaitan dengan mudah tidaknya dinetralkan, yaitu kemasaman aktif atau kemasaman aktual adalah kemasaman yang berhubungan dengan aktivitas ion H + di larutan tanah. Kemasaman dapat dipertukarkan atau kemasaman yang dapat digantikan garam adalah kemasaman yang berhubungan dengan ion H + , Al 3+ , dan Fe 3+ yang teradsorpsi di permukaan koloid tanah. Kemasaman residual atau disebut juga kemasaman yang tidak dapat Universitas Sumatera Utara dipertukarkan oleh kation Al 3+ , Fe 3+ , dan H + Tanah harus dapat dipertahankan pada kisaran pH optimum karena pH tanah mempengaruhi ketersediaan hara dan terjadinya flokulasi lempung. Untuk menanggulangi keasaman, pengelolaan tanah yang sering kali dilakukan adalah pengapuran kapur, kapur tohor, dolomit, kalsit. Cara ini tidak selalu berhasil dengan baik, terutama untuk tanah-tanah yang mempunyai koloid bermuatan terubahkan variable charge coloid di wilayah tropika basah Sutanto, 2005. , tetapi kation-kation ini lebih kuat terikat ditanah. Kemasaman potensial merupakan kemasaman dari hasil oksidasi bahan induk yang tak terhancurkan, seperti Pyrit Mukhlis dkk, 2011. pH rendah merupakan salah satu kendala apabila tanah tersebut dipergunakan untuk usaha tani atau budidaya, sehingga tanah ini perlu ada upaya pengapuran untuk meningkatkan pH. Dengan pH mendekati netral transfer kation- kation akan lebih mudah, sehingga hara dalam keadaan tersedia untuk pertumbuhan tanaman Soewandita, 2008. Dalam banyak kasus, kesuburan tanah diperbaiki dengan pengapuran tanah-tanah masam ke pH 6-7. Kebanyakan tanaman tumbuh baik pada kisaran pH tersebut. Pada reaksi tanah ini, konsentrasi Ca, Mg, dan P tersedia cukup untuk pertumbuhan tanaman. Tingkat kadar hara mikro dalam larutan tanah juga mencukupi. Terdapat juga kegiatan jamur dan bakteri Tan, 1998. Berdasarkan tingkat relatif kemasaman, tanah-tanah dipisahkan ke dalam beberapa kelas kemasaman atau kebebasan. Biasanya tanah-tanah masam umum dijumpai di daerah iklim basah. Dalam tanah-tanah tersebut, konsentrasi ion H + melebihi konsentrasi ion OH - . Tanah-tanah ini dapat mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar. Tanah-tanah alkalin kebanyakan terdapat di daerah- Universitas Sumatera Utara daerah beriklim agak kering hingga kering. akibat reaksi alkalinnya, tanah-tanah tersebut hanya mengandung sedikit Al, Fe dan Mn terlarut Tan, 1998. Kemasaman tanah pH merupakan faktor penting untuk menentukan kelarutan unsur yang cenderung seimbang dengan fase padat. Kelarutan oksida dan hidroksida Al dan Fe langsung ditentukan oleh OH - . Semakin tinggi pH suatu tanah semakin sukar pula senyawa itu terlarut. Ion H +

2. Kapasitas Tukar Kation KTK